Malam ini terasa agak dingin.Saat keluar, Angel mengenakan pakaian yang agak tipis. Saat ini, mengikuti Albert berjalan di taman, angin dingin menerpa, membuatnya merapatkan lengannya.Albert melepaskan mantelnya dan meletakkannya di pundak Angel.Angel tidak menolak dan keduanya berjalan ebrsama. Bayangan mereka ditarik panjang oleh cahaya lampu malam yang redup.Seluruh komplek sangat sepi, ditambah tidak ada yang berbicaram membuatnya terasa sangat hening.Melihat ada pondok di dekatnya, Angel mengajukan, “Duduk ke sana saja.”“Iya.”Albert mengisyaratkannya pergi lebih dulu.Keduanya masuk ke pondok itu dan duduk.Dengan tenang, Angel berkata, “Rasanya waktu berlalu begitu cepat. Tiba-tiba kita sudah menjadi orang dewasa. Tentu saja, aku juga nggal berpikir anak laki-laki yang sering bertengkar denganku di masa kecil akan menjadi suamiku.”Albert menundukkan kepalanya, wajahnya penuh dengan kesedihan.Angel memalingkan wajahnya untuk melihatnya.Cahaya lampu agak redup, Angel tida
Angel yang ditinggal merasa dunianya hampir runtuh.Apa yang sebenarnya terjadi pada keluarganya?Tidak heran saat dia pulang, wajah orang tuanya terlihat sangat muram dan mereka terus mendesaknya untuk tidak bercerai dengan Albert.Dan dia juga sering melihat wartawan yang diam-diam memotret di sekitar rumah.Apakah benar orang tuanya dalam masalah?Dan benar-benar ada berita gelap tentang adiknya?Angel berdiri dan mengejar Albert, menghentikannya dan bertanya, “Katakan dengan jelas, apa yang terjadi pada keluargaku?”Albert mengeluarkan ponselnya dan memberikannya pada Angel.Saat melihat bukti kejahatan orang tuanya, Angel terkejut.Melihat adiknya bersama sekelompok pria, Angel hampir tidak percaya dengan matanya sendiri.Angel tidak bisa menahan diri, air mata menggelinding di matanya.“Ini ulahmu, ‘kan? Untuk tidak bercerai denganku, kamu menjebak keluargaku dan memaksaku untuk tinggal bersamamu.”Albert menatapnya, melihatnya dengan tidak tega. “Ini sudah terjadi sejak lama, ha
Owen melihat Delis dengan mata berkedip-kedip, tidak bisa menjawab pertanyaannya.Apakah masalah itu sudah tersebar?Jelas-jelas dirinya …“Owen?”Melihat bahwa Owen tidak terlihat baik-baik saja, Delis menatapnya dengan heran.Owen cepat-cepat mengalihkan pandangannya, lalu beralasan,“Apa yang bisa aku lakukan? Aku nggak melakukan apa-apa, jangan pikirkan yang aneh-aneh. Sudah larut malam, pulanglah ke rumah dan istirahat. Selamat malam.”Setelah berkata demikian, Owen bergegas naik ke lantai atas.Delis terdiam.Mengapa Owen terlihat aneh seperti itu?Namun, setidaknya tidak ada sesuatu yang terjadi padanya. Teringat dengan pria tua itu akan datang menjemputnya jika tidak melihatnya, Delis langsung bergegas kembali ke rumah.Namun, baru saja memasuki pintu, dia melihat pria itu sedang naik ke lantai atas.Pria itu melihatnya dengan wajah cemberut. “Apa yang kamu lakukan di luar malam hari begini?”“Aku makan terlalu kenyang jadi aku pergi berjalan-jalan, nggak terlalu jauh.”Delis b
Delis bergumam, “Ada masalah di keluarga Kak Angel, aku mau pergi bantu menjaga Joel.”“Apa yang bisa terjadi pada Keluarga Laiberto?”Kelven melihatnya.Delis menggeleng. “Aku juga nggak tahu jelas. Tapi sepertinya Albert menggunakan masalah Keluarga Laiberto sebagai ancaman agar Kak Angel nggak bercerai. Kalau Kak Angel bahkan tidak bisa berbuat apa-apa, pasti masalahnya sangat serius.”Kelven sangat ingin Delis tidak mengurusi masalah Angel, tapi bagaimanapun nyawanya juga diselamatkan oleh Owen.Dengan sifat Delis yang begitu keras kepala, Kelven tidak akan bisa membujuknya.Tidak ada cara lain selain mengikutinya saja.“Yasudah, pergilah. Tapi jangan terlalu dekat dengan Owen, boleh?”Kelven sedang berdiskusi dengannya, bukan mengancamnya seperti sebelumnya.Delis mengerucutkan bibirnya, menjelaskan, “Kami bahkan berada di bawah atap yang sama, bagaimana mungkin aku menjaga jarak dengannya? Kenapa kamu nggak percaya padaku? Aku bahkan sudah bersamamu, aku pasti nggak akan menyuka
