Share

Bab 175

Author: Elenor
Elsa mengangguk, "Oke."

Asalkan dia tidak ditinggal sendirian.

Edward menelepon Dani dan memintanya untuk bantu jaga Elsa selama sehari.

Dani setuju, "Oke."

Pada hari Sabtu, Dani bawa Elsa dan Tania ke taman bermain.

Ada banyak hal yang dapat dilakukan di sana.

Tetapi tidak peduli apakah wahananya menarik, fantastis, atau mengasyikkan, Elsa tampaknya tidak begitu berminat naik wahana-wahana itu, dan dia tidak bersenang-senang seperti sebelumnya.

Dia tampak sedikit khawatir.

Dani memberikan es krim kepada dia dan Tania, masing-masing satu.

Menatap wajahnya yang mirip dengan Clara, dia bertanya, "Elsa, apa kamu nggak senang hari ini?"

Elsa duduk di ayunan, menjilati es krim dan berbisik, "Aku agak rindu mama."

Saat berada di luar negeri, meski terkadang dia tidak bertemu mamanya selama dua atau tiga bulan, mamanya tetap meneleponnya setiap hari dan mengobrol dengannya lewat video.

Mamanya sibuk dengan pekerjaan akhir-akhir ini, tetapi dia meneleponnya setiap tiga atau empat hari dan dia
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 176

    Dani memang berpikir demikian.Edward mengambil teh dan menyesapnya. "Meskipun hak asuh ada padaku, perjanjian itu dengan jelas menyatakan selama dia mau lihat Elsa, dia boleh melihatnya kapan saja tanpa batasan."Dani tidak menyangka akan seperti ini.Pada saat itu, kedua anak itu menoleh dan mereka berhenti berbicara tentang topik ini.Edward tiba-tiba berkata, "Kudengar kamu sedang berkomunikasi dengan Morti Group baru-baru ini?"Dani berhenti sejenak dan berkata, "Iya." Lalu dia bertanya, "Gimana denganmu? Apa kamu nggak tertarik?"Edward berkata, "Belum diputuskan. Masih terlalu dini. Aku nggak terburu-buru.""Iya."…Jurnal Clara belum selesai.Setelah menulis selama satu setengah hari, pada Minggu malam, Clara dan Raisa makan malam di luar dan berbelanja selama lebih dari dua jam sebelum pulang.Akhir pekan berlalu dengan damai dan memuaskan tanpa gangguan apa pun.Pada hari Senin, Clara pergi bekerja di Morti Group seperti biasa.Sejak hari itu, mereka yang sebelumnya menelepon

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 177

    Setelah itu, dia berkata, "Saya masih ada urusan lain, jadi sampai jumpa di lain waktu, Bu Clara."Clara juga menyadari Doni tampaknya tidak menyukainya.Sekarang mereka bertemu di kantornya, meskipun Doni berusaha semaksimal mungkin bersikap sopan padanya, dia masih bisa merasakan penghinaan dalam sikapnya.Ini hanya urusan bisnis.Dia saat ini hanya sedang mencari rekanan bagi perusahaan, yang dia pedulikan hanya kepentingan Morti Group, bukan untuk mencari teman bagi dirinya sendiri.Dia juga berpura-pura tidak menyadari sikap orang itu dan tersenyum, "Oke, sampai jumpa di lain waktu."Setelah mengatakan hal itu, dia berkata kepada sekretaris Dylan, "Bu Sarah, tolong antarkan Pak Doni."Doni pun pergi.Ketika turun, dia melihat sosok yang dikenalnya, "Bu Vanessa?"Benar, Vanessa dan Ervan belum pergi.Memang benar bahwa sekretaris Dylan menyuruh mereka pergi dengan alasan, "Pak Dylan sedang dalam perjalanan bisnis", tetapi mereka tidak langsung pergi.Mereka mengira alasan “Pak Dyla

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 178

    Doni berkata, "Apa Pak Edward ada di sini?""Iya." Saat berbicara tentang Edward, nada bicara Vanessa menjadi lebih lembut, "Lukaku belum sepenuhnya pulih, jadi Edward terlalu khawatir, makanya dia datang ke sini untuk menjemputku."Ketika bicara, dia bahkan tidak melihat ke arah Clara.Setelah itu, dia berkata, "Pak Doni, kami pergi dulu. Sampai jumpa lain waktu."Doni awalnya ingin menginterogasi Clara dan mencari keadilan bagi Vanessa.Tetapi melihat Vanessa tidak menanggapi Clara, dia merasa Vanessa meremehkan Clara dan terlalu malas untuk berhubungan dengan orang seperti dia.Doni melihat kesombongan dan keterusterangan Vanessa, tapi malah merasa dia semakin unik dan menawan.Untuk sesaat, dia juga merasa tidak ada gunanya berbicara omong kosong dengan Clara.Dia merasa Clara tidak layak.Memikirkan hal itu, dia benar-benar membenci Clara.Dia berkata pada Vanessa, "Aku juga pergi, ayo kita keluar bersama."Vanessa mengangguk, dan Ervan pergi tanpa menoleh ke belakang.Vanessa jug

