공유

Bab 2

작가: Afifah Talita
Ketika aku melihat pesan itu, sudah terlambat untuk menghapusnya. Meskipun mencintai kecantikan dan ketampanan adalah hal yang wajar, entah kenapa aku merasa agak bersalah.

Tiba-tiba, dia mengirim pesan yang disertai video kepadaku.

[ Kamu suka yang seperti ini? ]

Sepertinya, video itu diambil di gym. Bukan otot-otot yang terlalu besar, tetapi garis tubuh yang sangat indah. Kulitnya putih dengan garis pinggang seksi ke bawah, tersembunyi di balik celana olahraga abu-abu. Sementara itu, bagian atasnya ....

Hm ... sangat seksi! Pemilik video tampaknya agak malu. Wajahnya merah saat video selesai. Aku langsung terpesona.

[ Ada lagi? Kirim lagi! ]

Dia malu-malu mengirimkan beberapa video lagi. Harus kuakui, aku tergoda oleh ketampanannya. Tidak disangka, bos yang biasanya terlihat sangat menahan diri, ternyata begitu ... hm. Bagaimana ya? Ini agak merangsang.

Ketika aku sedang menikmati video itu, dia tiba-tiba mengirim pesan lagi.

[ Kalau kamu setuju jadi pacarku, setiap hari akan kukirimkan video seperti ini, biar kamu puas lihatnya. ]

Orang biasanya memiliki empat tujuan dalam hidup, yaitu uang, kekuasaan, ketenaran, serta kecantikan.

Tiga yang pertama tidak ada hubungannya denganku, tetapi yang terakhir sangat menggodaku.

[ Oke. Kalau begitu, aku setuju. ]

Lagi pula, ini hanya hubungan online. Tentu saja ada syaratnya. Tidak mengumumkan hubungan, tidak mengganti foto profil, tidak video call, tidak bertemu.

Dia tidak terlalu senang, tetapi tetap menyetujuinya. Hubungan ini pun berlangsung dua tahun. Seiring berjalannya waktu, dia semakin pintar berpakaian dan aku semakin dimanjakan. Dia selalu memberiku pose yang berbeda-beda.

Saat aku pikir semuanya akan terus seperti ini, dia tiba-tiba meminta untuk bertemu.

[ Kita sudah sepakat nggak ketemu, cuma pacaran online. Hubungan kita nggak melibatkan dunia nyata. ]

Dia sepertinya sangat kecewa.

[ Aku tahu, maaf. Tapi, aku benaran ingin ketemu. ]

Aku tahu apa yang ada di pikirannya. Beberapa hari lalu, aku menghadiri reuni kuliah. Setelah itu, seorang teman mengungkapkan perasaan kepadaku. Aku menolaknya, tetapi dia mengirimkan banyak pesan yang sangat menjijikkan.

Aku mengunggahnya ke media sosial untuk dimaki, lalu memblokirnya. Karena aku dan bosku pacaran, dia tentu bisa melihatnya.

Dia ingin bertemu dan secara terang-terangan menunjukkan bahwa aku sudah menjadi miliknya. Namun, aku tahu alasanku tidak ingin bertemu. Jadi, hasilnya sudah jelas, aku tidak mau bertemu.

Setelah dia mendesak selama seminggu, aku mulai kesal dan mengajukan putus. Dia langsung ketakutan, seperti terjatuh dari langit.

Panggilan masuk lagi untuk kesekian kali. Aku menghela napas, diam-diam membalikkan layar ponselku.

Saat ini, atasanku, Letticia, tiba-tiba memanggilku. "Tolong berikan proposal ini kepada Pak Barry."

Letticia menyukai Barry. Itu bukan rahasia lagi di perusahaan. Biasanya, wanita ini sangat ingin dekat dengan Barry, tetapi belakangan ini Barry sedang tidak mood. Letticia telah mencoba menghiburnya, tetapi malah dimarahi. Itu sangat memalukan, jadi dia tidak berani lagi melakukannya.

