Saat mendengar itu, Wendo merasa putus asa.Tidak!Dia tidak boleh mati di sini.Saat Kelven hendak melangkah keluar dari ruangan gelap itu, Wendo merangkak, mengangkat tangannya untuk meraih Kelven dan berteriak ke arahnya, “Pak Kelven, kamu nggak pernah menyentuhku. Aku menginginkan uang, jadi aku sengaja membuat situasi seolah-olah kamu memperkosaku. Aku melakukan itu hanya untuk mendapatkan uang darimu.”“Malam itu, kamu mabuk dan nggak sadarkan diri. Meskipun kamu memelukku dan memanggilku Nona Delis, kamu selalu ingat bahwa Nona Delis sedang hamil dan nggak boleh menyentuhnya.”Meskipun aku menggodamu, kamu juga nggak menyentuhku. Aku nggak punya pilihan lain selain melepaskan pakaianku dan berbaring di atas kasurmu.”“Seharusnya kamu masih ingat, saat bangun keesokan harinya, pakaianmu masih tidak disentuh sama sekali. Hanya ikat pinggany yang terbuka, kamu yang membukanya sendiri.”Wendo mengangkat kepalanya, menangis dan gemetar ketakutan.“Kemudian kamu memberiku uang, aku s
Mengapa harus menggugurkannya diam-diam?Mengapa pura-pura memaafkannya dan berbicara begitu manis di depannya, tapi sesungguhnya begitu kejam di belakang?Kelven berjalan dengan terhuyung-huyung mendekati Delis. Dengan mata berkata-kata, dia bertanya, “Delis, mengapa?”Wanita kecil di atas tempat tidur tersenyum licik.“Aku pikir kamu akan menyukainya, jadi aku memberikannya padamu lebih awal. Aku nggak menyangka, ternyata kamu nggak suka. Maaf, aku akan memperhatikan lagi apa yang kamu suka ke depannya.”“Aku akan memberikan apapun yang kamu suka.”“Delis!”Kelven berteriak putus asa, menahan tubuh Delis dan menatapnya dengan ekspresi marah.“Bagaimana kamu bisa begitu kejam? Itu juga anakmu, kamu nggak merasa kehilangan sedikitpun? Bagaimana kamu bisa melakukan ini pada anakmu sendiri?”Kelven bertanya padanya, “Apakah ini caramu membalas dendam padaku? Tapi tahukah kamu, aku sama sekali nggak pernah mengkhianatimu, Delis … “Kelven menahan rasa sakit didadanya, menundukkan kepalany
“Kapan kamu kembali?” tanya Delis.Kelven menjawab dengan tanpa ekspresi, “Delis, apakah kamu pikir dengan menggugurkan bayi ini, aku akan membencimu dan membiarkanmu pergi?”Delis tersenyum dan suaranya masih terdengar begitu manis, “Bagaimana mungkin aku berpikir seperti itu. Aku nggak sebodoh itu meninggalkan kehidupan nyaman sebagai Nyonya Rosli dan pergi mencari kesulitan di luar sana.”“Apalagi kamu juga begitu tampan dan begitu kaya. Aku bahkan sangat bersedia untuk tetap bersamamu, bagaimana mungkin berharap kamu membiarkanku pergi?”“Jangan senyum lagi, terlihat sangat palsu.”Ujar Kelven dengan geram, hampir ingin menamparnya.Delis tertawa dan mengangguk, lalu menjawab, “Yasudah, kalau kamu nggak suka aku tersenyum, aku nggak akan tersenyum lagi.”“Dengarkan aku.”Kelven menatapnya dari atas, suaranya terdengar sangat dingin, “Jangan harap bisa meninggalkanku seumur hidup ini. Nggak masalah kalau kita nggak punya anak. Bagiku, anak nggak begitu penting. Aku hanya mau kamu.
