Beranda / CEO / PUTRA sang PEWARIS / Bab 46 | Rasa Balas Budi

Share

Bab 46 | Rasa Balas Budi

Penulis: SenyaSSM
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-07 23:46:54

Mentari pagi masih bertengger dengan anggun, tetapi sebuah ruangan sudah dipenuhi oleh desah dan erangan yang menghasilkan aliran deras keringat, membasahi dua tubuh manusia yang saling tindih menindih.

“Hu-Hugo eumhh ....”

“Apa kamu masih dendam pada Luis, karena dia sudah membunuh calon anak kita?” Devina mengulurkan tangan menyentuh rahang tegas basah Hugo yang sedikit terbuka.

Tubuh indah Devina menggeliat, erangan dahsyat kembali melengking saat jemari kokoh Hugo meraup kasar dadanya yang bergoyang indah. Lelaki itu meremas kasar, lantas melahap sangat rakus.

“Hugo! Aaaah!”

“Aku sangat membenci pria itu, tapi aku juga tidak punya pilihan. Luis pikir, anak yang aku kandung adalah anaknya,

jadi dia membuatku keguguran. Dan dia, malah memberiku uang. Brengsek!” umpat Devina dengan rahang menegang.

Sorot mata Devina memancarkan binar kebencian ketika mengingat, bagaimana wajah iblis Luis sama sekali tak berdosa saat membunuh benih cinta Devina dan Hugo.

Kala itu, Luis memeri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 47 | Pesan Tersirat Kakek Levon

    Kelopak mata yang sempat terpejam dengan bayangan menggelap, perlahan menjadi terang saat Luis membuka mata seiring dengan guncangan pada bahunya. Senyum kecil menghiasi bibir Luis. Terlihat seseorang telah terduduk di sisi brankar rawat lelaki itu.“Alice? Kau di sini?”Di detik itu juga garis lengkung sabit yang sempat melebar menghiasi bibir merah bata Luis, seketika menyusut menjadi seutas garis lurus saat merasakan tusukan benda tumpul di sebelah rahangnya.“Alice, Alice ... buka matamu yang lebar, dan lihat siapa aku.”“Seperti ini?” Kelopak mata Luis benar-benar dibuka selebar yang dia bisa, tetapi sosok itu masih tetap Alice di mata Luis. Sepertinya efek obat bius masih membuat Luis setengah tersadar.Tak jauh dari tempat itu, Frans dan Ronaldo dengan kompak menundukkan kepala sembari mengulum tawa, yang hampir saja pecah.“Kurang lebar!”“Lebih lebarkan lagi.”“Ini sudah lebar! Kurang lebar apa lagi? Kau jangan buat aku emosi.” Sudut bibir Luis berkedut kesal. Hampi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 48 | Aline si Gadis Kecil

    Berhari-hari kehidupan Alice hanya keluar masuk rumah Luis dan kembali lagi ke rumah sakit. Kini Alice tak hanya memiliki satu bayi, melainkan dua.Lelaki yang dulu menginjak-nginjak harga diri Alice, kini berubah menjadi anak kucing yang seakan tak bisa lepas dari induknya.“Aku keringatan, Alice.”“Keringatan? Kau punya tangan kan?” Mendengar balasan ketus Alice, bibir tebal Luis terangkat kesal. Padahal ia hanya ingin Alice lebih dekat dengan Luis.“Bukan itu maksudku. Aku ingin,–”“Tanganmu tidak terluka sama sekali, Luis. Lagi pula nanti sore kita sudah bisa pulang.”“Ada tisu basah di atas meja. Kamu bisa gunakan itu,” imbuh Alice dengan suara tenang tanpa menoleh ke arah sang mantan suami yang sudah memukul-mukul udara kosong.Alice memang sangat-sangatt tidak pekaaa!“Pfttt!”“Apa?! Kau sedang menertawakan apa? Kusumpal juga mulutmu.” sambung sengit Luis pada sang sahabat, yang baru saja terduduk sepuluh menit lalu.Luis tak sadar jika ada tamu tak diundang di ruang

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 49 | Menginginkan Nyawa Alice

