Mendengar kata-kata Peter, kepala Angel terasa berdengung.Dalam cahaya redup, dia menatap terpaku pada garis wajah pria itu.Tenggorokannya seperti tersumbat. Kata-kata yang ingin diucapkan tertahan, tidak bisa mengeluarkannya.Dadanya terasa nyeri tanpa alasan yang jelas.Syukurlah ini malam hari. Jika tidak, ekspresi pedulinya pasti akan terlihat jelas oleh Peter.Itu akan sangat memalukannya.Seketika, Angel benar-benar bersyukur, Peter mengucapkan kata-kata ini dalam kegelapan.Setidaknya, ini memberinya ruang untuk melepaskan perasaannya.“Angel, maaf!”Peter tahu Angel akan sangat terluka. Namun saat ini, dirinya juga hanya bisa meminta maaf.Dirinya sendiri juga merasa sakit hati.Angel belum tahu bahwa mereka berdua sebenarnya sudah pernah bertemu saat masih kecil.Angel juga belum tahu bahwa Peter sudah menyimpannya di dalam hati sejak lama.Begitu sulit, akhirnya mendapatkannya, tapi malah harus melepaskannya sekarang.Tuhan tahu betapa sakitnya dia melakukan ini.Namun, tak
“Delis, sebenarnya setelah kupikirkan lagi, aku dan Angel memang nggak cocok.”“Dia pernah menikah dan punya anak. Ayah dan ibu pasti nggak akan mengizinkanku menikahinya.”“Tapi berbeda dengan Lia. Meskipun dia tumbuh besar di desa, dia pekerja keras, baik hati dan punya banyak keahlian.”“Gadis seperti ini kalau masuk ke Keluarga Joven, pasti akan membawakan banyak manfaat untuk keluarga.”Secara tidak langsung, Peter menekankan bahwa yang dia perhatikan adalah keuntungan, bukan hanya demi Delis dan Alfred.“Kamu bohong.”Kata Delis dengan panik. Lalu menarik tangannya dan berkata, “Peter, kamu pernah berjanji padaku bahwa kamu akan baik pada kak Angel.”“Jangan seperti ini. Ayo kita kembali ke rumah sakit dan mencari dokter lain. Aku nggak percaya nggak ada dokter di seluruh dunia yang bisa menyembuhkan Kelven dan Alfred.”“Ayo, kita pulang sekarang.”Delis mencoba menarik Peter pergi.Namun, Peter tidak bergerak sama sekali.Kelven maju untuk menghentikan tindakan Delis.“Delis, t
Tahu bahwa Delis belum makan apa-apa, Angel mengambil iga panggang yang dipanggang adiknya dan memberikannya pada Delis.“Makanlah, malam di sini benar-benar sejuk. Cepat makan, aku akan membuat api unggun.”Melihat kakaknya memaksakan senyumannya, Delis juga tidak membahasnya lagi. Dia menerima iga tersebut dan mulai memakannya perlahan.Owen memanggang sepiring sayurna lagi dan membawakannya. Melihat Kelven menggendong anak di samping, Owen memanggil, “Kak Kelven, datanglah makan.”“Iya.”Jawab Kelven sambil menggendong putrinya dan duduk di sebelah Delis.Di sini cahayanya terang, sehingga Luna baru bisa melihat wajah ayahnya.Dia mengerucutkan bibirnya, mengangkat tangannya dan meraba-raba janggut ayahnya. Dengan polos berkata, “Papi, kenapa papi menjadi jelek? Hitam dan janggutnya menusuk tangan.”Mendengar perkataan putrinya, Kelven merasa sedih.Dia melirik wanita di sampingnya, melihat dia tidak memerhatikan dirinya, baru kemudian Kelven menatap putrinya dan bertanya, “Sayan
Delis mengangkat kepalanya dan menjawab, “Siapa yang menyangka semuanya akan menjadi seperti ini.”“Aku rasa masih ada harapan.”Delis tidak mengerti.Owen menatapnya dan bertanya, “Menurutmu aku bagaimana?”“Sangat baik?”“Seberapa baik?”“Kamu bisa memasak masakan enak, tampan dan masih muda.”“Kalau begitu, kalau aku mengejar Lia, bukankah semuanya akan terselesaikan?”Jika mereka harus meminta bantuan tabib itu dan tabib itu harus menikahkan muridnya dengan Peter.Kenapa dirinya tidak ikut campur saja?Jika Lia jatuh cinta padanya, bukankah semuanya akan berakhir bahagia?“Owen, apa yang kamu bicarakan? Kamu nggak suka dengannya, kenapa … ““Siapa bilang aku nggak suka dengannya. Meskipun belum pernah bertemu dengannya, dari ceritamu, sepertinya dia orang yang menarik dan aku suka dengan orang yang menarik.”Selain ini, semua orang di sekelilingnya sudah berpasangan dan Owen belum menemukan orang yang dia sukai.Jika bisa melakukan sesuatu yang berarti ini, maka Delis, Kelven dan P
