Mengapa setelah mengetahui masalah Wendo, Delis terlihat begitu tenang dan patuh. Itu membuat Kelven merasa aneh.Teringat ketenangannya itu merupakan tanda peringatan bahwa Delis akan pergi, Kelven segera merangkulnya erat dan berkata dengan suara rendah, “Delis, jangan begini. Aku tahu ini salahku. Kamu boleh menangis, boleh memukulku, boleh memarahiku. Tapi tolong jangan tinggalkan aku, ya?”Delis bersandar di dadanya, perlahan-lahan, Delis merasa bahwa rasa sakitnya sudah tidak begitu terasa.Mungkin karena sudah mati rasa.Ini juga merupakan tanda baik.Delis tersenyum, mendorongnya dan menatapnya, lalu berkata, “Jangan terlalu menyalahkan dirimu. Wendo bilang kamu mabuk dan menganggapnya sebagai aku. Jadi, kamu masih mencintaiku.”Delis tersenyum pahit dan melanjutkan, “Kamu khawatir setelah menggugurkan bayinya, dia menjadi mandul. Aku bisa mengerti itu. Aku benar-benar nggak menyalahkanmu. Nggak ada pria di dunia ini yang nggak berselingkuh, kamu sudah termasuk baik.”Delis
Delis tersenyum dengan lembut, menahan perasaan jijik di dalam hatinya, lalu mendorongnya dan tetap tersenyum.“Aku sudah memaafkanmu, nggak perlu terus-terusan minta maaf padaku.”Kelven melihatnya masih berpura-pura tidak peduli, itu terasa seperti jarum yang menusuk hatinya.Kelven memeluknya lagi dengan erat. “Tunggu aku sebentar lagi, aku akan menemukan kebenarannya.”Delis hanya diam.Kebenaran?Kebenaran apa yang dimaksud?Apakah masalah dirinya dengan Wendo masih perlu diragukan?Mereka bahkan sudah punya akan dan memutuskan untuk melahirkan.Memberinya rumah mewah dan membiarkannya mengandung dengan tenang, apakah semua itu palsu?Jika begitu, seharusnya Kelven sudah tidak membutuhkan bayi dalam kandungannya lagi.Akhirnya, Delis mengerti apa yang harus dia lakukan.“Kelven, aku sangat mengantuk, bolehkah aku tidur?”Delis benar-benar tidak ingin dipeluk olehnya, itu membuatnya merasa mual.“Aku akan tidur bersamamu dan memelukmu seperti ini.”Kelven tidak ingin melepaskannya,
Kelven segera menoleh ke arah kandang ular.Di bawa sekelompok ular itu, sepertinya … ada orang?Kelven kemudian menatap gadis di sebelahnya dengan bingung dan bertanya, “Delis, apa yang kamu lakukan? Kamu datang jauh ke sini hanya untuk melihat ini?”“Kamu nggak merasa sangat menarik?”Delis balik bertanya.Raut wajah Kelven menjadi serius. “Apa yang menarik dari ini? Ada mayat di dalamnya?”Delis menyukai pemandangan yang begitu mengerikan?Kelven tidak bisa memahaminya.Delis tersenyum lagi dan berkata, “Bukan mayat yang menari. Tutup matamu, akan ada kejutan untukmu.”Kelven menatapnya dengan serius.Delis tidak peduli dengannya, mengangkat tangannya dan pengawal di sampingnya segera mengalihkan perhatian ular ke tempat yang gelap.Kemudian, mereka membangunkan Herli yang pingsan.Herli yang terkejut, perlahan-lahan sadar, tetapi ketakutan dan kegelapan membuatnya histeris dan berteriak memohon ampun, “Jangan, jangan perlakukan aku seperti ini, lepaskan aku, lepaskan aku … “Herli
Herli langsung membantah, “Kelven, aku sangat penakut. Bagaimana mungkin aku berani membunuh orang? Aku juga sangat suka dengan anak-anak, bagaimana mungkin aku membunuhnya?”“Bukan seperti yang dia bilang, bukan.”Herli menangis histeris, berharap mendapat sedikit simpati dari Kelven.Setelah tahu kebenarannya, tatapan tajam Kelven melihat ke arah Herli.Semua ini karena dia?Bagaimana dia berani melakukan ini?Kelven memandang wanita yang malang itu dan dengan marah berkata, “Sudah sejak awal aku menebak hilangnya Delis di tepi sungai ada hubungannya denganmu. Sayangnya, Delis malah nggak mengingat kamu dan aku setelah sadarkan diri.”“Herli, aku merasa bersalah denganmu sebelumnya. Aku juga berpikir ingin bertanggung jawab, tapi aku nggak pernah membayangkan kamu begitu jahat. Kamu nggak hanya membunuh anakku, tapi juga hampir membuat Delis tak bisa kembali lagi.”Kelven meremas kepalan tangannya, pembuluh darah di dahinya menonjol.Rasa benci di tatapannya, lebih dingin daripada D
