Setengah bulan yang lalu, Owen sudah memberi tahu Hardy soal acara ini. Saat itu, Kayla tidak berada di Studio Yunox dan mengingat Kayla yang biasanya tidak bersedia untuk tampil di depan umum, Hardy pun menolak tawaran Owen.Dalam film dokumenter sebelumnya, karena Kayla hanya menunjukkan tangannya dan dipasangkan dengan Rio yang tampan, warganet sangat penasaran akan parasnya. Alhasil, film dokumenter yang tidak terlalu diminati pun menjadi populer.Setelah menerima telepon Hardy dan mengetahui bahwa Kayla bersedia berpartisipasi dalam acara ini, Owen sangat gembira dan memberitahunya bahwa syuting akan dilangsungkan minggu depan.Semua peserta adalah amatir yang memiliki banyak waktu luang.Hari pertama sebelum mulai syuting, Kayla menerima susunan acara dan daftar peserta lainnya. Meskipun mereka tidak saling mengenal, mereka harus syuting bersama.Dia bukan pergi untuk syuting, melainkan ingin memanfaatkan acara Owen untuk mengumumkan bahwa dia adalah Key yang misterius di bidang
Theo mengerutkan keningnya sambil melihat dokumen di tangannya. "Apa itu?""Dia adalah Key." Karena nama Kayla juga mengandung kata "Kay", Raline takut Theo tidak mengerti dan lanjut menegaskan. "Orang yang memperbaiki lukisan itu."Saat itu, dia ingin menggunakan lukisan itu untuk menyenangkan Evi dan memberikan kejutan pada Theo, jadi dia tidak membahas hal ini. Namun, di hari ulang tahu Evi, dia yang hendak memperlakukan Key malah dipermalukan.Key?Theo yang sedang membalikkan halaman pun tertegun sejenak. Dia mengalihkan pandangannya dari dokumen sambil mengiakan.Mendengar tanggapannya, Raline berhenti bernapas dan bertanya dengan tidak percaya, "Kamu sudah mengetahui hal ini?"Theo terdiam.Tidak tahu.Dia pernah mendengar Rio memanggil Kayla "Key", tapi saat itu dia mengira Rio menyebut "Kay". Karena dia tidak terlalu peduli dengan hal ini, dia pun tidak berpikir kejauhan.Menghadapi pertanyaan Raline, dia tidak memberi penjelasan. Lagi pula, dia tidak merasa dirinya harus menj
Melihat sikap Theo dan nada bicaranya yang aneh, Kayla tahu bahwa ... Theo sudah mengetahui identitasnya.Tadi pagi, Raline tidak berdaya menghadapi Kayla dan langsung berbalik pergi. Setelah kembali, ekspresi Raline jauh membaik. Sore hari, Theo datang mencari Kayla dan nada bicaranya dipenuhi dengan maksud menghina.Ternyata dia datang untuk membalaskan dendam kekasihnya.Kayla sudah sibuk seharian karena terus diperintahkan untuk melakukan berbagai hal. Akhirnya dia bisa beristirahat untuk menghilangkan rasa lelahnya, tetapi dia malah harus berhadapan dengan Theo lagi. Seketika, wajahnya berubah muram.Dia meletakkan ponselnya di atas meja dengan kuat hingga mengeluarkan bunyi "buk".Dia menyilangkan tangannya, lalu bersandar di kursi dan membahas topik permasalahan. "Apa yang Raline inginkan? Mendapatkan uangnya kembali? Nggak mungkin."Theo mengerutkan keningnya. "Aku sedang membicarakan soal Key, jangan melibatkan orang lain.""Orang lain? Tadi pagi Raline meneleponmu untuk menga
