Share

Bab 69

Author: Gunung Api
Wiliam baru saja tiba, langsung dikepung oleh orang-orang Alfred.

Wiliam berjuang keras, dengan wajah yang penuh kemarahan, dia berteriak pada Alfred,

“Di mana Delis? Bawa aku kepadanya sekarang! Alfred, kalau kamu berani menyakiti dia, aku akan membunuhmu.”

Dengan ekspresi wajah acuh tak acuh, Alfred berkata, “Tenang saja, tujuanku adalah kamu, aku nggak akan menyakiti dia sedikitpun.”

Alfred adalah orang yang memegang janjinya.

Selama tujuannya tercapai, dia tidak akan menyakiti orang yang tak bersalah.

Melihat Wiliam sudah berada di tangannya, Alfred memutuskan untuk membiarkannya melihat wanita itu untuk terakhir kalinya.

Alfred memberi isyarat pada bawahannya untuk membawa Wiliam ke dalam gudang.

Saat Delis dilepaskan oleh kedua pengawal, tiba-tiba Delis langsung terjatuh dari kursi dan tergeletak lemas di atas lantai

Wajah Delis sangat pucat dan ekspresisnya penuh dengan keputusasaan.

Sambil menahan kesakitan di perutnya, Delis menangis sambil memegang perutnya, “Tolong bawa aku
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 70

    Delis berbaring di atas tempat tidur, wajahnya tampak pucat, dengan infus yang terpasang di punggung tangannya. Tubuhnya masih sangat lemah.Namun, pikirannya penuh dengan bayinya.Delis berusaha bangkt, sambil memanggil pelan, “Anakku, dimana anakku … “Wiliam yang duduk di sampingnya melihat Delis bangun, dia langsung berdiri dan menenangkannya, “Delis, Delis, kamu sudah bangun?”Delis menyadari bahwa dirinya masih tidak bisa bergerak, dia hanya bisa berbaring di sana, memandang Wiliam dengan penuh harapan. “Apakah anakku baik-baik saja?”Wiliam tampak sedih dan terpaksa mengatakan kebenarannya.“Delis, kamu masih sangat muda, kamu bisa memiliki anak lagi kelak.”“Apa yang kamu katakan?”Delis memandang pria di sebelahnya dengan terkejut, mendengar kata-katanya, dia merasa seluruh dunianya runtuh.Detik berikutnya!Delis terbaring lemah di sana, matanya membelalak, wajahnya berubah drastis. Dia terdiam dan tak berbicara sedikitpun. Merasa seluruh tubuhnya terbakar dalam nyala api, me

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 71

    Kelven tidak tahu apa yang terjadi pada Delis, setelah mengetahui Delis di rumah sakit, dia langsung bergegas pergi.Ketika tiba di rumah sakit dan menuju ke kamar Delis, Kelven melihat dua pria yang sedang berkelahi dengan sengit di dekat pintu ruangan.Kelven mengenali salah satu dari mereka.Dia adalah Wiliam yang beberapa waktu lalu ada di rumah tua.Kelven tidak tertarik dengan urusan orang luar. Dia harus langsung pergi melihat apa yang terjadi pada istrinya.Saat hendak melangkah maju, percakapan antara kedua pria di depannya membuatnya menghentikan langkahnya.“Katakan padaku, apakah anak yang ada dalam kandungan Delis adalah anakmu?”Meskipun Alfred terluka dan mimisan karena dipukul, dia tetap menanyakannya dengan jelas.Wiliam meraih kerahnya dan dengan penuh marah berkata, “Iya, dia mengandung anakku. Jadi, aku selamanya nggak akan bersatu dengan Keluarga Joven.”Alfred melepaskan cengkraman tangan Wiliam, mengusap darah disudut bibirnya dengan dingin dan berkata, “Pria se

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 72

    Kenapa?Kelven tidak paham.Dirinya begitu baik pada Delis, selalu memberikan yang terbaik, kecuali masalah dengan Herli yang tidak dia tangani dengan baik. Bagi Kelven, dia sama sekai tidak berhutang pada Delis.Delis bahkan masih mengaku tidak mengenal Wiliam.Mereka berdua bahkan sudah memiliki anak. Kelven merasa seperti sedang dipermainkan oleh mereka.Bagaimana mereka berdua berani berselingkuh di depan matanya?Kelven benar-benar tidak dapat menahan rasa malu ini, dia menggenggam erat tinjunya dan dengan keras memukul dinding di sebelahnya.Suara pukulan yang kuat terdengar seakan-akan menggetarkan seluruh gedung rumah sakit.Darah segar menetes keluar dari jari-jari Kelven dan menetes ke lantai.Wajah Kelven sangat muram, tatapannya sangat tajam. Dia berdiri di tempat dan menyesali bahwa dirinya tidak membantai Wiliam.Setelah waktu yang lama, mengendalikan emosi yang memuncak di dalam dirinya, Kelven akhirnya membuka pintu dan masuk ke ruangan.Delis berbaring di tempat tidur,

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 73

    Setelah mendengar kata-kata Kelven, Delis terdiam.Delis tidak percaya bahwa Kelven akan mencurigai bahwa anak ini adalah milik Wiliam.Bahkan curiga dirinya sengaja menggugurkannya?Delis tidak terima dengan tuduhan seperti itu.Delis mengangkat tubuhnya yang lemah, menatap pria di depannya dan mulai menjelaskan, “Bukan begitu Kelven, kamu salah paham. Tadi malam aku … ““Salah paham?”Kelven memotongnya, “Pernahkah aku bertanya padamu, apakah kamu mengenal Wiliam? Bagaimana jawabanmu?”Delis terdiam.Wajah Kelven sangat muram, dengan sangat geram dia bertanya lagi, “Delis, kutanyakan sekali lagi padamu. Apakah kamu kenal dengan Wiliam?”Menghadapi pertanyaan tegas Kelven, Delis tak berani berbohong lagi.Delis menjawab, “Aku mengenalnya, tapi … “ “Lalu kenapa kamu bilang tak mengenalnya sebelumnya?”Kelven kembali memotong ucapannya, dengan marah melanjutkan, “Delis, kamu tak hanya menipuku, kamu juga mengkhianatiku. Kamu telah menginjak batas kesabaranku. Kali ini, aku nggak akan

