Angel mengambil pembalut dan pergi ke kamar mandi.Dengan khawatir, dia bertanya dari balik pintu, “Sudah terlambat berapa lama?”“Sekitar sepuluh hari?” Delis menghitung harinya, seharusnya sekitar sepuluh hari.Angel bertanya lagi, “Jadi, kamu sudah datang sekarang?“Masih belum.”Angel tidak berbicara lagi. Setelah selesai, dia mencuci tangan dan keluar dari kamar mandi, lalu menatap Delis.Delis tiba-tiba panik. “Apakah aku harus pergi ke rumah sakit?”Angel mengangguk. “Iya, tertunda selama lebih dari sepuluh hari dan belum datang, kamu harus cek ke dokter, mungkin saja hamil.”“Apa?”Delis terkejut.Angel tersenyum, berjalan ke ruang tamu. “Ekspresi ap aini. Kamu sudah menjadi istri, bukankah hamil itu wajar?”“Bukan, ini nggak mungkin. Dia selalu memakai pengaman. Bagaimana mungkin aku hamil.”Lagipula mereka hnaya melakukannya beberapa kali saja.Pasti hanya kekhawatiran berlebihan, tidak mungkin hamil.“Delis, kejutan itu selalu ada, nggak peduli seberapa kamu mencegahnya, itu
Kelven baru saja berpikir bahwa mereka harus menunda kehamilan Delis. Mereka harus menikmati waktu berdua selama beberapa tahun, tapi kejutan datang begitu tiba-tiba.Kelven benar-benar terkejut.Di perjalanan pulang, dia tidak sabar dan menelepon Delis.Delis berlari pulang ingin mencari Kelven, tetapi dia tidak ada di rumah. Delis duduk di sofa, memikirkan kata-kata yang diucapkan oleh Herli padanya.Semakin dia memikirkannya, dirinya menjadi semakin cemas.Ponsel di meja berdering, Delis mengambilnya dan dengan geram menjawab panggilannya.Kelven dengan semangat berbicara, “Delis, tunggu aku di rumah, aku akan membawamu ke rumah sakit begitu aku pulang. Ya?”“Iya!”Delis hanya menjawab dengan dingin, lalu menutup teleponnya.Kelven membohonginya.Dia tidak benar-benar tidak ingin punya anak, dia pasti melakukan sesuatu pada kondom itu.Kelven hanya ingin dia hamil, ingin dirinya melahirkan anak untuknya.Dirinya baru berusia 21 tahun, masih sekolah, bagaimana dia bisa hamil?Apalagi
Melihat Delis marah padanya karena hamil, Kelven tahu bahwa mereka akan bertengkar lagi.Wajah Kelven sangat serius dan meraih tangan kecilnya, lalu berkata, “Delis, ini hanya kejadian tak terduga.”“Nggak mungkin ada begitu banyak kejadian tak terduga, kamu melakukannya dengan sengaja.”Delis menepis tangannya dan berdiri.Kelven melihatnya pergi ke atas, dia berdiri dan mengikutinya, lalu berbicara dengan lembut, “Kamu jangan marah dulu, bagaimana kalau kita memeriksanya ke rumah sakit dulu? Mungkin saja ini hanya kesalahan saja?Mungkin saja kehamilan palsu?Merasa hamil, padahal tidak.Kelven merasa mungkin tidak begitu mudah hamil.Delis baru saja mengalami keguguran dan dokter pernah memberitahunya bahwa tubuhnya sangat lemah. Prosedur aborsi sebelumnya menyebabkan kerusakan besar pada tubuhnya. Mungkin sulit baginya untuk hamil lagi.Kelven berpikir jika sulit untuk hamil, maka tidak memakai kondom juga tidak masalah.Namun, jika dia benar-benar hamil, itu justru akan lebih baik
Delis menarik resleting kopernya dan pergi.Kelven mendekat untuk menghentikannya. “Delis, jangan begini.”“Awas.” Delis menatapnya dengan mata memerah.Bagaimana mungkin Kelven membiarkan Delis yang sedang hamil pergi begitu saja. Kelven menunduk dan memohon padanya.“Aku percaya kamu juga sangat mencintaiku, kamu nggak bisa melahirkannya untukku?”“Hanya satu saja. Aku berjanji nggak akan membuatmu hamil lagi setelah ini.”Delis tidak setuju, dia melewati pria itu dan pergi.Kelven memeluknya. “Delis, dengarkan aku.”“Kelven, lepaskan aku, aku nggak percaya dengan setiap kata yang kamu katakan sekarang. Aku juga nggak mau mendengarnya juga. Kalau kamu memaksaku, aku benar-benar nggak tahu apa yang akan aku lakukan.”Delis mendorongnya.Kelven memeluknya tidak mau melepaskannya, merendahkan suaranya di telinganya seperti menghibur seorang anak.“Delis begitu mencintaiku, mengapa nggak mau melahirkan anak untukku? Hanya satu saja, ya?”“Selama Delis mau melahirkan anakku, aku bisa mela