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 179

    Sayang sekali, walaupun di luar kelihatan bagus tetapi di dalamnya busuk.Memikirkan hal itu, dia tiba-tiba merasa bosan dan membuang muka.Doni juga kagum dengan penampilan Clara.Pikirannya mirip dengan Gading.Jadi, dia segera memalingkan mukanya karena jijik.Agra merasa dia cukup suka perempuan seperti Clara.Awalnya dia enggan mengalihkan pandangannya, tetapi ketika melihat reaksi Doni, dia bertanya, "Ada apa? Kenapa reaksimu begitu? Apa dia membuatmu marah lagi?"Richard juga menarik kembali pandangannya.Doni menceritakan semua yang terjadi di Morti Group dua hari lalu.Agra berkata, "Emang nggak bisa langsung kelihatan kalau dia adalah orang seperti itu."Richard berhenti sejenak setelah menyesap minumannya, lalu berkata, "Mungkin ada masalah antara dia dan Vanessa yang nggak kita ketahui?"Doni tidak setuju, "Apa karena ada masalah di antara mereka, jadi dia bisa berbuat seperti itu?"Tanpa tahu cerita selengkapnya, Richard tidak dapat mengambil kesimpulan, jadi dia tidak men

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 180

    Edward berkata, "Aku nggak terburu-buru, kamu saja."Mendengar apa yang dia katakan, Dani berkata, "Oke."Dani berjalan mendekat dan bertemu langsung dengan Clara, "Pak Dylan, Bu Clara."Melihat Dani yang menyapa, senyum Dylan sedikit memudar, "Ternyata Anda, Pak Dani."Clara juga menyapa dengan sopan, "Pak Dani."Pada saat itu, Doni juga mendekat.Tidak seperti Dani, dia hanya menyapa Dylan, "Halo, Pak Dylan."Senyum Dylan semakin memudar, "Pak Doni juga ada di sini? Maaf, saya terlalu sibuk tadi, jadi nggak lihat Anda."Doni langsung menyadari Dylan tampaknya semakin tidak menyukainya dibandingkan terakhir kali mereka bertemu.Dia tidak terkejut dengan hal itu.Dia melirik Clara dengan dingin.Dia tahu Clara pasti sudah menceritakan pada Dylan tentang apa yang terjadi di hari itu.Dia tidak terlalu memperhatikan sikap Dylan dan berkata, "Saya pergi ke Morti Group beberapa hari yang lalu. Saya ingin tahu apa Pak Dylan tahu?""Saya tahu. Clara sudah beri tahu aku." Dylan berkata, "Saya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 181

    Ekspresi wajah Dani sedikit berubah.Dia dengan tenang memperhatikan Clara.Dylan tidak menyadari cara Dani memandang Clara.Dylan pun menjadi tertarik untuk berdansa, lalu dia membungkuk dan dengan gaya yang elegan membuat gerakan mengajak berdansa, "Clara yang cantik dan menawan, bolehkah aku ajak kamu berdansa?"Clara juga bisa berdansa.Melihat Dylan mengajaknya, dia tersenyum dan berkata, “Tentu saja, ini suatu kehormatan bagiku.”Sambil berkata demikian, dia mengulurkan tangannya kepada Dylan.Dylan meraih tangannya dan berjalan ke lantai dansa.Ketika Dani melihat hal itu, dia juga mengulurkan tangannya ke arah gadis itu seperti seorang pria sejati.Ketika Clara dan Dylan memasuki lantai dansa, pandangan mereka tertuju pada Edward dan Vanessa.Mereka juga hendak berdansa, dan kebetulan melihat ke arahnya pada saat itu.Clara hendak mengalihkan pandangannya ketika dia melihat Edward tampak tersenyum padanya.Clara mengerutkan kening, lalu menyadari itu hanyalah ilusi optik.Edwar

