Share

Bab 18

Penulis: Gunung Api
Kelven pergi ke lantai atas kembali ke kamarnya dan melihat Delis tengah bersandar di tempat tidur. Dua kaki kecilnya menggangung di samping tempat tidur, mengayunkannya seolah-olah sedang melepaskan kekesalan.

Kelven mendekat dan bertanya, “Marah lagi?”

Delis tidak mengangkat kepala, tetapi dia mengayunkan kakinya beberapa kali, dengan kesal menjawab, “Nggak.”

“Baguslah kalau nggak marah.”

Kelven benar-benar kehilangan kesabaran untuk menghibur satu per satu.

Dia berbalik dan masuk ke ruang ganti untuk mengganti pakaian.

Tidak mendengar suara apa-apa untuk waktu yang lama, Delis perlahan-lahan memiringkan kepalanya untuk mencari Kelven.

Melihatnya di dalam ruang ganti, Delis berdiri dan perlahan mendekat. Delis menyandarkan dirinya di dinding sambil bertanya dengan suara lembut,

“Kamu mau keluar?”

“Iya, pergi ke kantor.”

Gerakan Kelven yang sedang mengikat dasi terhenti sejenak dan melihat ke arah Delis. "Sini."

Delis dengan patuh berjalan mendekat dan berdiri di depan Kelven.

Delis benar-benar pendek, dengan tinggi badannya hanya 160cm ketika mengenakan sepatu. Berdiri di hadapan pria yang bertinggi sekitar 190cm, Delis hanya mencapai bahu pria itu.

Postur tinggi besar pria itu seolah seperti gunung tinggi yang menutupi tubuh kecil Delis.

Kelven malah sengaja mendekatinya dan menunjuk dasi di lehernya. “Bantu aku ikat ini.”

Delis sebelumnya sudah pernah membantu Kelven mengikat dasi.

Delis bahkan belajar dari internet untuk waktu yang cukup lama.

Saat Delis mengangkat kepalanya dan meraih dasi Kelven, gerakannya terlihat lebih mahir.

Kelven menatap wanita kecil di hadapannya, bibir merahnya membuat wajahnya seindah bunga persik.

Terutama matanya, bulat dan hitam pekan seperti sepasang batu permata hitam, bersinar dengan cahaya yang memikat dan menggoda.

Mungkin karena merasa terlalu tinggi, melihat Delis terus menerus mengangkat kepalanya dan tangannya, membuatnya merasa lelah. Dengan penuh pengertian, Kelven membungkuk ke depan untuk mendekatinya.

Ketika Kelven mendekat, Delis terkejut dengan gerakannya yang tiba-tiba.

Seketika, wajah mereka berdua berada begitu dekat, seolah-olah bisa mencium napas ringan satu sama lain.

Delis selalu tahu bahwa pria itu memiliki daya tarik yang memikat.

Daya tarik itu selalu menarik dirinya untuk mendekat setiap saat.

Seperti saat ini, suasananya sudah begitu intim. Jika Delis mempertahankan dirinya, keintiman ini mungkin akan bertahan lebih lama.

Namun, Delis tak dapat mempertahankan dirinya, dia mengangkat dagunya dan mencium bibir Kelven.

Kelven mengernyit.

Kelven hanya berniat membungkuk mendekat, agar wanita ini bisa membantu mengikat dasinya.

Siapa sangka wanita ini …

Menggodanya lagi.

Namun sialnya, setiap kali, dia selalu tidak bisa menolak.

Setelah berciuman mesra dengan Delis, Kelven akhirnya melepaskan Delis.

“Sudah, aku mau pergi kerja dulu.”

Delis juga sudah mengikat dasi Kelven, tapi dia masih tetap memegang erat dasinya, menatapnya dengan tegas dan sambil mengancamnya.

“Kamu adalah punyaku. Sampai kapanpun, nggak boleh ada orang lain di hatimu.”

Kelven menegakkan tubuhnya. Saat menghindari tatapan Delis, senyuman muncul di sudut bibirnya, mempesona dan memikat.