Kelven berbalik dan pergi.Delis merasa kepalanya sakit. Dia berdiri dan pergi ke kasur untuk berbaring, terus menahan rasa sakit itu.Setelah waktu yang cukup lama, Delis juga tidak tahu dirinya pingsan karena kesakitan atau tertidur.Di lantai bawah.Kelven duduk di sofa ruang tamu dengan wajah penuh kekhawatiran.Jika Delis tetap bertekad untuk tidak hamil, dia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa.Hanya saja, jika tidak ada anak, keluarga besar akan …Saat ini, seseorang masuk melalui pintu.Kelven menoleh dan melihat Angel.Dia datang sendirian dan saat melihat Kelven, dia bertanya dengan khawatir, “Di mana Delis?”Kelven menunjuk atas.Angel berjalan mendekat dan melihat raut wajah Kelven yang muram, Angel bertanya lagi, “Kenapa? Hamil adalah kabar baik, kenapa reaksi kalian berdua begitu aneh?”Hubungan mereka tidak seburuk hubungan antara dirinya dan Albert, yang hampir berakhir dengan perceraian.Mereka berdua selalu harmonis setiap hari dan dengan kehadiran anak, hubungan
Meskipun sudah mengetahuinya, Kelven tetap sangat senang.Namun di tengah kebahagiaannya, dia mulai khawatir dengan kondisi tubuh Delis.Dia bertanya pada dokter, “Beberapa bulan yang lalu dia mengalami keguguran, apakah akan berdampak dengan kehamilan kali ini?”“Tenang saja Pak Kelven, itu nggak akan berdampak. Hanya saja tubuhnya lemah, ditambah dengan tekanan yang membuatnya pingsan, kalian harus berhati-hati. Sedikit kelalaian saja bisa berakibat buruk bagi anak.”“Mengerti.”Jawab Kelven, lalu masuk ke dalam kamar rawat inap.Angel mengikutinya.Delis masih belum sadarkan diri. Dokter mengatakan bahwa dia pingsan karena rasa sakit yang menyebabkan kelumpuhan sistem saraf otak dan dia akan bangun setelah beberapa jam.Kelven duduk di samping kasur, menjaganya.Angel berdiri di sampingnya, menghela napas, “Kalau Delis tetap bersikeras nggak mau melahirkannya, apa yang mau kamu lakukan?”Ekspresi Kelven terlihat sedih, suaranya terdengar serak, “Apalagi yang bisa aku lakukan, hanya
Kelven tidak menyangka bahwa Delis akan memberinya dua pilihan seperti itu.Bagi Kelven, keduanya adalah hal yang sangat penting.Bagaimana dirinya bisa mengambil keputusan.Kelven ragu, tidak tahu harus menjawab apa.Delis melihat ekspresinya yang penuh dengan kesedihan, Delis juga tidak ingin memaksanya dan berkata dengan dingin, “Pergilah, biarkan aku sendiri.”Sebenarnya, ibu mana yang bisa dengan mudah membuang anak mereka sendiri.Hanya saja, Delis merasa tidak bisa memberikan kebahagiaan dan masa depan yang baik untuk anak-anak. Dia takut anaknya lahir tidak dpaat tumbuh dalam keluarga yang utuh.Takut anaknya akan pergi jauh darinya, jadi Delis tidak ingin membuatnya menderita di dunia ini.Karena di dalam ingatannya terus muncul perkataan Kelven sebelumnya, “Setelah dia melahirkan anak, aku akan menceraikannya.”Kata-kata ini bukan dikatakan Herli padanya.Namun, dia mendengarnya langsung dari Kelven.Meskipun Delis hanya mengingat sedikit, tetapi ini sudah cukup untuk membuat
“Apakah sulit bagiku untuk menemukan wanita lain yang mau melahirkan anak untukku?”Delis spontan berkata, “Herli bilang bahwa hanya aku yang cocok untuk melahirkan anakmu.”“Cih!”Kelven tertawa dingin dan melanjutkan, “Ada jutaan wanita di dunia ini dan hanya kamu yang cocok untuk melahirkan anakku? Aku bukanlah monster, juga nggak ada penyakit apapun. Mengapa hanya kamu yang bisa dan wanita lain nggak bisa?”“ … ““Delis, aku melakukannya karena aku mencintaimu dan ingin kamu tinggal bersamaku selamanya. Aku nggak mau keluarga besar menyalahkan kamu, itulah sebabnya aku mau kamu melahirkan anakku.”“Mengapa kamu terus-menerus memegang perkataan Herli?”“Tapi aku mendengarnya sendiri. Di depan pintu ruang kerja, kamu bilang bahwa kamu akan bercerai denganku begitu aku melahirkan anakmu.”Delis menahan emosinya agak tidak menangis.Kelven begitu suka berbohong, Delis ingin melihat dia akan menggunakan alasan apa untuk membohonginya.Kelven agak terkejut dan menoleh. “Kamu sudah mengin
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b