Albert mencoba lagi untuk meraih tangan Angel.Namun, Angel dengan dingin menepisnya.Angel memandangnya dengan tajam dan berkata dengan tanpa belas kasihan, âAlbert, sadarilah kenyataannya. Kita sudah bercerai selama empat tahun. Tolong jangan ikut campur dengan hidupku dan jangan muncul lagi di duniaku.âSekarang, Angel sudah benar-benar tidak punya perasaan lagi dengan pria ini.Satu-satunya yang masih menghubungkan mereka adalah bahwa Albert adalah ayah dari anaknya.Tidak lebih dari itu.Tidak semua perpisahan bisa kembali seperti semula dan tidak semua hubungan bisa berakhir dengan bahagia.Pernikahan mereka berakhir tragis dan mengulanginya tidak akan membawa mereka kembali ke masa lalu.Angel tidak akan bodoh dan jatuh ke dalam kesalahan yang sama lagi.âAngel, jangan seperti ini. Aku masih mencintaimu, aku selalu mencintaimu.âAlbert merasa sangat sakit melihat sikap dinginnya. Dengan suara serak dan penuh kerendahan diri, dia memohon, âBeri aku satu kesempatan lagi. Aku ak
âCukup!âPeter akhrinya berhenti, berbalik menuju Angel untuk menenangkannya, âJangan takut Angel, aku akan memanggil orang untuk menyeretnya pergi.âMelihat pria yang terkapar di lantai dengan wajah memerah dan berdara, entah apa yang mendorongnya, Angel mengambil ponsel dan menelepon asisten Albert.Setelah menutup telepon, Angel mendekati Albert dan dengan dingin berkata, âDengarkan baik-baik Albert, aku nggak mencintaimu. Mulai sekarang, jangan pernah muncul di hadapanku lagi.ââMeskipun kamu mati untukku, aku juga nggak akan pernah kembali.âUsai bicara, Angel tidak menunjukkan sedikitpun perasaanya dan berbalik memberi isyarat pada Peter.Peter menyeretnya keluar dari kamar dan menutup pintu.Di luar koridor, Albert yang terkapar di lantai berusaha bangkit kembali.Dengan tangan penuh darah, dia mengetuk pintu dan dengan tubuh yang lemah, dia berteriak, âAngel, angel jangan begitu. Kita punya anak, kenapa kita nggak bisa kembali seperti dulu?ââAngel, aku sudah tahu salah. Ber
Peter tidak ingin memaksanya.Dia langsung berkata, âBaiklah, aku yang pergi. Tapi, kamu jangan pergi mala mini. Aku akan mengantarmu besok pagi.ââIya,â jawab Angel dengan singkat.Melihatnya setuju, Peter pun tidak berani tinggal lebih lama dan segera keluar.Angel duduk kembali di sofa, pikirannya benar-benar kacau.Seketika, dia emrasa tidak tahu apa yang harus dilakukan agar semua orang bisa bahagia.Dia tidak menyangkal bahwa dirinya menyukai Peter, tetapi kemunculan Albert membuatnya sangat terganggu.Itu juga membuatnya kehilangan keyakinan untuk bisa melanjutkan hubungan dengan Peter.Angel takut pada akhirnya semua orang akan terluka dan tidak ada yang mendapatkan akhir yang bahagia.Dia takut Albert akan mengancamnya dengan anaknya.Dia juga takut Keluarga Joven akan ikut campur dalam hubungannya dengan Peter.Terlalu banyak kekhawatiran yang membuatnya ragu dan tidak berani melanjutkan.Malam itu, Angel tidak bisa tidur.Sebelum fajar, dia diam-diam mengemas barangnya dan
Kedatangan mereka memancing anjing kampung untuk menggonggong dengan keras.Luna tidak takut pada anjing-anjing itu dan ingin berlari mendekati mereka.Anak buah khawatir anjing itu akan menggigit anak kecil, jadi mereka langsung menggendongnya dan berkata, âNona Luna, jangan mendekati anjing itu, mereka bisa menggigit.âBarulah Luna menurut dan tidak mendekati anjing itu.Rombongan mereka tiba di halaman datar, tetapi tidak melihat siapa pun di sekitar.Kelven memberi isyarat pada anak buahnya, âKetuk pintunya.âSalah satu anak buah mendekati pintu dan mengetuknya.Namun, seperti kunjungan mereka sebelumnya, tidak ada yang merespon.Pintunya juga tertutup rapat.Anak bauh itu kembali dan melaporkan, âBos, sepertinya nggak ada orang di dalam. Kami pernah datang sebelumnya, terus mengetuk pintu tetapi nggak ada yang menjawab.ââKami juga bertanya pada penduduk setempat. Katanya, orang yang tinggal di sini sangat aneh dan sulit ditemui.ââBahkan kalau bertemu dengannya, kita nggak bisa
Di dalam rumah kayu.Melihat orang-orang di halaman tidak berniat pergi, bahkan mendirikan tenda, Lia tidak punya pilihan dan berbalik ke dalam rumah.Dia melewati dua ruangan kayu, menyeberangi lorong yang panjang dan tiba di sebuah tempat yang luar biasa di dalam gua.Di dalamnya terang benderang, terdengar suara gemericik air.Di sekitarnya penuh dengan tumpukan buku yang berantakan. Di antara buku-buku itu, duduklah seorang pria berambut panjang putih, rambutnya menutupi sebagian besar wajahnya, hanya terlihat hidungnya yang mancung dan bibirnya yang tipis.Pria itu memeluk setumpuk buku, terkadang menuliskan sesuatu dan terkadang membacanya.Mendengar langkah kaki, meskipun belum melihat siapa yang datang, dia sudah tahu alasannya.Belum sempat Lia berbicara, sudah terdengar suara pria yang rendah itu, âJangan pedulikan mereka. Mereka hanyalah sekelompok pedagang yang dipenuhi bau uang, waktu sangat berharga bagi mereka. Dalam tiga atau lima hari, mereka akan pergi dengan sendir
Kelven mendekat dan mengambil anting itu, lalu bertanya pada Delis, âBukan punyamu?ââBukan punyaku, aku bahkan nggak punya tindik di telinga.âKelven terdiam.Dia mengambil anting itu, sambil melihat ke arah rumah kayu.Seketika, bayangan nenek tua tadi melintas di benaknya.Rambutnya putih, punggungnya bungkuk dan pakaiannya compang-camping.Bagaimana mungkin orang seperti itu memakai anting yang begitu cantik?Lagipula, pandangan orang tua tidak akan sejelas itu.Detik berikutnya, dengan yakin Kelven berkata, âDia sedang menyamar.ââApa?â Delis tidak mengerti,Kelven menkjelaskan, âNenek tua tadi hanya menyamar. Dia mungkin adalah seorang anak muda. Orang yang kita cari bukanlah dia.ââKamu yakin?âKelven mengambil anting di tangannya dan melanjutkan, âIni buktinya. Selain itu, aku melihat tatapannya tadi, tatapan orang tua nggak akan sejelas itu.ââLalu apa yang harus kita lakukan sekarang?âTanya Delis lagi.Kelven berpikir sejenak, lalu membawa anting itu dan mengetuk pintu lagi.