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 182

    Richard seakan mencerna namanya, “Clara?”"Iya."Nama itu sangat cocok untuknya.Namun, Richard tidak mengatakannya.Doni, Gading, Dani, Vanessa dan Edward semuanya memperhatikan gerakan mereka.Pertukaran pasangan di lantai dansa adalah hal yang biasa.Tetapi, Clara dan Richard...Dari segi penampilan, harus dikatakan, mereka memang benar-benar serasi.Doni mengerutkan keningnya.Dani bahkan terhenti sebentar.Pasangan dansanya menoleh dan berkata, "Dani?"Dani menarik kembali pandangannya, "Maaf.""Nggak masalah."Memang normal untuk bertukar pasangan di lantai dansa.Tidak masalah jika bertukar pasangan dansa dengan Edward.Tapi dia dan Clara...Ini pertama kalinya Vanessa bertemu Richard.Doni datang untuk menyapanya tadi.Namun, Richard tidak ikut bersamanya.Jadi, dia tidak tahu identitas Richard.Namun, berdasarkan sikap Doni dan Agra terhadapnya, dia tahu status dan kedudukannya setara dengan Doni.Melihat Clara tampak malu-malu berdansa dengan Richard, dan Richard juga tampakn

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 183

    Setelah Clara dapat bereaksi, hal pertama yang dilakukannya adalah mendorong Edward."Santai saja."Edward bicara dengan santai, seolah sudah menduga reaksi wanita itu, lalu mengeratkan cengkeramannya di pinggang wanita itu."Kamu!"Dia tidak bisa melepaskan diri, tetapi dia tidak ingin menimbulkan keributan dan menarik perhatian.Tidak seorang pun akan memperhatikannya kecuali dia melakukan sesuatu yang menarik perhatian.Dia menduga Edward ingin mengatakan sesuatu kepadanya, jadi dia mengganti pasangan dansanya.Dia berhenti meronta dan berkata dengan dingin, "Kamu mau bilang apa?"Edward menundukkan kepalanya dan menatap ekspresi dingin di wajahnya, tetapi dia tampaknya tidak peduli. Dia bertanya dengan nada bicara yang sangat normal, "Kapan kamu berencana angkat panggilan Elsa?"Clara, "Setelah beberapa hari."Edward tersenyum lebar mendengar jawabannya, "Sekitar sepuluh hari?"Clara berpikir, "Kurang lebih."Meskipun dia dan Edward akan bercerai, bahkan jika dia tidak lagi memilik

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 224

    Ponsel Richard berdering.Setelah beberapa saat, dia meletakkan ponselnya dan berkata, "Aku masih ada urusan lain, jadi aku pulang dulu. Kamu mau ikut?"Doni tersadar kembali, tatapan matanya menjadi gelap, dan dia berkata, "Nggak, aku masih harus tunggu seseorang. Kamu pulang duluan saja, kita ketemu lagi lain kali.""Oke."Richard berjalan pergi.Setelah sosoknya menghilang, Doni berjalan menuju kafe.Begitu dia mendorong pintu kafe, dia bertemu dengan Vanessa yang hendak membawa Elsa ke toilet.Mereka berdua berhenti.Vanessa melihatnya dan berkata, "Pak Doni? Kebetulan sekali.""Iya." Doni menutup pintu, melihat sekeliling kafe, dan kemudian melihat Edward yang sedang memesan makanan dari pelayan.Dia menarik pandangannya dan menatap Elsa.Hanya dengan satu pandangan, dia hampir bisa yakin Elsa adalah putrinya Edward.Karena wajah Elsa sekitar lima puluh persen mirip dengan Edward.Meskipun dia berpikir begitu, dia masih bertanya, "Siapa ini?"Vanessa menunduk dan berkata, "Putriny

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 223

    "Clara, apa kamu mau manisan buah?"Clara berbalik.Manisan buah yang gemuk dan berwarna-warni itu menarik perhatiannya dan hatinya tergerak.Dia sudah lama tidak makan itu.Memikirkan hal itu, dia melihat ke arah Elsa.Seperti dugaannya, Elsa terlihat memegang sebuah manisan buah di tangannya, melahapnya dengan gembira.Selain itu, Vanessa juga memegang sebuket mawar merah di tangannya.Dia merapat ke arah Edward dan berbicara kepadanya, sementara Elsa menyodorkan manisan buah yang telah digigitnya.Vanessa menerimanya sambil tersenyum dan menggigitnya dari tangan Elsa. Elsa menggigitnya lagi dan menyodorkannya kepada Edward.Edward hanya menggelengkan kepalanya dan mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak makan.Clara mengalihkan pandangannya dan berkata kepada gadis penjual manisan itu, "Saya mau sebungkus stroberi."Setelah itu, dia hendak bertanya pada Richard apakah dia juga mau. Ketika dia menawarinya, Richard berkata, "Biar aku saja."Richard lalu mengeluarkan ponselnya untuk memba