Aku menarik napas dan tersenyum kecut. "Bu, aku 'kan cuma karyawan kecil. Sepertinya melapor langsung ke level lebih tinggi itu kurang baik, 'kan?"

Barry adalah pacar online-ku. Meskipun aku punya kontaknya di ponsel kerja, kami tidak pernah berkomunikasi langsung. Ditambah lagi proposal ini sudah tertunda lama. Sekalipun mood Barry sedang baik, dia tetap akan mengkritik, apalagi sekarang. Jelas, wanita ini hanya menjadikanku tameng.

Letticia memutar bola matanya. "Kerjakan saja, nggak perlu banyak omong!"

Ya sudah. Meskipun sudah pernah melihat tubuh Barry, bertemu langsung tetap membuatku agak takut. Apalagi dalam pekerjaan, dia terkenal ketat dan galak.

Aku ragu sejenak, lalu mengambil ponselku. Setelah aku mengajukan putus, Barry terus-menerus meminta maaf. Dia jelas sangat panik, tetapi aku tidak membalasnya.

Saat itu, aku hanya nekat mengajukan putus, lalu tidak melihatnya lagi. Pertama karena takut luluh, kedua untuk menekannya. Bertemu memang tidak mungkin, tetapi bisa saja tidak putus.

Setelah merenung, aku mengirim pesan.

[ Kita bisa nggak putus, tapi kamu harus lebih patuh ya? Aku benaran nggak suka orang yang ingkar janji. ]

Dia langsung membalas.

[ Sayang, akhirnya kamu merespons. Aku sudah tahu salah, maaf. Aku janji nggak akan begitu lagi. ]

Kemudian, dia mengirimkan stiker anjing kecil menangis.

Aku menarik napas dalam-dalam dan mengetuk pintu. Orang di dalam tampak sedikit panik, lalu berdeham. "Masuk saja."

Begitu aku masuk, perhatianku langsung tertuju pada ujung hidung Barry yang agak merah. Apa dia menangis?

Saat dia menyadari tatapanku, dia sepertinya agak malu. Kemudian, dia mengetuk meja. "Kamu datang untuk kumpul proposal? Taruh di sini, kamu sudah boleh keluar."

Terlihat jelas bahwa mood-nya sudah lebih baik. Kalau tidak, dia pasti sudah mengkritikku karena melapor langsung kepadanya. Bahkan beberapa waktu lalu, ada seorang staf yang dipecat karena melapor langsung ke atasan.

Sebenarnya masih ada faktor lain, yaitu karena kemampuan kerja staf itu yang tidak memadai dan tidak mengikuti arahan. Meskipun dia diberi kompensasi, harus diingat bahwa melapor langsung ke atasan yang posisinya jauh lebih tinggi merupakan pantangan besar dalam dunia kerja.

Sementara itu, proposal itu masih tidak diterima dan akhirnya diserahkan Letticia kepadaku lagi. Aku hanya bisa lembur untuk merevisinya.

Anehnya, Barry tampaknya lebih bahagia hari ini. Dia pulang tepat waktu. Karena hari ini hari Jumat, para staf yang terus-menerus bekerja lembur pun langsung pulang, sehingga hanya tersisa aku dan staf administrasi.

Karena aku belum tahu sampai jam berapa aku harus merevisi proposal ini, aku menyuruh staf administrasi mematikan lampu dan menutup pintu, lalu membiarkannya pulang dulu.

Entah berapa lama kemudian, aku mendengar suara pintu di luar. Aku terkejut dan agak takut. Kemudian, aku melihat jam. Sekarang sudah pukul 10 malam, siapa yang datang?

Berbagai adegan film horor mulai terbayang di kepalaku. Aku berusaha menenangkan diri bahwa tidak ada hantu. Aku menahan napas dan tidak berani bergerak.

