Beranda / Fantasi / PWSPD 2 : AKHIR DUNIA / BAB 84 TAK TERKENDALI

Share

BAB 84 TAK TERKENDALI

Penulis: Ummi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Jayeng, jangan terlalu kaku, kau terlalu memperlihatkan kesetiaanmu kepada alam Jien, aku tidak menyangkal kita semua mendapatkan semua kejayaan dari alam Jien, hanya saja ingatlah kita juga manusia, kita juga berhak tau apa tujuan mereka, kita bukan sekedar pengikut mereka!!" kata Nukud Narendra, ia setuju kepada pendapat Nukud Basar dan Nukud Darsa.

"Benar, kau ingat kejadian Nukud Barawa? Seperti apa kesetiaannya kepada alam Jien, namun ia tetap dipenggal ketika melakukan kesalahan!! Aku tak terima kita diperlakukan seperti itu!!" sahut Nukud Basar.

"Aku benar-benar mendapatkan penglihatan yang sama berulang kali, aku akui aku memang memakai narkoboy, tapi itu semua karena penglihatan yang kudapatkan selalu sama, tentang kiamat itu, kita semua tau kiamat akan terjadi, tapi aku takut kitalah yang akan membuat kiamat itu dipercepat terjadinya!!" kata Nukud Darsa akhirnya. Ia bahkan menggigil jika mengingat apa yang ia lihat di dalam penglihatannya.

Gunung-gunung beterbangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 85 SERANGAN PARA SILUMAN

    Jika di tempat Adipati serangan para siluman ikan, maka di tempat Leon ada serangan siluman beruang. Di tempat Melisa ada siluman Api. Semua pahlawan saling memberikan informasi lewat jam HP. "Tenda pengungsian yang dijaga tim Adipati diserang oleh siluman Ikan," kata Asyifa, ia sedang bersama Melisa berjaga di tenda pengungsian yang sama dan melawan siluman Api. "Apa mereka tidak kekurangan orang? Masih banyak pahlawan yang ada di kantor!! Tidak ada serangan apapun di Aliansi, mungkin karena mereka menargetkan para warga!!" sqhut Charlie yang berjaga di kantor Aliansi bersama Marko. "Jangan, kita tidak tau apa rencana para siluman, yang pasti mereka menyerang secara serentak, dan musim yang terjadi di beberapa tempat sungguh berbeda." sahut Melisa, karena ia mendapat kabar kalau di tempat Adipati sedang turun hujan badai, sedangkan di tempatnya malah panas sekali, seolah-olah para siluman menurunkan badai sesuai kemampuan mereka. "Benar, ada baiknya kalian tetap berjaga di san

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 86 PENGLIHATAN!!

    Warga tertunduk takut begitu Rama datang, aura yang ia perlihatkan sangatlah kuat. Belum lagi Fatta yang berjalan di belakang Rama menenteng senjata kapak kembarnya dengan tatapan tajam, Fatta tidak suka jika ada yang berani menyahut perkataan Rama. Rama sedang berduka, ia kehilangan banyak orang terdekatnya, kali ini bahkan Leon juga pergi. Jadi Fatta takkan memaafkan siapapun yang berani menyahut!! "Kembalilah ke tenda kalian, siluman bisa menyerang kapan saja." kata Rama lagi, para warga saling tatap. Tak ada yang berani menyahut, kemudian satu persatu dari mereka pergi dari halaman kantor Aliansi. Beberapa pahlawan juga membubarkan diri, kembali ke pos jaga mereka masing-masing. "Paman!!" Zia dan Zakki datang dan langsung memeluk Rama, selama ini mereka Rama titipkan di kantor Aliansi pahlawan. Asyifa tersenyum melihat Rama yang merubah eskpresi murungnya menjadi ceria ketika bertemu Zia dan Zakki. "Paman, jangan sedih, mereka tidak tau apapun sehingga menyakiti hati para pa

