Saat ini, amarah yang sudah menumpuk di hati Carlos pun meluap. Sikapnya lebih kasar dari biasanya. "Kalau dia sudah bosan hidup dan ingin cepat mati, suruh dia temukan tempat yang sunyi, jangan menyusahkan orang lain."Setiap menghadapi masalah yang berhubungan dengan Celine, dia sangat mudah tersinggung dan emosional.Ratna takut Celine akan sedih mendengar ucapan Carlos, dia buru-buru mengakhiri panggilan. Namun, dugaannya salah, Celine sama sekali tidak peduli.Dia bukan hanya gagal mendamaikan mereka, tetapi juga memperburuk situasi. "Nyonya ...."Celine tersenyum. Ketika dia hendak mengatakan sesuatu untuk menghibur Ratna, ponselnya berdering. Muncul notifikasi uang masuk sebanyak 200 juta dari aplikasi tertentu.Celine tertegun.Dia mengira Yuka mentransfer dana toko dan berencana untuk mengecek notifikasi itu setelah berganti pakaian. Namun, notifikasi itu terus bermunculan. Seketika, dia memiliki firasat buruk.Celine mengeluarkan ponselnya untuk melihat riwayat transfer, tern
Celine mengirimkan pesan yang menyatakan bahwa dia tidak akan membuat perhitungan dengan Selly kalau Selly menyerahkan video itu.Selly bertanya, "Kamu janji nggak akan membocorkan bahwa aku yang memberimu video itu?"Dia tidak ingin menyinggung Cindy dan Keluarga Molika, tetapi dia juga tidak ingin terus diganggu oleh Celine.Mengingat nasib sekelompok orang ini, Selly otomatis ketakutan. Dia memikirkan hal ini semalaman, tetapi tetap tidak mengerti. Mengapa mereka bisa ditaklukkan oleh seorang gadis desa tak berlatar belakang seperti Celine? Bahkan Cindy dan Carlos yang begitu hebat pun tidak bisa melawan Celine. Cindy melarikan diri ke luar negeri dan Carlos terpaksa menikah dengan Celine.Celine seolah-olah dapat membaca isi pikiran semua orang dan memprediksi gerak-gerik mereka."Ya." Celine tersenyum sambil menjawab dengan tegas, "Merlin yang memberikan video itu padaku."Nada bicaranya santai, dia sama sekali tidak merasa bersalah setelah berbohong dan memfitnah orang.Selly ter
Salah satu tangan Carlos terletak di samping tubuh Celine dan tangan lainnya sedang menahan kaki Celine. Sekujur tubuh Celine masuk dalam pelukannya. Dia menatap Celine dari atas sehingga sosok Celine pun terpantul di pupilnya. Dari tatapannya, dia seolah-olah terpikat oleh sesuatu dan enggan untuk mengalihkan pandangan.Seiring dengan suara napas, suatu hawa ambigu pun menyelimuti udara....Dia mengatupkan gigi gerahamnya sehingga garis rahangnya pun menonjol. Jakunnya berguling beberapa kali, dia berkata dengan serak, "Celine ...."Dia merasa agak panas dan haus.Celine dapat mencium aroma maskulin dari tubuh Carlos. Dia agak kesulitan bernapas, tetapi bukan karena gugup. Seiring berjalannya waktu, tubuhnya menjadi makin kaku dan pori-porinya pun terbuka.Ketika merasakan perubahan reaksi tubuhnya, suatu cahaya menakutkan melintas di mata Carlos. Mata Carlos sangat merah, seolah-olah sedang berusaha untuk menyembunyikan emosi. Carlos memelototinya sambil tersenyum sinis. "Nggak mau?