    Alice meringis mendengar pertanyaan sang putra. Apalagi saat mata bulat jernih Aline berkaca-kaca, seakan benar-benar menaruh harapan besar pada Alice untuk menjadi sosok ibunya.Memang di mana ibu dari gadis kecil ini?Tubuh diturunkan, hingga setinggi tubuh mungil Aline.“Gadis Cantik, namamu sangat cantik sekali. Pasti mommy-m,–”“Tante mau, ya?” sela Aline penuh harap dengan bibir mengerucut naik, saat rahang kecilnya dibingkai telapak tangan lembut Alice, “Tante mau kan jadi Mommy aku?”Ketika bibir Alice hendak ingin bergerak terbuka, suara tak asing seketika menyelamatkan Alice untuk tak menjawab pertanyaan gadis kecil itu.“Aline!”Gadis cantik itu menoleh ke belakang, “Daddy?”“Ya Tuhan, Daddy mencarimu ke mana-mana, Sayang!” Tubuh jangkung berbalut jas putih itu bergegas turun, lantas menjangkau tubuh mungil sang putri dalam dekapan, “lain kali jangan keluar dari ruangan Daddy, tanpa seizin dari suster kalau Daddy belum kembali. Kau mengerti?”“Aline hanya pergi ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-10
  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 50 | Kenapa Mommy Buta?

    “Kau pikir bisa pergi dariku begitu saja?” “Alice kau milikku. Hanya milikku. Setiap malam aku hanya bisa menghirup aroma menggairahkan dari tubuhmu. Setiap inci tubuhmu, selalu membuatku gila.”Hugo menyeringai di depan layar komputer. Jemarinya terus mengetik kalimat demi kalimat kebencian di atas foto cantik Alice yang tengah tersenyum.Berbagai balasan di situs web online ilegal itu memantul di pantulan mata berkabut gairah kepemilikan Hugo pada sosok Alice, dalam bayangan.“Dulu aku memanfaatkan mereka agar kau bisa berlindung padaku. Tapi, sekarang, kau akan benar-benar mati Alice ... kecuali, kau jadi milikku.”Sebuah kalimat yang baru saja selesai diketik di atas foto Alice, tak segan dikirim dengan desis lirih berat.Menanti-nanti, apa balasan dari sekumpulan akun ‘unknown’, yang menyimpan kebencian di kehidupan mereka.‘Aku ingin memberitahu kalian, kalau saat ini aku sedang hancur. Wanita ini membuat hidupku menggila. Dia menghancurkan hidupku, dan perusahaanku. Sia

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-12
  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 51 | Jangan Menolakku, Alice.

    Jemari Alice terketuk-ketuk di sisi samping kosong kayu bangku yang diduduki. Otaknya sedang tak baik-baik saja. Ia memikirkan keselamatan Gerald, meski banyak anak buah Pietro berjaga.Satu jam lalu, Alice mendapat telepon jika sekolah pertama Gerald di negara ini telah dirusak.Pihak sekolah mengirim bukti, dan beberapa kalimat ancaman yang ditulis di dinding sekolah untuk Alice dan Gerald. Pihak sekolah meminta ganti rugi untuk bangunan sekolah yang rusak, dan beberapa murid taman kanak-kanak yang ketakutan.Untuk menghindari kecurigaan keluarga Pietro, Alice hanya bisa meminta Rose yang pergi dan menangani semuanya.“Semua ini di luar dugaanku. Kenapa mereka bisa tahu aku ada di negara ini?”“... sebenarnya apa salahku? Kenapa mereka begitu membenci aku dan Gerald?” tambahnya dengan nada serak dalam.Tak terasa sudah begitu lama ia termenung di kursi taman seorang diri, sebuah tepukan lembut di bahunya membuat wanita itu menegakkan punggung.“Alice! Kamu tidak masuk? Ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-13
  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 52 | Surat Pembaca Sial

