Kedatangan mereka memancing anjing kampung untuk menggonggong dengan keras.Luna tidak takut pada anjing-anjing itu dan ingin berlari mendekati mereka.Anak buah khawatir anjing itu akan menggigit anak kecil, jadi mereka langsung menggendongnya dan berkata, “Nona Luna, jangan mendekati anjing itu, mereka bisa menggigit.”Barulah Luna menurut dan tidak mendekati anjing itu.Rombongan mereka tiba di halaman datar, tetapi tidak melihat siapa pun di sekitar.Kelven memberi isyarat pada anak buahnya, “Ketuk pintunya.”Salah satu anak buah mendekati pintu dan mengetuknya.Namun, seperti kunjungan mereka sebelumnya, tidak ada yang merespon.Pintunya juga tertutup rapat.Anak bauh itu kembali dan melaporkan, “Bos, sepertinya nggak ada orang di dalam. Kami pernah datang sebelumnya, terus mengetuk pintu tetapi nggak ada yang menjawab.”“Kami juga bertanya pada penduduk setempat. Katanya, orang yang tinggal di sini sangat aneh dan sulit ditemui.”“Bahkan kalau bertemu dengannya, kita nggak bisa
Di dalam rumah kayu.Melihat orang-orang di halaman tidak berniat pergi, bahkan mendirikan tenda, Lia tidak punya pilihan dan berbalik ke dalam rumah.Dia melewati dua ruangan kayu, menyeberangi lorong yang panjang dan tiba di sebuah tempat yang luar biasa di dalam gua.Di dalamnya terang benderang, terdengar suara gemericik air.Di sekitarnya penuh dengan tumpukan buku yang berantakan. Di antara buku-buku itu, duduklah seorang pria berambut panjang putih, rambutnya menutupi sebagian besar wajahnya, hanya terlihat hidungnya yang mancung dan bibirnya yang tipis.Pria itu memeluk setumpuk buku, terkadang menuliskan sesuatu dan terkadang membacanya.Mendengar langkah kaki, meskipun belum melihat siapa yang datang, dia sudah tahu alasannya.Belum sempat Lia berbicara, sudah terdengar suara pria yang rendah itu, “Jangan pedulikan mereka. Mereka hanyalah sekelompok pedagang yang dipenuhi bau uang, waktu sangat berharga bagi mereka. Dalam tiga atau lima hari, mereka akan pergi dengan sendir
Kelven mendekat dan mengambil anting itu, lalu bertanya pada Delis, “Bukan punyamu?”“Bukan punyaku, aku bahkan nggak punya tindik di telinga.”Kelven terdiam.Dia mengambil anting itu, sambil melihat ke arah rumah kayu.Seketika, bayangan nenek tua tadi melintas di benaknya.Rambutnya putih, punggungnya bungkuk dan pakaiannya compang-camping.Bagaimana mungkin orang seperti itu memakai anting yang begitu cantik?Lagipula, pandangan orang tua tidak akan sejelas itu.Detik berikutnya, dengan yakin Kelven berkata, “Dia sedang menyamar.”“Apa?” Delis tidak mengerti,Kelven menkjelaskan, “Nenek tua tadi hanya menyamar. Dia mungkin adalah seorang anak muda. Orang yang kita cari bukanlah dia.”“Kamu yakin?”Kelven mengambil anting di tangannya dan melanjutkan, “Ini buktinya. Selain itu, aku melihat tatapannya tadi, tatapan orang tua nggak akan sejelas itu.”“Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?”Tanya Delis lagi.Kelven berpikir sejenak, lalu membawa anting itu dan mengetuk pintu lagi.