Celine sudah melihat foto dan video di dalamnya. Tidak terlihat dua pelaku utama, Cindy dan Merlin, hanya terdapat video-video tidak bermanfaat. Karena Carlos menginginkannya, Celine pun malas berebut dengan Carlos.Sikap cueknya membuat suasana menjadi hening.Celine mengangkat dagunya untuk menunjuk pintu, maksudnya sangat jelas. Dia sedang mengusir Carlos.Carlos terdiam.Seolah-olah ada yang meninju wajahnya dengan bantal, dia mengerutkan keningnya dengan kesal. "Ini yang menyebabkan punggungmu terluka?"Mata Carlos tertuju pada punggung Celine. Saat ini, Celine berpakaian lengkap sehingga luka-luka itu tertutup rapat dan tidak terlihat. Namun, mata Carlos mengarah tepat pada area yang terluka. "Paman dan Bibi tahu nggak?"Celine memiliki kulit yang putih dan halus. Meskipun bekas luka itu sudah samar, masih terlihat jelas, seperti bekas tinta yang menodai kain sutra berwarna putih.Celine tinggal di Keluarga Tomson selama empat tahun, tepatnya dari usia 14 tahun hingga 18 tahun. M
Celine menatapnya sambil mengerutkan kening, dia sedang menebak apa yang ingin dilakukan Carlos. Beberapa hari ini, Carlos diantar jemput oleh sopir. Tiba-tiba Carlos mengajukan permintaan seperti ini, dia bahkan curiga semalam Carlos menemukan sesuatu dan ingin membungkamnya untuk menjaga reputasi Cindy.Dia menatap Carlos untuk cukup lama, lalu memiringkan kepala sambil tersenyum pada Carlos. "Oke."Pagi hari adalah jam sibuk. Perusahaan Gutama terletak di pusat kawasan bisnis, Celine berkendara dengan sangat lambat. Ketika mereka akan segera sampai di kantor, mereka tiba-tiba terjebak macet.Carlos sedang memandang gedung Perusahan Gutama. Ketika Celine rem mendadak karena melihat lampu merah, Carlos tiba-tiba berkata, "Keluarga Juanda punya hubungan kerja sama dengan Perusahaan Gutama."Nada bicaranya sangat tenang, seolah-olah sedang mengajak Celine mengobrol.Orang yang mengoyak pakaian Celine di video semalam adalah tuan muda Keluarga Juanda.Celine meletakkan salah satu tangan
Merlin memandangnya dengan ragu-ragu, jari-jarinya yang sedang memegang tas memutih. "Kak Carlos, aku nggak tahu apa aku harus mengatakannya."Carlos melewatinya dan langsung berjalan ke arah lift. "Kalau begitu nggak usah katakan.""..."Merlin tertegun, reaksi Carlos berbeda dengan dugaannya. Carlos selalu bersikap anggun, tetapi kali ini sikap Carlos seolah-olah menunjukkan "sekalipun kamu jelek, kalau dia bersedia, dia akan memperlakukanmu seperti tuan putri".Karena mereka tumbuh besar bersama dan dia cukup dekat Cindy, Carlos sangat sabar dalam menghadapinya. Ini adalah pertama kalinya Carlos mengabaikannya seperti ini.Hal yang lebih mengejutkan lagi adalah Carlos mengabaikannya karena Celine, wanita yang dibenci Carlos.Merlin menatap punggung Carlos yang pergi menjauh. Dia menggertakkan giginya, lalu menyusul Carlos sambil berkata, "Kak Carlos, dengar-dengar Kak Celine mengurung orang tua kandungnya di ruang bawah tanah demi pulang bersama Ayah dan Ibu ke Kota Bapura dan bahka
Di tengah Shanny mengomel, Celine menerima panggilan dari Lilya. Awalnya Lilya hanya menanyakan soal pekerjaan dan kabarnya, tetapi kemudian Lilya mulai membicarakan soal kondisi mentalnya.Kasih sayang ibu yang datang terlambat ini membuat Celine tertegun. Dia bahkan curiga ibunya takut gangguan mentalnya akan membawakan bencana pada keluarga.Dia hanya menanggapi dengan singkat. Setelah mengakhiri panggilan, dia kembali bekerja.Malam ini, mereka mengadakan pesta tahunan, lokasinya di sebuah klub kelas atas. Mereka bukan hanya mengundang pelanggan VIP dari toko, tetapi juga mengundang beberapa model tampan untuk memeriahkan acara.Shanny memakai jas yang dirancang oleh dirinya sendiri, dia berdandan seperti wanita karier. Meskipun cukup menonjol, para pelanggan tidak akan merasa tersaingi.Melihat Celine sama sekali tidak merias wajah, dia pun berpikir sejenak. "Nggak boleh seperti ini, kamu harus berdandan secantik mungkin.""Bukannya kamu bilang nggak boleh membuat pelanggan merasa