Sebuah sosok familier mendekat. Begitu melihat wajahnya, aku langsung merasa lega. Ternyata Barry.

"Kenapa kamu sendirian? Kamu nggak pulang?" Barry terkejut melihatku yang masih lembur. Aku hanya bisa menggigit bibir dan mengatakan ini semua salahmu dalam hati.

"Proposal ini agak mendesak. Kalau dikerjakan besok, aku khawatir hasilnya kurang baik. Aku pikir lebih baik lembur hari ini."

"Oh, proposal itu." Barry terdiam sejenak, lalu tiba-tiba mendekat. "Aku akan jelaskan lebih rinci supaya lebih mudah bagimu."

Aku sontak merasa cemas. Karena sudah baikan, aku harus membalas pesan Barry. Namun, aku malas membuka ponsel, jadi aku sudah mengganti akun di komputer ke akun pribadiku. Apa yang harus kulakukan?

Barry semakin dekat. "Coba tunjukkan kepadaku, biar kulihat."

Otakku berputar cepat, tanganku bergerak perlahan.

Barry berkata, "Tolong geser sedikit, aku ...."

"Sebentar!"

관련 챕터

  • Pacar Online-ku Adalah Bosku   Bab 3

    Aku terlalu terbawa perasaan sehingga tiba-tiba menggebrak meja, membuat Barry terkejut.Wajah Barry jelas terlihat bingung, ekspresinya yang linglung ini malah membuatnya terlihat agak lucu.Saat ini, aku baru sadar bahwa orang yang ada di dunia maya itu sama dengan orang yang ada di dunia nyata.Aku berdeham. "Maaf, Pak. Aku tiba-tiba sakit perut, mau ke toilet sebentar. Kamu urus kerjaanmu saja dulu."Setelah itu, aku mengambil ponsel di meja dan pergi ke toilet.Barry masih kebingungan. "Oh ... ya sudah."Di ponsel ada tombol log out. Aku buru-buru menekan tombol itu dan merasa lega. Masalahnya adalah Barry suka menjelaskan panjang lebar. Jika pojok kanan bawah layar komputer berkedip, sekalipun tidak dibuka, aku tetap bisa ketahuan jika tetikus mengenainya.Aku membalas pesan satu per satu. Setelah membalas semuanya, aku berlama-lama di toilet dulu sebelum kembali.Saat aku kembali, Barry sudah hampir selesai melihatnya. Dia lantas memberitahuku bagian mana saja yang perlu diperba

  • Pacar Online-ku Adalah Bosku   Bab 4

    "Hah?" Aku tertegun sejenak. "Aku nggak bisa minum alkohol.""Nggak boleh begitu dong. Begitu terjun ke masyarakat, seseorang harus belajar minum alkohol," sahut Letticia tanpa peduli. Kemudian, dia menyerahkan gelas kecil yang berisikan anggur penuh sambil berkata dengan nada penuh perhatian, "Kamu akan bisa setelah mencobanya."Sebelumnya, ada seorang gadis yang diperkenalkan dengan cara yang terkesan penuh perhatian kepada para pemimpin. Kemudian, dipaksa untuk bersulang tanpa henti. Namun, gadis itu alergi alkohol.Dia jelas- jelas sudah mengatakan itu sebelumnya, tetapi masih dipaksa minum hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit. Tidak lama setelah itu, dia mengundurkan diri.Peristiwa itu terjadi dua tahun yang lalu. Aku sama sekali tidak menyangka aku akan menjadi yang berikutnya.Aku merasa sangat tertekan melihat orang di sekeliling yang menatapku. Sementara itu, Letticia hanya tersenyum menatapku. "Sofia, ada banyak pemimpin yang mengawasimu. Kamu harus memberi hormat kepada me