    “Kau milikku, Alice. Hanya milik Luis Pietro ....”Otak Alice mendadak kosong sejak bibir panas Luis menyapu rakus bibir, dan seluruh rongga mulutnya. Gerakan lelaki ini seperti seorang pemangsa yang akhirnya menemukan sang buruan. Luis saat ini sangat liar dan berbahaya.Tengkuk Alice ditekan kuat, seakan tak mengizinkan wanita itu menghindar sedikit pun dari serangan Luis. “Lu-Luis ... cu-cukup.”Luis menggeram dengan kepala menggeleng. “Belum, belum cukup. Bahkan tak akan pernah cukup.”Kepala Alice benar-benar pening. Tubuhnya terus saja menggeliat oleh sentuhan-sentuhan lembut hingga kasar dari tangan besar Luis di permukaan kulit halus Alice, yang telah lepas dari segala jenis kain di tubuh.Akhirnya Alice menarik paksa bibirnya yang mengkilat karena pertukaran ludah panas mereka berdua.“Apa lagi?” protes Luis dengan sorot mata berkabut gairah. Ia ingin kembali menangkap bibir merah Alice, tetapi wanita itu justru memaling muka.“Alice, ayolah. Kau jangan menyiksaku se

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-14
  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 53 | Kedatangan Devina

    “Devina sudah kembali? Sudah sejak kapan wanita itu di sini?” Hanya kalimat itu yang terus berputar-putar di pikiran Alice.Bahu kecil dinginnya bergetar seiring dengan ingatan tentang pesan dalam potongan surat di tangan Luis.“Kenapa Luis tidak mengatakan apa pun padaku?” lirih Alice masih begitu kecewa pada Luis.Mungkinkah apa yang ada di sepotong kertas itu hanya akting mereka berdua untuk menyakiti Alice lagi? Dan ... selama ini Luis sengaja menyembunyikan Devina?“Dasar bajingan!”“Harusnya aku tidak termakan ucapan manis pria itu! Dasar bodoh, bodoh! Dasar kamu bodoh, Alice! Aaagh!” sambung Alice mengumpati dirinya sendiri, karena merasa terlalu polos mempercayai begitu saja perkataan si Luis brengsek.Luis berulang kali mengatakan mencintai Alice. Sedangkan, dalam tiga tahun pernikahan mereka dulu, lelaki itu tak pernah sekali pun menatap Alice. Bagaimana bisa, hanya dalam perpisahan itu ... cinta tumbuh di hati Luis untuk Alice? Sungguh, bodoh!Dan seharusnya Alice sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-15
  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 54 | Sepatu Melayang

    “Kamu harus selamat, Hugo. Harus. Tolong bertahanlah ....”Alice sejak tadi mondar-mandir di depan ruang gawat darurat. Ia menunggu dengan harap-harap cemas, menanti keluarnya petugas medis dari sana.Namun, sayangnya, hingga detik ini bola mata bergetar Alice tak juga menangkap siapa pun, selain angin kosong.“Ya Tuhan, kenapa Hugo harus datang? Harusnya pisau itu menusuk tubuhku, bukan tubuh Hugo ....”“Ini salahku. Salahku,” tambah Alice yang selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian penusukan Hugo.“Nyonya Alice, duduklah dulu. Sejak Tuan Hugo masuk ke ruang gawat darurat Anda sama sekali belum juga duduk.” Alice menoleh, pandangannya seketika terpaku pada sosok Frans. “Anda juga menolak untuk diperiksa.”Astaga, Alice benar-benar lupa jika di sini juga ada Frans.Frans-lah yang membantu Alice untuk membawa Hugo ke rumah sakit. Darah Hugo seperti air mengalir, sangat banyak dan membuat mual. Alice hampir saja jatuh pingsan jika Frans tak segera menggantikan posisi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-16

Bab terbaru

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 100 | (TAMAT) Kebahagiaan Keluarga Kita

    Tiga bulan berlalu.Rintik hujan yang semakin deras meninggalkan genangan di tanah luar rumah sakit, membuat Alice menggigit bibir bawahnya dengan kepala menunduk dalam.Meski bulan demi bulan telah berganti, tapi perasaan sedih masih memenuhi hati dan tak pernah bisa diobati dengan cara apa pun. Banyak orang kehilangan nyawa dalam peperangan antara keluarga Pietro dan Delano saat kematian Dokter Nelson.Dua marga itu terlalu besar dan kuat. Namun, bisnis kotor yang dijalani keluarga Delano selama beberapa dinasti menjadikan keluarga itu benar-benar lenyap setelah kalah dalam pertempuran berdarah dengan keluarga Pietro.Pihak kepolisian telah menangkap seluruh keluarga Delano, termasuk Tuan Hendrick dan Nyonya Hanni.“Alice ....” Kepala Alice terangkat. Ia menoleh pada pusat suara lemah yang memanggil namanya lirih. Di detik itu juga seutas garis lengkung terbentuk di bibir merah Alice, “bagaimana keadaan putra kita? Apa dia baik-baik saja?”Tubuh Alice berbalik sempurna. Ia m

