Pergi?Kelven bahkan sudah sakit parah, tapi kenapa masih begitu tidak serius.Masih berpikir untuk pergi.Delis menatap Kelven, dengan tidak senang dia bertanya, “Kamu ma uke mana? Untuk apa? Hal apa yang lebih penting dari pengobatan penyakitmu?”Jika alasan yang Kelven berikan tidak bisa meyakinkannya, maka Delis juga tidak akan mengizinkannya pergi.Kelven mengangkat kepalanya, menatap wanita kecil itu dengan tatapan penuh kelembutan. Dia juga tidak menyembunyikannya dan menjawab dengan jujur, “Aku mau pergi ke desa, mencari seseorang yang bisa menyembuhkan cedera kaki Alfred.”Anak buahnya meneleponnya bahwa orang tersebut misterius dan enggan bertemu dengan orang asing, apalagi datang ke Kota A bersama mereka.Kelven berpikir bahwa jika dirinya yang memerlukan orang tersebut, maka dirinya harus menunjukkan niat baiknya.Jika anak buahnya tidak berhasil mengundangnya, maka dirinya akan pergi sendiri.Bagaimana pun juga, dirinya harus membawa orang itu untuk datang menyembuhkan A
Daripada selalu khawatir dia akan pergi dan tidak kembali.Sambil makan, Kelven menjawab, “Secepatnya, setelah aku mengatur semuanya, kita akan berangkat besok pagi.”Delis bertanya lagi, “Jadi kamu nggak tinggal di rumah sakit malam ini?”“Iya, kita pulang ke rumah dan menyiapkan semuanya. Kita juga harus menjemput Luna di sekolah nanti.”Takut wanita kecil di sisinya khawatir dengan kondisinya, Kelven tersenyum lagi.“Jangan khawatir Delis, kondisiku baik-baik saja, jangan khawatirkan aku. Yang harus kita lakukan sekarang adalah menyembuhkan Alferd secepat mungkin.”Delis mengangguk dan menjawab, “Iya, kalau begitu kamu pergi jemput Luna di sekolah, aku akan pergi mengatur restoran hotpot sekarang.”“Iya, pergilah.”…Malamnya.Di apartemen Monde Rafle, setelah makan malam, Kelven menggendong putrinya dan bertanya, “Sayang, papi akan pergi beberapa hari, bagaimana kalau kamu tinggal dengan mami beberapa hari ini? Papi akan membawakan hadiah saat pulang nanti.”Mendengar ini, Luna me
Pagi berikutnya, Kelven membawa mereka berdua keluar.Mereka naik pesawat selama beberapa jam sebelum beralih ke mobil.Kemudian, mereka langsung menuju tujuan mereka.Albert tahu bahwa Kelven bersama dengan Delis dan anaknya pergi ke desa, itu pasti akan membuat Angel merasa bosan.Jadi, pagi-pagi dia sudah pergi ke depan rumah Angel.Saat tiba, dia kebetulan bertemu dengan Angel yang baru keluar.Angel terlihat cantik dan modis.Albert hendak keluar dari mobil untuk menyambutnya, tetapi melihat Peter yang turun dari mobil di depan.Peter tersenyum dengan sopan dan membuka pintu untuk Angel.Angel juga tersenyum dan membalasnya. Tidak lama kemudian, keduanya pergi dalam sekejap mata.Albert duduk kaki di mobilnya, tidak percaya dengan matanya sendiri.Ada rasa pahit di dadanya.Bukankah Delis memberitahunya bahwa Angel dan Peter tidak bersama?Lalu mengapa mereka pergi bersama lagi?Ke mana mereka pergi begitu pagi?Albert tidak menyerah dan mulai mengejar mobil mereka.Di daam mobil
“Aku juga nggak tahu apa yang disukai perempuan. Ini adalah cincin yang aku pilih utnukmu. Kalau kamu mau memberiku kesempatan, pakailah cincin ini.”Peter tidak tahu bagaimana mengutarakan perasaannya.Dia hanya ingin menyampaikan isi hatinya secara langsung.Suka bilang suka, tidak perlu bertele-tele.Angel memandang kotak kecil yang disodorkan kepadanya, sulit dipercaya bahwa Peter bahkan sudah menyiapkan cincin.Angel tidak bisa menyangkal bahwa dirinya memang mengagumi pria ini.Namun, perkembangan mereka terlalu cepat.“Peter, aku punya seorang anak, sudah berumur sembilan tahun.”Angel tidak menerima cincin itu, melainkan ingin berbicara lebih jelas dengannya.Peter yang sedang mengemudi, menaruh kotak kecil di sampingnya dan menjawab, “Aku tahu, kamu sudah memberitahuku sebelumnya.”“Jadi, maksudmu hanya ingin berpacaran denganku?”Meskipun Angel juga merasa ini sangat baik.Hanya saja, perasaannya tetap terasa tidak nyaman.Peter menepikan mobil di pinggir jalan, di tempat ya
