Delis menggeleng dan menjawab, “Aku nggak ngantuk. Kalau kamu capek, tidur duluan saja.”“Kalau begitu aku juga nggak ngantuk.”Kelven menunduk melihatnya dan bertanya, “Apa yang sedang kamu pikirkan, Delis?”“Nggak ada.”Kelven menoleh melihatnya, menyipitkan matanya sambil tersenyum, lalu mengangkat tangan untuk mencubit pipi halusnya.“Aku bisa membaca pikiranmu. Ayo katakan padaku, apa yang sedang kamu pikirkan?”Meski sudah berlalu empat tahun, wajah wanit kecil ini masih penuh dengan kolagen yang membuat orang tak bisa berhenti menyukainya.Terkadang Kelven berpikir, bagaimana bisa ada orang yang begitu manis dan menggemaskan.Anak perempuannya juga begitu.Memiliki mereka berdua dalam hidupnya, Kelven sudah merasa puas.Melihat gerakan pria itu, wajahnya langsung memuram dan bertanya, “Kenapa kamu suka sekali mencubit pipiku?”Sejak mereka menikah, Kelven sudah suka melakukan itu.Apa dia tidak tahu cubitan itu terasa cukup sakit?Kelven tersenyum, menunduk dan menggesekkan waj
Tengah malam.Tiba-tiba, Luna terbangun dari mimpinya.Dia merasakan kehadiran papi dan maminya di sampingnya.Namun, Luna tidak memanggil mereka, juga tidak membangunkan mereka. Entah kenapa, dia keluar dari tengah sendirian.Kemudian dengan langkah kecil, dia mendekati rumah kayu yang tidak jauh dari sana dengan bantuan cahaya bulan yang terang.Luna naik tangga, meskipun ada dua anjing yang sedang berbaring di sana.Tetapi, anjing-ajing itu melihatnya dan tidak menggonggong. Mereka membiarkan Luna mendorong pintu dan masuk ke dalam.Lia melihat anak kecil itu datang, lalu menggandeng tangannya dan membawanya masuk ke dalam lorong.Setelah membawa anak itu ke hadapan gurunya, Lia melaporkan, “Guru, dia sudah datang.”Pria berambut putih itu melambaikan tangannya.Lia membawa anak itu ke hadapan gurunya, lalu berdiri di samping.Luna berdiri dengan patuh di depan pria berambut putih itu, seolah-olah sedang dihipnotis.Dia melihat pria berambut acak-acakan yang tampak seperti hantu di
Lia menggelengkan kepalanya dan menghela napas, menunjukkan ketidakberdayaannya.Delis tidak bisa membiarkan putrinya tinggal di sini, menjalani kehidupan yang terisolasi dari dunia luar.Delis berbalik untuk pergi.Lia melihat punggungnya dan berkata lagi, “Pria tampan yang datang bersamamu itu memiliki penyakit jantung yang parah dan hanya bisa hidup sampai usia 36 tahun. Kalau dihitung, dia hanya punya satu tahun lagi untuk hidup.”“Kalau kamu mau dia hidup seperti orang normal sampai usia tua, sebaiknya kamu pertimbangkan lagi.”“Guruku hanya ingin menerima seorang anak yang cerdas itu untuk mewarisi ilmunya. Kamu tahu, guruku sangat hebat. Kalau semua ilmunya diwariskan kepada putrimu, itu adalah berkas yang luar biasa bagi kalian.”Delis menghentikan langkahnya.Dia terkejut saat orang itu memberitahunya kondisi Kelven.Dia langsung mengatakan bahwa Kelven hanya bisa hidup sampai usia 36 tahun.Sekarang Kelven sudah berusia 35 tahun, jadi usianya hanya tersisa satu tahun?Delis
Mendengar perintah Kelven, anak buahnya mulai mengemasi barang-barang mereka.Delis tidak tahan melihat Kelven begitu keras kepala. Dia pun menghalangnya dan berkata, “Jangan begitu, mereka bisa mengetahui kondisimu, itu membuktikan mereka benar-benar hebat dan bisa menyembuhkanmu.”“Lagipula, membiarkan aku dan Luna tinggal di sini juga nggak masalah. Mereka bisa mengajarkan banyak hal pada Luna, ini juga bagus untuknya.”“Kelven, dengarkan aku ya? Asalkan kamu dan Alfred bisa sembuh, aku dan Luna nggak masalah tinggal di sini.”Yang terpenting adalah jika dirinya dan putrinya tinggal di sini, mereka bisa menyelamatkan Kelven.Seandainya 17 tahun kemudian Kelven masih hidup, semua pengorbanan ini akan sepadan.Jika tidak, Kelven hanya punya satu tahun lagi untuk hidup, bagaimana Delis bisa menerima itu?Namun, Kelven tetap dengan wajah dingin, menatap wanita kecil di depannya dan sikapnya masih begitu keras kepala.“Delis, empat tahun tanpamu saja sudah cukup bagiku, apalagi tujuh be
