“Cih~”Pria itu mengangkat tangannya dan mencubit hidungnya, mengancam, “Kalau kamu masih mengejekku, aku akan langsung membawamu menaiki babi.”“Iya iya iya, aku nggak akan mengejekmu lagi. Aku minta maaf, ya?”Delis benar-benar ketakutan dan langsung meminta maaf.Barulah setelah itu Kelven menggendongnya turun.Luna masih ingin naik, dia segera berlari mendekat untuk meminya digendong, “Papi, papi, gendong aku, aku masih mau naik.”“Iya.”Kelven menggendong putrinya sambil menyindir Delis, “Ada orang yang bahkan nggak seberani anak usia tiga tahun, memalukan sekali.”Delis berdiri di samping, membungkukkan tubuhnya, sepasang kaki dan tangannya masih gemetar, memandang Kelven dengan penuh kemarahan.Kelven pura-pura tidak melihat, membawa anaknya untuk bermain.Joel mengikuti di samping untuk melindungi Luna, takut dia terjatuh.Angel mendekati Delis dan mengejeknya, “Kakiku lemas?”“Tentu saja, Kelven benar-benar menyebalkan.”Delis berdiri tegak, mengambil kamera dari tangan Ange
Mendengar ini, Lia langsung menolak, “Guru, ini terlalu kejam.”“Apa?”Lelaki tua itu tidak senang.Seketika, Lia menjadi bisu. Dengan pandangan sulit, dia menatap Peter.Peter juga melihat pil itu.Dia tidak percaya bahwa ada pil kesetiaan di dunia ini yang bisa mengetahui pikirannya.Tanpa ragu, dia mengambil pil itu dan langsung meminumnya.“Kak Peter … “Lia bahkan tidak sempat menolak.Melihat tindakannya, pria berambut putih itu tersenyum.“Sepertinya, kamu benar-benar setia pada muridku yang agak bodoh ini. Setelah berlutut dan memberi hormat, bawa dia pergi menyelamatkan orang.”Lelaki tua ini tahu bahwa ada orang yang dicintainya di hati Peter.Namun, jika muridnya menyukainya, maka dia akan memperbolehkannya.Peter menganggap bahwa yang duduk di depannya adalah orang yang tua, jadi dia dengan hormat berlutut untuk memberi hormat padanya.Lia juga ikut berlutut, mengucapkan terima kasih atas pengasuhan dan pengajaran gurunya.Saat mereka berdiri untuk pergi, Lia menangis deng
Lia mengangguk dengan mata merah, masih menatap ke arah pintu gua dengan rasa keberatan yang mendalam.“Gurumu nggak mengungkit tentang anak yang menjadi muridnya, jadi dia nggak membutuhkan anak itu untuk menjadi muridnya lagi?”Tanya Peter lagi.Lia menarik kembali pandangannya dan menebak,“Aku juga nggak tahu mengapa guruku nggak mengungkitnya. Mungkin saja dia memang nggak membutuhkannya lagi.”“Baiklah, ayo kita pergi. Lihat apa yang harus kamu bawa.”Lia pergi ke kamarnya untuk merapikan barang-barangnya.Owen menghampiri mereka dan bertanya pada Peter, “Apa yang terjadi? Pulang sekarang juga?”“Iya.”“Semuanya sudah diselesaikan?”“Hampir.”Ternyata orang tua itu tidak membiarkan Peter secara resmi menikahi Lia.Hanya ingin Peter berjanji di depannya.Apakah sebuah pil kesetiaan benar-benar bisa mengikat hati Peter?Ataukah lelaki tua itu sedang menguji kepribadiannya?Menurut Peter, jika mereka benar-benar membantu, dirinya seharusnya tidak meninggalkan Lia.Semuanya masih ha
Setelah makan malam, sesuati dengan instruksi guru, Lia pergi ke bawah gunung untuk menemui Yanto untuk mengurusi ternak dan sawah di pegunungan.Pukul delapan malam, mereka kembali ke kota dengan mobil karavan.Perjalanan pulang agak jauh.Mereka bergantian mengemudi. Saat tiba di rumah baru Delis dan Angel di Kota A, matahari sudah terbit.Anak-anak belum bangun tidur dan Lia juga tertidur di dalam mobil karavan.Kelven menggendong putrinya keluar dari mobil tanpa memedulikan orang lain dan langsung masuk ke rumah baru untuk menidurkan anaknya.Owen juga menggendong Joel masuk terlebih dulu.Terakhir, hanya Angel, Delis dan Peter yang berdiri di depan mobil karavan, membahas tentang tempat tinggal Lia.“Biar dia tinggal di tempatku saja, aku punya banyak kamar di sini. Hanya seorang gadis nggak masalah tinggal di rumahku, daripada tinggal di rumah sakit.”Ujar Delis.Lia sangat berjasa bagi Delis dan Kelven. Mereka harus membayar budi itu dan hanya bisa melayaninya dengan baik.Peter