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 222

    Memikirkan hal itu, dia tersenyum dan berkata, "Oke."Mereka mengikuti kerumunan yang lewat.Begitu sampai di batas pagar, cahaya kembang api yang meledak di seberang sana, menimbulkan seruan dan tawa dari sekeliling, namun segera tenggelam oleh suara keras kembang api itu.Banyak orang di sana mengambil foto dan menyampaikan harapan.Melihat Clara hanya menonton dalam diam tanpa melakukan apapun, dia bertanya, "Apa kamu mau aku ambilkan video?"Clara menggelengkan kepalanya, "Nggak usah, aku hanya mau menonton."Richard tidak bertanya lagi.Saat itu, Vanessa melihat ke arah mereka.Mereka berjarak beberapa meter, tetapi Richard yang bertubuh tinggi dan memiliki penampilan yang menonjol, jadi dia dapat melihatnya sekilas.Setelah bertemu Richard beberapa kali, mereka bisa dianggap kenalan.Vanessa baru saja berpikir apakah akan memberitahu Edward yang sedang menggendong Elsa. Ketika dia hendak bicara, dia melihat Clara yang sosoknya tadi tertutup tubuh Richard.Ketika dia melihat Clara

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 221

    Elsa sangat menyukai Natal.Dia biasa menghias pohon Natal di rumah bersamanya setiap tahun.Mereka juga pergi berbelanja pada Hari Natal dan merasakan suasana Natal yang meriah di jalan-jalan bersama orang-orang di sekitar mereka.Tetapi sejak Elsa pindah ke luar negeri bersama Edward, dia tidak pernah menghabiskan Natal bersamanya lagi.Tidak, yang benar adalah dia tidak pernah lagi merayakan Natal.Meskipun Clara sudah bersedia melepaskannya.Tetapi bagaimanapun juga, Elsa tetaplah putrinya yang sudah dia kandung selama sepuluh bulan dan dia besarkan sendiri selama bertahun-tahun.Kini, dia berada di jalanan yang ramai, memandang segala yang ada di sekelilingnya, dan setiap serpihan masa lalu terlintas dalam pikirannya, mengganggu kedamaiannya."Clara?"Clara menoleh.Itu Richard Listanto.Dia mengangguk dengan sopan, "Pak Richard.""Kenapa kamu sendirian di sini?"Clara menahan emosi di matanya dan tersenyum, "Aku keluar mau beli beberapa tanaman."Ketika Richard memandang sekelili

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 220

    Ini bukan pertanda baik.Jadi mereka ingin datang dan bicara dengannya.Ervan berkata, "Clara..."Sebelum Clara sempat bicara, Dylan tersenyum dan berkata, “Pak Ervan, apa Anda di sini untuk beri tahu semua orang tentang hubungan antara Anda dan Clara?”Senyum Ervan membeku, lalu dia berkata sambil tersenyum masam, "Pak Dylan, ada sesuatu yang ingin saya katakan pada Clara, apa Anda bisa..."Dylan bahkan tidak perlu menunggu Clara bicara. Dia berkata, "Kalau Pak Ervan mau semua orang tahu tentang hubungan kalian, silakan saja."Ervan tidak ingin menyinggung perasaan Dylan.Mendengar hal itu, dia tidak punya pilihan selain pergi bersama Lily.Namun, sebelum pergi, dia berkata pada Clara, "Nanti aku telepon kamu, ingat itu."Clara tidak mengatakan apa pun.Dia terlalu malas untuk memedulikannya.Sedangkan untuk panggilan telepon, dia tentu tidak akan angkat.Dylan merasa kesal, "Aku pengen banget terang-terangan lawan mereka."Clara juga ingin.Akan tetapi, ketika menyangkut dirinya dan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 219