Setelah sarapan, anak buahnya sudah selesai berkemas dan siap untuk turun gunung.Namun, Delis masih berdiri di halaman, menatap rumah kayu di depannya, enggan untuk pergi.Kelven yang menggendong putri dengan satu tangan, kembali dan meraih tangan Delis dengan tangan yang lain.“Jangan lihat lagi, ayo pergi.”Delis menghempaskan tangannya dan bersikeras,“Kelven, kita coba sekali saja.”“Coba apa? Kita nggak punya waktu 17 tahun untuk dibuang. Sudah kubilang, aku akan pulang dan mengikuti saran dokter dan menjalani pengobatan dengan baik.”“Aku nggak percaya bahwa teknologi medis akan kalah dengan cara kuno di gunung ini, kamu harus percaya pada perkembangan sains.”Delis tidak bisa membantah lagi dan terpaksa menyerah.Namun, baru beberapa langkap mereka berjalan, pintu rumah kayu terbuka lagi.Delis secara reflek berhenti dan menoleh.Lia berdiri di tengah pintu, melihat mereka pergi, dia berkata, “Kalian sudah memikirkannya dengan matang? Kalau kembali, dia hanya bisa hidup satu t
Setelah turun dari gunung dan masuk ke mobil, mereka kembali ke bandara dan Delis terlihat masih gelisah.Dia tidak ingin menyerah.Namun, Kelven sangat keras kepala, apa yang harus dia lakukan?Dia hanya bisa menunggu sampai ada kesempatan lain untuk diam-diam membawa putrinya kembali ke sana tanpa sepengetahuan Kelven.“Papi, aku melihat orang yang aneh di dalam gua. Rambutnya lebih panjang dari rambut mami, warna rambutnya putih, seperti hantu.”Ujar Luna yang duduk di pangkuan Kelven sambil bermain dengan bonekanya dengan polos.Kelven dan Delis saling berpandangan, kemudian mereka bersamaan menatap putri mereka.“Luna, kamu melihat orang aneh di dalam gua mana?”Luna menoleh ke arah maminya dan mata besarnya berkedip-kedip.“Di rumah tempat tinggal kakak itu, ada gua besar di dalamnya. Di dalam gua itu banyak buku dan di antara tumpukan buku itu ada orang aneh yang berambut panjang.”Delis terkejut dan bertanya, “Kapan kamu masuk ke sana?”“Saat papi dan mami sedang tidur. Cahaya
Mendengar suara Albert yang terdengar tidak seperi biasanya, Kelven bertanya, “Kamu kenapa?”“Nggak apa-apa.”“Aku hanya mau menanyakan soal tabib itu, apakah dia pria? Usianya berapa? Apakah kamu punya kenalan yang bisa membantuku mengundangnya?”Kelven merasa tabib itu sangat gebatm bukan karena tidak mau keluar dari pengasingan, melainkan tergantung siapa yang memintanya.Karena Albert yang memberitahunya tentang keberadaan tabib itu, Albert seharusnya tahu lebih banyak tentangnya.“Aku hanya mendengar cerita dari guruku di rumah sakit dulu. Aku sendiri nggak pernah bertemu dan nggak kenal, apalagi tahu dia laki-laki atau perempuan dan berapa usianya.”“Lalu, gurumu akrab dengannya?”Albert menghela napas, “Guruku sudah meninggal.”Kelven terdiam.Tampaknya tidak ada cara untuk mencari kenalan yang bisa memanggil tabib itu. Satu-satunya cara adalah mengirim seorang anak ke sana dan melihat bagaimana hasilnya.“Kelven, kamu baru saja pulang dari desa? Nggak berhasil?”Tanya Albert.K
Akhrinya Kelven paham.Ini adalah drama tentang dua pria yang merebutkan seorang wanita.Dengan kemampuan bertarung Peter, memang sedikit orang yang bisa mengalahkannya.Kelven juga tidak bisa melakukan apa-apa, hanya bisa menghela napas dan berkata, “Kalau Angel juga menyukai Peter, kamu juga nggak bisa menghalanginya. Bagaimana pun, kalian sudah bercerai selama empat tahun, tapi … “Albert tiba0tiba membuka matanya lebar-lebar, berharap sahabatnya akan memberikan saran.Kelven melanjutkan, “Kamu dan Angel punya anak bersama. Kamu bisa bersikap baik pada anak itu. Kalau anak itu suka padamu, kemungkinan besar Angel juga akan mengikuti anaknya.”Seperti halnya dirinya dengan Delis.Dulu, dia mendeakti anak mereka lebih dulu.Tentu saja, Kelven juga tahu bahwa Delis berbaikan dengannya sebagian besar karena kondisi kesehatannya.Namun, bagaimana pun juga, mereka berhasil berdamai.“Aku pernah memikirkan itu. Aku sudah mengirim orang ke Negara C, tunggu saat anak itu libur, aku akan me
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b