“Baiklah, maaf merepotkanmu.”“Nggak masalah, silakan Nona Angel.”Setelah Angel dan Peter pergi ke ruangan sebelah, Wiliam tinggal sendirian di sofa ruang tamu. Dia menatap ke arah kamar dengan tatapan kosong.Dia sudah sangat berusaha untuk menyenangkan Luna.Siang tadi mereka berdua bahkan bermain bersama.Namun, begitu malam tiba, Luna malah menangis ingin bertemu dengan ayahnya.Dirinya adalah orang asing, jelas kalah dibandingkan dengan ayah kandungnya.Wiliam akhirnya sadar akan sebuah kenyataan.Tidak hanya Delis yang tidak menyukainya, bahkan Luna juga tidak menyukainya.Jika mereka semua tidak menyukainya, apa gunanya dirinya bertahan?Wiliam tersenyum getir dan bersandar di sofa, merasa sesak di dadanya, terasa berat dan menyiksa.Setelah berhasil menidurkan putrinya, Kelven perlahan keluar dari kamar.Melihat Wiliam masih di sana, Kelven menghampirinya.Kemudian duduk di samping Wiliam, dengan suara berat, Kelven berkata, “Aku menarik kata-kataku sebelumnya. Delis dan Luna
Bagaimana mungkin dirinya tidak tahu rasanya mencintai tetapi tidak bisa memiliki?Delis menghilang selama empat tahun, dirinya merasa seperti hidup tanpa tujuan.Saat Delis menolaknya dengan begitu tegas, dirinya merasa sakit yang begitu dalam, bahkan masih bisa terbayang sampai sekarang.Setelah lama kemudian, Kelven baru bangkit dan kembali ke kamar.Keesokan paginya, Kelven mengantar putrinya ke sekolah, membawa sarapan ke rumah sakit untuk Delis.Saar fajar menyingsing, Alfred terbangun.Dia melihat wanita kecil yang tertidur di sampingnya, dia tidak ingin mengganggunya dan hanya memandanginya.Hingga langit terang benderang, Delis bangun dan melihat Alfred yang sedang melihatinya.Delis sangat gembira dan segera mendekatinya.“Alfred, kamu sudah bangun? Tunggu sebentar, aku akan memanggil dokter.”Dengan lemah, Alfred menahannya, “Delis, jangan panggil, aku baik-baik saja.”Delis mengurungkan niatnya untuk memanggil dokter dan bertanya lagi, “Bagaimana perasaanmu? Apakah kaki da
Tidak boleh berhubungan dengan Kelven seumur hidup ini … Saat membawa makanan masuk ke ruangan, Kelven yang berada di depan pintu masuk, mendengar jelas apa yang dikatakan oleh Alfred.Kelven terdiam, berdiri di sana seperti patung untuk beberapa saat.Sementara, Delis yang berdiri di samping tempat tidur juga terkejut.Dia menatap Alfred dan ragu.Alfred juga menatapnya, dengan susah payah bertanya, “Delis nggak bersedia?”Delis langsung menggelengkan kepalanya. “Bukan.”“Kalau begitu bersumpah padaku bahwa selamanya kamu nggak akan berhubungan dengan Kelven lagi.”Delis terdiam.Tidak berhubungan dengan Kelven?Jika dulu, mungkin dirinya akan setuju.Namun …Namun sekarang, Kelven sakit.Kelven adalah satu-satunya pria yang dia cintai dan juga ayah dari anaknya.Delis benar-benar tidak bisa mendorong Kelven menjauh sekarang.Namun, jika tidak menyetujuinya, Alfred akan kehilangan semangat hidup lagi?“Delis, apa yang kamu ragukan?”Alfred mulai memaksa.Setelah kembali sadar, Delis
Delis melihatnya dengan perasaan bersalah dan langsung bertanya, “Kamu mendengar percakapanku dengan Alfred tadi?”“Nggak ada, apa yang kalian bicarakan?”Kelven pura-pura bodoh.Delis menatapnya dengan tajam dan berkata lagi, “Kamu sudah mendengarnya, ‘kan? Kelven, aku menyetujuinya hanya untuk menenangkan hatinya agar dia mau menjalani pengobatan. Aku nggak berniat untuk memutus hubungan denganmu.”Delis berinisatif menggenggam tangannya, memberikan semangat, “Jangan terlalu dipikirkan, Alfred mungkin butuh waktu lama untuk sembuh. Selama jangka waktu ini, kamu nggak perlu bertemu dengannya.”“Meskipun aku menyetujuinya, tapi dia nggak bisa keluar dari ruangan dan nggak akan tahu hubunganku denganmu. Jadi, jangan terlalu dipikirkan, ya?”Kedua pria ini sangat penting bagi Delis.Namun, keduanya dihadapkan pada ujian kematian, Delis tak punya pilihan lain selain berbohong.Delis berharap pria di hadapannya bisa mengerti.Kelven melihat wanita kecil di depannya dan terdiam.Ternyata