Kelven melangkah keluar dari ruang ganti. “Baik-baik dengan Herli di rumah ya. Kalau ada apa-apa, telepon aku.”

“Iya~ sampai berjumpa nanti.”

Kelven pergi dan Delis langsung berlari ke jendela, melihat Kelven duduk ke mobil dan meninggalkan halaman. Setelah itu, dia berbalik dengan perasaan kosong dan mulai merapikan lemari pakaiannya.

Saat Delis sedang tengah merapikan pakaian, dia mendengar suara tongkat di depan pintu.

Delis menoleh, melihat Herli meraba-raba masuk ke dalam.

Melihat tidak ada Bibi Siti di belakang Herli, Delis merasa aneh. Bukankah dia tak bisa melihat, bagaimana bisa tahu di mana kamarnya?

Delis tetap diam, diam-diam berusaha untuk menghindari Herli dan pergi.

Siapa sangka ketika berada di samping Herli, Herli langsung bicara.

“Delis, kita perlu bicara.”

Delis menghentikan langkahnya dan menatap Herli. Melihat Herli adalah orang buta, seharusnya tidak bisa melihatnya dan seharusnya tak tahu bahwa dia berada di dalam ruangan.

Jadi, Delis berpura-pura tak mendengar dan terus berjalan keluar.

Namun tiba-tiba, Herli berbalik dan berteriak padanya, “Delis, jangan berpura-pura. Aku tahu kamu ada di dekatku.”

Delis menghentikan langkahnya lagi, menatap Herli dengan penasaran.

Delis berbalik dan berdiri di depan Herli, sengaja membuat wajah jelek untuk mengejeknya, menjulurkan lidahnya dan dengan keras menghantam wajah Herli dengan kepalan tangannya.

Hanya saja tidak mengenai Herli.

Namun, tak peduli apa yang dibuatnya, Herli tetap tidak ada reaksi.

Delis terdiam.

Jangan-jangan benar-benar buta?

Kalau benar-benar buta, kenapa tak dirawat di rumah sakit dan begitu terburu-buru untuk keluar?

Delis juga tak berpura-pura lagi, dia tersenyum dan berkata,

“Hatimu terbuat dari apa sih? Bahkan begitu kejam pada dirimu sendiri. Matamu bahkan menjadi buta, kaki pun patah, kamu nggak sakit?”

Kemarahan Herli telah memuncak dalam hatinya.

Herli menggenggam erat tinjunya, menatap gadis liar di hadapannya, dia sangat ingin menamparnya sekuat mungkin.

Namun saat menyadari bahwa dirinya buta dan tak bisa melihat, dia terpaksa menahannya.

Menahan amarah di dalam hatinya, Herli berkata,

“Delis, pada akhirnya Kelven pasti akan menikahiku. Kalau kamu pergi sekarang, itu akan lebih baik untuk dirimu sendiri.”

Delis tertawa lagi.

“Kamu benar-benar wanita paling tak tahu malu yang pernah aku temui. Kamu nggak pernah bercermin? Kamu nggak tahu seberapa menjijikkannya wajahmu ini?”

“Kamu … “

Herli menjawab dengan marah, “Delis, aku sedang berbicara baik-baik denganmu.”

“Masalahnya aku nggak mau bicara dengan orang rendahan sepertimu. Kalau masih nggak mau pergi, jangan salahkan aku bertindak kasar.”

Herli masih tidak menyerah dan terus berteriak pada Delis,

“Untuk apa begitu keras kepala? Kelven pada akhirnya bukan milikmu. Ambil uangmu dan bersenang-senang di luar selagi masih muda, nggak mau?”

“Kalau kamu mau pergi sendiri, aku bisa memberikan dua puluh miliar untukmu.”

“Cih, lebih baik uangmu disimpan untuk beli peti matimu nanti.”

Delis benar-benar tidak bisa menahan diri lagi. Dia mengangkat kakinya dan menendang Herli. “Kamu benar-benar nggak mau pergi?”

