Akhirnya dia akan terbebas dengan pria itu.Semoga ini menjadi perpisahan untuk selamanya dan tak akan pernah bertemu lagi dalam hidup ini.Meskipun masih merasakan sakit di dalam hatinya dan air mata juga masih mengalir, tetapi Delis bisa menahannya.Tidak seperti saat pertama kali dia mengajukan cerai dengan pria ini, dirinya masih menangis saat itu.Mungkin dirinya sudah benar-benar dewasa, merasa bahwa dirinya bisa hidup dengan baik tanpa pria itu.Ini sungguh baik.…Di lantai bawah, Mudi sudah mendatangkan petugas kantor catatan sipil.Saat mendapatkan surat pernyataan cerai dari petugas, tangan Kelven gemetar tanpa sebab.Kelven tidak melihat isi pernyataan tersebut dan langsung menyimpannya, lalu pergi ke lantai atas.Saat melihat Delis yang berdiri di depan kasur, Kelven melemparkan pernyataan cerai tersebut padanya.“Pernikahan kita sudah berakhir, tapi Delis, kamu harus tinggal di sini seumur hidup.”Delis menatap surat cerai yang dilemparkan di hadapannya. Delis sangat meng
Hanya masalah yang berurusan dengan Herli yang bisa membuat Delis menunjukkan sifat aslinya.Herli dan Delis sama sekali tidak dapat bersatu.Tidak ingin melihat pria di depannya, Delis mendorong kursi dan naik ke lantai atas.Air sup panas yang disiramkan di wajahnya, meskipun tidak terlalu panas, tetap saja membuat Kelven merasa tidak nyaman.Melihat kepergian Delis di tangga, sakit di dada Kelven membuatnya sesak.Kelven tidak mengerti dengan dirinya sendiri, apakah dirinya merasa lebih baik jika membuat Delis marah?Tidak.Jelas-jelas dirinya masih sangat mencintai Delis, menjaganya dengan sepenuh hati.Mengapa dirinya tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri dan selalu membuatnya marah?Kelven meletakkan alat makannya. Setelah merenung sebentar, Kelven akhirnya bangkit untuk pergi ke atas mengganti pakaian.…Delis mengunci dirinya di dalam kamar, dengan marah memecahkan barang-barang.Dia tidak tahu apakah yang dikatakan Kelven itu benar atau tidak, yang pasti dirinya sangat mara
Bagaimana jika ternyata dirinya masuk ke sarang harimau?Delis ragu.“Nggak percaya denganku?” tanya Alfred.Delis menjawab, “Bukan begitu juga, tapi mengapa kamu membantuku? Kelven bukan orang yang bisa disinggung, kamu nggak takut menyinggungnya?”Alfred tersenyum lagi dan menjawab, “Aku nggak pernah takut pada siapapun di dunia ini. Kalau kamu nggak mau pergi, aku bisa membatalkan rencana ini.”“Jangan.”Tanpa ragu, Delis menyetujuinya, “Kalau begitu, dalam tiga hari.”“Iya, saat jam tiga subuh, saat semua orang tidur, nggak akan yang akan sadar dengan kepergianmu.”“Iya.”Setelah menutup telepon, Delis melihat Bibi Siti keluar untuk menyiram tanaman, Delis bertanya santai, “Dimana Kelven?”Bibi Siti melihat Delis dan tersenyum ramah. “Pak Kelven pergi dinas, katanya akan pergi beberapa hari.”Delis terdiam.Beruntung sekali dirinya, berpapasan saat Kelven dinas.Delis penasaran ke kota mana Kelven pergi, apakah jauh. Delis melihat lokasinya di ponsel.Melihat bahwa Kelven sudah ti
Angel dengan cepat menyiapkan makan malam dan setelah adiknya menjemput anaknya pulang, mereka berempat bisa makan malam bersama di sofa ruang tamu sambil berbincang-bincang.Angel mengeluarkan ponselnya dan menelepon video dengan Delis.Saat ini di Kota A sudah pukul dua belas malam.Delis sudah siap untuk pergi dan hanya menunggu anak buah Alfred datang menjemputnya.Delis tidak menyangka bahwa Angel akan meneleponnya tengah malam seperti ini.Untuk menghindari kecurigaan, Delis segera melepas mantelnya dan duduk di ujung kasur saat menerima panggilan video.Saat melihat wajah Angel, Delis tersenyum manis dan memanggil, “Kak Angel.”“Iya, kamu sudah lebih membaik sekarang?” tanya Angel.Delis merasa aneh, mengapa Kak Angel bertanya seperti ini? Apakah masalahnya sudah tersebar?Delis tersenyum dan menjawab, “Aku baik-baik saja.”“Kalau begitu, mengapa kamu nggak datang bersama Kelven ke sini?”Angel memperlihatkan ekspresi sedikit marah.Delis merasa sedikit bingung.Kemudian, Angel