Dia tidak menyangka Evi akan melibatkan pertengkaran itu dengannya."Nggak ....""Jangan membohongiku, kalau bajingan itu menyuruhmu mengonsumsi benda seperti ini, aku akan menghabisinya!"Evi sangat serius. Kalau Kayla menganggukkan kepala, Evi mungkin akan mengambil pisau untuk bertarung dengan Theo.Kayla menggelengkan kepalanya dengan pasrah. "Bukan begitu. Bu, dia nggak memaksaku minum obat .... Meskipun kita sudah menikah tiga tahun, dia nggak pernah menyentuhku."Sejak dia memberi tahu Evi bahwa mereka akan segera bercerai, dia mulai terbuka dan tidak menyembunyikan hal-hal seperti ini lagi."Apa?" Mendengar kabar yang menggemparkan ini, Evi pun membelalakkan matanya dengan kaget. "Sejak menikah kalian belum pernah ... melakukan itu?"Bagaimanapun, mereka adalah ibu mertua dan menantu, terdapat kesenjangan senioritas di antara mereka, jadi Evi malu untuk menanyakan secara langsung."Apakah Theo .... Bagaimana kalau aku meminta dokter meresepkan lebih banyak obat lagi? Mungkin ak
Theo dan anjing ....Ini adalah pertanyaan malapetaka, jawaban apa pun akan mendorong Kayla masuk ke dalam jurang.Untungnya, Theo sudah melewati masa pubertas. Melihat Kayla tidak ingin membahas hal ini, dia pun tidak lanjut membahas hal ini.Dia menutup pintu, lalu berjalan mengitari kap mobil dan masuk ke kursi pengemudi.Suasana di dalam mobil menjadi agak aneh. Theo memandang ke depan dengan ekspresi datar, seolah-olah sedang menghindari orang asing, sedangkan Kayla tiba-tiba membisu dan tidak mengucapkan kata-kata yang membuat Theo kesal lagi.Dia baru saja meminum segelas madu di rumah tua dan sekarang dia agak haus. Dia mengambil sebotol air mineral yang belum dibuka dari kota penyimpanan di samping. Ketika dia hendak menutup tutup botol, dia menyadari Theo sedang menatapnya.Kayla tertegun. Dia mengangkat air mineral di tangannya sambil bertanya, "Kamu mau minum?"Theo hanya mendengus dingin, maksudnya tidak jelas.Kayla mendelik Theo dengan galak, lalu membuka tutup botol dan
Dalam beberapa hari berikutnya, Kayla tidak melihat orang-orang itu di sekitar apartemen lagi. Setelah mengetahui bahwa malam itu dia hanya salah sangka, dia segera melupakan masalah itu.Acara itu baru direkam dan belum disiarkan. Sekalipun orang berniat jahat padanya, seharusnya bukan sekarang.Hari ini, begitu selesai lembur, Kayla menerima telepon dari Nathan. Nathan langsung berkata dengan kesal, "Kalau aku nggak berinisiatif meneleponmu, apakah kamu masih ingat ada aku di dunia ini?"Sejak berpisah di rumah sakit, mereka tidak pernah berkomunikasi lagi. Beberapa hari ini, Nathan pun sibuk dan tidak punya waktu untuk menghubungi Kayla. Setelah selesai menangani urusannya, dia baru sadar bahwa wanita dingin ini sama sekali tidak mengiriminya pesan.Pria dewasa yang bertingkah sinis ini membuat Kayla tertawa. "Bagaimana kondisi lukamu? Dokter menyuruhmu mengganti perban, apakah kamu sudah pergi?"Nathan mendengus. "Kalau tunggu sampai kamu bertanya, mungkin rumput di kuburanku sudah
Di tempat parkir, ponsel Kayla dilempar dan jatuh ke tanah hingga layarnya pecah.Salah satu dari mereka menginjak ponsel itu dengan kasar. "Sial, apa kamu sedang mencari masalah denganku? Kami hanya ingin memotret beberapa foto saja, kalau kamu menolak, kami nggak akan segan!"Setelah berkata demikian, pria itu menatap Kayla dan meliriknya dari atas ke bawah dengan mesum. Dia terkekeh sambil berkata, "Badannya sungguh indah, sepertinya sering dipakai laki-laki ...."Dia melontarkan berbagai macam kata-kata kotor hingga cara orang lain menatapnya pun berubah.Hari ini Kayla memakai pakaian santai dan membawa tas bahu. Dia bertanya dengan tenang, "Foto seperti apa yang kamu inginkan?""Seperti foto porno yang biasanya kamu lihat.""Oke, tapi harus dilakukan di dalam mobil, aku nggak mau dilihat orang lain." Dia melepas tas bahunya dan memegang tas itu di tangannya. "Aku sudah berjanji untuk pergi makan camilan dengan seseorang. Kalian harus cepat, temanku nggak boleh tahu aku ... difoto