Owen ingin segera bertemu dengan gadis bernama Lia. Jadi dia kembali ke mobil untuk mengganti pakaian keren.Dia juga merapikan kembali hadiah yang mereka siapkan untuk Lia.Setelah turun dari mobil, Owen memberitahu kakaknya, “Aku dan Peter akan pergi ke atas gunugn sebentar, mungkin nggak akan pulang untuk istirahat. Kalian hati-hati di sini.”“Kak Kelven, tolong jaga kedua anak itu dengan baik.”Kelven berpikir, ada anaknya dan Delis di sini, dia memang tidak tenang meninggalkan mereka di sini.Dia pasti harus tinggal.“Iya, pergilah.”Saat pergi, Owen tidak bisa menahan diri untuk melihat kakaknya lagi.Melihat kakaknya hanya menatap ke arah kegelapan, dia tahu bahwa kakaknya masih peduli dengan Peter.Untuk kebahagiaan kakaknya, untuk Kelven dan Delis, dia harus berhasil kali ini.Owen mendekati Delis, mengambil sentel dari tangannya, lalu berkata, “Tenang saja, serahkan semuanya padaku. Aku pergi dulu.”“Iya, hati-hati di jalan.”Hingga melihat Peter pergi dengan Owen, Delis ba
Di bawah gunung.Di dalam mobil, Angel kesulitan tidur sepanjang malam dan akhirnya memilih tidur lebih lama di pagi hari.Melihat dua anak di sebelahnya tertidur dengan pulas, tanpa mengganggu mereka, dia bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan.Namun begitu keluar dari mobil, dia melihat Kelven mulai menyalakan api tidak jauh dari sana.Delis pergi membantunya,Melihatnya mendekat, Kelven menyapanya, “Kenapa nggak tidur lebih lama, masih terlalu pagi sekarang.”“Aku hanya mau memastikan kamu sudah pergi atau belum.”Delis duduk di sebelahnya. Meskipun langit baru saja terang, tetapi dia tetap bisa melihat dengan jelas wajah pria di sebelahnya.Sepertinya dia sudah emncukur jenggotnya dengan pisau cukup Owen. Sekarang penampilannya telah kembali.Meskipun masih agak gelap, tetap tidak dapat menyembunyikan wajah tampannya yang begitu gagah.“Aku akan pergi sebentar lagi. Tapi sebelum itu, aku akan membantu kalian menyiapkan makanan dulu.”Sikap Kelven tetap datar, dia bahkan tidak
“Bagaimana dia tahu kita di sini? Untuk apa dia datang? Menguntit kak Angel?”Keadaan sekarang sudah kacau. Sekarang Albert muncul dan Peter yang sudah dalam kondisi berbahaya, bukankah akan lebih berbahaya lagi?Kelven menyambutnya.“Untuk apa kamu datang ke sini?”Albert tergesa-gesa keluar dari mobil dan melihat Kelven mendekatinya.“Kamu masih berani bertanya padaku, kenapa kamu datang ke sini tanpa memberitahuku?”Albert melihat sekeliling, tidak melihat keberadaan Angel. Dia bertanya lagi, “Di mana Angel?”“Di mobil, dia masih tidur.”“Oh, biarkan dia tidur dulu. Apa yang kalian berdua lakukan? Sarapan? Aku bisa membantumu.”Demi membuat dirinya tetap diperbolehkan untuk tinggal, Albert mencari pekerjaan untuk dikerjakan.Ini adalah kesempatan langka.Dia pasti akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menyelesaikan konflik dengan putranya dan berbicara dengan Angel.Delis diam-diam masuk ke dalam mobil.Melihat kedua anak dan kak Angel masih tidur. Dia dengan lembut menepuk Angel d
Kelven melihat waktu, waktu sudah tidak pagi.Dia menggenggam tangan Delis lagi, lalu berkata dengan suara berat,“Kalau begitu, aku pergi dulu. Kalau Luna bangun, bilang saja aku pergi memetik semangka untuknya, akan balik siang nanti.”“Iya.”Melihat wanita kecil itu masih sedikit tidak senang, Kelven menunduk dan mencium bibirnya.“Pikirin apa sih? Aku hanya pergi sebentar.”“Aku nggak pikirin apa-apa. Kamu pergi saja, bukannya aku melarang.”Melihat dia masih kelihatan berat hati, Kelven mengusap kepala wanita itu. Meskipun dirinya juga tidak rela pergi, dia tetap harus pergi.Saat pergi, dia menyapa Albert.“Albert, akua da urusan harus pergi dulu, kamu jagain mereka ya.”Dari pinggir sungai, Albert menjawab, “Pergilah, serahkan saja padaku.”Melihat sahabatnya pergi, Albert bertanya pada Angel yang sedang berkumur.“Kalian nggak bawa Kelven saat datang, sejak kapan dia datang?”Angel tidak menjawab, selesai berkumur dan pergi.Albert mengejarnya, sambil berkata, “Angel, jangan b
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b