Kelven segera menutup teleponnya dan mendekatinya. “Ada apa?”Delis mengernyit dan merasa sangat tidak nyaman.Delis menatapnya dan bertanya dengan tegas, “Kenapa kamu nggak tidur denganku lagi? Malam begini kamu menelepon siapa? Kamu berselingkuh?”Delis bermimpi dan langsung terbangun.Setelah terbangun dan melihat tidak ada orang di sampingnya, Delis sangat panik.Delis tidak menyangka bahwa Kelven malah menelepon orang lain di luar. Apakah ada wanita lain yang mencarinya begitu malam?Tiba-tiba, ketakutan di dalam hati Delis semakin kuat.“Delis, jangan asal berpikir. Aku hanya teringat dengan sesuatu tentang pekerjaan, jadi aku menelepon Mudi untuk membahasnya.”Takut Delis tidak percaya, Kelven membuka catatan panggilan dan memperlihatkannya. “Lihat, Mudi.”Delis melihatnya dan melihat panggilan dari Mudi, barulah perasaan Delis menjadi lebih tenang.“Aku pikir kamu berselingkuh,” ujar Delis.Kelven selalu seperti ini, membuatnya tidak punya rasa aman.Kelven menyimpan ponselnya,
Di hadapkan dengan pertanyaan tajam dari Delis, Kelven merasa cemas.Meskipun dia tidak melihat isi pesan, Kelven tahu bahwa itu pesan dari Wendo.Tidak ada alasan unruk menjawab, Kelven hanya berkata, “Kamu tidur dulu.”Melihat Kelven hendak pergi, Delis langsung turun dari kasur dan menghalangi pintu, lalu menatapnya dengan marah sambil berkata, “Malam ini, kamu nggak boleh pergi ke mana pun. Katakan dengan jelas padaku, mengapa kamu menghapus pesan itu? Siapa dia? Kamu sudah mengkhianatiku sejak awal, ‘kan?”Kelven berusaha untuk tetap tenang.Dengan wajah tanpa ekspresi, Kelven berkata, “Delis, jangan asal berpikir. Aku nggak mengkhianatimu. Pesan itu adalah pesan rahasia, jadi aku nggak bisa memberitahumu.” “Sudah larut malam, kamu istirahat ya.”Kelven mencoba menggeser Delis.Namun, Delis tidak mau. Dia tetap menahan di depan pintu.“Kamu juga tahu sudah larut malam, jadi kenapa masih pergi? Kelven, aku juga tahu kalau kamu sudah berselingkuh tanpa kamu mengakuinya.”“Kalau ka
Kelven memukul setir mobilnya dengan marah, merasa sangat kesal.Sepanjang malam, dia hanya duduk di dalam mobil.Teringat dengan wanita hamil di rumah, saat pagi tiba, Kelven kembali ke rumah dan menuju ke kamarnya.Delis menggulingkan tubuhnya di atas kasur, menggigit jatinya dengan kuat dan melamun.Kelven berdiri di samping kasur, melihat Delis sudah bangun, Kelven berkata, “Aku izin dengan pihak kampus. Kamu nggak perlu ke kampus untuk sementara waktu, istirahatlah di rumah dengan baik.”Delis tidak merespon.Melihat tidak ada respon, Kelven pergi untuk mandi.Setelah mandi, Kelven turun ke bawah untuk makan dan memerintahkan Bibi Siti, “Jaga Delis baik-baik, dia nggak boleh keluar rumah untuk sementara waktu.”Bibi Siti agak bingung. “Nggak boleh ke kampus juga?”“Nggak boleh.”Setelah makan sedikit, Kelven berdiri dan keluar.Melihat Delis tidak turun sepanjang pagi, Bibi Siti membawakan sarapan untuknya ke lantai atas.Melihat gadis itu masih terbaring di kasur, Bibi Siti deng
Mendengar suaranya, Delis juga tidak panik.Delis bahkan tidak menoleh, seolah-olah pria di belakangnya tidak ada. Delis duduk sambil memainkan ponselnya.Kelven berjalan ke depannya dan dengan sikap angkuh dia berkata, “Kamu mau cerai lagi? Kamu juga mencari orang untuk menyelidikiku?”Delis hanya diam.Bukankah Kelven selalu bilang dirinya selalu membuat kekacauan? Kali ini, dirinya tidak akan bertengkar dengannya.Delis akan mengajukan gugatan cerai setelah mendapatkan bukti dan kemudian akan mengambil setengah asetnya.Dengan uang itu, dia bisa mencari Kak Angel dan membesarkan anaknya sendiri.“Aku sedang bertanya padamu, apakah kamu nggak percaya padaku?”Kelven marah dan berteriak padanya.Delis merasa sakit di dada, ingin menunjukkan bahwa dirinya kuat, tapi air matanya tidak bisa ditahan.Delis masih tidak menoleh untuk melihatnya dan tidak ingin berbicara dengannya.Kelven melanjutkan, “Kalau kamu benar-benar mau bercerai, aku bisa memenuhi keinginanmu. Tapi kamu nggak perlu
