Tidak lama kemudian, mobil Kelven tiba di rumah sakit.Delis juga sangat panik, takut terlambat dan tidak bisa melihat anak itu lagi, sehingga dia segera membawa Angel menuju ke ruangan yang dia tahu.Kelven mengikuti kedua wanita itu di belakang.Saat mereka bertiga tiba di ruangan tersebut, hanya ada Vinie, Albert dan seorang anak perempuan berusia empat tahun yang menderita leukimia.Saat Angel membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan, dia tidak melihat anaknya, tetapi melihat suaminya bersama wanita lain yang merawat seorang anak.Angel sangat terkejut, merasa seolah-olah langit akan runtuh.Albert juga menyadari kehadiran orang lain.Dia berbalik dan melihat tiga orang di pintu.Albert panik dan langsung mendekat. “Sayang, kenapa kamu datang?”Angel menghindari sentuhan Albert dan melihat anak perempuan yang sedang duduk di kasur, serta wanita yang duduk di samping kasur. Angel bertanya dengan mata terbelalak, “Mereka siapa?”Albert menatap tajam ke arah Kelven, lalu kembali meli
Vinie juga tidak tahu apa hubungan antara Delis dan Kak Albert.Sambil menghibur anak di dalam pelukannya dan menjawab, “Anak ini adalah anak kakakku.”Delis terdiam.Jadi, Albert dulunya adalah kakak ipar Vinie?Tidak heran dia melihat Albert mengantar Vinie ke kampus.Ternyata Albert adalah kakak iparnya.Namun mengapa menyembunyikannya dari Kak Angel? Mengapa harus begitu kejam terhadap pada Kak Angel dan anaknya?Delis merasa sulit untuk menerika kenyataan ini, apalagi Kak Angel.Delis berbalik dan menahan emosinya saat keluar dari ruangan.Kelven meraih tangannya dan merangkulnya.“Hanya ini yang bisa kita lakukan, kita nggak bisa ikut campur lagi. Kalau nggak, semuanya akan menjadi kacau.”Delis tidak tahan dan menangis.“Kak Angel adalah orang terbaik yang pernah aku temui. Dia lahir dari keluarga bergengsi, tetapi tidak sombong sama sekali.”“Dia lemah lembut, murah hati dan begitu baik. Apa salahnya Kak Angel, mengapa Keluarga Gunawan bisa memperlakukan dia dan anaknya seperti
Kelven tidak tahu apa rencana Albert.Dia juga tidak perlu memikul beban ini, jadi dia menjawab Angel dengan jujur, “Aku nggak tahu.”“Tapi kamu pasti tahu kalau dia punya anak sebelumnya, ‘kan?”Kelven diam.Dirinya memang tahu mengenai ini.Dia pikir Albert telah mengakuinya pada Angel sebelum mereka menikah.Namun, Kelven tidak menyangka, Albert tidak mengatakan apa-apa.Melihat Kelven tidak menjawab, Angel sudah tahu bahwa dia membantu Albert untuk menyembunyikannya.Kedua pria itu sama saja.Memikirkan bahwa jika dirinya datang terlambat ke rumah sakit, anaknya akan didorong ke ruang operasi.Angel sulit untuk menyembunyikan kehancurannya, sambil memeluk anaknya dan tidak bisa menahan air matanya.Bagaimana Albert bisa memperlakukannya seperti ini.Angel dengan tulus menikah dengannya dan membawa anaknya. Dia berpikir bahwa mereka akan bahagia bersama seumur hidup.Namun ternyata dirinya sudah melompat masuk ke dalam perangkapnya dan hampir membakar anaknya hidup-hidup.Angel oh A
Wendo sangat puas, lansgung menjawab, “Baiklah, aku akan menghubungimu nanti. Pak Kelven sepertinya sudah pulang, aku tutup teleponnya dulu.”Setelah menutup telepon, Wendo melihat Pak Kelven masuk ke dalam dengan tergesa-gesa, Wendo langsung menyambutnya.Tidak melihat Delis di belakang Kelven, Wendo segera membungkuk untuk membantu Pak Kelven melepaskan sepatunya.Dan pura-pura bertanya, “Nona Delis nggak pulang bersamamu, Pak Kelven?”Kelven tidak menjawab, setelah mengganti sepatunya, dia langsung berjalan naik ke lantai atas.Dengan kagum, Wendo melihat punggungnya yang mengenakan setelan jas yang tegap, tampak gagah.Pria seperti ini jarang ditemui di dunia ini.Tampaknya sangat dingin terhadap orang luar, tidak pernah memperhatikan siapapun, kecuali Delis.Jadi, apakah dirinya sangat mencintai Delis?Teringat ibunya pernah mengatakan padanya bahwa Pak Kelven adalah orang yang sangat sensitif, tidak suka didekati oleh orang asing. Mungkin dirinya harus menahan perasaannya untuk s