Bagaimana pun, Delis memang mudah luluh hati dan tahu berterima kasih.Hanya ditakutkan Delis memaksakan dirinya bertahan di sisinya agar Kelven tidak menyesal dan bukan benar-benar mencintainya, tidak tega sesuatu terjadi padanya.Delis menghindari dekapannya, menatapnya dengan tatapan tajam dan dengan tegas berkata, “Kelven, kamu benar-benar nggak bisa merasakan perasaanku padamu?”“Sebelum tahu kamu sakit, aku sudah tidur denganmu. Menurutmu, kalau aku nggak mencintaimu, aku akan melakukan hal seperti itu padamu?”“Ataukah menurutmu, aku hanya … ““Sudah, jangan bicarakan lagi.”Kelven mengangkat tangan untuk menutup mulut kecilnya, lalu kembali memeluknya.“Aku hanya merasa sangat nggak nyata, merasa bahwa Delis seperti landak kecil, nggak akan membiarkanku mendekatimu lagi.”“Tapi sekarang aku mengerti, Delis masih sama seperti dulu, selalu mencintaiku, nggak bisa lepas dariku.”Ini sudah lebih dari cukup.Kelven memeluknya lagi, merasa hatinya yang berdebar-debar perlahan-lahan
Dokter baru saja memberinya obat dan pergi.Delis bertanya, “Alfred, kamu mau makan apa? Aku akan keluar dan membawakannya untukmu.”Alfred tidak tahu Delis pergi begitu lama ke mana.Namun, melihat Delis masih kembali, dia merasa cukup senang.Dia menatap Delis dan menjawab dengan lemah, “Aku nggak mau makan apa pun sekarang. Delis, temani aku bicara sebentar ya?”Delis duduk dan bertanya, “Apa yang mau kamu bicarakan?”“Apakah Kelven ada mengganggumu akhir-akhir ini?”Ini adalah Kota A, wilayah Kelven.Jika Delis terus tinggal di sini, dia akan diganggu oleh Kelven.Maksud dari ibunya adalah meminta Alfred untuk meyakinkan Delis kembali ke Negara E.Alfred pikir lebih baik kembali ke Negara E, sehingga Kelven tidak akan punya kesempatan untuk mendekati Delis lagi.Delis menatapnya sebentar dan kemudian berbohong, “Kelven tahu bahwa Luna adalah anaknya, terkadang dia muncul. Tapi, aku berjanji padamu bahwa aku nggak akan berhubungan dengannya, jadi dia nggak akan menggangguku. Janga
Delis menghentikan langkahnya, tatapannya jatuh pada Wenny.“Apa yang bisa kita bicarakan?”Delis masih tidak meladeninya dan berjalan melewatinya.Wenny tidak putus asa dan menghalangi jalannya lagi.“Delis, aku bisa mengalah padamu, memberikan identitas putri Keluarga Joven padamu, tapi kami nggak boleh merebut kak Wiliam dariku.”Wenny menatap Delis dengan tajam, penuh dengan permusuhan.Delis sekali lagi menghentikan langkahnya, menatap gadis di depannya dengan dingin dan tersenyum, “Mengalah padaku? Kamu bahkan nggak pantas mengatakan kata mengalah itu. Lagipula, aku juga nggak sudi dengan identitas itu.”“Selain itu, aku benar-benar nggak merebut siapa pun darimu. Jadi, awas dan jangan menghalangi jalanku.”Delis yang kecil berdiri di sana dengan tegas, membuat orang tidak berani mendekatnya.Wenny sebenarnya takut padanya, tetapi tidak ingin mempermalukan dirinya sendiri.Tidak ada yang berani berbicara dengannya seperti ini sejak kecil.Meskipun Delis adalah putri kandung Kelu
Dia pasti tidak akan membiarkan Delis merampas segalanya yang menjadi miliknya.Termasuk kak Wiliam.Semua yang menjadi miliknya, termasuk semua anggota keluarga, hanya akan menjadi miliknya sendiri.Selama Delis menghilang dari dunia ini, tidak akan ada yang bisa merebutnya darinya.Benar, dia harus mencari cara untuk memusnahkan Delis.Memikirkan itu, Wenny mengusap memar di pipinya, menggertakkan giginya, tatapannya penuh dengan dendam dan kebencian.…Delis pergi ke restoran hotpot dan meminta koki menyiapkan beberapa hidangan bernustrisi untuknya.Saat menunggu hidangan, seorang pelayan datang menghampirinya dan memberitahunya, “Bos, ada seorang pria yang mencarimu.”Delis keluar dari dapur dan melihat ke arah pria yang ditunjukkan oleh pelayan.Saat melihat Pak Albert, Delis sangat penasaran.Kenapa Albert datang mencarinya?Dengan ragu, Delis menghampirinya.Albert mengambil tempat duduk di salah satu meja. Saat melihat Delis mendekat, dia tersenyum sambil menyapanya, “Seperti
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b