    Mereka menatap Edward, lalu Clara, lalu mengalihkan pandangan mereka ke Vanessa dan perlahan mengerutkan kening.Dalam keheningan, Edward tiba-tiba bertanya, "Kamu sudah lama nggak main catur?"Clara sedang membongkar taktiknya. Mendengarnya, Clara bahkan tidak mendongak dan hanya berkata, "Iya".Sejak menikah dengannya, Clara pada dasarnya tidak pernah bermain catur lagi.Edward berkata, "Pantas kelihatan agak kaku."Clara tidak menanggapinya dan fokus pada permainan catur.Situasinya tidak menguntungkan baginya sekarang.Tampaknya ada jalan keluar yang bagus di sisi Edward, tetapi faktanya, bidak catur tersembunyi yang telah diletakkannya mengintai di mana-mana, menunggu dia memakan umpan dan kemudian menjebaknya.Setelah berpikir sejenak, Clara menghindari jebakan yang telah dipasangnya dan melancarkan gerakan ke tempat lain.Situasinya akhirnya menjadi jelas lagi.Sekarang giliran Edward yang dirugikan.Edward mengangkat alisnya dan tersenyum. Setelah sekian lama, dia membuat langk

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 218

    Selanjutnya, dia mulai lebih memperhatikan Clara.Melihat Clara menghadang perangkap yang disebabkan oleh Edward dengan cara yang tidak dapat dibayangkannya, dia terkejut.Saat dia mendengar komentar Kakek Sony, hatinya merasa tidak senang.Clara sangat serius dan tidak memperhatikan hal lain. Satu-satunya hal yang ada dalam pikirannya adalah permainan catur di depannya.Dia telah menstabilkan situasi saat itu, tetapi dia tahu jika ingin menang, dia harus...Dia berhenti sejenak dan menatap Edward.Edward membuat gerakan lain.Clara menghentikan gerakannya.Ketika Kakek Leo melihat itu, dia tersenyum dan berkata, "Sungguh menakjubkan. Aku nggak sangka akan melihat permainan catur yang begitu menakjubkan di sini, dan yang bermain bahkan dua anak muda. Bagus, Bagus."Kakek Sony merasa dia berisik dan menyelanya, "Jangan bersuara!"Kakek Leo langsung terdiam.Setelah beberapa menit, Clara akhirnya mengembalikan keadaan, dia mulai bisa membalikkan situasi yang tidak menguntungkan.Dua meni

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 217

    Pada saat itu, Edward menjawabnya dan berkata, "Oke."Clara duduk di hadapannya.Setelah sempat terkejut, Vanessa segera tersadar dan ekspresinya segera kembali tenang.Setelah mengucapkan salam kepada Kakek Leo dan yang lainnya, dia beranjak dan berdiri di samping Edward.Faktanya, bukan hanya Dani, Keluarga Gori dan Sanjaya yang terkejut, Richard dan Kakek Leo juga cukup terkejut.Meskipun, Henry baru saja perkenalkan Clara kepada semua orang di ruang pameran.Akan tetapi, baik Richard maupun Kakek Leo tidak tahu banyak tentang Clara.Mereka hanya mendapat kesan Clara memiliki sifat lembut dan pendiam, dan tidak terlihat seperti orang yang suka pamer.Sekalipun dia tahu cara main catur, dia tidak terlihat seperti seseorang yang akan mengajukan diri dalam kesempatan seperti itu.Kakek Sony juga tidak mengenal Clara.Tetapi dia menyadari keberadaannya.Clara memiliki penampilan yang luar biasa dan karakter yang lembut dan baik, dia tampak seperti gadis berperilaku baik yang dibesarkan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 216

    Kakek Sony tersenyum dan berkata, "Ini memang lumayan."Setelah berkata demikian, Kakek Sony bertanya, "Kenapa kamu ada di sini? Bukannya sedang melukis?""Apa karena khawatir kalau aku akan bilang kamu nggak memperlakukanmu dengan baik, jadi kamu datang ke sini untuk menemuiku?""Sudah sana, pergi lakukan urusanmu, jangan ganggu aku nonton catur."Namun, Kakek Leo tidak pergi.Ketika anggota Keluarga Gori dan Sanjaya mendengar Kakek Leo dan Kakek Sony memuji Vanessa, senyum mengembang di wajah mereka.Banyak orang di sana mengenal Vanessa.Banyak orang yang kagum sekaligus cemburu padanya.Itu karena Vanessa selain memiliki kecantikan dan kualifikasi akademis, dan sekarang dia telah menarik perhatian Kakek Leo dan Kakek Sony karena keterampilan caturnya.Terlebih lagi, Vanessa sangat dicintai oleh Edward karena pesonanya tersendiri, yang membuat Keluarga Sanjaya dan Keluarga Gori mudah naik ke tingkat sosial yang lebih tinggi.Siapa yang tidak menginginkan putri seperti dia?Seseorang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status