Celine mengangkat matanya sambil tersenyum santai pada Carlos. Dia seperti sedang menatap idiot, tatapannya dipenuhi dengan cahaya menantang dan menghina.Kemudian, dia berbalik pergi.Carlos mengulurkan tangan untuk meriah lengannya. Celine hampir terangkat dari lantai, rasa sakit di tangannya membuatnya kesal. "Carlos, kamu tahu nggak seperti apa dirimu sekarang?"Carlos tertegun.Celine memandangnya sambil berkata dengan perlahan-lahan, "Seperti suami yang sedang cemburu."Mata Carlos diselimuti dengan kabut gelap, nada bicaranya sangat sinis. "Cemburu padamu? Kamu sungguh pandai meninggikan diri sendiri, nggak tahu malu.""Sekarang siapa yang menahanku dan memaksaku untuk memilih salah satu di antara kalian? Kamu seperti sedang menangkap istrimu berselingkuh, lihatlah betapa marahnya dirimu ...." Celine tersenyum kesal. "Kalau nggak coba tanyakan pada Pak Revin, bagaimana ekspresimu sekarang?"Revin yang disebut tampak sangat tertekan, dia terus mengisyaratkan Celine jangan menyebu
Sembari berbicara, Lilya terus melirik Celine dengan sudut mata. Sekarang, dia sangat merasa bersalah dan ingin melakukan sesuatu untuk menebus kesalahannya. Karena emosi ini, Lukas yang selalu diutamakan sejak kecil pun turun pangkat.Namun, Lukas tidak tahu apa-apa. Dia membelalakkan matanya dengan kaget sambil bertanya dengan kesal, "Bu, racun apa yang dia berikan pada Ibu sampai membuat Ibu membelanya seperti ini? Lihatlah luka di wajahku ini, ini yang namanya menguji?"Sembari berbicara, dia membungkuk untuk memperlihatkan memarnya pada Lilya. "Dia ingin membunuhku, Ibu masih membelanya."Hasan yang berada di dalam ruangan mendengar ucapan ini, dia mengerutkan kening sambil berkata, "Diam kamu, kamu itu pria, luka sekecil ini membuatmu menjerit seperti ini?"Dia menatap wajah Lukas yang dipenuhi dengan memar sambil berkata dengan nada menghina, "Dipukuli oleh wanita masih berani mengadu.""Lalu apa yang bisa lakukan? Ayah nggak mengizinkanku memukul wanita, apa lagi yang bisa kula
Percakapan macam apa ini? Carlos tidak sanggup? Masih perlu membuktikan?Revin diam-diam mengangkat sekat, dia takut Carlos akan membungkamnya. Dengar-dengar, kebanyakan pria yang kekurangan dalam hal tersebut memiliki gangguan mental, pantas saja sifat Carlos sangat aneh.Di kursi belakang, Carlos menatap Celine dengan tajam, seolah-olah ingin menggali dua lubang di tubuh Celine. "Kamu nggak puas dengan keterampilanku?"Celine berpikir sejenak sebelum menjawab dengan serius, "Delapan dari sepuluh kali kamu hanya berbaring, apa kamu pantas menanyakan hal seperti ini?""Aku hanya berbaring diam? Siapa yang meminta berhenti di tengah proses? Siapa yang pergi setelah dirinya terpuaskan?" Dia menatap Celine sambil tersenyum dingin. "Celine, semoga kelak kamu nggak nangis."Jarak hotel itu tidak jauh. Ketika mereka masih berbicara, mobil sudah berhenti.Carlos berkata, "Turun.""Untuk apa?" Celine tidak menyangka Carlos akan menggunakan alasan bertemu dengan Hasan untuk membawanya ke hotel.