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 87 DUA JIWA YANG SATU

    Rama berada di suatu tempat yang gelap, namun beberapa manusia berlalu lalang melewatinya seolah tidak melihat Rama. "Tuan... Tuan..." Seorang pria memakai jubah memanggil Rama, Rama menoleh dan melihatnya melambaikan tangan. Rama menghampiri pria itu perlahan, Rama tidak tau ia berada dimana, yang pasti tempat itu tidak beraturan. Suasana yang tadinya gelap mulai hadir cahaya, kini Rama berada di sebuah kamar, dengan banyak lilin di tepian kamar. "Siapa kau?" tanya Rama. "Tuan, aku Nukud Darsa!!" Nukud Darsa tidak melepas jubahnya, ia berlutut dan memberikan penghormatan kepada Rama. "Mengapa kau berlutut?" tanya Rama kebingungan, jelas Nukud bekerja sama dengan alam Jien, jadi tak ada alasan untuk Nukud Darsa berlutut kepadanya. "Tuan, aku adalah Nukud Darsa, kemampuanku membaca masa depan dan masa lalu..." Nukud Darsa kemudian mengeluarkan dua buah kelereng hitam dan putih. Nukud Darsa menyerahkan kelereng itu kepada Rama, ketika tangan Rama memegang tangan Nuk

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 88 JIWA RAMA

    Flashback ke tahun 701 Masehi "Pelan-pelan... Tarik napas, hembuskan, dorong dengan napas diperut, bukan di leher ya bu napasnya, diperut..." Seorang bidan beranak membantu persalinan ibu Sri yang sedang berjuang melahirkan anak keduanya. Sedangkan pak Bima terlihat mondar-mandir gelisah di gubuk mereka, Jaya yang berumur 5 tahun memegang baju pak Bima. "Pak, apa adikku akan lahir?" tanya Jaya dengan polos. Pak Bima mengangguk dan tersenyum, ia mengelus pelan kepala Jaya, "tentu saja, kamu akan memiliki adik!!" kata pak Bima lagi. "Pak!!" Ibu bidan keluar dari kamar membawa tubuh bayi yang terkulai lemah di tangannya. "Ada apa?" tanya pak Bima dengan sorot wajah khawatir. Ibu bidan tidak banyak bicara, ia hanya menyerahkan tubuh bayi itu kepada pak Bima, "maafkan aku pak, aku tidak bisa membantu banyak!!" kata ibu bidan, ia kemudian berlalu pergi keluar rumah dengan perasaan tak berdaya. Pak Bima menatap bayinya, anak laki-laki yang tidak terlihat bernapas. Ia menghampi

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 89 KEJADIAN SEBENARNYA!!

    Kejadian di tahun 2050 Andonesia "Arkan, kau dimana?" tanya Berta, suaranya terdengar memburu Arkan untuk bergegas. "Aku mengemas semua yang diperlukan, berta apa kau melihat buku catatan kita soal sistem onshop?" Arkan mengapit handphonenya di antara bahu dan telinga sementara tangannya sibuk mencari sesuatu. "Arkan jangan macam-macam, bukankah kau yang membawa buku itu!! Kita sepakat hanya membuat satu catatan agar tidak ada yang bisa men duplikatnya!!" kata Berta gemas. Ia bahkan kesal dan mulai mengikat rambutnya yang tergerai sebahu. "Arkan cepatlah, para dewan akan datang untuk melihat mesin yang kita buat!!" desak Jonas juga. "Beri aku waktu!! Aku harus menemukan buku itu!!" kata Arkan kembali, namun di sela-sela pembicaraannya tiba-tiba ada bayangan melintas. Arkan langsung menghentikan obrolannya di telepon, ja mulai bersikap waspada. Mesin onshop yang ia dan timnya kerjakan belum diketahui oleh siapapun, namun tidak menutup kemungkinan ada yang tau tentang apa yan