Melihat Delis benar-benar keras kepala, Herli dengan kesal memutuskan untuk pergi dulu.

Baru saja Delis duduk, Ponselnya berdering.

Delis melihatnya, panggilan dari teman sekamarnya, Nadya.

Delis menjawab panggilan dan mendengar suara Nadya, “Delis, kamu sibuk nggak?”

Delis menggelengkan kepala. “Nggak sibuk, kenapa? Kamu sudah sampai rumah?”

“Nggak, aku belum pulang. Aku mencari pekerjaan paruh waktu dan berencana untuk bekerja di sini selama liburan musim panas. Hari ini adalah ulang tahunku, maukah kamu datang dan merayakannya bersamaku?”

Hari ini ulang tahun Nadya?

Delis ingat bahwa ulang tahun Nadya adalah pada bulan oktober dan sekarang bukan bulan oktober.

Dengan ragu, Delis bertanya, “Yakin ulang tahunmu?”

“Bagaimana mungkin aku bohong padamu. Aku kirim lokasinya padamu, datang ke sini, hanya ada kita berdua saja.”

Memikirkan dirinya juga tak punya banyak teman, teman-teman baiknya hanya ketiga teman sekamarnya, jadi Delis menyetujuinya, “Oke.”

Setelah mengakhiri panggilan, Delis pergi ke lantai atas untuk memilih hadiah yang akan dibawah untuk Nadya nanti.
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Putri Apriyani
dasar si herli ber muka dua
goodnovel comment avatar
Noni Noni
kenapa bodoh sgt2?
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Duh Delis jangan mudah percaya siapa tau itu jebakan dari nenek lampir
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 19

    Setelah menerima alamat dari Nadya, yang ternyata berada di sebuah KTV biasa, Delis tidak banyak berpikir dan langsung memesan taksi untuk pergi.Setelah menemukan ruangan yang disebutkan Nadya, Delis langsung membukanya.Di dalam ruangan yang gelap, hanya ada Nadya. Saat melihat Delis datang, Nadya langsung menyambutnya, “Delis, sampai juga kamu.”Delis mengangguk dan mengeluarkan hadiah yang dibawahnya, menyerahkannya pada Nadya dan mengucapkan, “Selamat ulang tahun.”Nadya melihat hadiah itu, ragu sejenak, kemudian akhirnya menerimanya, “Terima kasih, sini duduk. Aku sudah memesan alkohol. Hari ini hanya ada kita berdua, kita harus minum sampai mabuk.”Melihat sejumlah botol alkohol yang sudah dibuka di meja, Delis menolak, “Aku alergi alkogol, nggak bisa minum.”Sebenarnya karena dirinya hamil, jadi tidak bisa minum alkohol.Ekspresi wajah Nadya berubah. “Begitu? Kalau minuman manis lain?”Delis juga menggelengkan kepala. “Aku juga alergi minuman berwarna, aku minum air putih saj

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 20

    Siang-siang bolong, siapa yang begitu berani mencari masalah orang terdekat Kelven.Benar-benar sudah bosan hidup.Tidak banyak bertanya, Kelven langsung melihat ke arah pintu. “Mudi.”Pak Mudi langsung membuka pintu dan masuk. “Ada yang bisa dibantu pak?”“Selidiki kejadian yang dialami Delis hari ini, berikan aku hasilnya malam ini.”Pak Mudi mengangguk dan hendak keluar, Delis buru-buru berkata, “Di KTV Zest, kalian juga bisa cari temanku, namanya Nadya. Tapi jangan sebutkan identitasku. Katakan saja kalian dari kepolisian, dia seharusnya akan bekerja sama dengan kalian.”Pak Mudi mengangguk dan menutup pintu dengan pelan sebelum pergi.Delis mengalihkan pandangannya dan kembali bersandar di pangkuan pria itu, kedua tangannya merangkul leher pria itu.Kelven mengingatkannya, “Jangan menebak sesuatu tanpa bukti.”“Hm?”Delis duduk tegak dan menatap pria di depannya, mengernyit. “Kamu merasa aku sedang menuduhnya?”Ekspresi wajah Kelven terlihat sedikit muram. “Semua hal harus ada bu

