Bunda Merlin sangat terlihat sangat bahagia karena dirinya selalu saja mendukung apapun yang dilakukan oleh Luna.
Karena jika Luna bahagia maka Bunda Merlin sangat bahagia juga.
"Iya Bunda, aku bingung nih mencari baju yang mana untuk aku pakai bertemu dengan Brian, aku ingin berbicara banyak dengannya dan aku juga ada urusan sedikit dengannya," ujar Brian memberi tahu Bunda Merlin dengan sangat bahagia.
"Kamu terlihat sangat bahagia na terlihat sekali dari wajah kamu yang sangat ingin bertemu dengan Brian, memangnya ada apa sih?" tanya Bunda Merlin dengan nada yang sangat penasaran dan menatap mata anak gadisnya itu yang sangat terlihat bahagia.
"Tidak tau Bunda aku hanya ingin bertemu dia saja dan ada sedikit yang harus aku bicarakan dengan dia," ucap Luna menjelaskan kepada Bunda Merlin.
Bunda pun Langsung saja mempercayai apa yang dikatakan oleh anak gadisnya itu.
"Bunda tidak pernah memaksa ataupun melarang kamu jika kamu memang m
Sebelum Brian datang menjemput Luna, Brian pun berinisiatif untuk menelepon Syam dan memberitahunya bahwa dirinya akan bertemu dengan Luna."Aku harus menghubungi Syam terlebih dahulu karena dirinya harus mengetahui bahwa aku akan bertemu dengan Luna dan akan menyatakan perasaanku sekarang, bagaimanapun dia adalah orang yang mengerti semua rahasia aku dan juga apa yang aku lakukan," gumam Brianyang memegang ponselnya hendak menelpon teman baiknya yaitu Syam"Tut tut tut..."Suara ponsel yang sedang menelpon Syam.Tak lama kemudian Syam pun langsung saja mengangkat telepon dari Brian."Ada apa? kenapa kamu menelepon aku, aku ini masih takut dengan kejadian yang kemarin kita lakukan kamu mau ngomongin apa lagi?" tanya Syam dengan sangat takut karena diamelakukan hal yang kecil yaitu menabrak Ayah Luna hingga kaki Ayah Luna tak bisa difungsikan lagi."Kamu nih berbicara apa sih? sudahlah kamu tidak perlu lagi untuk
"Aku tidak pernah bohong! Kamu begitu sangat cantik menggunakan baju itu," ucap Brian dengan menyanjung tiada hentinya untuk menyenangkan hati Luna."Terimakasih ya kamu sudah membuat aku bahagia dan terus-menerus membuat hatiku senang," ucap Luna dengan sangat malu-malu dihadapan Brian yang menyanjungnya itu.Akhirnya Luna dan juga Brian pun bergegas untuk pergi ke tempat dimana mereka akan berbicara dari hati ke hati.Tak sampai beberapa menit kemudian mereka telah sampai di suatu tempat yang sangat indah dan membuat Luna sangat terkagum karena tempat itu sangat romantis."Ya ampun kamu membawa aku di tempat seperti ini, aku tidak menyangka banget deh ini keren banget aku baru kali ini lho melihat tempat sebagus ini terimakasih ya kamu sudah membawa aku ke tempat ini dan aku bisa melihat keindahan yang ada di tempat ini," ujar Luna sangat bahagia ketika bersama Brian."Kalau kamu bahagia seperti itu, aku juga ikut bahagia, ini juga ti
Brian telah berhasil membuat hati Luna sangat luluh dan membuat Luna sangat jatuh hati kepadanya tak pernah menyangka akan berbahagia ini bersama Brian karena dirinya belum pernah merasakan kasih sayang dari seorang kekasih dan pada saat ini belum pernah merasakan hal yang sangat istimewa yang dilakukan oleh Brian kepadanya."Kamu kenapa sih kok senyum-senyum terus seperti itu kalau nanti bisa gila lo," ucap Brian dengan tertawa di hadapan Luna."Ya ampun namanya juga baru saja jadian jadinya aku merasa sangat bahagia apalagi perasaan romantis seperti ini dengan kamu rasanya aku melayang," ucap Luna dengan sangat malu-malu untuk mengatakan perasaannya kepada Brian.Brian merasa dirinya telah mampu untuk membuat bunga jatuh hati kepadanya dia merasa bangga karena Luna telah menjadi miliknya dan Luna jatuh dalam pelukannya."Aku janji aku akan membahagiakan kamu ingat ya, apa kamu cara print dengan manis berkata kepada Luna yang sekarang menjadi
Luna sangat takut ketika melihat Bundanya mempertegas apa yang dikatakannya kepada Luna."Bunda aku tidak kenapa-kenapa kok Bunda jangan khawatir ya aku tadi keluar bersama Brian dan maaf kalau aku sampai pulang sudah jam segini," ujar Luna dengan nada yang sangat pelan karena takut jika Bunda Merlin tersinggung akan pembicaraannya kepada Bundanya."Bunda tidak marah sebenarnya tapi kamu harus tahu kamu ini adalah seorang anak perempuan dan kamu ini adalah seorang gadis cantik dan ini sudah malam seperti ini! Apakah Bunda tidak boleh marah jika kamu keluar sampai malam seperti ini?" tanya Bunda Merlin kepada Luna yang sedang ada di hadapannya dan tidak berani untuk menatap wajah Bunda Merlin."Iya aku minta maaf ya Bunda aku salah aku tidak tahu kenapa aku malah pulang jam segini," ucap Luna dengan gugup menunduk tidak ingin melihat wajah Bundanya yang sedang berbicara tegas kepada dirinya."Kamu jangan menuduh seperti itu Bunda ini sedang ber
