Beberapa wanita itu saling berebut untuk mengadukan Delis pada manajer, “Pelayan ini menumpahkan air panas ke tubuh temanku dan bahkan tidak merasa bersalah sama sekali.”“Pecat dia atau kami nggak akan membiarkannya begitu saja.”“Kami juga mau meminta ganti rugi padanya.”Manajer tidak tahan mendengarnya, bosa besar juga mengamati situasinya di meja sebelah.Dia memberi isyarat ada petugas keamanan di belakang. “Singkirkan wanita-wanita yang membuat keributan ini. Beritahu semua cabang kita untuk tidak melayani mereka kedepannya.”Petugas keamanan langsung mendekati wanita-wanita itu dan meminta mereka pergi dengan tegas.Beberapa wanita itu terkejut dan tidak puas, mereka berteriak, “Pelayan kalian yang menumpahkan air panas kepada kami! Kenapa kamu sebagai manajer malah mengusir kami? Kamu nggak takut kami akan membuat kehebohan besar karena ini?”Manajer tidak ingin berdebat lebih lanjut. “Kami punya rekaman CCTV di sini. Kalau kalian mau membuat kehebohan, silakan.”“Usir keluar.
Ketika Delis bangun, dia merasakan kepalanya sangat sakit dan tubuhnya terasa lemas.Delis menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menjernihkan pikirannya. Ketika dia pulih dari kebingungannya, dia menyadari bahwa dirinya terikat di sebuah kursi, tidak bisa bergerak.Apa yang terjadi padanya?Bagaimana dirinya bisa diikat di sini?Siapa yang ingin mencelakainya?Delis panik dan takut, dia berjuang untuk melepaskan diri dari ikatan itu.Namun, usahanya sia-sia.Dia melihat sekeliling, baru menyadari bahwa dirinya berada sebuah gudang. Cahaya lampu redup dengan samar-samar dia melihat cahaya terang di depannya.Di bawah sinar cahaya, ada seseorang yang mengenakan pakaian hitam duduk di kursi bos.Meskipun tidak bisa melihat wajah orang tersebut dengan jelas, Delis dapat merasakan aura kuat dan tekanan dari dirinya.Siapa orang itu? Mengapa mau menculiknya?Delis berteriak pada orang itu, “Kamu siapa? Kenapa kamu menculikku?”Melihat Delis sudah sadar, pria itu mengangkat tangannya dan denga
Wiliam panik, berlari keluar sambil berteriak, “Alfred, kalau kamu berani menyakiti dia, aku nggak akan mengampunimu!”“Jangan panik, aku bahkan belum mengirimkan alamat padaku. Kenapa berlari begitu cepat?”Mendengar itu, Wiliam berhenti dan bertanya, “Di mana kamu sekarang?”“Jawab dulu pertanyaanku, mau pulang denganku atau nggak?”“Alfred, jangan mencoba untuk menyakiti dia. Dia adalah istri Kelven. Kamu tahu siapa Kelven? Dia bisa membunuhmu.”“Aku nggak peduli siapa Kelven. Tapi kalau kamu nggak mau pulang denganku karena wanita di depanku ini, aku akan menjadikannya sebagai kambing hitam.”“Pilihanmu hanya dua, pulang bersamaku atau aku akan menghabiskan wanita ini malam ini juga. Pikirkanlah baik-baik.”Meskipun bukan dirinya yang menculik wanita ini, dia diberikan dalam keadaan pingsan.Alfred juga tidak tahu siapa orang itu.Namun, karena orang itu sudah diserahkan padanya, tentu saja Alfred akan memanfaatkannya sebaik mungkin.“Iya, aku setuju untuk kembali bersamamu. Tapi,
Wiliam baru saja tiba, langsung dikepung oleh orang-orang Alfred.Wiliam berjuang keras, dengan wajah yang penuh kemarahan, dia berteriak pada Alfred,“Di mana Delis? Bawa aku kepadanya sekarang! Alfred, kalau kamu berani menyakiti dia, aku akan membunuhmu.”Dengan ekspresi wajah acuh tak acuh, Alfred berkata, “Tenang saja, tujuanku adalah kamu, aku nggak akan menyakiti dia sedikitpun.”Alfred adalah orang yang memegang janjinya.Selama tujuannya tercapai, dia tidak akan menyakiti orang yang tak bersalah.Melihat Wiliam sudah berada di tangannya, Alfred memutuskan untuk membiarkannya melihat wanita itu untuk terakhir kalinya.Alfred memberi isyarat pada bawahannya untuk membawa Wiliam ke dalam gudang.Saat Delis dilepaskan oleh kedua pengawal, tiba-tiba Delis langsung terjatuh dari kursi dan tergeletak lemas di atas lantaiWajah Delis sangat pucat dan ekspresisnya penuh dengan keputusasaan.Sambil menahan kesakitan di perutnya, Delis menangis sambil memegang perutnya, “Tolong bawa aku