“Di mana kak Peter sekarang?”Setiap kali bangun, tidak pernah melihat kak Peter, Lia merasa agak kecewa.Namun, melihat lingkungan yang begitu bagus ini, dia merasa sangat bersemangat.Owen mengisyaratkan, “Ikut aku saja. Dia mungkin sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk semua orang.”Lia benar-benar penasaran dengan rumah besar yang megah ini. Jadi, dia berlari ke dalam rumah mengikuti petunjuk Owen.Dia memang seorang gadis desa yang tidak pernah melihat dunia luar. Di terpesona begitu masuk ke dalam rumah.Dia bahkan takut untuk melangkah di atas lantai ubin yang mahal.Semakin berjalan, semakin dia bersemangat, semakin sulit baginya untuk menyatakan betapa dirinya menyukai tempat ini.Saat melihat ke arah dapur terbuka, Peter sedang memasak sarapan dengan mengenakan celemek, Lia melambaikan tangannya dengan gembira.“Kak Peter … “Peter melihatnya dan menjawab, “Kamu sudah bangun? Kalau nggak mengantuk, Owen akan membawamu untuk mandi, setelah itu datang sarapan.”“Iya.”Owen mem
Kelven menyipitkan matanya dan melirik Owen dengan dingin. Kelven tersenyum tanpa berkata apa-apa.Kelven dan Delis punya waktu bermesraan bersama di tempat lain, tidak harus di rumah.Jadi, Lia tinggal bersama mereka, tidak ada pengaruhnya sama sekali.Selain itu, Lia juga termasuk penyelamat mereka, jadi mereka pasti akan memperlakukannya dengan baik.Turun ke bawah, melihat Peter masih sibuk memasak, Kelven mendekat dan bertanya, “Ada yang bisa aku bantu?”Pria ini sungguh rajin.Jika Lia menikah dengannya, dia pasti akan hidup dengan bahagia.Hanya saja, sangat disayangkan untuk Angel.Owen juga suka memasak, jadi dia ikut bergabung.Dapur rumah baru ini lebih luas, cukup untuk tiga pria itu bekerja bersama.Saat Delis membawa Lia turun, dia melihat ketiga pria itu sedang sibuk dan tiba-tiba merasa bahwa pemandangan ini sangat indah.Dia membayangkan bagaimana nantinya akan ada tiga pria yang memasak dan membersihkan rumah. Bukankah dirinya akan sangat bahagia.Menuruni tangga, Lia
Delis tak berdaya, “Kamu pergi tidur bersama Luna saja, aku mau memesan beberapa set pakaian untuk Lia.Kelven tidak meladeninya, langsung menggandengnya naik ke atas.“Kasih ukurannya padaku, aku minta Mudi menyuruh sekretaris untuk mengurusnya.”Kelven mengerutkan kening, mengangkat tangan menekan dada.Mungkin karena semalam tidak tidur, gejala sesak dada dan sesak napas muncul lagi.Delis menyadari ketidaknyamanannya, segera menurutinya.“Iya, aku temani kamu tidur.”Namun, saat hendak masuk kamar tidur putri mereka, Kelven menghentikan langkahnya lagi.“Ganti kamar lain.”“Kenapa?” Delis menatapnya, tidak mengerti maksudnya.Kelven tidak menjawab, langsung menggendongnya dan membawanya ke kamar sebelah.Rumah baru, semuanya baru. Kamar tamu di sebelah kamar utama juga didekorasi dengan baik.Tadi, Kelven melirik sekilas, sangat cocok bagi mereka berdua untuk menidurkan anak di kamar sebelah, lalu tengah malam kembali untuk menikmati waktu berdua sebagai suami istri.Delis tahu apa
Surat nikah??Delis sedikit bingung.Dia menghindar dan berbaring di samping.Delis menjawab, “Kita bicarakan nanti saja.”Melihat reaksinya, Kelven mengernyitkan kening.Dia berbalik menatap Delis dan bertanya, “Kamu nggak setuju?”“Bukan begitu.”“Lalu apa maksud reaksimu ini?”Delis menatapnya dan bertanya balik, “Apa yang salah dengan ekspresiku.”Kelven tersenyum, mengangkat tangan dan mencubit pipinya lagi, “Kalau begitu, aku akan memilih harinya.”Delis mencoba mengalihkan pembicaraan, dengan serius berkata, “Kelven, aku nggak bisa memenuhi tuntutan keluargamu.”Pria itu tidak peduli, “Bukankah Lia bisa meracik obat? Setelah minum obat itu, kamu bisa hamil lagi.”“Kalau begitu, tunggu sembuh dulu baru dibicarakan.”Delis tidak ingin Kelven berpikir yang lain.Hanya bisa menurutinya dulu.Jika tidak, Kelven akan berpikiran aneh-aneh lagi.Kelven juga tidak menyangka, wanita di sampingnya ini akan menolak untuk mengurus surat nikah lagi.Mungkin dirinya memang terlaly terburu-buru
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b