Theo berjalan ke arah Kayla ....Sekelompok orang yang dipukul Nathan masih meringkuk di tanah. Bukan karena mereka kesakitan hingga tidak bisa bangkit, melainkan karena mereka tidak berani bangkit. Melihat orang yang baru saja mencoba untuk pergi ditendang hingga terpelanting sejauh beberapa meter, mereka sangat tertekan!Umumnya, orang-orang akan menghindari halangan, tetapi berbeda halnya dengan Theo. Dia bahkan tidak menundukkan kepalanya untuk melihat orang-orang yang tergeletak di tanah dan langsung mengangkat kakinya untuk menendang segala sesuatu yang menghalangi jalannya ....Orang itu kembali menjerit kesakitan.Theo muncul dengan ekspresi datar, aura di sekujur tubuhnya membuatnya terlihat seperti baru keluar dari neraka.Melihat situasi ini, orang lainnya otomatis berguling ke samping sehingga muncul jalanan yang sangat lebar untuk Theo. Sekalipun panjang kakinya mencapai 2,8 meter, dia tetap bisa berjalan dengan leluasa.Theo menghentikan langkahnya dan menundukkan kepalan
Sembari berbicara, Lilya terus melirik Celine dengan sudut mata. Sekarang, dia sangat merasa bersalah dan ingin melakukan sesuatu untuk menebus kesalahannya. Karena emosi ini, Lukas yang selalu diutamakan sejak kecil pun turun pangkat.Namun, Lukas tidak tahu apa-apa. Dia membelalakkan matanya dengan kaget sambil bertanya dengan kesal, "Bu, racun apa yang dia berikan pada Ibu sampai membuat Ibu membelanya seperti ini? Lihatlah luka di wajahku ini, ini yang namanya menguji?"Sembari berbicara, dia membungkuk untuk memperlihatkan memarnya pada Lilya. "Dia ingin membunuhku, Ibu masih membelanya."Hasan yang berada di dalam ruangan mendengar ucapan ini, dia mengerutkan kening sambil berkata, "Diam kamu, kamu itu pria, luka sekecil ini membuatmu menjerit seperti ini?"Dia menatap wajah Lukas yang dipenuhi dengan memar sambil berkata dengan nada menghina, "Dipukuli oleh wanita masih berani mengadu.""Lalu apa yang bisa lakukan? Ayah nggak mengizinkanku memukul wanita, apa lagi yang bisa kula
Percakapan macam apa ini? Carlos tidak sanggup? Masih perlu membuktikan?Revin diam-diam mengangkat sekat, dia takut Carlos akan membungkamnya. Dengar-dengar, kebanyakan pria yang kekurangan dalam hal tersebut memiliki gangguan mental, pantas saja sifat Carlos sangat aneh.Di kursi belakang, Carlos menatap Celine dengan tajam, seolah-olah ingin menggali dua lubang di tubuh Celine. "Kamu nggak puas dengan keterampilanku?"Celine berpikir sejenak sebelum menjawab dengan serius, "Delapan dari sepuluh kali kamu hanya berbaring, apa kamu pantas menanyakan hal seperti ini?""Aku hanya berbaring diam? Siapa yang meminta berhenti di tengah proses? Siapa yang pergi setelah dirinya terpuaskan?" Dia menatap Celine sambil tersenyum dingin. "Celine, semoga kelak kamu nggak nangis."Jarak hotel itu tidak jauh. Ketika mereka masih berbicara, mobil sudah berhenti.Carlos berkata, "Turun.""Untuk apa?" Celine tidak menyangka Carlos akan menggunakan alasan bertemu dengan Hasan untuk membawanya ke hotel.