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 90 BUKU CATATAN ONSHOP

    "Uhuk!! Uhuk!! Uhuk!!" Nukud Darsa memuntahkan darah, dirinya terlalu banyak menggunakan ilmunya untuk membuka ruang waktu beberapa kali, Nukud Darsa sadar jika ia menggunakan ilmu itu, maka taruhannya adalah umurnya yang berkurang. Nukud Darsa tidak terlalu perduli dengan umurnya kini yang pasti tak ada yang tau tentang kekuatannya ini, ilmu yang diajarkan oleh Nukud Amba murid Nukud terhebat Nukud Barawa yang dihukum mati oleh Raja Saetan. "Nukud Darsa, apa yang terjadi kepadamu?" tanya pelayan Nukud. Nukud Darsa hanya tersenyum tipis. Ia kemudian melepaskan jubahnya dan menggantinya dengan baju biasa. "Jika para Nukud lain mencariku, katakan pada mereka, aku mengikuti perintah mereka, kini aku bahkan tidak bisa menggunakan ilmuku dengan benar," kata Nukud Darsa berbohong, ia menyeka darah dari bibirnya, menepuk bahu pelayan Nukud dan keluar dari ruangan pemurnian diri yang sudah lama ia gunakan. Pelayan Nukud terpaku dengan sikap tenang Nukud Darsa, Nukud Darsa bersi

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 91 SERANGAN SILUMAN BERUANG LAGI!!

    "Fatta, awas dibelakangmu!!" teriak Lilia. Fatta langsung menoleh dan mengayunkan kapalnya secara bersamaan, "wush!! Kraaaak!!" Siluman Beruang langsung terkena kapak kembar Fatta. "Wush!! Blar!! Blar!!" Lilia dan Baxia membakar siluman beruang yang menyerang mereka. Ketika Rama pergi, siluman beruang menyerang markas Aliansi pahlawan, beberapa warga juga dievakuasi ke bunker bawah kantor Aliansi, sementara pahlawan yang memang berjaga di kantor Aliansi menahan serangan siluman beruang. "Bag!! Big!! Bug!!" Baxia dengan cepat melayangkan pukulannya. "Apa manusia yang menjadi siluman memang sebanyak ini?" kata Marko. "Kau tau lebih banyak manusia busuk ketimbang manusia baik!!" sahut Bram. "Gakgakgakgak!!" Tawa siluman beruang menggema, "kalian belum pernah merasakan hidup seperti kami, kalian enak jadi pahlawan, mendapatkan gaji, makan nikmat, tempat aman!! Sedangkan kami harus berjuang bahkan untuk hidup!! Apa layak kalian bicara dan menyebut kami busuk?!" Cerca siluman

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 92 KEMBALI KE MEKARSARI

    "Bang Rama buku apa ini?" tanya Alan. Rama pulang tiba-tiba, membawa beberapa buku untuk Alan. Alan membuka setiap helai buku yang Rama berikan, namun buku bersampul coklat itu yang membuat Alan penasaran, ada beberapa gambar di buku itu yang membuat Alan tertarik. "Apa kau suka? Itu adalah buku untuk membuat onshop," jelas Rama. Mata Alan langsung berbinar, ia senang ketika mengetahui buku catatan itu untuk membuat onshop. "Benarkah bang? Ini untuk membuat onshop yang mampu mengeluarkan barang unik seperti yang abang Rama keluarkan?" tanya Alan penuh semangat. Rama mengangguk dan tersenyum tipis, sedangkan Jaya menatap Rama penuh rasa curiga. Ia bahkan duduk di depan Rama dan menatapnya dengan serius. "Rama kali ini apa yang akan terjadi?" tanya Jaya, karena terakhir Rama datang pasti ada suatu hal yang terjadi. Rama menatap bingung abangnya itu, "maksud abang? Aku datang hanya untuk memberikan buku kepada Alan," kata Rama lagi, ia bahkan dengan tenang menyesap teh es y

Bab terbaru

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 148 ARASH!!

