Di sebuah pulau kecil Negara E.Delis yang baru saja tertidur, tiba-tiba merasa ada sesuatu yang menghantam keras jantungnya.Rasa sakit yang menusuk hati membuatnya susah untuk bernapas dan dia duduk dengan tidak nyaman, mencoba mengatur napasnya.Setelah beberapa saat mencoba, Delis masih tidak merasa lebih baik, jadi dia berdiri untuk menuangkan segelas air.Mungkin karena mendengar suara, Alfred bangun dan berdiri di depan pintu sambil mengetuk, “Delis, kamu baik-baik saja?”Delis menahan sakit di dadanya dan pergi ke pintu untuk membukanya, bertanya dengan penuh kesakitan,“Kamu punya obat untuk nyeri dada? Nggak tahu kenapa, aku merasa nggak nyaman dan susah bernapas.”“Apa yang terjadi?”Alfred sibuk membawanya duduk di dekat tempat tidur, memeriksa denyut nadinya.Delis mengernyit dan menatapnya, “Kamu bisa memeriksanya?”“Sedikit.”Setelah memeriksa nadinya, Alfred terlihat serius dan bertanya, “Mengapa detak jantungmu begitu cepat? Tapi kamu nggak ada masalah dengan organ dal
Keesokan harinya.Alfred sudah membuat sarapan pagi dan datang ke depan pintu kamar Delis.“Delis, sudah bangun?”Delis sedang gosok gigi di kamar mandi.Dengan busa pasta gigi di mulutnya, dia menjawab dengan tidak jelas, “Iya, sudah bangun.’Baru kemudian Alfred membuka pintu, melihatnya sedang gosok gigi, Alfred bertanya dengan perhatian, “Sudah membaik? Dadanya masih sakit?”Delis tersenyum dan menjawab, “Sudah lebih baik hari ini, tapi masih merasa sedikit tertekan.”“Yasudah, habis mandi turunlah ke bawah. Setelah sarapan, keluarlah sebentar untuk menghirup udara segar di luar.“Iya.”Delis cepat-cepat selesai mandi dan turun ke bawah, melihat semua makanan yang disiapkan Alfred, Delis merasa tidak enak hati.“Maaf ya, aku tidur larut malam semalam dan nggak bangun untuk membuat sarapan.”Alfred mengambilkan bubur dan memberikannya pada Delis, menatapnya dengan serius.“Bolehkan aku berbicara jujur denganmu?”Seketika Delis punya firasat buruk, dia mengangguk perlahan dan berkata
Di rumah sakit Kota A.Kelven terbaring di ranjang rumah sakit, tubuhnya dipenuhi dengan selang.Wajah tampannya yang kurus dan pucat terbalut dengan masker oksigen. Sementara di sebelahnya, monitor jantung berdetak tidak beraturan, seolah-olah siap untuk berhenti berdetak kapan saja dan mengumumkan kematian orang yang terbaring di ranjang itu.Semua Keluarga Rosli berdiri di ruang perawatan.Pak Harris memegang tongkatnya dengan sangat kuat hingga gemetaran.Dia berteriak dengan marah, “Dengarkan baik-baik, mulai hari ini, Delis tidak boleh lagi melangkah ke pintu besar Keluarga Rosli.”“Selama aku masih hidup, dia nggak akan boleh bersama dengan Kelven lagi.”naknya di samping mulai menangis terisak-isak, “Ayah, untuk apa kamu mengatakan ini sekarang? Delis bahkan sudah pergi entah ke mana, itu yang membuat Kelven seperti ini.”“Mungkin Delis memang nggak mencintai Kelven dan nggak mau masuk ke Keluarga Rosli.”“Dasar orang nggak tahu terima kasih. Kita semua sudah begitu baik denga
“Papi bilang saat dia nggak ada di rumah, aku harus nurut dengan mami dan menjaga mami dengan baik.”“Tapi kamu juga nggak boleh memasak sendiri. Kamu baru berusia tiga tahun, mana mungkin anak berusia tiga tahun sudah bisa masuk?”“Tapi aku bisa.”Luna melompat turun dari pangkuan ibunya, lalu berlari ke depan untuk menarik kursi, lalu berkata pada Delis, “Mami duduk. Setelah sarapan, papi akan datang menjemput kita.”Delis duduk dengan tak bersaya, menggendong putrinya duduk di pangkuannya dan mulai menyuapinya.Namun, Luna langsung menolak, “Mami, aku bisa makan sendiri.”“Nggak, aku mau menyuapimu. Kamu baru berusia tiga tahun, butuh ibu untuk merawatmu, ya?”“Tapi aku sudah tiga tahun. Si yelo baru berusia dua tahun, dia bahkan bisa pergi ke pantai sendiri untuk menangkap ikan untuk orang tuanya.”Delis terdiam.Kehabisan akal.Apa yang telah dipelihara Luna?Jelas-jelas anak yang baru berusia tiga tahun, tetapi menganggap dirinya adalah anak laki-laki. Setiap hari berpikir untuk