  • Pacar Online-ku Adalah Bosku   Bab 5

    Ternyata begini ceritanya. Aku terpaksa bersandiwara. Aku menunduk dengan ekspresi penuh rasa bersalah dan canggung."Mengenai hal ini, aku benar-benar minta maaf. Kemarin aku nggak sengaja terjatuh dan wajahku langsung mengenai tubuh Pak Barry. Untungnya dia baik dan menahanku. Aku yang malu." Setelah itu, aku melambaikan tangan. "Jangan dibahas lagi, aku ingin sekali melupakan masalah itu.""Begitu ya."Para staf yang diam-diam mendengarkan gosip pun kehilangan minat dan mengalihkan perhatian mereka. Letticia mengedipkan mata. Sulit untuk diprediksi, apakah dia percaya atau tidak. "Bagus kalau begitu, hubungan di kantor memang kurang baik."Kemudian, dia melanjutkan, "Kebetulan ada proyek yang harga per unitnya kurang masuk akal dan perlu didiskusikan dengan pihak kontraktor. Aku nggak punya waktu hari ini. Sofia, tolong tangani ya."Orang-orang sudah lama menunggu di ruang pertemuan. Begitu masuk, aku langsung melihat wajah yang familier dan agak menjengkelkan.Sial sekali, pria itu

  • Pacar Online-ku Adalah Bosku   Bab 6

    Biasanya, proyek baru terletak di daerah pinggiran yang cukup jauh. Saat ini sudah malam sehingga jalanan sepi. Jantungku berdebar kencang. Aku berusaha untuk tetap tenang dan berkata kepada Jerry, "Pak Jerry, tolong berhenti sebentar. Aku agak mual."Jerry tidak berhenti. Aku mengulanginya sekali lagi, tetapi dia malah tertawa. "Aku heran saat kamu menolakku waktu itu. Ternyata karena kamu sudah dekat dengan pria lain yang lebih hebat. Kamu bahkan berani mengataiku di media sosial? Sofia, kamu hebat sekali!"Aku tidak menunjukkan ekspresi apa pun. "Aku bilang sekali lagi, berhenti sekarang atau aku bisa bertindak nekat."Jerry tertawa. "Kalau aku nggak salah, obat itu sudah mulai bekerja. Di sini nggak ada orang, nanti kamu masih harus meminta bantuanku." Kemudian, dia menghentikan mobilnya dan menoleh kepadaku. "Atau kamu lebih suka di luar daripada di dalam mobil?"Tiba-tiba, Jerry teringat sesuatu. "Oh, dua tahun lalu ada juga seorang staf wanita yang tampaknya enggan. Dia dari per

  • Pacar Online-ku Adalah Bosku   Bab 1

    Aku dan bosku berpacaran online. Pertemuan tatap muka? Itu tidak mungkin.Dia bahkan tidak tahu bahwa orang yang dipacari online adalah karyawan perusahaannya ....Akhir-akhir ini, mood bosku sedang buruk. Menyadari hal ini, semua orang bekerja dengan hati-hati, sampai tidak punya waktu untuk bersantai.Bos bekerja lembur secara gila-gilaan dan kami semua tidak berani pulang lebih awal sebelum dia. Kami bisa lembur sampai pukul 11 atau 12 malam, sampai kantong mataku menjadi sangat hitam dan kulitku menjadi buruk.Sejujurnya, mungkin cuma aku yang tahu alasan kemarahan bos di perusahaan ini. Namun, aku tidak bisa menceritakannya. Ini karena ... bosku baru saja putus cinta. Kebetulan, orang yang minta putus adalah aku. Hanya saja, dia tidak tahu soal ini.Awal mula kejadian ini adalah karena pria yang kupacari secara online selama dua tahun ini ingin bertemu langsung. Kami bertemu di sebuah situs. Dia memposting status dan aku mengklik profilnya.[ Kenapa aku nggak bisa mendapatkan pasa