Di bawah penerangan cahaya, Celine membantu Lyon merapikan celana dan Lyon pun menunduk untuk menatapnya. Jalanan yang terlihat melalui jendela di belakangnya. Terkadang, ada pejalan kaki yang lewat dengan kepala tertunduk sehingga membuat suasana di toko menjadi lebih hangat.Lyon menatap cermin berulang kali, lalu berkata dengan serius, "Bagus."Celine mengangguk. "Bayar pakai kartu atau QRIS?"Ekspresinya sangat datar, dia sama sekali tidak terlihat gembira saat ada yang memuji karyanya. Singkatnya, dia tidak tampak seperti desainer, melainkan seperti robot penghasil uang yang tidak berperasaan.Lyon tertegun sejenak, lalu berkata sambil tersenyum pasrah, "Kamu ....""Celine." Terdengar suara Carlos dari pintu.Celine menoleh ke arah datangnya suara. Carlos berdiri di bawah lampu, sosoknya yang tinggi, ekspresinya yang muram dan suaranya yang berat memancarkan suatu aura mendominasi. Celine mengerutkan kening sambil bertanya dengan acuh tak acuh, "Ada urusan apa datang ke sini?"Set
Mendengar ucapannya, Merlin membelalakkan matanya dengan kaget. Masalah ini tidak boleh dibicarakan di depan orang tuanya, sekarang, tindakan sekecil apa pun dapat menghancurkan harapan terakhirnya.Dia sudah berusaha keras selama bertahun-tahun untuk membangun citra gadis baik, tidak boleh dirusak begitu saja."Kamu masih tahu malu, nggak? Di satu sisi, kamu nggak berharap merasakan kasih sayang dari mereka, tapi di sisi lain, kamu malah mengadu. Tindakanmu ini disebut munafik."Celine mendengus dingin. Dia sama sekali tidak menyembunyikan niatnya, dia ingin memanfaatkan Keluarga Tomson untuk mencapai tujuannya. "Kalau aku nggak meminta orang lain menaklukkanmu, apa aku harus mengambil pisau dapur dan bertarung nyawa denganmu? Merlin, sadarlah, sekarang masyarakat dikendalikan oleh hukum."Merlin tercengang.Kata-kata yang dilontarkan Celine bagaikan sindiran untuk diri sendiri. Masyarakat hukum? Dia mencelakai begitu banyak orang, beraninya mengatakan masyarakat dikendalikan oleh huk
Tentu saja, Carlos tidak akan melakukan apa pun pada Celine. Baik dari segi didikan maupun karakter yang tertanam dalam dirinya, dia tidak akan melakukan hal tidak senonoh seperti memerkosa wanita.Selain itu, dia menemukan Celine bukan sengaja memprovokasinya, melainkan benar-benar tidak bereaksi terhadap sentuhannya.Kening Carlos diselimuti dengan hawa dingin, tatapannya yang tajam tertuju pada badan Celine. Pakaian Celine berantakan, leher dan lengan Celine dipenuhi dengan bekas merah. Celine pun menatapnya dengan linglung, seolah-olah baru dilecehkan secara brutal.Jelas-jelas dia tidak mengerahkan banyak tenaga, bahkan sudah mengontrol tenaganya, tetapi bekas sekecil apa pun tampak sangat mencolok di kulit putih Celine.Carlos mengatupkan bibirnya untuk menahan suatu emosi yang tak dapat diluapkan, lalu mengulurkan tangannya untuk membuka laci di samping tempat tidur. Memang benar, terdapat beberapa botol obat. Setelah beberapa saat, dia baru mengucapkan satu kalimat, "Celine, ka