Setelah sarapan, mereka bertiga naik ke kapal pesiar untuk pergi ke pusat kota.Tempat tinggal yang disiapkan oleh Alfred berada di ibu kota Negara E, Kota H.Tidak jauh dari Keluarga Gozali dan Keluarga Joven.Dalam empat tahun terakhir ini, hanya pada tahun pertama saat Delis sedang hamil yang membuatnya sulit untuk berpergian dan tahun kedua saat anaknya masih mengonsumsi asi, Delis tidak pernah meninggalkan pulau itu.Namun, selama dua tahun itu, Alfred mengajari banyak hal padanya.Ditambah lagi, setelah tidak ada lagi berita pencarian Delis di Kota A.Alfred secara sukarela tinggal di pulau itu untuk membantunya menjaga anaknya, membiarkan Delis keluar sendiri untuk mengurusi bisnisnya, sekaligus melatih keberaniannya.Tentu saja, setiap kali Delis keluar, Alfred selalu mengirimkan orang untuk melindunginya secara rahasia.Wanita kecil ini juga cukup tangguh, bisnis yang diberikan Alfred padanya, sudah berkembang pesat. Bahkan jika tidak ada Alfred, Delis juga bisa mengurusnya se
“Ayahku yang menyuruhku mencarinya, aku juga nggak begitu jelas,” jawab Alfred dengan santai.Delis tidak bertanya lebih lanjut, dia hanya berkata dengan peduli, “Jaga dirimu baik-baik, aku dan Luna menunggumu di rumah.”“Iya.”Kemudian, Alfred melihat sekilas wanita kecil di depannya.Terlihat masih ada sesuatu di benaknya.Delis juga secara tidak sadar melihat.Delis sudah cukup mengenal Alfred.Delis juga dengan tulus menganggapnya sebagai bagian dari keluarganya sendiri, Delis bertanya padanya, “Ada hal lain lagi?“Iya,” jawab Alfred.Delis tersenyum dan berkata, “Katakan saja.”“Aku takut kamu nggak setuju.”Delis terdiam.Delis mengernyit dan agak bingung. “Kamu bahkan nggak mengatakannya, bagaimana tahu aku nggak akan setuju?”Setelah memikirkannya, Alfred dengan berani berkata, “Setelah aku pulang dari Kota A, bisakah kamu membantuku satu hal? Pergi bertemu orang tua bersamaku?”“Apa?” Delis terdiam.Raut wajah Alfred terlihat canggung, tatapannya agak gelisah, kemudian menjel
Berpura-pura menikah?Bagaimanapun Alfred tahu bahwa yang paling Delis tidak sukai adalah pernikahan palsu?Dulu, karena pernikahan palsu dengan Kelven, membuat dirinya terjebak dan hampit mati dalam pernikahan itu.Bagaimana mungkin dia mengulangi kesalahan itu lagi sekarang?Melihat Delis diam, Alfred tidak percaya bahwa Delis akan menolaknya.Bagaimanapun juga, mereka juga sudah bersama selama empat tahun. Meskipunt idak ada perasaan satu sama lain, setidaknya demi anak Delis juga harus menyetujuinya, bukan?Mungkin Delis juga butuh waktu, jadi Alfred berkata, “Kamu pertimbangkan dulu. Setelah aku pulang dari Kota A, kamu berikan jawaban padaku, ya?”Delis mengangguk.Delis sibuk dengan makanannya.Setiap hal yang dilakukan Alfred selama ini untuknya, Delis mengingatnya semua.Bahkan mengajarinya bisnis, membuat dirinya yang tidak punya apa-apa mejnadi pemilik toko permata yang punya nilai kekayaan lebih dari triliunan.Delis sangat berterima kasih pada Alfred, tetapi mengenai pern
Menjadi bos sendiri, mengelola bisnis sendiri.Kehidupannya sekarang lebih terasa nyaman. Terutama setelah memiliki anak, Delis merasa lebih bersemangat untuk melakukan segala hal.Hanya saja dia agak terlalu sibuk, sibuk hingga tidak punya waktu untuk menemani putrinya di akhir pekan pun.Untungnya, Luna sangat patuh dan pengertian. Saat akhir pekan, saat mami dan papinya tidak ada, dia akan menarik beberapa pembantu untuk bermain petak umpet bersamanya.Vila ini sangat besar, sementara Luna sangat kecil. Di mana pun dia bersembunyi, para pembantu harus mencarinya untuk waktu yang cukup lama.Sama seperti sekarang.Luna bersembunyi di sudut dinding taman, begitu kecil, tidak akan yang bisa menemukannya.Melihat ada orang yang berjalan menghampirinya, Luna mundur sedikit.Saat dia mundur, dia melihat bahwa ada lubang di bawah sudut dinding sebelahnya.Luna berpikir, jika dirinya bersembunyi di dalam, apakah orang-orang itu tidak akan bisa menemukannya?Memikirkan itu, Luna langsung mer
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b