Mendengar nama rumah sakit yang familier, Theo pun mengangkat kepala dan melihat logo terang di depan gedung. Dia mengerutkan kening sambil bertanya, "Benar denganku, ada apa?""Pak Theo, maaf. Tadi saat satpam memantau kamera pengawas, dia melihat ada yang terus membuntutimu secara diam-diam. Setelah diperiksa, kami baru tahu bahwa sampel pemeriksaanmu ditukar. Apakah Anda punya waktu untuk datang melakukan pemeriksaan lagi?"Theo bertanya, "Sampelku ditukar?""Maaf, Pak Theo, ini adalah kelalaian rumah sakit kami. Kami akan membayar ganti rugi sebanyak tiga kali lipat dan nggak akan memungut biaya pemeriksaan ulang. Kalau ke depannya Anda perlu melakukan pengobatan, kami juga akan menggratiskan seluruh biayanya. Kalau Anda menginginkan kompensasi, ajukan saja. Untung hal ini segera diketahui sehingga nggak menimbulkan konsekuensi yang terlalu serius."Mendengarnya mencoba untuk melemparkan tanggung jawab, Theo hanya menjawab sambil tersenyum dingin, "Nggak usah, akan ada pengacara ya
Setelah Theo pergi, Kayla meraih ponsel Theo yang berada di atas bantal. Dia ingin menghabiskan waktu dengan menonton video pendek. Tepat ketika dia hendak membuka kunci layar, dia melihat riwayat obrolan Theo dengan Carlos. "Apa kamu mengenal dokter andrologi?"Carlos membalas, "Potong saja. Dengan begitu, kamu bisa hidup tenang."Mungkin karena terlalu marah, Theo tidak menanggapi Carlos.Setengah jam kemudian, Theo naik ke atas untuk memanggil Kayla makan. Dia masih berbaring malas. Theo berdiri di samping kasur sambil menatapnya. "Pergi mandi sana, biar kubantu ambilkan pakaian?"Kayla membenamkan separuh wajahnya ke dalam selimut. "Ya."Theo mengusap kepala Kayla. Ketika dia hendak berbalik, Kayla tiba-tiba bangkit dan memeluk pinggangnya. "Theo, jangan melakukan pemeriksaan lagi. Kita jalani dengan alami saja?"Theo tertegun.Lengan lembut Kayla seperti sepotong besi yang menjepit pinggangnya. Bahkan melalui lapisan kain pun, dia dapat merasakan kehangatan di tubuh Kayla.Tangan
Theo tidak menangis, hanya saja matanya memerah. Matanya yang tertuju pada perut Kayla diselimuti dengan kebahagiaan, dia bahkan ingin mengulurkan tangan untuk menyentuh perut Kayla.Menghadapi tatapan Theo, Kayla merasa kurang nyaman. Dia memanyunkan bibir sambil berkata, "Sekarang masih sekecil kacang hijau, belum bisa berinteraksi denganmu. Ayo pergi, dokter masih menungguku di luar."Kayla mendorong Theo meninggalkan ruangan. Evi sedang menanyakan dokter hal-hal yang perlu diperhatikan selama masa kehamilan, mencakup makanan, pakaian, tempat tinggal dan lain sebagainya. Dia seolah-olah tidak memiliki pengalaman melahirkan anak.Mengingat gaji bulanan yang tinggi dan bonus akhir tahun yang besar, dokter itu pun menjawab dengan sabar, "Nyonya Kayla bukan mual karena hamil, melainkan karena nggak sarapan dan mabuk perjalanan. Biasanya gejala mual akan muncul di minggu keenam, sedangkan masa menstruasinya baru telat sembilan hari. Untuk saat ini, belum ada gejala kehamilan."Melihat Th
