Akhrinya Kelven paham.Ini adalah drama tentang dua pria yang merebutkan seorang wanita.Dengan kemampuan bertarung Peter, memang sedikit orang yang bisa mengalahkannya.Kelven juga tidak bisa melakukan apa-apa, hanya bisa menghela napas dan berkata, “Kalau Angel juga menyukai Peter, kamu juga nggak bisa menghalanginya. Bagaimana pun, kalian sudah bercerai selama empat tahun, tapi … “Albert tiba0tiba membuka matanya lebar-lebar, berharap sahabatnya akan memberikan saran.Kelven melanjutkan, “Kamu dan Angel punya anak bersama. Kamu bisa bersikap baik pada anak itu. Kalau anak itu suka padamu, kemungkinan besar Angel juga akan mengikuti anaknya.”Seperti halnya dirinya dengan Delis.Dulu, dia mendeakti anak mereka lebih dulu.Tentu saja, Kelven juga tahu bahwa Delis berbaikan dengannya sebagian besar karena kondisi kesehatannya.Namun, bagaimana pun juga, mereka berhasil berdamai.“Aku pernah memikirkan itu. Aku sudah mengirim orang ke Negara C, tunggu saat anak itu libur, aku akan me
Memikirkan bahwa dirinya harus kembali ke Kota A untuk merawat kedua adiknya, Peter tidak punya pilihan selain mencari bantuan dari adik perempuannya.Delis duduk di kursi penumpang dengan botol termos di pangkuannya, dia diam dan tidak menjawab.Kak Angel memang pernah mengatakan padanya bahwa dia menyukai Peter.Alasan dia menghindari Peter, mungkin bukan hanya karena Albert.Tetapi juga karena kekhawatirannya pada Keluarga Joven.Memikirkan ini, Delis berkata, “Bisakah kamu memastikan bahwa setelah bersama denganmu, dia nggak akan ditentang oleh orang tuamu?”Mendengar ini, Peter menoleh sejenak ke arah adiknya.Saat mendengar adiknya menyebut ‘orang tuamu’, hati Peter terasa sakit.Jelas-jelas itu juga adalah orang tuanya, tetapi Delis masih belum bisa memaafkan mereka.“Aku jamin bahwa ayah dan ibu nggak akan mencampuri urusan percintaanku.”“Cih~”Delis tersenyum sinis dan melanjutkan, “Aku masih ingat bagaimana aku diperlakukan saat pertama kali masuk ke rumahmu sebagai pacar A
Melihat sikap Kelven yang tetap keras kepala, Delis tidak punya pilihan lagi.Delis tidak berbicara lagi, hanya berkata, “Makanlah, aku pergi menjenguk Alfred.”Kelven jelas merasa bahwa wanita kecil itu sedikit tidak senang.Kelven juga tidak menahannya dan hanya melihatnya pergi.Saat Delis sampai di depan kamar Alferd, dia bertemu dengan Peter yang baru saja keluar dari dalam.”Peter bertanya, “Bukankah kamu seharusnya sudah sampai lebih dulu? Kamu ke mana saja? Alfred ingin bertemu denganmu.”“Iya.”Delis hanya menjawab singkat dan masuk ke dalam ruangan.Peter berdiri di pintu, memandang punggung adiknya sambil mengernyitkan kening.Makanan yang dibawanya tadi, diberikan ke siapa?Apakah dia punya teman lain yang dirawat di sini?Peter tidak terlalu memikirkannya dan ikut masuk ked alma ruangan.Di ranjang rumah sakit, Alfred masih terbaring. Hanya tubuhnya yang bisa bergerak, tetapi tangan dan kakinya masih tidak bisa digerakkan.Melihat Delis datang, Alfred ingin bangkit tetap
Delis menatap Peter.Delis mengira dia yang mengatakannya.Peter langsung melihat ke arah Alfred dan berkata, “Alfred, jangan campuri urusan Delis.”“Aku juga nggak mau mencampurinya. Kalau dia bukan adikku, aku pasti nggak akan memedulikannya. Tapi, dia adalah adikku sekarang.”Setelah beberapa hari beristirahat, Alfred sudah mulai pulih kembali. Meskipun masih terbarung dan belum bisa bangkit, fungsi tubuhnya mulai kembali seperti orang normal.Dengan tatapan penuh kekecewaan, Alfred menatap Delis.“Kamu begitu mencintainya? Seorang pria yang sudah melukaimu seperti itu, berselingkuh dan bahkan memelihara wanita lain dan memiliki anak di luar. Dia benar-benar pantas untuk kamu pertahankan?”Bagi Alfred, Kelven adalah orang yang tidak bermoral.Mengandalkan sedikit kekuasaan dan status, dia terus-menetus melukai Delis tanpa henti.Ini membuatnya sangat marah.Dia tidak bisa menerima mengapa Delis tetap memilih Kelven.“Alfred, cukup.”Peter takut Delis akan marah, jadi dia langsung m