최신 챕터

  • Pacar Online-ku Adalah Bosku   Bab 6

    Biasanya, proyek baru terletak di daerah pinggiran yang cukup jauh. Saat ini sudah malam sehingga jalanan sepi. Jantungku berdebar kencang. Aku berusaha untuk tetap tenang dan berkata kepada Jerry, "Pak Jerry, tolong berhenti sebentar. Aku agak mual."Jerry tidak berhenti. Aku mengulanginya sekali lagi, tetapi dia malah tertawa. "Aku heran saat kamu menolakku waktu itu. Ternyata karena kamu sudah dekat dengan pria lain yang lebih hebat. Kamu bahkan berani mengataiku di media sosial? Sofia, kamu hebat sekali!"Aku tidak menunjukkan ekspresi apa pun. "Aku bilang sekali lagi, berhenti sekarang atau aku bisa bertindak nekat."Jerry tertawa. "Kalau aku nggak salah, obat itu sudah mulai bekerja. Di sini nggak ada orang, nanti kamu masih harus meminta bantuanku." Kemudian, dia menghentikan mobilnya dan menoleh kepadaku. "Atau kamu lebih suka di luar daripada di dalam mobil?"Tiba-tiba, Jerry teringat sesuatu. "Oh, dua tahun lalu ada juga seorang staf wanita yang tampaknya enggan. Dia dari per

  • Pacar Online-ku Adalah Bosku   Bab 5

    Ternyata begini ceritanya. Aku terpaksa bersandiwara. Aku menunduk dengan ekspresi penuh rasa bersalah dan canggung."Mengenai hal ini, aku benar-benar minta maaf. Kemarin aku nggak sengaja terjatuh dan wajahku langsung mengenai tubuh Pak Barry. Untungnya dia baik dan menahanku. Aku yang malu." Setelah itu, aku melambaikan tangan. "Jangan dibahas lagi, aku ingin sekali melupakan masalah itu.""Begitu ya."Para staf yang diam-diam mendengarkan gosip pun kehilangan minat dan mengalihkan perhatian mereka. Letticia mengedipkan mata. Sulit untuk diprediksi, apakah dia percaya atau tidak. "Bagus kalau begitu, hubungan di kantor memang kurang baik."Kemudian, dia melanjutkan, "Kebetulan ada proyek yang harga per unitnya kurang masuk akal dan perlu didiskusikan dengan pihak kontraktor. Aku nggak punya waktu hari ini. Sofia, tolong tangani ya."Orang-orang sudah lama menunggu di ruang pertemuan. Begitu masuk, aku langsung melihat wajah yang familier dan agak menjengkelkan.Sial sekali, pria itu

  • Pacar Online-ku Adalah Bosku   Bab 4

    "Hah?" Aku tertegun sejenak. "Aku nggak bisa minum alkohol.""Nggak boleh begitu dong. Begitu terjun ke masyarakat, seseorang harus belajar minum alkohol," sahut Letticia tanpa peduli. Kemudian, dia menyerahkan gelas kecil yang berisikan anggur penuh sambil berkata dengan nada penuh perhatian, "Kamu akan bisa setelah mencobanya."Sebelumnya, ada seorang gadis yang diperkenalkan dengan cara yang terkesan penuh perhatian kepada para pemimpin. Kemudian, dipaksa untuk bersulang tanpa henti. Namun, gadis itu alergi alkohol.Dia jelas- jelas sudah mengatakan itu sebelumnya, tetapi masih dipaksa minum hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit. Tidak lama setelah itu, dia mengundurkan diri.Peristiwa itu terjadi dua tahun yang lalu. Aku sama sekali tidak menyangka aku akan menjadi yang berikutnya.Aku merasa sangat tertekan melihat orang di sekeliling yang menatapku. Sementara itu, Letticia hanya tersenyum menatapku. "Sofia, ada banyak pemimpin yang mengawasimu. Kamu harus memberi hormat kepada me