Keesokan harinya, akhir pekan.Delis khawatir dengan Angel, jadi begitu matahari terbit, dia langsung pergi ke rumah sebelah lagi.Kelven sebenarnya telah bersiap untuk membawanya latihan mengemudi, tetapi Delis tidak mendengarnya. Kelven tidak punya pilihan lain selain mengikutinya.Baru saja masuk ke dalam halaman, Kelven merasa ada mobil yang melaju mendekat.Kelven berbalik dan melihat itu adalah Albert.Kelven berdiri di sana, melihat pria itu turun dari mobilnya.Albert terlihat sangat terburu-buru, segera menuju ke arah Kelven dan bertanya, “Angel ada di rumah?”“Aku juga baru saja sampai dan belum masuk. Kenapa kamu begitu terburu-buru? Mau membujuknya?”“Aku nggak punya waktu untuk berbicara denganmu.”Albert langsung naik tangga dengan langkah besar dan masuk ke vila.Sementara itu, Delis dan Angel sedang di kamar merapikan bajunya.Angel bilang bahwa pengacara akan datang sebentar lagi, jadi menyuruh Delis untuk menemani Joel.Saat keduanya sedang berbicara, tiba-tiba pintu
Angel tak akan memaafkannya, tak akan seumur hidup ini.Angel masuk ke dalam kamar tanpa ekspresi dan menutup pintu dengan keras.Melihat Angel tidak tersentuh sama sekali, perasaan Albert seperti jatuh ke dasar jurang.Dia menundukkan kepala, hatinya seperti abu.Dia sudah mengatakan bahwa wanita ini tidak akan membantunya.Mungkin karena Angel juga tidak begitu mencintainya.Rasanya sudah tidak ada harapan apapun, Albert bangkit untuk kembali ke rumah sakit.Namun, Albert bertemu dengan Kelven yang naik ke lantai atas.Albert tidak marah pada Kelven, hanya tersenyum dingin dan berkata, “Sudah kubilang padamu, hati wanita itu sekeras batu. Kamu sudah melihatnya, ‘kan?”Wajah Kelven sangat muram dan menjawab, “Kalau kamu mengatakannya dengan jujur sejak awal, mungkin dia nggak akan sekejam ini.”“Salah, dia selalu begitu kejam. Dia selalu merasa dirinya adalah putri emas Keluarga Laiberto yang begitu tinggi. Bersama denganku adalah sebuah penurunan status baginya. Jadi, meskipun dia me
Kelven merasa orang di sampingnya agak aneh.Kelven merangkulnya dan membawanya pulang dengan paksa.Sambil berjalan, Kelven menghela napas, “Apa yang kamu pikirkan!”Pria itu menatapnya dengan lembut dan melanjutkan, “Aku hanya punya satu Delis saja.”Eh?”Delis mengernyit.Kelven mengangkat tangannya dan mencubit pipi bulatnya.“Bagiku, Delis bahkan lebih sulit dihibur daripada anak-anak, sering marah padaku, bahkan menendangku saat marah.”Delis hanya diam.Kelven mengatakannya seolah-olah dirinya sangat kekanak-kanakan.Namun dibandingkan dengan pria tua ini, Delis memang terlalu muda.Delis mengakui hal ini.“Kamu nggak pergi kerja hari ini?”Melihat sudah pukul delapan, pria ini masih di rumah, Delis mengingatkannya.Kelven menariknya ke dalam rumah dan menjawab, “Hari ini akhir pekan, setelah sarapan aku akan mengajakmu belajar mengemudi.”“Iya.”Teringat sesuatu, Delis bertanya lagi, “Haruskah kita beritahu Owen tentang masalah Kak Angel?”“Owen?Kelven menoleh untuk melihatnya
Kelven memeluknya dan dengan suara yang lembut dan memikat, dia berkata, “Delis, jangan takut, kamu bisa melakukannya.”“Aku nggak bisa, aku takut setiap kali melihat mobil. Jangan biarkan aku menyetir, bagaimana kalau kamu mencarikan sopir untukku saja?”Delis membalikkan badannya, berlutut dan merangkak ke dalam pelukannya.Kelven memeluknya dengan erat, mengelus kepalanya yang bulat. “Nggak mau belajar sendiri?”“Nggak mau, aku takut.”“Sebenarnya nggak sulit, kamu akan terbiasa setelah beberapa kali mencoba.”“Nggak bisa, aku benar-benar takut.”Bukan masalah mencoba beberapa kali, tapi Delis benar-benar takut.Setiap kali melihat mobil bergerak, dia tidak bisa fokus mengendalikannya, pikirannya dipenuhi oleh ketakutan akan kecelakaan.Kelven juga tidak memaksanya, memeluknya dengan erat dan berkata, “Yasudah, kalau kamu takut, kita nggak belajar lagi ya. Aku akan mencarikan sopir perempuan untukmu nanti.”“Iya.”Delis perlahan-lahan mengangkat kepalanya dari pangkuannya, dari sud
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b