Di bawah penerangan cahaya, Celine membantu Lyon merapikan celana dan Lyon pun menunduk untuk menatapnya. Jalanan yang terlihat melalui jendela di belakangnya. Terkadang, ada pejalan kaki yang lewat dengan kepala tertunduk sehingga membuat suasana di toko menjadi lebih hangat.Lyon menatap cermin berulang kali, lalu berkata dengan serius, "Bagus."Celine mengangguk. "Bayar pakai kartu atau QRIS?"Ekspresinya sangat datar, dia sama sekali tidak terlihat gembira saat ada yang memuji karyanya. Singkatnya, dia tidak tampak seperti desainer, melainkan seperti robot penghasil uang yang tidak berperasaan.Lyon tertegun sejenak, lalu berkata sambil tersenyum pasrah, "Kamu ....""Celine." Terdengar suara Carlos dari pintu.Celine menoleh ke arah datangnya suara. Carlos berdiri di bawah lampu, sosoknya yang tinggi, ekspresinya yang muram dan suaranya yang berat memancarkan suatu aura mendominasi. Celine mengerutkan kening sambil bertanya dengan acuh tak acuh, "Ada urusan apa datang ke sini?"Set
Mendengar ucapannya, Merlin membelalakkan matanya dengan kaget. Masalah ini tidak boleh dibicarakan di depan orang tuanya, sekarang, tindakan sekecil apa pun dapat menghancurkan harapan terakhirnya.Dia sudah berusaha keras selama bertahun-tahun untuk membangun citra gadis baik, tidak boleh dirusak begitu saja."Kamu masih tahu malu, nggak? Di satu sisi, kamu nggak berharap merasakan kasih sayang dari mereka, tapi di sisi lain, kamu malah mengadu. Tindakanmu ini disebut munafik."Celine mendengus dingin. Dia sama sekali tidak menyembunyikan niatnya, dia ingin memanfaatkan Keluarga Tomson untuk mencapai tujuannya. "Kalau aku nggak meminta orang lain menaklukkanmu, apa aku harus mengambil pisau dapur dan bertarung nyawa denganmu? Merlin, sadarlah, sekarang masyarakat dikendalikan oleh hukum."Merlin tercengang.Kata-kata yang dilontarkan Celine bagaikan sindiran untuk diri sendiri. Masyarakat hukum? Dia mencelakai begitu banyak orang, beraninya mengatakan masyarakat dikendalikan oleh huk
Tentu saja, Carlos tidak akan melakukan apa pun pada Celine. Baik dari segi didikan maupun karakter yang tertanam dalam dirinya, dia tidak akan melakukan hal tidak senonoh seperti memerkosa wanita.Selain itu, dia menemukan Celine bukan sengaja memprovokasinya, melainkan benar-benar tidak bereaksi terhadap sentuhannya.Kening Carlos diselimuti dengan hawa dingin, tatapannya yang tajam tertuju pada badan Celine. Pakaian Celine berantakan, leher dan lengan Celine dipenuhi dengan bekas merah. Celine pun menatapnya dengan linglung, seolah-olah baru dilecehkan secara brutal.Jelas-jelas dia tidak mengerahkan banyak tenaga, bahkan sudah mengontrol tenaganya, tetapi bekas sekecil apa pun tampak sangat mencolok di kulit putih Celine.Carlos mengatupkan bibirnya untuk menahan suatu emosi yang tak dapat diluapkan, lalu mengulurkan tangannya untuk membuka laci di samping tempat tidur. Memang benar, terdapat beberapa botol obat. Setelah beberapa saat, dia baru mengucapkan satu kalimat, "Celine, ka