Delis mengganti topik pembicaraan, “Kak Angel, aku mau lihat Joel. Aku mau lihat apakah menantuku sudah tumbuh tinggi belum.”Angel tersenyum dan memindahkan kamera ke anaknya dan adiknya.Mereka berbincang sebentar.Malam tiba, saat Kelven kembali ke kamar untuk istirahat, akhirnya dia tidak bisa tahan dan menelepon nomor Delis.Sementara itu di Kota A, sudah pukul dua malam.Satu jam lagi, Delis akan menghilang dari kota besar ini.Melihat layar ponsel yang berkedip menampilkan panggilan masuk, Delis tidak ingin menjawab.Namun, menyadari bahwa ini adalah panggilan terakhir mereka, Delis akhirnya menjawab.Karena perbedaan waktu, di negara C baru pukul sepuluh malam.Melihat Delis menjawab telepon, Kelven duduk di samping kasur dan setelah terdiam beberapa saat, dia berkata dengan canggung, “Ada yang kamu mau di sini? Biar aku bisa membawakannya besok.”Delis menjawab dengan spontan, “Bebas.”“Kalau aku nggak salah, seharusnya sudah larut malam di sana. Mengapa kamu belum tidur?”“P
Mendengar suara gemetar dari balik telepon dengan kalimat, “Jangan nggak mencintaiku.”Akhirnya Delis tak bisa menahan lagi dan air mata meluncur dari matanya.Delis tidak ingin Kelven tahu bahwa dirinya juga menangis, jadi langsung menutup teleponnya.Delis masih mencintainya.Hanya saja Delis tidak bisa menerika bahwa Kelven memelihara Wendo dan bahkan melahirkan anaknya.Delis tidak bisa menerima bahwa dirinya dituduh berkali-kali karena Herli. Pada akhirnya dirinya juga hampir mati di tangan Herli.Mungkin saja sudah merupakan sebuah kesalahan sejak awal menikah dengannya.Jika sudah menyadari kesalahannya, Delis harus segera memperbaikinya. Dia tidak boleh terus terjebak dalam kesalahan ini.Cinta bisa membuat seseorang kehilangan dirinya sendiri, bahkan kehilangan harga diri.Delis sudah kehilangan segalanya sebelumnya dan dia punya kesempatan untuk memulai hidup baru, mbagaimana mungkin dia bersikap bodoh dan kembali?Delis meletakkan ponselnya di meja belajar, lalu mengambil se
“Sama-sama.”Alfred ingin menjawab tidak perlu terima kasih padaku.Karena aku benar-benar ingin kamu meninggalkannya.Alfred juga tidak brani mengatakan pada Delis bahwa sejak pertama kali bertemu dengan Delis, dirinya sudah terpikat oleh Delis.Selalu merasa pernah mengenalnya sebelumnya.Dan kemudian, perasaan itu menjadi semakin kuat.…Di Negara C.Setelah Delis mengakhiri panggilannya, Kelven juga tidak menelepon kembali.Dia duduk di samping kasur, membiarkan air matanya mengalir begitu saja.Kelven tidak mengerti mengapa Delis tidak mencintainya lagi.Padahal dirinya begitu mencintainya, bahkan Delis menggugurkan bayi mereka, Kelven juga sudah tidak marah lagi setelah menenangkan diri beberapa hari.Kelven hanya ingin menjaga hubungan mereka dengan baik. Dia ingin Delis kembali seperti dulu, begitu bergantung padanya, begitu manja padanya.Apakah mungkin karena dirinya tidak menjelaskan masalah Herli dan Wendo dengan baik, jadi Delis sengaja menghukumnya?Terpikir mungkin itu a
Delis hilang …Hilang?Hati Kelven gemetar, dia berusaha menahan emosinya dan bertanya dengan serius, “Seorang manusia dewasa, aku bahkan menyuruh begitu banyak orang untuk menjaganya dan kamu bilang dia hilang?”pa arti dari hilang?Menghilang dan tidak bisa ditemukan?Bagaimana mungkin.Vila itu bebgitu kecil, Delis bisa bersembunyi di mana?Kelven tidak percaya.Bibi Siti menjawab, “Maaf Pak Kelven. Saat aku bangun pagi ini dan memanggilnya untuk makan, aku sudah nggak menemukannya lagi. Aku mencoba meneleponmu, tapi kamu nggak bisa dihubungi.”“Pengawal di pintu depan juga sudah mencarinya ke mana-mana, kami juga sudah memeriksa rekaman CCTV, tapi nggak menemukan bayangan Nona Delis, hanya ada sebuah catatan yang ditinggalkan.”Kelven buru-buru naik mobil dan bertanya, “Apa yang dituliskan di catatan itu?”“Tertulis, Kelven, jaga dirimu baik-baik, selamat tinggal.”“Terus cari lagi, CCTV bisa merekam di setiap sudut sekitar vila. Kalau nggak punya sayap untuk terbang di langit, k
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b