    Hari kelahiran sang putra Adipati "Oeeeekkkk.... Oeeeekkk!!" suara tangis bayi lelaki menggema di waktu subuh, saat itu hari mulai berganti dari gelap menuju terang. Di hari kelahirannya, burung-burung berkicau riang, angin berhembus dengan tenang. Melisa menatap bayi lelaki yang kini berada di pangkuannya dengan tatapan sayang. "Namamu Arash, artinya cahaya... Ibu harap kau akan menjadi cahaya yang menerangi kegelapan, cahaya yang menghangatkan." Melisa kemudian mencium lembut bayi lelakinya, air mata menetes di pipinya. "Ketahuilah Arash, ibu maupun ayahmu Rama, mencintaimu... Sangat mencintaimu nak!!" kata Melisa, ia begitu lemah, jadi ia memberikan bayi itu kepada Fatta. Melisa kemudian bersandar dan tak lama setelah itu ia menghembuskan napas terakhirnya dengan senyum dan bekas tetesan air matamata di pipinya. "Nona Melisa..." Fatta, Lilia dan Baxia menangis pilu mengantar kepergian dari Melisa. Melisa berjuang dengan sekuat tenaga saat mengandung Arash, karena ke

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 146 PENGORBANAN!!

    Rama menatap Ara tak percaya, bagaimana bisa ia menyegel Raja Iblis di dalam tubuh anaknya yang bahkan belum lahir? Rama akan merasa sangat berdosa kepada anaknya, ia akan menjadi seorang ayah durhaka kepada anaknya, tapi ia harus menyelamatkan orang banyak. Dia harus berkorban!! (Tuan Muda, aku hanya memberikan informasi yang kau butuhkan, apapun keputusanmu itu diluar kendaliku) Ara paham dengan perasaan yang kini menghampiri Rama. "Apa tidak ada cara lain?" tanya Rama dengan genangan airmata yang tertahan di matanya. "Bagaimana anakku akan menjalani harinya dengan jiwa Raja Iblis yang tersegel di dalam tubuhnya?" (Tidak ada waktu lagi Tuan Muda, kekuatan Raja Iblis semakin membesar, jika ia berhasil membentuk tubuhnya maka kau tidak akan bisa melawannya lagi) Ara juga merasakan kesedihan yang Rama rasakan karena mereka terhubung. Rama menatap nanar pusaran darah yang terlihat makin membesar, Rama kemudian mengaktifkan pusaka Naga dan menyerap jiwa Raja Iblis. Dia tidak me

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 145 PENYEGELAN RAJA IBLIS

    "Aku ingin bertemu Yang Mulia..." kata Rama kepada kasim Han, kasim Han terlihat bingung. "Tuan, tadi Yang Mulia berpesan untuk tidak mengganggunya, siapapun dilarang masuk." jelas Kasim Han. "Apa kau tidak bisa mengabarkan kepadanya kalau aku yang datang? Ada hal yang sangat penting yang harus aku laporkan..." kata Rama lagi, meski ia dekat dengan Raja Baskara, Rama tak pernah melanggar batas. Rama tetap menghormati temannya itu sebagai seorang Raja. "Baiklah Tuan Muda, aku akan mencoba memberitahunya..." kata kasim Han lagi, ia kemudian masuk ke dalam untuk melapor. Tidak berapa lama kasim Han keluar, ia terlihat menggelengkan kepalanya. "Tuan Muda, maaf Yang Mulia tidak bisa diganggu, ia hanya berpesan untuk datang ke pestanya malam ini dan kau bisa melapor saat itu..." kata kasim Han, kasim Han jelas mengenal Rama, ia juga tau seberapa dekat Raja Baskara dengan Rama. Namun ia juga tidak bisa memaksakan kehendak Raja Baskara yang saat ini tidak bisa di ganggu. Rama mengang