Saat kembali ke rumah, Delis terlihat seolah-olah tidak ada yang terjadi.Dia menjalani hari seperti biasa, seperti bunga kecil yang tumbuh di dalam rumah kaca, tidak ada kekhawatiran.Sebaliknya, Kelven terus waspada.Dia takut Delis pergi, takut dia melakukan tindakan ekstrim.Saat makan malam, Delis tersenyum dan berkata, “Kamu benar-benar nggak perlu mengawasiku setiap saat sepanjang hari. Aku tahu di luar sana banyak wanita yang mau menjadi istrimu, tapi aku lebih beruntung dibanding mereka. Jadi, aku sangat menghargai keberuntungan ini.”Maksud lain dari perkataan ini adalah bahwa dirinya tidak akan meninggalkannya. Ini membuat Kelven merasa lega.Kelven mengambilkan sayuran untuknya, terlihat agak gelisah dan berkata, “Aku khawatir ada bahaya yang terjadi padamu.”“Di dunai ini, hanya Herli yang berusaha menyakitiku. Selain dia, nggak ada yang berani menyentuhku lagi. Dia sudah berada di bawah kendali kita, jadi kamu nggak perlu khawatir.”Kelven hanya diam.“Kelven, aku memili
Delis bisa membedakannya.Alfred tidak lagi menjawab dan menutup teleponnya.Delis menyadari bahwa dalam dua hari terakhir, Kelven telah melakukan apa yang dia katakan. Dia tidak lagi mengirim orang untuk mengawasinya.Delis menghabiskan sejumlah uang untuk menghubungi dokter dan perawat di sebuah rumah sakit kecil di dekat kampusnya, lalu mengatur operasi aborsi untuknya.…Di gedung Perusahaan Deli Jaya.Di ruangan kantor direktur, Mudi datang untuk melaporkan, “Pak Kelven, Wendo ingin bertemu denganmu. Dia nggak mau mengatakan apapun kecuali kamu datang menemuinya.”Ekspresi wajah Kelven tidak menyenangkan dan menjawab, “Kalau dia nggak mau mengatakannya, pukul saja.”“Sudah dipukul. Dia lebih memilih menahan rasa sakit daripada mengatakannya. Dia bilang bahwa dia nggak akan mengungkapkan kebenaran malam itu kecuali kamu datang menemuinya.”Kelven kehabisan kesabaran, dia mengikuti Mudi ke tempat Wendo ditahan dengan dingin.Di ruang bawah tanah sebuah vila, tempat yang gelap dan le
Saat mendengar itu, Wendo merasa putus asa.Tidak!Dia tidak boleh mati di sini.Saat Kelven hendak melangkah keluar dari ruangan gelap itu, Wendo merangkak, mengangkat tangannya untuk meraih Kelven dan berteriak ke arahnya, “Pak Kelven, kamu nggak pernah menyentuhku. Aku menginginkan uang, jadi aku sengaja membuat situasi seolah-olah kamu memperkosaku. Aku melakukan itu hanya untuk mendapatkan uang darimu.”“Malam itu, kamu mabuk dan nggak sadarkan diri. Meskipun kamu memelukku dan memanggilku Nona Delis, kamu selalu ingat bahwa Nona Delis sedang hamil dan nggak boleh menyentuhnya.”Meskipun aku menggodamu, kamu juga nggak menyentuhku. Aku nggak punya pilihan lain selain melepaskan pakaianku dan berbaring di atas kasurmu.”“Seharusnya kamu masih ingat, saat bangun keesokan harinya, pakaianmu masih tidak disentuh sama sekali. Hanya ikat pinggany yang terbuka, kamu yang membukanya sendiri.”Wendo mengangkat kepalanya, menangis dan gemetar ketakutan.“Kemudian kamu memberiku uang, aku s
Mengapa harus menggugurkannya diam-diam?Mengapa pura-pura memaafkannya dan berbicara begitu manis di depannya, tapi sesungguhnya begitu kejam di belakang?Kelven berjalan dengan terhuyung-huyung mendekati Delis. Dengan mata berkata-kata, dia bertanya, “Delis, mengapa?”Wanita kecil di atas tempat tidur tersenyum licik.“Aku pikir kamu akan menyukainya, jadi aku memberikannya padamu lebih awal. Aku nggak menyangka, ternyata kamu nggak suka. Maaf, aku akan memperhatikan lagi apa yang kamu suka ke depannya.”“Aku akan memberikan apapun yang kamu suka.”“Delis!”Kelven berteriak putus asa, menahan tubuh Delis dan menatapnya dengan ekspresi marah.“Bagaimana kamu bisa begitu kejam? Itu juga anakmu, kamu nggak merasa kehilangan sedikitpun? Bagaimana kamu bisa melakukan ini pada anakmu sendiri?”Kelven bertanya padanya, “Apakah ini caramu membalas dendam padaku? Tapi tahukah kamu, aku sama sekali nggak pernah mengkhianatimu, Delis … “Kelven menahan rasa sakit didadanya, menundukkan kepalany
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b