Mengingat memang ada mobil lain sebelumnya, Lia juga adalah pacar kak Alfred, jadi mereka pasti akan mengantar Lia dan kak Angel pulang ke rumah mereka.Di depan gedung rumah sakit.Melihat Delis langsung dibawa oleh Nyonya Joven, hanya tersisa Wiliam.Mereka berdua mendekat, Wiliam tetap sopan, membuka pintu mobil dan berkata pada mereka berdua.“Naiklah.”Angel menolak, “Aku punya mobil sendiri, Lia naik mobilku saja.”Wiliam juga tidak memaksanakn, dia duduk di mobilnya sendiri dan menjawab, “Baiklah, kamu menyetir dan mengikuti mobilku, jangan sampai tertinggal.”Mendengar ini, Angel sangat bingung.Angel bertanya, “Bukankah kalian membawa Delis ke rumahku?”Wiliam tersenyum dan menjawab, “Rumah kalian kecil, nggak cukup untuk Keluarga Joven. Orang tua Delis membeli istana Alice yang paling terkenal demi putrinya.”“Mereka akan membawa Delis tinggal di sana. Ayo, kita pergi sekarang.”Angel terdiam.Jadi, Delis tidak akan kembali ke rumah yang mereka beli bersama?Apakah Delis akan
Lia merebut ponselnya dan dengan marah berkata, “Kalian berdua benar-benar hebat. Kalian tahu hari ini Delis keluar dari rumah sakit, kalian juga tahu bahwa kak Angel menyuruh Owen di rumah memasak banyak makanan kesukaan Delis.”“Tapi apa hasilnya? Kalian berdua nggak muncul sama sekali dan malah membiarkan orang tua kalian datang, lalu membawa Delis pergi. Apa maksudnya?”“Delis seharusnya tinggal bersama kami, tetapi sekarang orang tua kalian malah membawanya pergi. Apakah itu artinya kamu akan sulit bertemu dengan Delis lagi?”Serekah mendengar kata-kata Lia, Peter menatap Alfred dengan curiga.Alfred juga merasa bingung.Peter menjawab Lia, “Kami nggak tahu tentang hal ini.”“Jangan berpura-pura. Bukankah kamu dan Wiliam bersekongkol? Dia sendiri yang merebut Delis dari kami dan memasukkannya ke dalam mobil orang tuamu.”“Dia juga bilang tempat kami kecil, nggak bisa menampung orang keluargamu, jelas-jelas merendahkan kami.”Mengungkit ini, Lia semakin marah.Mereka hanya tahu c
Wenny merasa tidak terima. Dia menatap Wiliam dengan tatapan penuh kesedihan.“Kamu jelas-jelas adalah tunanganku.”Wiliam menatapnya dengan dingin.“Aku tunangannya Wenny, apakah kamu Wenny? Kamu hanyalah anak angkat yang menggantikan posisi yang bukan milikmu, kamu masih berpikir mau menikah denganku? Apa kamu pantas?”Tak ingin berdebat lebih lama, Wiliam meninggalkannya dan bergegas pergi.Wenny yang ditinggalkan, berdiri diam dengan mengepalkan tangannya dengan erat dan tatapannya penuh kebencian.…Tidak lama kemudian, Peter dan Alfred juga kembali.Melihat mereka berdua, Wenny langsung berubah menjadi sosok yang penuh kesedihan dan menyambut mereka dengan manis, “Kak Peter, kak Alfred, kalian sudah pulang?”Dengan dingin, Peter bertanya, “Delis sudah pulang?”Perasaan Wenny sangat perih. Meski tidak suka mendengar nama Delis, dia tetap berpura-pura tenang dan menjawab,“Iya, ayah dan ibu baru saja menjemputnya kembali.”“Aku pergi melihatnya.”Peter tak memandang Wenny sama sek
Peter tidak menyangka, meski dirinya sudah berusia tiga puluhan dan belum menikah, orang tuanya masih saja ingin ikut campur dalam urusan pernikahannya.Padahal dirinya bahkan belum bersama dengan Angel, mereka sudah mencoba campur tangan.Jika sampai benar-benar bersama, mereka pasti akan membuat Angel menderita seperti yang terjadi pada Delis dulu.Peter berdiri di sana dengan wajah tenang, dengan dingin berkata pada orang tuanya, “Ayah, ibu, kalian berpikir terlalu banyak. Nona Angel bahkan nggak tertarik padaku.”“Lagipula, aku sudah berusia tiga pulihan dan bahkan belum pernah berpacaran, kalian nggak penasaran mengapa?”“Jangan melibatkan orang yang nggak bersalah, aku akan jujur pada kalian. Aku suka pria. Anak kalian nggak bisa menyentuh wanita. Suatu hari nanti, aku akan membawakan menantu pria untuk kalian, puas?”Karena sangat tidak senang dengan perilaku orang tuanya, Peter sengaja mengatakan hal ini untuk membuat mereka marah.Kedua orang tuanya mendengar itu, wajah merek
