Lia meras pria ini benar-benar berisik, jadi dia mengambil kasa medis dan selotip dari samping, lalu mendekat untuk menutup mulutnya.Melihat tindakannya, Alfred marah sampai matanya melotot.“Kamu mau apa? Coba saja sentuh aku lagi, kamu … wuwuwu~~”Belum selesai bicara, mulutnya sudah tertutup.Lia dengan bangga menatapnya, tersenyum dan menepuk wajahnya.“Kamu diam-diam saja, nanti saat kamu sembuh, kamu harus berterima kasih padaku.”Tanpa membuang waktu, Lia melanjutkan dengan jarumnya.Peter yang melihat dari samping, benar-benar kagum dengan ketenangan dan keberanian Lia.Dia tidak takut masalah.Selain itu, Teknik akupunturnya sangat mahir dan penuh perhatian.Semoga dia bisa menyembuhkan Alfred.Jika Alfred sembuh, Kelven juga baik-baik saja dan Delis juga bisa melahirkan lagi.Maka, pengorbanannya tidak sia-sia.Takt ahu berapa lama proses akupuntur ini akan berlangsung, Peter tak berani lengah. Dia terus berjaga di sampingnya, siap memberikan apa yang dibutuhkan Lia.Proses
Sekarang, bisa makan dengan tenang, tentu saja sangat menikmati.Owen dan Peter ikut duduk dan makan. Delis menyiapkan makanan penutup dan buah untuk mereka.Kelven tetap di lantai atas menemani anaknya dan tidak turun.Setelah makan malam, Lia bahkan malas untuk mandi. Dia menguap dan langsung tidur di kamarnya.Peter juga tidak tidur seharian, jadi dia tidur di rumah Delis.Akhirnya, hanya Owen dan Delis yang tinggal di ruang tamu.“Kamu ngak melihat betapa cepatnya dia menarik celana Alfred. Wajah Alfred saat itu, sudah pucat seperti orang keracunan.”Owen masih merasa malu mengingat kejadian itu.Namun, Lia malah tampak santai, seolah tidak terjadi apa-apa.Delis mendengarnya bahkan merasa sedikit malu.“Dia segalak itu?”“Tapi harus diakui, dia memang punya keahlian.”Meskipun Owen tidak benar-benar menyukai Lia, dia tetap mengaguminya.Mengingat istruksi Lia, Owen mengambil paket obat dan menyerahkannya pada Delis.“Ini obat yang kami racik hari ini. Di sini ada cara penggunaann
Seketika, Kelven berhenti.Rasanya memang tidak pantas.Namun, hasrat dalam dirinya yang tidak terpenuhi membuatnya sangat tidak nyaman.Akhirnya, dia berbalik dan berbaring di samping, lalu dengan kecewa berkata, “Tidur saja!”Kelven tidak senang lagi.Namun, kali ini Delis tidak terlalu memikirkannya. Dia bangun dan pergi ke lemari pakaian untuk mengganti baju tidur. Lalu kembali dan benar-benar tidur.Kelven terus menatapnya. Melihatnya yang baru saja bilang tidak mengantuk, tapi sekarang tiba-tiba sudah tertidur, membuat Kelven merasa tidak senang.Dia bahkan merasa kesal.Duduk bersandar di kepala kasur, dia menatap wanita kecil di sampingnya yang memehamkan mata tanpa mendekati ke pelukannya dan dengan dingin bertanya, “Delis, apakah kamu benar-benar merasa aku nggak sanggup?”Kelven tidak menyangkal, sebelumnya saat dadanya tidak nyaman, memang mengganggu suasana hati Delis.Setelah itu, Delis tidak pernah membierkan dirinya menyentuhnya lagi.Meskipun sekarang dirinya merasa
Keesokan harinya.Delis tidak ingin merepotkan Owen lagi, jadi dia memutuskan untuk mengantar Lia ke rumah sakit sendiri.Kelven membawa putrinya kembali ke rumah tua.Peter juga ikut bersama Delis dan Lia.Saat mereka sampai di depan ruangan Alfred, Peter menghentikan Delis.“Delis, lebih baik kamu jangan masuk.”Delis bingung, “Kenapa? Aku sudah sampai sini, sekalian mau menjenguknya juga.”“Nggak pantas.”Delis masih bingung.Lia sudah masuk ke dalam ruangan dan menoleh tersenyum pada Delis,“Dia nggak pakai baju.”Delis akhirnya paham.Selain badannya, sepasang kaki dan tangannya lumpuh.Lia harus melepas pakaiannya untuk mengobatinya.Sebagai adiknya, Delis memang tidak pantas untuk melihatnya.Delis mengangguk,” “Iya, aku menunggu di luar.”Peter mengangguk dan mengikuti masuk ke dalam kamar tanpa menutup pintu.Melihat wanita kejam semalam yang datang, wajah tampan Alfred langsung berubah menjadi sedingin es. Takut dan benci.Tadinya dia hanya memakai celana pendek dengan banyak