  • Pacar Online-ku Adalah Bosku   Bab 3

    Aku terlalu terbawa perasaan sehingga tiba-tiba menggebrak meja, membuat Barry terkejut.Wajah Barry jelas terlihat bingung, ekspresinya yang linglung ini malah membuatnya terlihat agak lucu.Saat ini, aku baru sadar bahwa orang yang ada di dunia maya itu sama dengan orang yang ada di dunia nyata.Aku berdeham. "Maaf, Pak. Aku tiba-tiba sakit perut, mau ke toilet sebentar. Kamu urus kerjaanmu saja dulu."Setelah itu, aku mengambil ponsel di meja dan pergi ke toilet.Barry masih kebingungan. "Oh ... ya sudah."Di ponsel ada tombol log out. Aku buru-buru menekan tombol itu dan merasa lega. Masalahnya adalah Barry suka menjelaskan panjang lebar. Jika pojok kanan bawah layar komputer berkedip, sekalipun tidak dibuka, aku tetap bisa ketahuan jika tetikus mengenainya.Aku membalas pesan satu per satu. Setelah membalas semuanya, aku berlama-lama di toilet dulu sebelum kembali.Saat aku kembali, Barry sudah hampir selesai melihatnya. Dia lantas memberitahuku bagian mana saja yang perlu diperba

  • Pacar Online-ku Adalah Bosku   Bab 2

    Ketika aku melihat pesan itu, sudah terlambat untuk menghapusnya. Meskipun mencintai kecantikan dan ketampanan adalah hal yang wajar, entah kenapa aku merasa agak bersalah.Tiba-tiba, dia mengirim pesan yang disertai video kepadaku.[ Kamu suka yang seperti ini? ]Sepertinya, video itu diambil di gym. Bukan otot-otot yang terlalu besar, tetapi garis tubuh yang sangat indah. Kulitnya putih dengan garis pinggang seksi ke bawah, tersembunyi di balik celana olahraga abu-abu. Sementara itu, bagian atasnya ....Hm ... sangat seksi! Pemilik video tampaknya agak malu. Wajahnya merah saat video selesai. Aku langsung terpesona.[ Ada lagi? Kirim lagi! ]Dia malu-malu mengirimkan beberapa video lagi. Harus kuakui, aku tergoda oleh ketampanannya. Tidak disangka, bos yang biasanya terlihat sangat menahan diri, ternyata begitu ... hm. Bagaimana ya? Ini agak merangsang.Ketika aku sedang menikmati video itu, dia tiba-tiba mengirim pesan lagi.[ Kalau kamu setuju jadi pacarku, setiap hari akan kukirim

  • Pacar Online-ku Adalah Bosku   Bab 1

    Aku dan bosku berpacaran online. Pertemuan tatap muka? Itu tidak mungkin.Dia bahkan tidak tahu bahwa orang yang dipacari online adalah karyawan perusahaannya ....Akhir-akhir ini, mood bosku sedang buruk. Menyadari hal ini, semua orang bekerja dengan hati-hati, sampai tidak punya waktu untuk bersantai.Bos bekerja lembur secara gila-gilaan dan kami semua tidak berani pulang lebih awal sebelum dia. Kami bisa lembur sampai pukul 11 atau 12 malam, sampai kantong mataku menjadi sangat hitam dan kulitku menjadi buruk.Sejujurnya, mungkin cuma aku yang tahu alasan kemarahan bos di perusahaan ini. Namun, aku tidak bisa menceritakannya. Ini karena ... bosku baru saja putus cinta. Kebetulan, orang yang minta putus adalah aku. Hanya saja, dia tidak tahu soal ini.Awal mula kejadian ini adalah karena pria yang kupacari secara online selama dua tahun ini ingin bertemu langsung. Kami bertemu di sebuah situs. Dia memposting status dan aku mengklik profilnya.[ Kenapa aku nggak bisa mendapatkan pasa

앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status