"Iya Bunda aku harus sarapan dulu dan supaya aku tidak lapar di pagi hari," ucap luna dengan bergegas mencari makanan yang dimasak oleh Bundanya."Ya sudah kamu sarapan dulu Bunda mau lihat Ayah kamu dulu ya kamu makan sendiri ya" ujar Bunda Merlin kepada Luna yang sedang mencari makanan di dapur.Luna pun menganggukan kepala dan tersenyum manis kepada Bundanya.Bunda pun angsung saja bergegas untuk pergi ke kamar dan melihat keadaan Ayah Rian sedangkan Luna lagu langsung saja bergegas untuk mengambil makanan dan pergi bersarapan m."Keadaan di rumahku kayaknya semakin beda sangat terlihat sekarang sepi sekali padahal dulu ketika sarapan saja harus bersama-sama dan disaat itu Ayah masih sehat walafiat tapi sekarang aku harus makan sendiri, sarapan sendiri dan semuanya serba ambil sendiri dan ini aku merasa sepi walaupun semua orang ada di rumah-rumah," gumam Luna dengan sangat pelan.Dia merasakan kesedihan yang amat mendalam karena ins
Akan tetapi suasana berubah menjadi hening ketika Brian mendapatkan telepon dari Karina.Handphone Brian pun berbunyi dan sangat terlihat bahwa Karina yang menelpon dirinya dan sontak Luna pun langsung menegur Brian dan memberitahunya bahwa handphone-nya sedang ada yang memanggil."Itu handphone kamu berbunyi silahkan diangkat dulu atau kita berhenti dulu supaya kamu berbicara dengan orang yang menelpon kamu siapa tahu penting," ujar Luna dengan sangat polos karena dirinya tidak berfikir hal yang buruk tentang kekasihnya itu.Brian yang gugup pun langsung saja berusaha mematikan handphonenya dan tidak ingin mengganggu suasana di mobil antara Brian dan juga Luna."Kok kamu seperti itu sih gimana sih kamu kenapa tidak kamu angkat dulu teleponnya kan bisa diangkat dulu Kita juga bisa kok berhenti sejenak kan tidak apa-apa aku enggak ngerti kalau kamu mendapatkan telepon penting takutnya gitu," ujar Luna dengan memberi pengertian kepada Brian agar
Gadis yang terus-menerus memperhatikan gerak-gerik Luna pun langsung saja kaget karena ketika Gadis ingin bertanya kepada Luna tiba-tiba Luna berkeringat dan sangat gugup seperti seseorang yang menyembunyikan rahasia yang besar."Kamu kenapa sih Luna, sepertinya kamu ada yang kamu sembunyikan dari aku coba kamu bicara deh, soalnya aku lihat dari gerak-gerik kamu sepertinya ada yang ganjal," ujar Gadiskepada Luna."Ah apaan sih kamu aku tidak menyembunyikan apapun dari kamu! Masa sih kamu tidak mempercayai aku," celoteh Luna dengan tegas."Bukannya aku tidak percaya dengan kamu tapi sepertinya kamu sedang menyimpan masalah besar jadi aku bertanya kepadamu," ujar Gadis kepada Luna.Entah apa yang ada dipikiran Luna dia terus-menerus menyembunyikan hubungannya dengan Brian dan tak ingin di ketahui oleh Gadis."Tidak kok kamu tenang saja kalau memang ada masalah aku pasti bilang dengan kamu tidak mungkin aku menyimpannya sendiri
Syam hanya melirik dan berbicara apapun ketika Brian mendekati dirinya dan dia hanya berdiam diri saja."Kamu ada apa sih, kenapa diam seperti itu bro!" Ujarl Brian dengan memukul meja yang sangat terlihat masih ada keraguan dan juga trauma dalam kecelakaan yang menimpa Ayah Luna itu."Kamu apa lagi sih kamu kalau ada sesuatu bicara sendiri saja aku tidak mau menanggung lebih banyak lagi dengan apa yang kamu lakukan," ujar Syam dengan nada yang gemetaran berbicara kepada Brian. Akan tetapu Brian yang melihat hal itu pun atau saja tertawa terbahak-bahak karena dia merasa temannya itu sangat lucu."Hahaha, kamu ini kenapa sih sebenarnya? Coba kamu berbicara dulu kepada aku, kamu tidak pernah berbicara apapun lah kepadaku," ujar Brian.Karena kejadian yang telah menimpa Ayah Luna Brian pun tanpa basa-basi langsung saja duduk di samping Syam dan berkata dengan tegas dan dengan sangat pelan agar menenangkan Syam untuk tidak memikirkan hal yang telah terj