Setelah cincin terpasang, Peter menatapnay dengan penuh kasih sayang.Saat Angel tersadar kembali, dia melihat cincin di jarinya dan tidak bisa menolak lagi.Apakah dirinya …Sudah menyetujuinya?Angel sangat bingung.Bahkan merasa agak tidak nyata.Apakah dirinya baru saja melepas status lajangnya?Apakah dirinya tidak akan sendiri lagi?Saat Angel masih tertegun, Peter mengangkat tangannya dan mengusap leher Angel, perlahan wajah tampannya mendekat.Angel melihatnya.Melihat Peter mendekat, Angel tidak ingin menghindar.Angel tahu apa yang ingin Peter lakukan.Dia bahkan menutup matanya dengan kooperatif.Kerja samanya membuat Peter sangat bahagia.Namun, tepat saat bibir mereka akan bersentuhan, ponsel Angel berdering.Suara itu memecahkan keheningan dan keintiman di antara mereka.Dengan wajah memerah, Angel mnghindari bibir pria itu dan dengan canggung mengeluarkan ponselnya dari tas.Saat melihat nama yang tertera adalah Albert, wajahnya memuram dan segera mematikan panggilan itu
Malam itu, Angel juga merasa sangat bahagia.Sepanjang hari, Peter selalu berada di sampingnya. Perhatiannya membuat Angel merasa nyaman.Peter mengajaknya makan makanan lezat dan bermain hal-hal menyenangkan.Selama hidupnya, Angel baru pertama kali merasakan hidup yang begitu santai dan bebas.Meski usianya hampir menyentuh tiga puluh tahun, dia bisa merasakan kebahagiaan seperti anak kecil.Malam itu, keduanya makan malam dengan cahaya lilin, mereka berdua sepakat untuk menginap di hotel bintang lima terdekat.Namun, mereka tidak menyadari bahwa di seberang jalan, seorang pria di dalam mobil menatap mereka dengan tatapan tajam dan penuh amarah.Dia menggenggam setir dengan erat, hampir merusak setir dengan cengkeramannya.Dadanya terasa berat, seolah-olah ada batu besar yang menghimpitnya, membuatnya sulit bernapas.Albert telah mengikuti mereka sepanjang hati.Dia selalu berpikir bahwa Angel masih memiliki perasaan padanya. Jika tidak, mengapa setiap kembali dan berbicara dengannya
Angel adalah orang yang sudah berpengalaman, tentu dia tahu apa yang ada dalam pikiran seorang pria.Dari pada mengatakan Peter menginginkannya, lebih tepat jika mengatakan dirinya juga menantikannya.Bagaimana pun, di usia mereka sekarang, sangat wajar melakukan hal intim seperti itu.“Nggak pergi juga nggak apa-apa.”Peter berlutut di depannya, melihat wajah cantik dan bibir Angel yang merah merona. Jakunnya bergerak naik turun.Peter mengakui, dirinya juga mulai tergoda.Hatinya juga ikut terpikat.Namun, dia tidak berpengalaman, tidak tahu bagaimana harus memulai.Angel juga memandangnya.Melihatnya seperti kayu yang hanya menatap tanpa bergerak, dia pun memutuskan untuk mengangkat tangannya, memeluk kepalanya dan dengan inisiatif menempelkan bibirnya.Tindakan inisiatifnya memberikan keberanian pada Peter.Peter langsung bangkit dan menjadi pihak yang memimpin, menindihnya di bawah.Ciuman penuh gairah membuat keduanya segera tenggelam dalam panasnya cinta.Saat api gairah hampir
Albert mencoba lagi untuk meraih tangan Angel.Namun, Angel dengan dingin menepisnya.Angel memandangnya dengan tajam dan berkata dengan tanpa belas kasihan, “Albert, sadarilah kenyataannya. Kita sudah bercerai selama empat tahun. Tolong jangan ikut campur dengan hidupku dan jangan muncul lagi di duniaku.”Sekarang, Angel sudah benar-benar tidak punya perasaan lagi dengan pria ini.Satu-satunya yang masih menghubungkan mereka adalah bahwa Albert adalah ayah dari anaknya.Tidak lebih dari itu.Tidak semua perpisahan bisa kembali seperti semula dan tidak semua hubungan bisa berakhir dengan bahagia.Pernikahan mereka berakhir tragis dan mengulanginya tidak akan membawa mereka kembali ke masa lalu.Angel tidak akan bodoh dan jatuh ke dalam kesalahan yang sama lagi.“Angel, jangan seperti ini. Aku masih mencintaimu, aku selalu mencintaimu.”Albert merasa sangat sakit melihat sikap dinginnya. Dengan suara serak dan penuh kerendahan diri, dia memohon, “Beri aku satu kesempatan lagi. Aku ak
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b