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 74

    Karena tidak dapat menerima pengkhianatan ini, wajah Kelven berubah menjadi muram, terlihat sangat menderita.Tidak ada orang di dunia ini yang berani memperlakukannya seperti ini.Jika Delis begitu nekat menantang batasannya, jangan salahkan dirinya bertindak kejam.…Di rumah sakit.Setelah beristirahat selama tiga hari penuh, keadaan Delis sudah membaik.Melihat perawat datang untuk mengganti infus. Delis bertanya, “Kapan aku bisa keluar dari rumah sakit?”Perawat melihat Delis sejenak dan menjawab, “Ini harus ditanyakan pada Pak Kelven. Selama Pak Kelven nggak memberi perintah, kamu nggak boleh meninggalkan rumah sakit.”Delis terdiam.Tanya Kelven?Namun, sekarang Kelven tidak mau mengangkat teleponnya dan juga tidak membalas pesannya. Sejak hari pertama, Kelven sudah tidak pernah datang lagi untuk melihatnya.Delis merasa sangat sedih.Jelas-jelas mengandung anak dari Kelven, dirinya butuh perhatian karena keguguran. Namun, orang yang seharusnya ada di sisi Delis justru menolakny

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 75

    Delis mengikuti Bibi Siti kembali ke rumahnya, Vila Bukit Mas.Kelven tidak ada di rumah, Delis pergi ke kamarnya untuk mandi dan mengganti pakaian. Kemudian makan makanan bergizi yang disiapkan oleh Bibi Siti. Setelah itu, dia duduk di sofa ruang tamu.Delis menggenggam ponselnya dan terus menerus mengirim pesan pada Kelven.Kelven tidak membalas pesan dan juga tidak mengangkat teleponnya.Delis sangat sedih.Kelven tidak pulang, jadi dia hanya bisa terus menunggunya di ruang tamu.Pukul sepuluh malam, Bibi Siti menghampirinya dan memanggilnya, “Nona Delis, kamu baru saja keguguran, tubuhmu masih lemah. Sebaiknya istirahat lebih awal.”Delis menolak, “Aku mau menunggunya pulang.”“Tapi, Pak Kelven nggak pasti bakalan pulang atau nggak. Dia sudah nggak pulang selama dua hari ini.”“Dia pasti akan kembali,” ujar Delis bersikeras.Tidak menjelaskannya dengan jelas, Delis merasa sangat tidak tenang.Kelven sangat berarti baginya. Bagaimana mungkin dirinya mengkhianati Kelven? Saat mengand

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 76

    Delis langsung menjelaskan, “Aku nggak mengkhianatimu, anak yang ada di kandunganku adalah anakmu. Aku nggak berniat untuk menggugurkannya, kejadian malam itu … ““Diam kamu.”Kelven berbalik dan menatapnya dengan mata yang memerah. “Sini, ikut denganku. Kutunjukkan padamu.”Dengan kasar, Kelven menarik tangan kecilnya dan menyeretnya ke ruang kerja.Karena terlalu tiba-tiba, Delis hampir saja terjatuh.Namun, karena tangannya ditarik, Delis terpaksa mengikutinya dengan terhuyung-huyung.Kelven dengan kasar melemparkan Delis ke dalam ruang kerja, mengambil tumpukan foto dari meja dan melemparkannya di depan sambil berbicara dengan suara keras, “Delis, buka matamu dan lihat dengan jelas. Apakah aku menuduhmu? Kalau aku nggak menyelidiknya, aku bahkan nggak tahu bahwa kamu bahkan melarikan diri untuk pergi bersamanya.”“Kamu benar-benar istriku yang paling baik. Kamu benar-benar pandai mempermainkanku. Kamu sungguh hebat.”Delis tidak berbicara.Delis menundukkan kepala dan melihat foto

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 77

    Delis tiba-tiba berhenti, tanpa menoleh, dia berkata, “Kamu nggak percaya padaku, aku hanya bisa mencari bukti sendiri untuk membuktikan kebenaranku.”Mendengar itu, Kelven merasa sangat konyol.Kelven mendekatinya dan berdiri di depannya, berkata, “Kebenaran? Apakah aku menuduhmu dengan bukti-bukti yang sudah ada?”Delis menatap mata pria itu, dengan ketidakpuasan dia membalas, “Semua perkataanmu adalah tuduhan yang nggak adil padaku.”“Delis, kamu benar-benar pandai membela diri, tapi tak peduli seberapa pintar kamu membela diri, aku nggak akan lagi percaya pada omong kosongmu.”“Dengarkan baik-baik, mulai sekarang kamu tinggal di sini dan nggak boleh pergi ke mana-mana. Bahkan mati, kamu hanya boleh mati di sini.”Ucap Kelven dengan geram dan tegas. Aura dingin menyelimuti seluruh tubuhnya, seolah bisa menelannya hidup-hidup.Tidak ada lagi kesempatan untuk dia melarikan diri!Delis juga jangan berharap bisa melarikan diri darinya seumur hidup ini.Tidak ingin melihat wajah polos De

Latest chapter

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 906

    Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 905

    Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 904

    Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 903

    Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 902

    Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 901

    “Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 900

    Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 899

    “Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 898

    Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status