Di sebuah ruangan yang gelap, seorang pria membelai kulit wanita dengan telapak tangannya. Dia membungkukkan badan, lalu perlahan-lahan mengecup kening, mata, bibir, telinga dan sepanjang leher wanita itu."Um ...."Wanita itu mengangkat lehernya dan mencondongkan badan ke arah pria itu. Meskipun jarak mereka sudah cukup dekat, dia masih merasa ada yang kurang dan ingin mendekat ke arah pria itu.Celine membuka matanya dan melihat langit-langit yang terselimuti dengan kegelapan. Pikirannya berhenti pada sensasi nikmat yang dia rasakan tadi. Seketika, dia tidak dapat membedakan apakah itu adalah mimpi atau kenyataan.Sekitar pukul 4 atau 5 subuh, suasana di dalam ruangan sangat sunyi. Angin yang berembus membuat gorden putih di balik jendela berguncang pelan.Dia menoleh ke arah Carlos yang berada di sampingnya, lalu naik ke atas badan Carlos dan mulai menundukkan kepala untuk membuka kancing piama Carlos.Carlos terbangun, tetapi kesadarannya belum pulih. Matanya yang setengah terbuka
Merlin menangis dengan wajah bengkak. "Kak Carlos, aku datang untuk mengantarkan pakaianmu yang ketinggalan, mungkin Kak Celine salah paham ...."Keluarga Carlos dan Keluarga Tomson tinggal di kompleks yang sama sehingga hubungan kedua keluarga sangat dekat. Carlos lebih tua lima tahun dari Merlin, bisa dibilang mereka tumbuh besar bersama. Dibandingkan dengan Celine yang dijemput pulang pada usia beralasan tahun, dia lebih dekat dengan Merlin.Carlos melirik jas yang berada di tangan Merlin dan melihat Celine tidak membantah perkataan Merlin, dia pun mengerutkan kening sambil berkata, "Ini ketinggalan di Vetro. Kalau kamu nggak senang, buang saja. Untuk apa memukulnya?"Celine berjalan menghampirinya, lalu membalas tatapannya sambil berkata, "Kalau dia bilang kotoran di jamban enak, apa kamu juga akan mencicipi kotoran itu?"Meskipun Celine mengucapkan kata-kata kasar seperti ini, dia tetap tampak sangat elegan. Kalau dia memakai kebaya, dia akan tampak seperti nyonya besar dari kelua
Aku mau berpisah baik-baik, tapi kamu nggak mau. Jadi aku terpaksa memintamu pindah. Aku sanggup menunggu selama dua tahun."Berdasarkan undang-undang yang berlaku, pasangan suami istri yang pisah rumah selama dua tahun boleh langsung bercerai.Celine mengangkat kelopak matanya, dia sama sekali tidak menyembunyikan sifatnya yang kejam dan dingin.Carlos tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia hanya diam menatap Celine.Hawa panas di kamar mandi dan suara percikan air membuat orang merasa kantuk. Celine mengerutkan kening, dia sudah tidak sabar ingin mengusir Carlos, tetapi Carlos malah tersenyum. Carlos menatap wajah putihnya sambil berkata dengan nada main-main, "Celine, baru berlalu dua tahun kamu sudah lupa?"Mengenang masa lalu, Carlos berkata dengan ekspresi sinis, "Pisah baik-baik? Beraninya kamu mengucapkan kata ini? Dulu kamu melakukan segala cara agar bisa menikah denganku. Sekarang kamu yang ingin bercerai, kenapa aku harus menuruti keinginanmu?"Celine dapat melihat amarah y
Celine memampangkan wajah tidak bersalah. "Kok jadi aku yang megarang rumor? Bukannya kamu yang bilang? Aku hanya membantumu menyebarkannya.""Kak, aku berkata demikian karena kamu mengabaikannya, kenapa kamu malah salah paham padaku."Merlin paling ahli dalam berakting menyedihkan. Bagaimanapun, keterampilan ini sudah diasah sejak kecil, dia sangat terampil. Saat masih berusia belasan tahun, entah sudah berapa kali Celine menderita karena keahliannya ini.Mengingat masa lalu yang kelam itu, hati Celine dipenuhi dengan amarah. Dia mendekati Merlin sambil tersenyum lancang, "Ya, aku membencimu. Jadi, adikku tercinta, kamu harus berhati-hati. Kalau suasana hatiku buruk, aku bisa saja membunuhmu untuk menghibur diri."Dia memiringkan kepalanya. Ekspresinya tampak sangat polos, tetapi perkataannya malah sangat keji. "Biar kuberi tahu satu hal, bagiku, membunuh bukanlah tindakan melanggar hukum."Awalnya Merlin sudah gemetaran menghadapi ekspresi liar Celine. Namun, mendengar kalimat terakh
