Peter berdiri tegak dengan satu tangan di punggungnya, tampak kaku dan tegap. Dia tersenyum tipis dan menjawab, “Apakah Nona Angel ada rencana hari ini? Kalau ada, aku bisa menjadi sopirmu.”“Kalau nggak ada rencana, bisakah aku mengajakmu makan bersama? Sambil membicarakan tentang adikku.”Angel terdiam.Lalu menatap pria di depannya dengan seksama.Harus diakui, Peter sangat tinggi, rambut pendeknya bahkan tidak bisa menyembunyikan ketampanannya.Dia adalah pria yang sangat menarik perhatian.Namun, bukankah dia sudah membicarakannya saat makan kemarin mengenai masalah Delis?Teringat bahwa pria di depannya cukup sopan padanya, Angel dengan sopan menjawab, “Hari ini aku harus pulang ke rumah untuk melihat orang tuaku, nggak ada waktu untuk makan bersamamu. Mengenai Delis, aku sudah membicarakannya cukup jelas denganmu.”“Kalau kamu mau dia mengakuimu, kamu bisa membahas langsung dengannya, nggak ada gunanya mencariku.”“Kalau begitu, untuk berterima kasih pada Nona Angel karena s
Melihat wanita di luar mobil, wajah Albert sangat suram.“Apakah aku nggak punya hak? Naiklah ke mobil, kita bisa membicarakannya.”“Apa yang perlu dibicarakan? Katakan saja sekarang.”Angel tidak ingin terlibat dengan percakapan yang panjang.Albert juga tidak mengelak dan menghindar dari tatapannya, lalu dengan dingin berkata, “Kalau kamu bersama dengan pria lain, aku akan mengambil hak asuh Joel. Aku nggak akan membiarkan anakku memanggil orang lain ayah.”Merebut hak asuh hanyalah alasan palsu, sebenarnya Albert ingin mengejar kembali wanita itu.Sudah bertahun-tahun berlalu, Albert tahu bahwa mereka sudah tidak akan mungkin bersama lagi.Namun, dia tidak bisa melupakan Angel.Apalagi saat Angel kembali, Albert sangat ingin bertemu dengannya dan menghabiskan waktu bersamanya.Kemarin, saat melihat Angel bersama dengan seorang pria di restoran, dia tidak bisa tidur sepanjang malam.Hari ini, saat melihat seorang pria mengantarnya pulang ke rumahnya, hati Albert terasa seperti di tu
Menonton video memang mudah, tetapi sangat susah mempraktekkannya.Saat pukul lima sore, Kelven tepat waktu menjemput putrinya ke sekolah. Lalu mulai memasak dengan bahan-bahan yang sudah disiapkannya sebelumnya.Luna berdiri di sampingnya.“Papi, kamu juga bisa memasak? Biar kukatakan padamu, masakan mami nggak enak sama sekali, bahkan nggak seenak masakan buatanku.”“Masakan papi Alfred juga sangat enak. Hehe, semoga masakan papi bisa seenak masakan papi Alfred.”Kelven melihat putrinya dan mengoreksinya, “Luna, jangan panggil papi Alfred, kamu harus memanggilnya paman.”Luna tidak mengerti dan bertanya, “Kenapa begitu?”“Paman adalah panggilan untuk kakak laki-laki mamimu. Alfred adalah kakak mamimu, kamu harus memanggilnya paman.”Luna tampaknya mengerti dan mengangguk.“Baiklah, aku mengerti papi.”Kelven memasakkan daging panggang. Dia mengambil sepotong dan menyuap putrinya.“Ayo sayang, coba cicip dulu rasanya, sebelum mamimu pulang. Kalau rasanya nggak enak, bisa bisa membuat
Kelven mengambil ponselnya dan melihatnya sekilas.Dia mengernyit dan menolak panggilan itu.Namun, tidak lama kemudian, ponselnya berdering lagi.Akhirnya Kelven mengangkatnya, dia menghindari Delis dan berjalan ke balkon sebelum menjawab,“Ada apa?”Terdengar suara Suminah di balik telepon, “Kelven, kamu sudah lama nggak pulang ke rumah, kamu juga nggak ada di rumah, kamu ke mana?”“Aku sedang perjalanan dinas di luar.”“Berapa lama kamu pergi?”“Ibu, katakan saja apa yang mau kamu sampaikan.”Mendengar suara putranya yang tidak sabar, Suminah langsung mengatakan tujuannya.“Begini, aku sudah mengatur pertemuan dengan Nona Jessi. Kalian bisa bertemu sebentar. Kamu sudah berumur tiga puluh tahun lebih dan masih sendirian, keluarga sangat mengawatirkanmu.”Kelven terdiam.Mengatur kentan buta untuknya lagi?Kelven tidak setuju dengan perilaku orang tua yang seperti ini.Dia berbalik melihat ke arah ruang makan.Melihat Delis dan putrinya sedang makan bersama, suasana yang hangat dan ba