“Mereka menyetir mobil sendiri, aku meminta mereka mengikutiku, tapi ternyata mereka berbalik arah di tengah jalan dan pulang sendiri.”“Oh.”Jawab Delis dengan lesu. Memikirkan sesuatu, Delis bertanya lagi pada Wiliam, “Kapan kita menikah? Apa kita punya akta nikah? Bisakan kumelihatnya?”Pria di depannya ini memang cukup tampan, tapi saat bersamanya, Delis sama sekali tidak merasakan ketertarikan.Bahkan dirinya tidak ingat sedikitpun tentang mereka.Delis hanya ingin melihat akta nikah itu. Jika dirinya benar-benar adalah istrinya, maka dirinya akan menjalankan kewajiban sebagai istri.Wajah Wiliam langsung berubah dan matanya berkilat.“Kita belum menikah, kita hanya bertunangan.”“Apa? Belum menikah tapi aku sudah punya anak denganmu?”Delis terkejut.Apakah dirinya begitu gampangan?Agar Delis tidak berpikir aneh-aneh, Wiliam segera menjelaskan, “Tapi kita sudah bertunangan, hanya belum mengurus aktanya saja. Jangan berpikir yang tidak-tidak, Delis. Kalau kamu mau, kitab isa se
Gadis yang sedang jatuh cinta mudah terbawa perasaan.Jika pasangannya membuat perasaannya sedikit tidak nyaman, si gadis akan berpikir pasangannya tidak suka dan tidak mencintainya lagi.Lalu si gadis akan mencoba berbagai cara untuk menguji sejauh mana pasangannya bisa menoleransi dirinya.Lia adalah salah satu contohnya.Meski sebenarnya bukan masalah besar, dia tetap bersikap keras dan menutup telepon, bahkan mengatakan untuk tidak berhubungan lagi.Alfred merasa tidak berdaya.Namun, mengingat Lia masih muda, baru berusia dua puluhan dan belum dewasa, Alfred memutuskan untuk tidak mepermasalahkannya.Untuk menenangkannya, Alfred akhirnya menelepon kembali.Meski sedang marah, Lia tetap menjawab panggilan tersebut.Dengan nada kesal, Lia menjawab, “Ada apa?”Alfred berbicara dengan nada manja, “Jangan marah lagi. Aku akan menemuimu besok dan mengajakmu makan enak.”“Aku nggak mau makan dan nggak mau pergi. Kamu sibuk saja dengan urusanmu.”“Kalau begitu, setelah makan, kita nonto
Keesokan harinya.Delis bangun pagi-pagi sekali.Kemarin ketika dia kembali ke rumah ini, karena merasa lelah, dia tidak sempat berkeliling.Pagi ini, dia ingin keluar untuk menghirup udara segar. Sepanjang jalan banyak pelayan yang menyapanya, “Pagi, Nona Delis.”“Selamat pagi, Nona Delis.”“Nona Delis.”Delis mengangguk menyapa balik semua orang, lalu keluar dari aula yang mewah dan berjalan-jalan di taman. Dia baru menyadari betapa besarnya rumah ini.Sangking besarnya, bahkan ada lapangan golf, danau dan taman.Dalam satu pagi saja, dirinya sudah bertemu dengan puluhan pelayan.Bisa dibayangkan betapa kayanya keluarga mereka.“Delis, kenapa bangun begitu pagi?”Peter datang membawakan jaket dan memakaikannya di bahu Delis.Delis menoleh ke arahnya dan bertanya, “Apa pekerjaan keluarga kita? Kenapa bisa sekaya ini?”Peter menjawab lembut, “Hampir terlibat di semua bidang.”“Kalau aku sendiri? Dulu aku belajar di jurusan apa? Lalu bekerja sebagai apa?”Peter terdiam sebentar, lalu
Di Kota A.Di ruang rapat Perusahaan Deli Jaya.Sedang berlangsung rapat keputusan strategis.Setengah jam telah berlalu, melihat para direktur masih belum memutuskan mana yang akan digunakan, Delis sudah mulai kehilangan kesabaran.“Karena semua orang sudah menyampaikan pendapat masing-masing, maka biar aku yang memutuskannya. Menurutku, Skema X yang paling masuk akal dan paling digemari oleh kaum muda saat ini.”“Kita putuskan saja begitu. Kali ini skema ini akan dikerjakan oleh tim yang dipimpin oleh Pak Lukas. Apakah ada yang keberatan?”Semua direksi serempak menoleh ke arah Peter yang duduk di samping Delis.Melihat Peter tetap tenang tanpa ekspresi dan tidak berkomentar, para direksi pun tidak berani memberikan pendapat.Delis melirik jam, sudah tidak pagi lagi.Delis berdiri dan menutup laptop. “Kalau nggak ada yang keberatan, kita akhiri rapat.”Para direksi terpaksa berdiri dan meninggalkan ruangan.Setelah semua orang pergi, barulah Peter menoleh ke arah adiknya dan tersenyu
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b