Mendengar suara lembutnya, alis Carlos berkedut hebat. Carlos mengerutkan kening sambil menatapnya dengan dingin.Tatapan wanita itu terhadap Celine dipenuhi dengan aura permusuhan. Dia memindai Celine dari ujung kepala ke ujung kaki. Dia sangat optimis terhadap paras dan tubuhnya, bahkan merasa kalau dirinya bergabung di industri hiburan, dia akan memikat banyak penggemar dan menjadi artis papan atas. Namun, menghadapi Celine yang begitu percaya diri, dia merasa kurang nyaman.Melihat Carlos tidak menanggapi dan malah mengerutkan kening, dia pun merasa lega. Dia mengangkat tangannya untuk menggandeng lengan Carlos. "Siapa kamu? Apa kamu waras? Jangan asal memanggil orang 'sayang'."Celine memiringkan kepala sambil berkata dengan penuh maksud, "Jangan sampai kotor, ini adalah salah satu pakaian favoritku."Kemeja hitam pas badan itu membentuk bahu, pinggang dan lengan Carlos dengan sempurna.Wanita itu tertegun.'Orang ini pasti nggak waras, omong kosong apa yang dia bicarakan!'Dia he
Sembari berbicara, Lilya terus melirik Celine dengan sudut mata. Sekarang, dia sangat merasa bersalah dan ingin melakukan sesuatu untuk menebus kesalahannya. Karena emosi ini, Lukas yang selalu diutamakan sejak kecil pun turun pangkat.Namun, Lukas tidak tahu apa-apa. Dia membelalakkan matanya dengan kaget sambil bertanya dengan kesal, "Bu, racun apa yang dia berikan pada Ibu sampai membuat Ibu membelanya seperti ini? Lihatlah luka di wajahku ini, ini yang namanya menguji?"Sembari berbicara, dia membungkuk untuk memperlihatkan memarnya pada Lilya. "Dia ingin membunuhku, Ibu masih membelanya."Hasan yang berada di dalam ruangan mendengar ucapan ini, dia mengerutkan kening sambil berkata, "Diam kamu, kamu itu pria, luka sekecil ini membuatmu menjerit seperti ini?"Dia menatap wajah Lukas yang dipenuhi dengan memar sambil berkata dengan nada menghina, "Dipukuli oleh wanita masih berani mengadu.""Lalu apa yang bisa lakukan? Ayah nggak mengizinkanku memukul wanita, apa lagi yang bisa kula
Percakapan macam apa ini? Carlos tidak sanggup? Masih perlu membuktikan?Revin diam-diam mengangkat sekat, dia takut Carlos akan membungkamnya. Dengar-dengar, kebanyakan pria yang kekurangan dalam hal tersebut memiliki gangguan mental, pantas saja sifat Carlos sangat aneh.Di kursi belakang, Carlos menatap Celine dengan tajam, seolah-olah ingin menggali dua lubang di tubuh Celine. "Kamu nggak puas dengan keterampilanku?"Celine berpikir sejenak sebelum menjawab dengan serius, "Delapan dari sepuluh kali kamu hanya berbaring, apa kamu pantas menanyakan hal seperti ini?""Aku hanya berbaring diam? Siapa yang meminta berhenti di tengah proses? Siapa yang pergi setelah dirinya terpuaskan?" Dia menatap Celine sambil tersenyum dingin. "Celine, semoga kelak kamu nggak nangis."Jarak hotel itu tidak jauh. Ketika mereka masih berbicara, mobil sudah berhenti.Carlos berkata, "Turun.""Untuk apa?" Celine tidak menyangka Carlos akan menggunakan alasan bertemu dengan Hasan untuk membawanya ke hotel.