Kelven bilang bahwa orang ini adalah seorang gadis yang menyamar, jadi Delis memperhatikannya lebih seksama.Melihat tatapan matanya yang begitu cerah, jelas sekali dia tertarik dengan makanan di tangan Delis, tetapi berpura-pura menolak. Delis pun percaya pada kata-kata Kelven.Dia adalah gadis muda yang menyamar.Delis bersikeras memberikan makanan itu padanya.âAmbil saja, coba dulu. Kalau nggak cocok di lidahmu, kami akan memasakan yang lain untukmu.ââAtau kalau kamu suka makanan lain, bilang saja, kami akan memasakannya.âAkhirnya, gadis itu tidak bisa menahan godaan makanan, dan menerima mangkuk dari Delis. âKamu sendiri yang memberikannya padamu. Tapi ingat, aku hanya nenek tua yang nggak bisa apa-apa. Jadi, jangan harap aku makan makananmu dan akan membantu kalian.ââNggak akan, makan saja.ââTerima kasih ya.âLia mengucapkan terima kasih dan segera menutup pintu.Setelah itu, dia meletakkan makanan di meja dan memakannya dengan lahap.Dia tumbuh besar bersama gurunya di sini
Delis menggeleng dan menjawab, âAku nggak ngantuk. Kalau kamu capek, tidur duluan saja.ââKalau begitu aku juga nggak ngantuk.âKelven menunduk melihatnya dan bertanya, âApa yang sedang kamu pikirkan, Delis?ââNggak ada.âKelven menoleh melihatnya, menyipitkan matanya sambil tersenyum, lalu mengangkat tangan untuk mencubit pipi halusnya.âAku bisa membaca pikiranmu. Ayo katakan padaku, apa yang sedang kamu pikirkan?âMeski sudah berlalu empat tahun, wajah wanit kecil ini masih penuh dengan kolagen yang membuat orang tak bisa berhenti menyukainya.Terkadang Kelven berpikir, bagaimana bisa ada orang yang begitu manis dan menggemaskan.Anak perempuannya juga begitu.Memiliki mereka berdua dalam hidupnya, Kelven sudah merasa puas.Melihat gerakan pria itu, wajahnya langsung memuram dan bertanya, âKenapa kamu suka sekali mencubit pipiku?âSejak mereka menikah, Kelven sudah suka melakukan itu.Apa dia tidak tahu cubitan itu terasa cukup sakit?Kelven tersenyum, menunduk dan menggesekkan waj
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.âAdikku, selamat menempuh hidup baru.âAngel juga mengucapkan, âDelis, selamat menempuh hidup baru.ââEh, aku juga.âKelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, âKalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.âKeempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, âKamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.âMereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.âIya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.âUjar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.âKamu nggak bisa berbicara dengan sopan?âDelis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.âDelis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, âkan?âEhem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, âKamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.ââNggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?âPeter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.âSelamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.âAlbert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, âSelamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.âKelven tidak senang mendengar itu dan membalas, âMenjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?ââIya, dia sukarela,â jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.âHei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.âNamun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,âAkhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu âĶ âPeter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, âLihat ke belakang, siapa itu?âPeter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
âIya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?âKelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.âAyo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.âLagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, âKamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?ââPekerjaanku nggak sepenting Delis.ââBaiklah.âDelis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, âDi mana punyamu?ââDi dalam mobil.âJadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, âKebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?âKelven tersenyum dan menjawab, âSepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, âAdik kecil, siapa namamu?âNamun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, âKalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?âDelis yang baru berusia l
âKalau ada masalah, panggil saja aku,â ujar Kelven.âNggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.âJawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, âkan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ âĶ, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, âAku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?ââKarena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.ââKemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.âDelis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.âKenapa?âWajah Delis tampak pucat.âJadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?âKelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, âBukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.ââTapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b