Mendengar perkataan wanita itu, Kelven merasa menjijikkan.Meskipun dirinya tidak melakukan apapun, dia juga tidak senang mendengar apa yang dikatakan Delis. Kelven menahan tubuhnya dan dengan dingin menjawab, “Bagaimana kamu bisa dibandingkan dengan wanita lain? Aku sudah mencobanya, wanita-wanita itu nggak seliar kamu.”Kelven menaikkan dagu halus Delis dan menatapnya dengan tatapan kebencian.“Dengarkan baik-baik Delis. Kalau kamu nggak mau melahirkan anak untukku, maka kamu harus menjadi alat Pelepas nafsuku seumur hidup, harus siap siapa kapanpun.”Kemudian, Kelven mencium bibir mungilnya dengan penuh emosi.Delis tidak bisa menghindar, jadi membiarkannya saja.Bukankah mengatakan dirinya liar?Maka dia akan menjadi liar untuknya.Delis inisiatif merangkul leher Kelven dan merayunya dengan mesra, mencium lehernya dan telinganya.Kelven masih mempertahankan akal sehatnya.Meskipun marah, Kelven juga tahu bahwa wanita yang baru saja keguguran tidak boleh disentuh.Kelven merasa sep
Delis tidak berani melihat wajah ibu mertuanya. Dengan berani dia berkata, “Bayinya sudah nggak ada lagi.”“Apa yang kamu katakan?”Suminah terkejut.Delis mengangkat kepalanya perlahan. Wajahnya tampak merasa bersalah dan berkata, “Maaf, bayinya sudah nggak ada lagi.”Suminah terdiam.Suminah tidak percaya bahwa cucunya sudah tiada?Cucu satu-satunya Keluarga Rosli sudah tiada?Suminah agak sulit menerima kenyataan ini. Setelah tersadar kembali, Suminah menatap Delis, gemetar dan berteriak, “Bagaimana bisa? Mengapa bisa tiba-tiba nggak ada? Bukankah kamu sudah berjanji padaku untuk merawat dirimu dan bayinya dengan baik?”Demi kepergiannya yang lebih pasti nantinya, Delis langsung mengakuinya, “Aku menggugurkannya. Aku merasa masih terlalu muda dan masih kuliah. Nggak cocok untuk punya anak sekarang.”“Apa?”Suminah tidak percaya bahwa wanita di depannya ini menggugurkan anaknya sendiri.Suminah sangat marah dan meraih Delis.“Bagaimana bisa kamu berpikir seperti itu? Kmau nggak tah
Melihat Delis masih berpura-pura, Kelven menatapnya dengan dingin dan berkata,“Delis, jangan pura-pura lagi. Bukankah ini yang kamu inginkan?”Kelven sengaja menggugurkan anak itu, hanya untuk memaksa Kelven bercerai dengannya.Kelven menyetujuinya.Mengikuti semua keinginannya.Namun, seumur hidup ini, jangan pernah berpikir untuk melarikan diri darinya.Delis terkekeh dalam hatinya.Kelven bahkan tahu bahwa dirinya selalu ingin bercerai.Tampaknya Kelven cukup memahaminya.Delis mengambil perjanjian perceraiannya dan memeriksanya dengan seksama.Melihat bahwa Kelven tidak memberinya sepeserpun, membuat Delis agak tidak senang.Delis menatap pria di depannya dengan sedih dan bertanya, “Kamu nggak memberikanku uang sedikitpun setelah bercerai?”Delis mengedipkan matanya beberapa kali dan terlihat sangat sedih.“Apakah kamu berhak mendapatkan uang sepeserpun?” Kelven bertanya balik.Bagaimanapun, Delis tidak akan melangkah keluar dari rumah ini. Jadi, untuk Kelven memberinya uang?Memb
Akhirnya dia akan terbebas dengan pria itu.Semoga ini menjadi perpisahan untuk selamanya dan tak akan pernah bertemu lagi dalam hidup ini.Meskipun masih merasakan sakit di dalam hatinya dan air mata juga masih mengalir, tetapi Delis bisa menahannya.Tidak seperti saat pertama kali dia mengajukan cerai dengan pria ini, dirinya masih menangis saat itu.Mungkin dirinya sudah benar-benar dewasa, merasa bahwa dirinya bisa hidup dengan baik tanpa pria itu.Ini sungguh baik.…Di lantai bawah, Mudi sudah mendatangkan petugas kantor catatan sipil.Saat mendapatkan surat pernyataan cerai dari petugas, tangan Kelven gemetar tanpa sebab.Kelven tidak melihat isi pernyataan tersebut dan langsung menyimpannya, lalu pergi ke lantai atas.Saat melihat Delis yang berdiri di depan kasur, Kelven melemparkan pernyataan cerai tersebut padanya.“Pernikahan kita sudah berakhir, tapi Delis, kamu harus tinggal di sini seumur hidup.”Delis menatap surat cerai yang dilemparkan di hadapannya. Delis sangat meng
Hanya masalah yang berurusan dengan Herli yang bisa membuat Delis menunjukkan sifat aslinya.Herli dan Delis sama sekali tidak dapat bersatu.Tidak ingin melihat pria di depannya, Delis mendorong kursi dan naik ke lantai atas.Air sup panas yang disiramkan di wajahnya, meskipun tidak terlalu panas, tetap saja membuat Kelven merasa tidak nyaman.Melihat kepergian Delis di tangga, sakit di dada Kelven membuatnya sesak.Kelven tidak mengerti dengan dirinya sendiri, apakah dirinya merasa lebih baik jika membuat Delis marah?Tidak.Jelas-jelas dirinya masih sangat mencintai Delis, menjaganya dengan sepenuh hati.Mengapa dirinya tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri dan selalu membuatnya marah?Kelven meletakkan alat makannya. Setelah merenung sebentar, Kelven akhirnya bangkit untuk pergi ke atas mengganti pakaian.…Delis mengunci dirinya di dalam kamar, dengan marah memecahkan barang-barang.Dia tidak tahu apakah yang dikatakan Kelven itu benar atau tidak, yang pasti dirinya sangat mara
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b