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 21

    Ketika Herli mencoba menciumnya, Kelven menghindar dengan raut wajah muram.Dia menatap wanita di sampingnya dan bertanya, “Sudah bisa melihat?”Herli panik dan dengan hati-hati menjawab, “Ngg … ak.”“Kalau belum, jangan asal bergerak. Tunggu saja di sini, aku pergi ganti baju.”Usai bicara, Kelven berdiri dan tanpa memedulikan Herli, dia dengan cepat berjalan ke lantai atas.…Di dalam kamar, Delis dengan marah mengambil bantal dan membantingnya ke lantai. Masih belum merasa puas, dia juga menginjak-injaknya dengan keras.Kelakuan Kelven tadi, jelas-jelas sangat menikmati Herli mendekat padanya.Masih mengatakan semuanya hanya untuk menebus rasa bersalahnya. Menurut Delis, Kelven hanya tak bisa menahan godaan wanita cantik.Memang semua pria sama saja, tidak bisa menolak godaan wanita.Delis sangat marah dan menginjak-injak bantal di lantai dengan keras lagi.Di pintu kamar terdengar suara lembut seorang pria, “Mau ribut lagi?”Delis menoleh ke arah suara itu, teapi hanya melihat seki

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 22

    Malam hari.Setelah menjaga Herli hingga tidur, Kelven kembali ke kamar tidur utama dan mendapat panggilan telepon dari asistennya, Mudi.Dalam telepon, Mudi berkata, “Pak Kelven, kami sudah menyelidikinya. Rekaman CCTV di KTV sudah dihancurkan dan kami belum menemukan siapa pelaku yang ingin mencelakai Nona Delis.”Ekspresi wajah Kelven sangat serius. “Jadi ini hasil yang kamu berikan padaku?”“Maaf, aku akan berusaha menyelidikinya lagi.”Kelven menutup telepon dan melangkah masuk ke kamar tidur.Delis sudah berbaring di tempat tidur sejak tadi.Dia sangat kesal.Sangat tidak suka melihat Kelven dekat dengan wanita lain.Delis tak tahu berapa lama dirinya bisa bertahan dalam situasi seperti ini.Mendengar suara langkah kaki, Delis perlahan duduk dan melihat Kelven yang belum mengganti baju tidur, berjalan mendekatinya.Berdiri di depannya, wajah tampan Kelven tidak menunjukkan ekspresi apapun. Dia hanya melihat Delis dengan dingin dan bertanya, “Dia berpura-pura?”Delis mengernyit

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 23

    Bersandar pada jendela, Delis tiba-tiba merasa bingung dengan masa depannya.Jika pada akhirnya Kelven akan bercerai dengannya dan menikahi Herli, untuk apa lagi dirinya mempertahankan ini semua sekarang?Hanya karena mencintainya dan tidak bisa hidup tanpanya?Namun sekarang saja begini, ke depannya juga akan sama saja.Pada akhrinya, dirinya akan tetap ditinggalkan oleh Kelven.Jadi Delis, mungkin kamu harus mulai belajar untuk mandiri, menjadi kuat dan harus bisa mencari nafkah di hari-hari tanpa Kelven.Kebetulan lagi liburan, dirinya juga tak ada kegiatan. Delis berencana untuk mencari pekerjaan paruh waktu yang cocok untuk dirinya besok.Asalkan dia bekerja dan pulang larut setiap hari, dia tidak akan bertemu dengan Herli.Tidak melihat Herli akan membuat suasana hatinya tidak seburuk itu.Baru saja memikirkan itu, pintu kamar terbuka oleh seseorang.Orang yang berjalan masuk adalah Kelven.Dia mengenakan setelan jas yang rapi, penampilannya memancarkan pesona seorang pria dewasa