Melihat wanita kecil di sampingnya menangis, hati Kelven terasa sangat tidak nyaman.Dia mengangkat tangan dan dengan lembut menyeka air matanya, tetapi tetap tidak menyetujui apa yang dikatakan oleh Delis.“Luka Peter akan sembuh, aku juga sedang berusaha menjalani perawtaan. Delis, jangan bicarakan tentang hal itu lagi, aku nggak akan mengizinkannya.”Kelven memeluknya dengan erat dan berusaha menenangkannya, “Ini semua salahku, aku sudah membuat Delis sedih, maafkan aku!”Kelven menyalahkan dirinya sendiri.Faktanya, semua ini memang salahnya.Sebagai pria, bagaimana bisa dia membiarkan wnaitanya begitu mengawatirkannya dan menangis karenanya?Dia benar-benar pantas mati.Delis yang tadinya merasa sangat sedih, mendengar Kelven menyalahkan dirinya sendiri, Delis langsung menahan kesedihannya.Delis menjauh dari pelukannya dan menjelaskan,“Jangan berpikir seperti itu, aku hanya melampiaskan emosiku saja, ini bukan salahmu.”“Bagaimana bisa bukan salahku? Aku yang sudah melukai Alfr
“Iya, papi sedang merindukan sayang. Sayang, nenek datang menjemputmu, kamu mau ikut dengan nenek nggak?”Luna melihat neneknya yang berada tidak jauh dari sana.Neneknya berpakaian sangat cantik, teman-temannya di sekolah selalu iri padanya yang punya ayah tampan, ibu cantik dan nenek yang baik hati.Nenek adalah orang baik, tentu saja Luna mau ikut nenek pergi bermain di istana.Terlebih lagi, ada banyak kakak di istana yang selalu baik padanya.Memikirkan hal ini, Luna dengan riang menjawab, “Luna mau ikut dengan nenek. Kalau begitu, nanti papi datang menjemput Luna ya?”“Iya, kapan pun Luna mau dijemput papi, telepon saja. Papi akan mengajak mami untuk menjemputmu.”“Iya, sampai jumpa papi.”Usai bicara, Luna menyerahkan telepon kembali ke gurunya.Setelah mendapat izin, guru menyerahkan anak itu kepada Suminah.Menutup teleponnya, Kelven kembali memeluk wanita kecil itu.“Luna sudah dijemput ke rumah tua, kita lihat dulu bagaimana dia sendirian di sana. Tapi tenang saja, semua ke
Kelven terdiam.Kelven menyadari bahwa tidak mugnkin bisa berdebat dengan wanita ini.Pepatah mengatakan bahwa memang sulit bedebat dengan wanita, memang ada benarnya.Karena tidak bisa mengalahkan Delis, Kelven menggunakan tubuh tinggi dan kekarnya untuk memeluknya, membuat Delis tidak bisa lari, membiarkannya meluapkan semua emosinya dalam pelukannya.Dalam hati Delis, tempat paling aman dan paling nyaman di dunia ini adalah dalam pelukan Kelven.Setiap kali dipeluknya, Delis selalu merasa sangat tenang.Karena hari ini anak mereka dijemput ke rumah besar, Delis memutuskan untuk tetap di rumah sakit menemani Kelven.Bahkan selama dua hari penuh, mereka tidak meninggalkan rumah sakit.Hingga dokter memastikan kondisi Kelven stabil. Pada hari ketiga, mereka bersiap untuk kembali ke rumah tua untuk menjemput anak mereka.Saat mereka berdua baru saja keluar dari rumah sakit, telepon Delis berdering.Di ujung telepon, terdengar suara Angel yang cemas.“Delis, kamu sedang sibuk nggak?”Del
Delis melanjutkan lagi, “Kak Angel bilang padaku bahwa dia nggak mencintai Albert lagi dan dia menyukai Peter.”“Dia mengatakan itu langsung padamu?”Kelven menoleh ke arahnya.Jika Angel sudah jelas dengan perasaannya, maka kemungkinan besar sahabatnya sudah tidak punya harapan lagi.Dengan menculik anaknya kali ini, bukankah dia hanya memperburuk keadaan?“Aku merasa kalau mereka tetap bersama, mereka akan selalu merasa ada jarak di antara mereka. Albert kehilangan seorang putri, sementara kak Angel merasa dikhianati.”“Apa gunanya kedua orang seperti itu tetap bersama?”Meskipun tidak bisa mengurusi urusan orang lain, Delis tetap merasa kasihan pada kak Angel.Menurut Delis, kak Angel pantas mendapatkan pria yang lebih baik.Kelven menghela napas.“Memang benar, tapi mereka sudah tumbuh besar bersama sejak kecil dan punya anak, nggak mungkin bisa putus begitu saja.”“Pendapat kita selalu berbeda, mungkinkah karena kita nggak cocok?”Tanya Delis tiba-tiba.Kelven segera menyadari s
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b