Luna kemudian menatap maminya dan berkata, “Mami, boleh nggak mami jangan bermain dengan paman lain lagi?”Delis mengernyit dan bertanya, “Apa? Aku bermain dengan paman yang mana?”“Itu paman Wiliam. Papi bilang dia nggak suka lihat mami bermain dengan paman lain, nanti dia cemburu.”Sebenarnya, Luna juga tidak tahu ap aitu cemburu.Dia hanya sering melihatnya di video pendek dan mengatakannya begitu saja.Pandangan Delis sekali lagi melirik ke arah balkon dan terdiam.Pria itu bisa cemburu?Apakah dia lupa bahwa dirinya pernah berhubungan dengan wanita lain juga sebelumnya?Lagipula, apa hubungannya dengan Kelven, jika dirinya bersama dengan orang lain? Mereka bukan suami istri dan juga bukan pasangan.Kelven punya hak apa.Tanpa memedulikan pria itu, Delis membawa putrinya ke kamar mandi setelah makan.Saat selesai menelepon, Kelven melihat mereka berdua pergi ke kamar mandi dan dia hanya bisa makan sendirian.Setelah makan, dia membersihkan dapur dan pergi ke pintu kamar mandi dan
Kelven berpikir ada guru di dunia nyata, untuk apa belajar dari internet.Peter menoleh untuk melihat Kelven, tanpa menjawab, dia menghela napas dan pergi.…Malam itu.Mereka bertiga tidur di ranjang yang sama.Tidak ada pilihan lain, karena Luna mau papi dan maminya menemaninya tidur bersama.Jika tidak menemaninya, dia akan rewel.Delis dan Kelven tidak punya pilihan, mereka harus mengikuti keinginannya.Mungkin karena Delis tidak menolaknya semalam, Kelven menjadi semakin berani malam ini.Dia meletakkan tangannya melalui putrinya dan merangkul pinggang Delis.Namun, Delis menghempaskan tangannya dengan dingin, menatapnya dengan tajam, seperti sedang mengingatkannya untuk menjaga sikap.Kelven langsung menarik tangannya kembali, memberikan gestur ciuman padanya dan berkata dengan lembut, “Selamat tidur, sayang.”Keduanya adalah kesayangannya Kelven.Delis memutar matanya dan membelakangi Kelven.Kelven juga tidak memedulikannya, dia mencium kening putrinya dan menidurkannya.Keeso
Karena Suminah adalah orang tua dan dulunya lumayan baik padanya, Delis menunjukkan sikap hormat padanya.Dan Delis tetap harus menghormatinya, karena dia adalah nenek dari anaknya.“Kamu membuka restoran ini begitu kembali?”Suminah memperhatikan Delis di depannya, empat tahun tidak bertemu, Delis berubah menjadi lebih dewasa.Tidak lagi terlihat seperti gadis kecil yang belum dewasa seperti dulu.“Iya, restoran ini baru dibuka dua hari yang lalu.”Jawab Delis dengan jujur.“Kamu membukanya dengan menggunakan uang dari Kelven?”Mengingat wanita ini hampir membuat anaknya kehilangan nyawanya, Suminah tidak ramah sama sekali padanya kali ini.Delis menundukkan kepalanya dan diam.Uang tersebut memang berasal dari Keluarga Rosli.Itu adalah dua triliun yang kakek berikan padanya, yang dia simpan atas nama Angel. Dia baru mengeluarkannya sekarang untuk membuka restoran ini.Namun, jika Keluarga Rosli ingin mengambilnya kembali, dia juga bisa mengembalikannya.Bagaimana pun, asetnya di Neg
Setelah meninggalkan cek, Suminah pergi dengan marah.Melihat kepergian Suminah, Delis segera mengambilnya dan menelepon Kelven.Saat Kelven menjawab telepon, Delis langsung berkata dengan khawatir, “Kelven, cepat pergi ke sekolah dan jemput Luna, ibumu mau pergi merebut Luna dariku.”Kelven sedang belajar memasak dengan Peter di dapur.Mendengar kata-kata Delis, Kelven bertanya dengan santai, “Ibuku pergi mencarimu?”“Iya, cepat pergi dan lihat apakah Luna sudah dijemput atau belum. Jangan biarkan ibumu membawa Luna pergi, kalau nggak, dia nggak akan mengembalikannya padaku.”“Iya, aku akan pergi sekarang juga. Tenang saja Delis, bagaimana pun ibuku adalah neneknya Luna, dia nggak mungkin melukai Luna.”“Tapi dia mau memisahkanku dengan Luna. Kelven, kuberitahu padamu, kalau keluargamu merebut Luna dariku, aku nggak akan pernah memaafkanmu seumur hidupku.”Masih merasa cemas, Delis juga segera keluar.Wiliam juga mengikutinya untuk mengemudi.Di telepon, Kelven jelas mendengar keteg
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b