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 24

    Kelven tak ingin bertele-tele dengan Delis.Kelven menarik tangannya dan menuju lantai atas.Pria itu sangat kuat, hingga membuat Delis berjalan terhuyung-huyung mengikutinya. Delis kesakitan dan berseru, “Kelven, sakit sekali.”Ini adalah pertama kalinya Delis melihat Kelven marah sebesar ini dan bertindak kasar padanya.Kelven benar-benar marah.Tanpa belas kasihan, dia melemparkan Delis ke dalam kamar Herli dan menunjung barang-barang menjijikan di kasur sambil bertanya, “Kamu masih mau berbohong?”Sambil mengusap pergelangan tangan yang sakit, Delis sambil melihat barang-barang di kasur dengan terkejut.Masih ada beberapa katak besar yang melompar di sekitarnya sambil bersuara.Akhirnya dia mengerti apa yang terjadi.Jadi, Kelven mengira dirinya yang melakukan ini semua?Delis merasa sangat tak adil, dia berbalik dan menatap Kelven dengan mata berkaca-kaca. “Kamu yakin aku yang membuat semua ini?”“Siapa lagi selain kamu?” jawabnya dengan nada acuh.Delis tidak tahu harus berbicar

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 25

    Membuka pintu kamar, Kelven melihat Delis masih duduk di lantai. Dia mendekatinya.Berdiri di depannya, Kelven memandangnya dari atas. “Delis, sudah tahu salah?”Asalkan dia bersedia mengakuinya dan meminta maaf pada Herli, dia tidak akan benar-benar mengurungnya tanpa memberinya makan.Bagaimanapun, Delis adalah miliknya.Namun, Delis hanya menundukkan kepala tanpa berbicara. Dia duduk dan memeluk lututnya, tanpa menatap Kelven sama sekali.Kelven melihatnya masih keras kepala, dia berkata, “Sepertinya kamu belum mengintropeksi diri.”Kelven meninggalkan kamar dan menutup pintu kamar dengan keras.Delis perlahan mengangkat kepalanya, wajah mungilnya pucat tanpa warna.Selain perasaan yang pahit dan masam di dada, perutnya juga terdengar gemuruh karena kelaparan.Namun, dia lebih memilih kelaparan dan tetap enggan untuk meminta maaf.Di ruang makan lantai bawah.Ketika Kelven sedang makan, dia tak tahan lagi dan memerintahkan Bibi Siti, “Siapkan makanan untuknya dan bawa ke atas.”Bibi

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 26

    Kelven tidak pernah berpikir bahwa wanita yang lembut di depannya ini, suatu hari akan menjadi begitu bebal.Raut wajah Kelven menjadi muram, kemarahannya sudah mencapai puncak. “Kamu benar-benar keterlaluan.”Kelven mendorong kursi ke belakang, berdiri dan dengan cepat melepaskan tali pinggangnya, langsung mendekati Delis.Mata Delis sudah berkaca-kaca dari tadi, melihat tindakan Kelven, dia memundurkan langkahnya.Belum sempat dia bereaksi, pria itu menariknya dengan kasar dan menekannya di atas meja dan tiba-tiba tali pinggang itu menghantam pantatnya.Sebenarnya, Kelven tidak benar-benar kuat, hanya ingin menakut-nakuti Delis saja.Delis menangis.“Kamu memukulku, kenapa kamu memukulku? Ini adalah kekerasan dalam rumah tangga, aku akan melaporkanmu.”“Karena aku adalah suamimu. Siapa suruh kamu nggak patuh?”Sambil berbicara, Kelven sambil menghantamnya.Tenaganya benar-benar sangat pelan.Namun, Delis tetap saja merasakan rasa sakit.Dalam keputusasaan, Delis berjuang dan berteria

Bab terbaru

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 906

    Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 905

    Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 904

    Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 903

    Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 902

    Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 901

    “Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 900

    Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 899

    “Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 898

    Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status