Setelah melemparkan tatapan tajam pada anaknya, Suminah naik ke atas sambil mengomel, “Kamu bahkan sudah umur 31 tahun, mengapa masih nggak bisa menjaga istrimu dengan baik. Kalau karena dia nggak bahagia dan memengaruhi kondisi cucuku, lihat saja bagaimana aku menghabisimu.”Masuk ke dalam kamar Delis, Suminah langsung menunjukkan wajah yang ramah dan suaranya yang lembut, “Delis, sudah tidur?”Delis tidak menduga bahwa mertuanya akan datang.Dia segera bangun dengan sopan dan menyapa, “Ibu.”“Iya. Aku dengar kondisimu kurang baik belakangan ini? Apa yang terjadi?”Delis menggelengkan kepala.Suminah mengenakan jaket pada Delis dan berkata, “Ayo bangun, ikut ibu tinggal di rumah tua beberapa hari. Abaikan saja pria bajingan itu.”Delis terdiam.Mertuanya menjemputnya ke rumah tua?Jika dirinya pergi, bukankah pria itu semakin ada kesempatan berselingkuh dengan wanita di luar?Jadi, Kelven sengaja menyingkirkannya?Delis tidak ingin pergi, tetapi kasih sayang mertuanya membuatnya tida
Setelah menutup panggilan video dengan Selina, nama Wenny Joven terus berputar di kepala Delis.Setelah akhirnya tertidur, Delis bermimpi tentang sesuatu yang sangat aneh.Di dalam mimpinya, dirinya berada di dalam istana mewah yang megah, dengan sehelai kain menutup matanya dan suara lembut dari beberapa anak laki-laki terdengar di telinganya.“Wenny, sini, kakak ketiga ada di sini.”“Wenny kakak kedua ada di sini.”“Wenny jangan bermain lagi, kakak pertama sudah datang.”Mendengar ini, gadis kecil berusia tiga tahun berdiri di tengah aula, melepaskan kain dari matanya.Namun, dia hanya melihat cahaya putih yang menyilaukan di sekelilingnya, tidak bisa melihat apa-apa dan hanya terus mendengar mereka memanggilnya, “Wenny … ““Wenny?”“Wenny, keluarlah, jangan bermain lagi.”“Wenny, kalau kamu masih nggak keluar sekarang, kakak akan memukulmu ya.”“Kakak … “Gadis kecil itu berteriak manja, berjalan menuju cahaya yang menyilaukan, mencoba mencari kakak-kakaknya.Namun, semakin dirinya
Suminah tersenyum dan menjawab, “Keluarga kita punya pesawat pribadi. Jadi, dokumen-dokumen itu bisa diurus nanti saja. Selain itu, keluarga nenekmu adalah keluarga kerajaan Negara E, jadi kita punya keistimewaan ini dan nggak perlu mengurus visa. ““Oh,” jawab Delis.Delis tidak menyangka bahwa Wiliam punya status yang begitu tinggi.Sebagai keturunan dari keluarga kerajaan Negara E, itu terdengar mengesankan.Saat mendengar Delis menyetujuinya, Suminah segera mengatur semuanya dan mereka berangkat ke Negara E pada sore hari.…Saat bersamaan, di kantor Perusahaan Deli Jaya.Mudi masuk ke kantor bos sambil membawa selembar dokumen dan melaporkan, “Mengenai Wendo, aku menemukan beberapa kejanggalan di dalam catatan panggilannya. Terkadang dia berhubungan dengan nomor luar negeri dan aku sudah menyelidiki nomor tersebut. Itu adalah nomor telepon Nona Herli.”Pria yang sedang fokus bekerja di depan komputer, langsung menoleh dan melihat Mudi. “Herli?”“Iya, baru saja beberapa hari yang
Dengan pengaturan dari Agustine, Delis tinggal bersama ibu mertuanya di istana.Bangunan di sini berbeda dengan Kota A yang modern dan mewah, tetapi memberikan kesan kuno yang megah dan anggun.Mungkin karena hamil, Delis merasa sedikit capek.Dirinya diatur untuk tidur di kamar besar yang indah, tapi tidak tahu sudah tidur berapa lama, Delis merasa ada seseorang di sekitarnya dan dirinya terbangun.Saat membuka matanya, Delis melihat wajah ceria dan polos Selina yang tersenyum padanya.Dengan malu-malu, Delis duduk dengan tegak, mengelus kepala Selina dan berkata, “Lama tak bertemu, tante Selina.”Selina menjawab dengan suara yang manis, “Iya, sudah cukup lama nggak bertemu. Ayo bangun, aku akan membawamu makan.”“Iya.”Delis segera bangun dan merapikan pakaian..Delis digandeng oleh Selina ke ruang makan yang megah dan mewah.Di ruang makan itu, ada seorang pemuda yang mengenakan gaun mewah dan indah.Melihat bayangannya, Delis berpikir, mungkinkah itu Wiliam?“Paman.”Selina melepas
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b