Delis berbaring di atas tempat tidur, wajahnya tampak pucat, dengan infus yang terpasang di punggung tangannya. Tubuhnya masih sangat lemah.Namun, pikirannya penuh dengan bayinya.Delis berusaha bangkt, sambil memanggil pelan, “Anakku, dimana anakku … “Wiliam yang duduk di sampingnya melihat Delis bangun, dia langsung berdiri dan menenangkannya, “Delis, Delis, kamu sudah bangun?”Delis menyadari bahwa dirinya masih tidak bisa bergerak, dia hanya bisa berbaring di sana, memandang Wiliam dengan penuh harapan. “Apakah anakku baik-baik saja?”Wiliam tampak sedih dan terpaksa mengatakan kebenarannya.“Delis, kamu masih sangat muda, kamu bisa memiliki anak lagi kelak.”“Apa yang kamu katakan?”Delis memandang pria di sebelahnya dengan terkejut, mendengar kata-katanya, dia merasa seluruh dunianya runtuh.Detik berikutnya!Delis terbaring lemah di sana, matanya membelalak, wajahnya berubah drastis. Dia terdiam dan tak berbicara sedikitpun. Merasa seluruh tubuhnya terbakar dalam nyala api, me
Kelven tidak tahu apa yang terjadi pada Delis, setelah mengetahui Delis di rumah sakit, dia langsung bergegas pergi.Ketika tiba di rumah sakit dan menuju ke kamar Delis, Kelven melihat dua pria yang sedang berkelahi dengan sengit di dekat pintu ruangan.Kelven mengenali salah satu dari mereka.Dia adalah Wiliam yang beberapa waktu lalu ada di rumah tua.Kelven tidak tertarik dengan urusan orang luar. Dia harus langsung pergi melihat apa yang terjadi pada istrinya.Saat hendak melangkah maju, percakapan antara kedua pria di depannya membuatnya menghentikan langkahnya.“Katakan padaku, apakah anak yang ada dalam kandungan Delis adalah anakmu?”Meskipun Alfred terluka dan mimisan karena dipukul, dia tetap menanyakannya dengan jelas.Wiliam meraih kerahnya dan dengan penuh marah berkata, “Iya, dia mengandung anakku. Jadi, aku selamanya nggak akan bersatu dengan Keluarga Joven.”Alfred melepaskan cengkraman tangan Wiliam, mengusap darah disudut bibirnya dengan dingin dan berkata, “Pria se
Kenapa?Kelven tidak paham.Dirinya begitu baik pada Delis, selalu memberikan yang terbaik, kecuali masalah dengan Herli yang tidak dia tangani dengan baik. Bagi Kelven, dia sama sekai tidak berhutang pada Delis.Delis bahkan masih mengaku tidak mengenal Wiliam.Mereka berdua bahkan sudah memiliki anak. Kelven merasa seperti sedang dipermainkan oleh mereka.Bagaimana mereka berdua berani berselingkuh di depan matanya?Kelven benar-benar tidak dapat menahan rasa malu ini, dia menggenggam erat tinjunya dan dengan keras memukul dinding di sebelahnya.Suara pukulan yang kuat terdengar seakan-akan menggetarkan seluruh gedung rumah sakit.Darah segar menetes keluar dari jari-jari Kelven dan menetes ke lantai.Wajah Kelven sangat muram, tatapannya sangat tajam. Dia berdiri di tempat dan menyesali bahwa dirinya tidak membantai Wiliam.Setelah waktu yang lama, mengendalikan emosi yang memuncak di dalam dirinya, Kelven akhirnya membuka pintu dan masuk ke ruangan.Delis berbaring di tempat tidur,
Setelah mendengar kata-kata Kelven, Delis terdiam.Delis tidak percaya bahwa Kelven akan mencurigai bahwa anak ini adalah milik Wiliam.Bahkan curiga dirinya sengaja menggugurkannya?Delis tidak terima dengan tuduhan seperti itu.Delis mengangkat tubuhnya yang lemah, menatap pria di depannya dan mulai menjelaskan, “Bukan begitu Kelven, kamu salah paham. Tadi malam aku … ““Salah paham?”Kelven memotongnya, “Pernahkah aku bertanya padamu, apakah kamu mengenal Wiliam? Bagaimana jawabanmu?”Delis terdiam.Wajah Kelven sangat muram, dengan sangat geram dia bertanya lagi, “Delis, kutanyakan sekali lagi padamu. Apakah kamu kenal dengan Wiliam?”Menghadapi pertanyaan tegas Kelven, Delis tak berani berbohong lagi.Delis menjawab, “Aku mengenalnya, tapi … “ “Lalu kenapa kamu bilang tak mengenalnya sebelumnya?”Kelven kembali memotong ucapannya, dengan marah melanjutkan, “Delis, kamu tak hanya menipuku, kamu juga mengkhianatiku. Kamu telah menginjak batas kesabaranku. Kali ini, aku nggak akan
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b