Kelven bilang bahwa orang ini adalah seorang gadis yang menyamar, jadi Delis memperhatikannya lebih seksama.Melihat tatapan matanya yang begitu cerah, jelas sekali dia tertarik dengan makanan di tangan Delis, tetapi berpura-pura menolak. Delis pun percaya pada kata-kata Kelven.Dia adalah gadis muda yang menyamar.Delis bersikeras memberikan makanan itu padanya.“Ambil saja, coba dulu. Kalau nggak cocok di lidahmu, kami akan memasakan yang lain untukmu.”“Atau kalau kamu suka makanan lain, bilang saja, kami akan memasakannya.”Akhirnya, gadis itu tidak bisa menahan godaan makanan, dan menerima mangkuk dari Delis. “Kamu sendiri yang memberikannya padamu. Tapi ingat, aku hanya nenek tua yang nggak bisa apa-apa. Jadi, jangan harap aku makan makananmu dan akan membantu kalian.”“Nggak akan, makan saja.”“Terima kasih ya.”Lia mengucapkan terima kasih dan segera menutup pintu.Setelah itu, dia meletakkan makanan di meja dan memakannya dengan lahap.Dia tumbuh besar bersama gurunya di sini
Delis menggeleng dan menjawab, “Aku nggak ngantuk. Kalau kamu capek, tidur duluan saja.”“Kalau begitu aku juga nggak ngantuk.”Kelven menunduk melihatnya dan bertanya, “Apa yang sedang kamu pikirkan, Delis?”“Nggak ada.”Kelven menoleh melihatnya, menyipitkan matanya sambil tersenyum, lalu mengangkat tangan untuk mencubit pipi halusnya.“Aku bisa membaca pikiranmu. Ayo katakan padaku, apa yang sedang kamu pikirkan?”Meski sudah berlalu empat tahun, wajah wanit kecil ini masih penuh dengan kolagen yang membuat orang tak bisa berhenti menyukainya.Terkadang Kelven berpikir, bagaimana bisa ada orang yang begitu manis dan menggemaskan.Anak perempuannya juga begitu.Memiliki mereka berdua dalam hidupnya, Kelven sudah merasa puas.Melihat gerakan pria itu, wajahnya langsung memuram dan bertanya, “Kenapa kamu suka sekali mencubit pipiku?”Sejak mereka menikah, Kelven sudah suka melakukan itu.Apa dia tidak tahu cubitan itu terasa cukup sakit?Kelven tersenyum, menunduk dan menggesekkan waj
Tengah malam.Tiba-tiba, Luna terbangun dari mimpinya.Dia merasakan kehadiran papi dan maminya di sampingnya.Namun, Luna tidak memanggil mereka, juga tidak membangunkan mereka. Entah kenapa, dia keluar dari tengah sendirian.Kemudian dengan langkah kecil, dia mendekati rumah kayu yang tidak jauh dari sana dengan bantuan cahaya bulan yang terang.Luna naik tangga, meskipun ada dua anjing yang sedang berbaring di sana.Tetapi, anjing-ajing itu melihatnya dan tidak menggonggong. Mereka membiarkan Luna mendorong pintu dan masuk ke dalam.Lia melihat anak kecil itu datang, lalu menggandeng tangannya dan membawanya masuk ke dalam lorong.Setelah membawa anak itu ke hadapan gurunya, Lia melaporkan, “Guru, dia sudah datang.”Pria berambut putih itu melambaikan tangannya.Lia membawa anak itu ke hadapan gurunya, lalu berdiri di samping.Luna berdiri dengan patuh di depan pria berambut putih itu, seolah-olah sedang dihipnotis.Dia melihat pria berambut acak-acakan yang tampak seperti hantu di
Lia menggelengkan kepalanya dan menghela napas, menunjukkan ketidakberdayaannya.Delis tidak bisa membiarkan putrinya tinggal di sini, menjalani kehidupan yang terisolasi dari dunia luar.Delis berbalik untuk pergi.Lia melihat punggungnya dan berkata lagi, “Pria tampan yang datang bersamamu itu memiliki penyakit jantung yang parah dan hanya bisa hidup sampai usia 36 tahun. Kalau dihitung, dia hanya punya satu tahun lagi untuk hidup.”“Kalau kamu mau dia hidup seperti orang normal sampai usia tua, sebaiknya kamu pertimbangkan lagi.”“Guruku hanya ingin menerima seorang anak yang cerdas itu untuk mewarisi ilmunya. Kamu tahu, guruku sangat hebat. Kalau semua ilmunya diwariskan kepada putrimu, itu adalah berkas yang luar biasa bagi kalian.”Delis menghentikan langkahnya.Dia terkejut saat orang itu memberitahunya kondisi Kelven.Dia langsung mengatakan bahwa Kelven hanya bisa hidup sampai usia 36 tahun.Sekarang Kelven sudah berusia 35 tahun, jadi usianya hanya tersisa satu tahun?Delis
Mendengar perintah Kelven, anak buahnya mulai mengemasi barang-barang mereka.Delis tidak tahan melihat Kelven begitu keras kepala. Dia pun menghalangnya dan berkata, “Jangan begitu, mereka bisa mengetahui kondisimu, itu membuktikan mereka benar-benar hebat dan bisa menyembuhkanmu.”“Lagipula, membiarkan aku dan Luna tinggal di sini juga nggak masalah. Mereka bisa mengajarkan banyak hal pada Luna, ini juga bagus untuknya.”“Kelven, dengarkan aku ya? Asalkan kamu dan Alfred bisa sembuh, aku dan Luna nggak masalah tinggal di sini.”Yang terpenting adalah jika dirinya dan putrinya tinggal di sini, mereka bisa menyelamatkan Kelven.Seandainya 17 tahun kemudian Kelven masih hidup, semua pengorbanan ini akan sepadan.Jika tidak, Kelven hanya punya satu tahun lagi untuk hidup, bagaimana Delis bisa menerima itu?Namun, Kelven tetap dengan wajah dingin, menatap wanita kecil di depannya dan sikapnya masih begitu keras kepala.“Delis, empat tahun tanpamu saja sudah cukup bagiku, apalagi tujuh be
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b