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 144 PERASAAN TIDAK NYAMAN

    Saat itu Alan sedang menatap dari kejauhan pertemuan Rama dengan pejabat Huang. Setelah beberapa lama akhirnya Rama, Fatta dan Rizal terlihat undur diri. Alan dengan jelas melihat tatapan pejabat Huang sangatlah penuh misteri saat menatap Rama. Bahkan Alan tak pernah menyangka kalau pejabat Huang adalah Raja Iblis yang menyamar. 'Mungkinkah pejabat Huang menyadari siapa bang Rama?' gumam Alan. "Bang Rama!!" tegur Alan ketika ia melihat Rama, Rizal dan Fatta mulai mendekat ke arah tempatnya bersembunyi. "Alan!!" Rama terlihat senang bertemu Alan, "mana Pandu?" tanya Rama setelah menyadari tidak adanya keberadaan Pandu di sekitar Alan. Karena setau Rama, Alan dan Pandu jarang terpisah. "Pandu sedang menjaga seorang gadis, kami hampir menabraknya semalam!! Dan... Ada yang ingin ku bicarakan denganmu bang!!" kata Alan dengan wajah serius. Baru kali ini Rama melihat Alan bicara serius. Artinya ia perlu tempat untuk bicara agar tidak ada yang bisa mendengar, setelah agak menj

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 143 PERTEMUAN RAMA DAN RAJA IBLIS

    Alan menatap gadis yang masih tak sadarkan diri itu, wanita ini memiliki kecantikan yang tidak biasa, riasannya terlihat tebal, karena kini riasan itu mulai luntur membuat wajah cantiknya tak terlihat. Namun Alan masih bisa tau kalau gadis yang kini ada di depannya memiliki wajah yang cantik. "Mengapa kau menatapnya seperti itu?" tanya Pandu. Alan meletakkan jari telunjuknya di bibir, "aku hanya heran apa yang membuatnya ketakutan hingga kabur dalam keadaan seperti ini?" kata Alan dengan suara pelan. Seorang pelayan wanita paruh baya masuk, Alan memintanya untuk membersihkan wanita itu. Setelah wanita paruh baya itu masuk, Alan dan Pandu segera keluar dari kamar. "Apa mungkin ia gadis yang dijual sehingga melarikan diri?" pikir Pandu. "Bisa jadi!! Tapi anehnya ia berlari dari arah hutan, dari mana kira-kira ia kabur?" pikir Alan, belum sempat ia mendapat jawaban dari apa yang ia pikirkan, terdengar suara teriakan dari arah kamar. "Kyyyaaaa!!" Alan dan Pandu masuk k

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 142 TERLAMBAT!!

    Rama, Fatta dan Rizal terlambat datang, ketika sampai di tempat kejadian sudah ada beberapa mayat dan prajurit yang terluka serta ada 4 kereta kuda. "Apa yang terjadi?" tanya Fatta kepada beberapa prajurit yang masih sadar. Namun mereka tak bisa menjawab karena masih terlalu lemah. "Fatta!! Rizal!! berikan ini terlebih dulu kepada mereka!!" kata Rama ketika melihat prajurit itu kesakitan, Fatta dan Rizal lalu bergerak dengan cepat mengobati prajurit yang masih bisa di tolong. "Siiiiinnng!!" Seketika rasa sakit karena tembakan dan sabetan pedang menghilang dari tubuh mereka. Mereka pulih dengan cepat. "Tuan terima kasih!!" Beberapa prajurit mulai menunduk hormat, bahkan Sersan Wawan juga langsung di bawa ke hadapan Rama. Bersyukurlah masih ada detak jantungnya, karena Elixir Healing potion tidak akan bisa menyelamatkan nyawa seseorang yang telah berhenti berdetak. "Glek!! Glek!! Glek!!" Sersan Wawan menghabiskan cairan yang Rama berikan dengan gerakan yang lemah, seketik

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 141 HARI PERAMPOKAN!!