Tadinya Kelven juga tidak ingin mempermasalahkannya dengan seorang anak kecil.Namun, bahkan saat makan malam, si kecil ini juga mau istrinya yang menyuapnya makan. Setelah makan malam, dia juga mau istrinya memandikannya.Ini tidak bisa ditoleransi.Dengan perasaan yang tidak nyaman, Kelven merengek di sofa, “Aduh … sakit sekali.”Delis yang bersiap membawa anak itu mandi, mendengar suara Kelven yang mengeluh dari ruang tamu. Melihat wajah pria itu yang lesu, Delis bertanya dengan penuh perhatian, “Kamu masih nggak enak badan?”Kelven berpura-pura. “Iya, hatiku sakit. Aku benar-benar nggak bisa bertahan lagi.”“Kalau begitu, ayo ke rumah sakit.”Delis meletakkan anak kecil itu di samping, lalu memegang tangan Kelven. “Ayo, aku menemanimu pergi.”“Nggak apa-apa, nggak mungkin mati sekarang. Kamu pergi dan temani anak itu saja.”Kelven berpura-pura baik hati.”“Tapi kamu sangat sakit. Ayo berdiri, aku menemanimu ke rumah sakit. Biar Bibi Siti yang membantu menjaga Joel.”“Benar-benar n
“Yasudah, aku membawanya tidur di kamar tamu, ya? Kalau kamu nggak mau ke rumah sakit, aku pergi ya.”Delis tak mau menghabiskan waktu dengannya, langsung naik ke lantai atas.Melihat kepergiannya, Kelven ingin mengatakan sesuatu tapi ragu-ragu.Saat larut malam, Kelven kembali ke kamarnya. Melihat tidak ada Delis di kasurnya, Kelven pergi ke kamar sebelah, anak dan wanitanya sedang tidur dengan sangat nyenyak.Kelven mendekat dengan sangat hati-hati, mengangkat selimut dan menggendong wanitanya, lalu menutupi anak itu dengan selimut sebelum kembali ke kamar tidur utama.Keesokan paginya, saat Delis bangun dan tidak melihat anak disebelahnya, dia terkejut.“Astaga!”Suara Delis membangunkan Kelven.Kelven membuka matanya dan melihatnya. “Kenapa?“Di mana Joel? Mengapa dia nggak ada di sini? Dia keluar ya? Oh tidak, bagaimana aku menjelaskannya pada Kak Angel?”Delis panik dan dengan cemasnya dia ingin bangun.Kelven menahannya, berbisik di telinganya, “Dia ada di kamar sebelah, aku men
Angel mengambil pembalut dan pergi ke kamar mandi.Dengan khawatir, dia bertanya dari balik pintu, “Sudah terlambat berapa lama?”“Sekitar sepuluh hari?” Delis menghitung harinya, seharusnya sekitar sepuluh hari.Angel bertanya lagi, “Jadi, kamu sudah datang sekarang?“Masih belum.”Angel tidak berbicara lagi. Setelah selesai, dia mencuci tangan dan keluar dari kamar mandi, lalu menatap Delis.Delis tiba-tiba panik. “Apakah aku harus pergi ke rumah sakit?”Angel mengangguk. “Iya, tertunda selama lebih dari sepuluh hari dan belum datang, kamu harus cek ke dokter, mungkin saja hamil.”“Apa?”Delis terkejut.Angel tersenyum, berjalan ke ruang tamu. “Ekspresi ap aini. Kamu sudah menjadi istri, bukankah hamil itu wajar?”“Bukan, ini nggak mungkin. Dia selalu memakai pengaman. Bagaimana mungkin aku hamil.”Lagipula mereka hnaya melakukannya beberapa kali saja.Pasti hanya kekhawatiran berlebihan, tidak mungkin hamil.“Delis, kejutan itu selalu ada, nggak peduli seberapa kamu mencegahnya, itu
Kelven baru saja berpikir bahwa mereka harus menunda kehamilan Delis. Mereka harus menikmati waktu berdua selama beberapa tahun, tapi kejutan datang begitu tiba-tiba.Kelven benar-benar terkejut.Di perjalanan pulang, dia tidak sabar dan menelepon Delis.Delis berlari pulang ingin mencari Kelven, tetapi dia tidak ada di rumah. Delis duduk di sofa, memikirkan kata-kata yang diucapkan oleh Herli padanya.Semakin dia memikirkannya, dirinya menjadi semakin cemas.Ponsel di meja berdering, Delis mengambilnya dan dengan geram menjawab panggilannya.Kelven dengan semangat berbicara, “Delis, tunggu aku di rumah, aku akan membawamu ke rumah sakit begitu aku pulang. Ya?”“Iya!”Delis hanya menjawab dengan dingin, lalu menutup teleponnya.Kelven membohonginya.Dia tidak benar-benar tidak ingin punya anak, dia pasti melakukan sesuatu pada kondom itu.Kelven hanya ingin dia hamil, ingin dirinya melahirkan anak untuknya.Dirinya baru berusia 21 tahun, masih sekolah, bagaimana dia bisa hamil?Apalagi
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b