Hanya bisa menjalani langkah demi langkah.“Maaf, semua ini salahku sampai merepotkan kalian.”Tahu bahwa Peter merasa sulit, seketika Delis merasa bersalah dan menundukkan kepalanya dengan penuh penyesalan.Melihatnya seperti itu, Peter segera menghiburnya, “Jangan bicara seperti itu, Delis. Ada beberapa hal yang memang seharusnya dilakukan seorang kakak.”“Nggak ada yang seharusnya kamu lakukan.”Dengan perasaan tidak nyaman, Delis menarik napas dalam-dalam dan menatap pria itu dengan serius, lalu berkata, “Peter, aku sudah memaafkanmu. Terima kasih sudah menyelamatkan Kelven dan juga untuk semua pengorbanan yang kamu lakukan demi aku.”Takut jika Lia mendengarnya, Delis mengatakannya dengan suara pelan.Saat ini, dia benar-benar sangat berterima kasih pada Peter.Semua tragedi ini terjadi karena dirinya.Namun, yang harus menanggung semua akibatnya adalah Peter. Jika pada saat seperti ini, dia masih belum memaafkannya, Delis merasa dirinya benar-benar tidak punya hati nurani.Namu
Lia baru bisa menarik napas lega setelah bekerja keras selama dua jam.Peter sudah dipanggilnya untuk meracik obat herbal.Di ryangan, masih hanya ada Lia dan Alfred.Melihat bahwa mulutnya tidak lagi tersumpal, suasana menjadi jauh lebih tenang, Lia mendekatinya dengan sikap yang lebih ramah.“Sudah bisa merasakan sakit, ‘kan? Biar kuberitahu, masalahmu ini nggak besar. Nggak lama lagi, sepasang kaki dan tanganmu sudah bisa bergerak.”“Kalau kamu rajin berlatih, beberapa bulan lagi, jalan pun bukan masalah.”Alfred terdiam.Karena merasa bahwa Lia memang cukup berbakat, kali ini dia tidak berkata apa-apa.Lagipula, hampir seluruh tubuhnya sudah dilihat dan disentuh. Melawan pun hanya akan sia-sia.Sekarang, Alfred sudah menyerah dan membiarkan Lia melakukan apa pun yang diam au.“Ekspresi apa ini? Sepertinya kamu cukup tertekan?”Tanya Lia sambil tertawa.Alfred memasang wajah dingin, benar-benar seperti seorang istri yang sedang mengambek, lalu memalingkan wajahnya ke arah jendela, t
Perhatian Lia langsung beralih.Detik berikutnya, wajahnya langsung memerah dan jantungnya berdetak cepat, tidak teratur. Dia langsung menarik jarum akupuntur dan mengalihkan pandangannya, berusaha mengatur napasnya.Alfred juga merasa sangat malu.Wajahnya bahkan lebih merah daripada Lia.Namun, Lia bisa menghindar, sedangkan Alfred hanya bisa terbaring di ranjang, tidak bisa kemana-mana untuk menghindari rasa malu yang luar biasa.“Ehem, kenapa tiba-tiba panas sekali di sini?”Lia buru-buru membuka jendela untuk sirkulasi udara.Tiba-tiba, Peter kembali dengan membawa obat.Melihat adiknya dalam keadaan yang sangat canggung dan Lia bersembunyi di dekat jendela, Peter tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya. Tapi hal ini membuat dirinya sebagai kakak juga merasa cukup canggung.“Aku sudah bawa obatnya.”Ujar Peter pada Lia.Lia menoleh ke arah Peter. Meskipun wajahnya memerah, dia tetap tidak merasa malu.“Ruangan ini terlalu panas, coba atur suhunya.”Peter menunjuk ke samping, “Buka
Putus dengan Lia?Mereka bahkan belum pernah saling bergandengan tangan, bagaimana bisa putus?Melihat reaksi adiknya yang begitu kuat, Peter berkata dengan santai, “Kalau aku putus dengannya, kamu mau bersama dia?”Alfred tampak canggung dan malu, “Kamu bercanda?”“Kalau begitu, aku nggak bisa putus dengannya.”“Kenapa?”Peter berkata jujur, “Aku sudah berjanji pada keluarganya, kalau dia bisa menyelamatkanmu, aku akan menikahinya.”“Kalau kamu bisa membuatnya jatuh cinta padamu, aku nggak perlu menikahinya. Kamu tahu kan, aku sulit jatuh cinta pada seseorang.”Maksudnya adalah dirinya sebenarnya tidak menyukai Lia.Alfred menghindari tatapan kakaknya. “Jadi, aku harus berterima kasih padamu?”Peter tersenyum ringan dan berkata, “Kamu adalah adikku, berkorban untukmu itu sudah seharusnya.”“Aku nggak memintamu melakukan itu.”“Aku tahu. Lagipula, aku juga nggak pernah menemukan orang yang aku sukai. Menikah dengan siapapun sama saja, jadi aku akan menikahinya.”Peter sengaja memanc
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b