    "Kau yakin ini rumahnya?" tanya Bakrie kepada Danang, Danang mengangguk dengan mantap. "Aku tidak akan melupakan tempat ini, di sinilah aku melihat siluman itu kak Bakrie!!" kata Danang tanpa keraguan. Bukan Bakrie tak percaya, hanya saja titik lokasi pertemuan antara ketuanya dan siluman Harimau juga berada di rumah ini. "Apakah mungkin orang itu adalah siluman Harimau?" gumam Bakrie ragu. "Maksudmu apa kak Bakrie?" tanya Danang bingung, jelas ia mendengar Bakrie mengatakan soal siluman Harimau tadi. "Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Cacao ketika Bakrie akan menyahut. Padahal Bakrie dan Danang sudah berada di tempat paling tersembunyi dan tak terlihat. "Wush!!" Danang sudah akan menyerang Cacao, namun gerakan pemuda itu sangat cepat dan tak terbaca mata biasa. "Wush!!" "Tap!!" "Brught!!" Dengan cepat Danang dijatuhkan oleh Cacao. "Tuan Cacao!! Maafkan kami!!" Bakrie yang mengetahui siapa Cacao langsung berlutut. "Kau mengenalku rupanya?" Cacao m

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 140 DONA

    "Bagaimana dengan persiapan kalian?" tanya Raja Iblis terhadap Badara, pelayannya yang merupakan siluman harimau itu menunduk. "Tuan, kami sedang merencanakan perampokan upeti dari beberapa desa, setelah upeti terkumpul, kita bisa membeli beberapa barang untuk melakukan ritual besar pembangkitanmu!!" jelas Badara."Jangan kecewakan aku Badara, dulu kalian telah gagal melakukan pembangkitanku, cukup satu kali aku memaafkan kecerobohan kalian!!" tegas Raja Iblis, ia mengibas jubahnya dengan kasar. "Tuan, kali ini kami tidak akan membiarkan ritual pembangkitanmu gagal!!" janji siluman Harimau. Mata Raja Iblis berkilat merah, jika marah ia akan semakin lapar, seharusnya ia akan makan 3 hari lagi, namun rasa laparnya semakin hari semakin besar. "Cacao!!" panggil Raja Iblis. Dengan secepat angin Cacao muncul di depan Raja Iblis dengan bersujud. "Tuan!!""Aku merasa lapar, carikan gadis untukku!!" Cacao terkejut, belum ada waktu seminggu dari hari terakhir Raja Iblis makan, ia sudah mu

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 139 MERASA TERSAINGI

    Rizal menunggang kudanya dengan cepat, ia harus segera menyampaikan informasi ini kepada Rama. Rizal hanya membawa bekal seadanya, ia akan memangkas waktu istirahat, karena begitu sampai dan bertemu Rama akan mudah untuk kembali. *** "Alan, apa yang kau lakukan di sini?" tanya pejabat Huang saat mendapati Alan membaca buku yang tidak biasa, buku itu dari masa depan dan diberikan oleh Rama. Alan menutup buku itu dengan tenang, ia sudah membuat sampul pada bagian buku sehingga orang lain tidak akan curiga, namun Alan tidak tau kalau Raja Iblis aka pejabat Huang, telah melihat sebagian isi buku yang Alan baca. "Hanya mengisi waktu sebelum masuk ke kelas, Tuan sendirian?" tanya Alan sopan. Ia selalu menatap takjub pejabat Huang, entah mengapa pejabat Huang selalu bisa membuat orang lain untuk senang berada di dekatnya. Karena pejabat Huang memang menggunakan kemampuan sihirnya agar orang lain menyukainya. "Benar, aku menerima undangan makan dari Raja Baskara. Apa kau mau ikut? Ak

DMCA.com Protection Status