Melihatnya marah, Ratna yang berada di samping pun berkata dengan getir, "Pak, Nyonya sudah tidur."Carlos hanya melirik Ratna dan langsung naik ke atas dengan galak. Saat melewati ruang tamu, dia melihat dua lembar kertas A4 di atas meja. Meskipun dia tidak melihat tulisan di atas kertas dengan jelas, dia tahu kata-kata apa yang tertera di atas kertas.Pembuluh darah di wajahnya berkedut. Dia bertanya dengan nada dingin, "Apa juga ada di meja makan? Dia meletakkan kertas itu di setiap tempat yang aku lalui?"Ratna tidak bersuara, artinya dia membenarkan dugaan Carlos.Setelah terdiam selama beberapa menit, Carlos tertawa dengan marah. Celine bertekad untuk menceraikannya?Dia bergegas ke atas dengan ekspresi dingin. Seketika, percikan api di hatinya langsung menyala saat mengetahui Celine mengunci pintu. Dia menahan amarahnya, lalu mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu.Setelah beberapa saat, pintu terbuka. Celine menahan pintu agar Carlos tidak bisa masuk. "Ada urusan apa?"Carlo
Shanny baru sadar kamera ponselnya mengarah ke belakang orang-orang itu. Dia mengangkat ponselnya dan berjalan ke hadapan orang-orang itu dengan santai. "Astaga, kok bisa dipukuli sampai memar seperti ini, mungkin ibu kandungmu pun nggak mengenalimu lagi."Celine pun tidak bisa mengenali orang itu sebelum mendengar suara memohon yang familier. "Nona Celine, Nona Celine, kami sudah tahu salah, kami nggak seharusnya menindasmu. Tolong ampuni kami, tolong minta Paman Hasan jangan pergi mencari orang tua kami lagi."Dia membela diri dengan terisak-isak. Kalau dia masih memiliki cara lain, seorang pria dewasa sepertinya tidak akan memohon ampun di pinggir jalan. Meskipun reputasinya buruk dan dia tidak terlalu mementingkan harga diri, siapa yang akan menginjak harga diri sendiri?"Aku memang pernah memukulmu dulu, tapi kamu juga memukulku. Bisa dibilang kita hanya berselisih, bukan menindas secara sepihak. Beberapa waktu lalu kamu mematahkan satu kakiku dan aku pun nggak pergi mencarimu."S
Sepertinya suasana hati Celine sangat baik, dia meluapkan semua emosinya yang terpendam selama ini. Dia menopang dagunya sambil melebarkan senyuman di sudut bibirnya. Dari sisi mana pun, senyuman ini tampak sangat provokatif dan bibir merahnya sedikit terbuka.Melihatnya hendak mengatakan sesuatu, Carlos mengerutkan kening dan langsung menyelanya, "Diam."Dia hanya bisa berpikir bahwa Celine sengaja membuatnya kesal karena sudah dicueki selama dua tahun ini. "Dulu siapa yang bersikeras ingin menikah denganku?"Celine mengangkat kepalanya untuk meneguk habis arak di dalam gelas. Cairan dingin mengalir ke tenggorokannya dan masuk ke perutnya. Detik berikutnya, sensasi terbakar pun menyebar dari perutnya ke sepanjang pembuluh darah di tubuhnya.Perlahan-lahan muncul rona merah di kulit putihnya. Matanya berkilau, seolah-olah sedang dimasuk cinta.Melihat gelas kosong di tangan Celine, kerutan di alis Carlos menjadi makin dalam. "Apa kamu sapi? Siapa yang mengajarimu cara meminum arak?"Aw
Carlos hendak membungkuk untuk memeriksa kondisi Merlin. Mendengar ucapan ini, dia tidak tahu apakah dirinya harus melanjutkan tindakannya.Lilya yang berada di luar mendengar kebisingan dari kamar Celine. Dia mengira Celine terjatuh karena tidak leluasa bergerak, dia bergegas memasuki kamar. "Celine, ada apa?"Begitu selesai berbicara, dia langsung melihat Merlin yang terbaring diam di atas lantai. "Merlin ... kok bisa pingsan? Carlos, cepat telepon ambulans. Hasan, Hasan ...."Celine menyela teriakannya. "Dia pura-pura."Lilya berhenti berteriak, dia menatap Celine dengan kaget. "Kalau nggak percaya, tusukkan saja beberapa jarum ke tubuhnya. Kujamin dia akan melompat tinggi."Setelah dia selesai berbicara, Merlin yang berbaring di lantai mengerang pelan dan tampak sangat kesakitan. Dia memegang kepalanya sambil membuka mata. Begitu membuka mata, dia melihat sekeliling dan pada akhirnya pandangannya tertuju pada Carlos. "Kak Carlos, ada apa denganku?"Carlos tertegun.Begitu pula deng