Di bawah penerangan cahaya, Celine membantu Lyon merapikan celana dan Lyon pun menunduk untuk menatapnya. Jalanan yang terlihat melalui jendela di belakangnya. Terkadang, ada pejalan kaki yang lewat dengan kepala tertunduk sehingga membuat suasana di toko menjadi lebih hangat.Lyon menatap cermin berulang kali, lalu berkata dengan serius, "Bagus."Celine mengangguk. "Bayar pakai kartu atau QRIS?"Ekspresinya sangat datar, dia sama sekali tidak terlihat gembira saat ada yang memuji karyanya. Singkatnya, dia tidak tampak seperti desainer, melainkan seperti robot penghasil uang yang tidak berperasaan.Lyon tertegun sejenak, lalu berkata sambil tersenyum pasrah, "Kamu ....""Celine." Terdengar suara Carlos dari pintu.Celine menoleh ke arah datangnya suara. Carlos berdiri di bawah lampu, sosoknya yang tinggi, ekspresinya yang muram dan suaranya yang berat memancarkan suatu aura mendominasi. Celine mengerutkan kening sambil bertanya dengan acuh tak acuh, "Ada urusan apa datang ke sini?"Set
Mendengar ucapannya, Merlin membelalakkan matanya dengan kaget. Masalah ini tidak boleh dibicarakan di depan orang tuanya, sekarang, tindakan sekecil apa pun dapat menghancurkan harapan terakhirnya.Dia sudah berusaha keras selama bertahun-tahun untuk membangun citra gadis baik, tidak boleh dirusak begitu saja."Kamu masih tahu malu, nggak? Di satu sisi, kamu nggak berharap merasakan kasih sayang dari mereka, tapi di sisi lain, kamu malah mengadu. Tindakanmu ini disebut munafik."Celine mendengus dingin. Dia sama sekali tidak menyembunyikan niatnya, dia ingin memanfaatkan Keluarga Tomson untuk mencapai tujuannya. "Kalau aku nggak meminta orang lain menaklukkanmu, apa aku harus mengambil pisau dapur dan bertarung nyawa denganmu? Merlin, sadarlah, sekarang masyarakat dikendalikan oleh hukum."Merlin tercengang.Kata-kata yang dilontarkan Celine bagaikan sindiran untuk diri sendiri. Masyarakat hukum? Dia mencelakai begitu banyak orang, beraninya mengatakan masyarakat dikendalikan oleh huk
Tentu saja, Carlos tidak akan melakukan apa pun pada Celine. Baik dari segi didikan maupun karakter yang tertanam dalam dirinya, dia tidak akan melakukan hal tidak senonoh seperti memerkosa wanita.Selain itu, dia menemukan Celine bukan sengaja memprovokasinya, melainkan benar-benar tidak bereaksi terhadap sentuhannya.Kening Carlos diselimuti dengan hawa dingin, tatapannya yang tajam tertuju pada badan Celine. Pakaian Celine berantakan, leher dan lengan Celine dipenuhi dengan bekas merah. Celine pun menatapnya dengan linglung, seolah-olah baru dilecehkan secara brutal.Jelas-jelas dia tidak mengerahkan banyak tenaga, bahkan sudah mengontrol tenaganya, tetapi bekas sekecil apa pun tampak sangat mencolok di kulit putih Celine.Carlos mengatupkan bibirnya untuk menahan suatu emosi yang tak dapat diluapkan, lalu mengulurkan tangannya untuk membuka laci di samping tempat tidur. Memang benar, terdapat beberapa botol obat. Setelah beberapa saat, dia baru mengucapkan satu kalimat, "Celine, ka