Melihatnya marah, Ratna yang berada di samping pun berkata dengan getir, "Pak, Nyonya sudah tidur."Carlos hanya melirik Ratna dan langsung naik ke atas dengan galak. Saat melewati ruang tamu, dia melihat dua lembar kertas A4 di atas meja. Meskipun dia tidak melihat tulisan di atas kertas dengan jelas, dia tahu kata-kata apa yang tertera di atas kertas.Pembuluh darah di wajahnya berkedut. Dia bertanya dengan nada dingin, "Apa juga ada di meja makan? Dia meletakkan kertas itu di setiap tempat yang aku lalui?"Ratna tidak bersuara, artinya dia membenarkan dugaan Carlos.Setelah terdiam selama beberapa menit, Carlos tertawa dengan marah. Celine bertekad untuk menceraikannya?Dia bergegas ke atas dengan ekspresi dingin. Seketika, percikan api di hatinya langsung menyala saat mengetahui Celine mengunci pintu. Dia menahan amarahnya, lalu mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu.Setelah beberapa saat, pintu terbuka. Celine menahan pintu agar Carlos tidak bisa masuk. "Ada urusan apa?"Carlo
Shanny baru sadar kamera ponselnya mengarah ke belakang orang-orang itu. Dia mengangkat ponselnya dan berjalan ke hadapan orang-orang itu dengan santai. "Astaga, kok bisa dipukuli sampai memar seperti ini, mungkin ibu kandungmu pun nggak mengenalimu lagi."Celine pun tidak bisa mengenali orang itu sebelum mendengar suara memohon yang familier. "Nona Celine, Nona Celine, kami sudah tahu salah, kami nggak seharusnya menindasmu. Tolong ampuni kami, tolong minta Paman Hasan jangan pergi mencari orang tua kami lagi."Dia membela diri dengan terisak-isak. Kalau dia masih memiliki cara lain, seorang pria dewasa sepertinya tidak akan memohon ampun di pinggir jalan. Meskipun reputasinya buruk dan dia tidak terlalu mementingkan harga diri, siapa yang akan menginjak harga diri sendiri?"Aku memang pernah memukulmu dulu, tapi kamu juga memukulku. Bisa dibilang kita hanya berselisih, bukan menindas secara sepihak. Beberapa waktu lalu kamu mematahkan satu kakiku dan aku pun nggak pergi mencarimu."S
Sepertinya suasana hati Celine sangat baik, dia meluapkan semua emosinya yang terpendam selama ini. Dia menopang dagunya sambil melebarkan senyuman di sudut bibirnya. Dari sisi mana pun, senyuman ini tampak sangat provokatif dan bibir merahnya sedikit terbuka.Melihatnya hendak mengatakan sesuatu, Carlos mengerutkan kening dan langsung menyelanya, "Diam."Dia hanya bisa berpikir bahwa Celine sengaja membuatnya kesal karena sudah dicueki selama dua tahun ini. "Dulu siapa yang bersikeras ingin menikah denganku?"Celine mengangkat kepalanya untuk meneguk habis arak di dalam gelas. Cairan dingin mengalir ke tenggorokannya dan masuk ke perutnya. Detik berikutnya, sensasi terbakar pun menyebar dari perutnya ke sepanjang pembuluh darah di tubuhnya.Perlahan-lahan muncul rona merah di kulit putihnya. Matanya berkilau, seolah-olah sedang dimasuk cinta.Melihat gelas kosong di tangan Celine, kerutan di alis Carlos menjadi makin dalam. "Apa kamu sapi? Siapa yang mengajarimu cara meminum arak?"Aw
Carlos hendak membungkuk untuk memeriksa kondisi Merlin. Mendengar ucapan ini, dia tidak tahu apakah dirinya harus melanjutkan tindakannya.Lilya yang berada di luar mendengar kebisingan dari kamar Celine. Dia mengira Celine terjatuh karena tidak leluasa bergerak, dia bergegas memasuki kamar. "Celine, ada apa?"Begitu selesai berbicara, dia langsung melihat Merlin yang terbaring diam di atas lantai. "Merlin ... kok bisa pingsan? Carlos, cepat telepon ambulans. Hasan, Hasan ...."Celine menyela teriakannya. "Dia pura-pura."Lilya berhenti berteriak, dia menatap Celine dengan kaget. "Kalau nggak percaya, tusukkan saja beberapa jarum ke tubuhnya. Kujamin dia akan melompat tinggi."Setelah dia selesai berbicara, Merlin yang berbaring di lantai mengerang pelan dan tampak sangat kesakitan. Dia memegang kepalanya sambil membuka mata. Begitu membuka mata, dia melihat sekeliling dan pada akhirnya pandangannya tertuju pada Carlos. "Kak Carlos, ada apa denganku?"Carlos tertegun.Begitu pula deng