Melihatnya marah, Ratna yang berada di samping pun berkata dengan getir, "Pak, Nyonya sudah tidur."Carlos hanya melirik Ratna dan langsung naik ke atas dengan galak. Saat melewati ruang tamu, dia melihat dua lembar kertas A4 di atas meja. Meskipun dia tidak melihat tulisan di atas kertas dengan jelas, dia tahu kata-kata apa yang tertera di atas kertas.Pembuluh darah di wajahnya berkedut. Dia bertanya dengan nada dingin, "Apa juga ada di meja makan? Dia meletakkan kertas itu di setiap tempat yang aku lalui?"Ratna tidak bersuara, artinya dia membenarkan dugaan Carlos.Setelah terdiam selama beberapa menit, Carlos tertawa dengan marah. Celine bertekad untuk menceraikannya?Dia bergegas ke atas dengan ekspresi dingin. Seketika, percikan api di hatinya langsung menyala saat mengetahui Celine mengunci pintu. Dia menahan amarahnya, lalu mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu.Setelah beberapa saat, pintu terbuka. Celine menahan pintu agar Carlos tidak bisa masuk. "Ada urusan apa?"Carlo
Shanny baru sadar kamera ponselnya mengarah ke belakang orang-orang itu. Dia mengangkat ponselnya dan berjalan ke hadapan orang-orang itu dengan santai. "Astaga, kok bisa dipukuli sampai memar seperti ini, mungkin ibu kandungmu pun nggak mengenalimu lagi."Celine pun tidak bisa mengenali orang itu sebelum mendengar suara memohon yang familier. "Nona Celine, Nona Celine, kami sudah tahu salah, kami nggak seharusnya menindasmu. Tolong ampuni kami, tolong minta Paman Hasan jangan pergi mencari orang tua kami lagi."Dia membela diri dengan terisak-isak. Kalau dia masih memiliki cara lain, seorang pria dewasa sepertinya tidak akan memohon ampun di pinggir jalan. Meskipun reputasinya buruk dan dia tidak terlalu mementingkan harga diri, siapa yang akan menginjak harga diri sendiri?"Aku memang pernah memukulmu dulu, tapi kamu juga memukulku. Bisa dibilang kita hanya berselisih, bukan menindas secara sepihak. Beberapa waktu lalu kamu mematahkan satu kakiku dan aku pun nggak pergi mencarimu."S
Sepertinya suasana hati Celine sangat baik, dia meluapkan semua emosinya yang terpendam selama ini. Dia menopang dagunya sambil melebarkan senyuman di sudut bibirnya. Dari sisi mana pun, senyuman ini tampak sangat provokatif dan bibir merahnya sedikit terbuka.Melihatnya hendak mengatakan sesuatu, Carlos mengerutkan kening dan langsung menyelanya, "Diam."Dia hanya bisa berpikir bahwa Celine sengaja membuatnya kesal karena sudah dicueki selama dua tahun ini. "Dulu siapa yang bersikeras ingin menikah denganku?"Celine mengangkat kepalanya untuk meneguk habis arak di dalam gelas. Cairan dingin mengalir ke tenggorokannya dan masuk ke perutnya. Detik berikutnya, sensasi terbakar pun menyebar dari perutnya ke sepanjang pembuluh darah di tubuhnya.Perlahan-lahan muncul rona merah di kulit putihnya. Matanya berkilau, seolah-olah sedang dimasuk cinta.Melihat gelas kosong di tangan Celine, kerutan di alis Carlos menjadi makin dalam. "Apa kamu sapi? Siapa yang mengajarimu cara meminum arak?"Aw
Carlos hendak membungkuk untuk memeriksa kondisi Merlin. Mendengar ucapan ini, dia tidak tahu apakah dirinya harus melanjutkan tindakannya.Lilya yang berada di luar mendengar kebisingan dari kamar Celine. Dia mengira Celine terjatuh karena tidak leluasa bergerak, dia bergegas memasuki kamar. "Celine, ada apa?"Begitu selesai berbicara, dia langsung melihat Merlin yang terbaring diam di atas lantai. "Merlin ... kok bisa pingsan? Carlos, cepat telepon ambulans. Hasan, Hasan ...."Celine menyela teriakannya. "Dia pura-pura."Lilya berhenti berteriak, dia menatap Celine dengan kaget. "Kalau nggak percaya, tusukkan saja beberapa jarum ke tubuhnya. Kujamin dia akan melompat tinggi."Setelah dia selesai berbicara, Merlin yang berbaring di lantai mengerang pelan dan tampak sangat kesakitan. Dia memegang kepalanya sambil membuka mata. Begitu membuka mata, dia melihat sekeliling dan pada akhirnya pandangannya tertuju pada Carlos. "Kak Carlos, ada apa denganku?"Carlos tertegun.Begitu pula deng