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 99 | Melindungimu

    “Luis!” Suara panggilan itu membuat sang pemilik nama dengan cepat menoleh. Wajah pucat Luis terpampang jelas saat ditatih oleh Frans ketika akan memasuki mobil. “Lepaskan aku!” “Luis, aku sudah menemukan Gerald!” Suara Alice begitu jelas masuk ke telinga dan hati Luis. Luis memberontak dan begitu saja lepas dari penjagaan Frans, lantas mencoba berlari ke arah sang pemilik suara. Namun, langkah lelaki itu seketika terhenti saat melihat siapa yang ada di belakang punggung Alice dan sang putra. “Alice, Gerald!” “Aghh!” jerit Alice tertahan. “Da-Daddyy!” Hugo mencekik leher Alice dengan sebuah lengan dari belakang, sedang Gerald dicekik oleh anak buah Hugo. “Brengsek, lepaskan mereka!” berang Luis dengan menatap penuh aura membunuh. Ia kembali menyeret kakinya untuk mendekati Hugo, dan berusaha mengembalikan kesadaran yang seharusnya sudah lenyap sejak tadi. “Lu-Luis ... jangan mendekat! Hugo menodongkan pistol ke arahmu dari balik punggungku!” kata Alice penuh peringatan di san

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 98 | Keikhlasan Hati Dokter Nelson

    Karena jadwal makan tak teratur dan selama satu minggu Luis tak tidur mencari keberadaan Alice dan Gerald, pula melakukan penghancuran di mana-mana, membuat tubuh lelaki itu mendadak menjadi lemah saat ini. Luis merasakan kram yang begitu menyakitkan di perutnya ketika mendapat pukulan dari Tuan Hendrick.Keringat dingin Luis seketika mengucur deras memenuhi wajah. Ia benar-benar merasa sekujur tubuhnya kesakitan saat ini. Apa benar Luis akan dikalahkan hanya dengan beberapa pukulan saja?Terlihat Tuan Hendrick kembali berlari kencang, tanpa mempedulikan darah yang keluar dari luka tembak di kaki. Lelaki itu mengangkat kaki kanan ke depan, lantas memusatkan ke arah dada Luis. “Mati kau, Luis!”“... kupastikan kau tak akan lagi bisa bertemu dengan istri dan putramu!” pekik Tuan Hendrick penuh dendam.Namun, dengan cepat, tubuh Luis mengguling. Ia memaksa tubuhnya bergerak berdiri, lantas mengubah posisi menjadi di belakang punggung Tuan Hendrick kemudian mengayun lengan untuk

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 97 | Akankah Aku harus Kalah? (Luis)

    “Hendrick!” “Wow, putra Ken Pietro datang lagi ke kediaman keluarga Delano. Kali ini kau ingin menghancurkan apa lagi? Biar aku pribadi yang memberi bukti pada tetua keluarga Pietro, dan memperlihatkan siapa yang memulai peperangan,” tanggap Tuan Hendrick dengan suara mengejek.Lelaki yang lebih muda dari Tuan Hendrick itu memang selalu terlihat garang dan menakutkan, dengan rahang tinggi serta sorot mata tajam melurus mematikan bak busur panah diselimuti api yang diluncurkan pada sasaran target.Terlihat dengan jelas, jika Alice dan Gerald memang kelemahan paling fatal dari seorang Luis Pietro. Tapi, ternyata, kekuatan lelaki muda itu masih saja begitu kuat meski dia seperti kehilangan setengah sayap.Tuan Hendrick tak bisa lagi berpikir, bagaimana jika di samping Luis ada istri dan putranya? Sudah pasti Tuan Hendrick akan dengan mudah dimusnahkan oleh Luis. Tidak, itu tidak boleh terjadi. Nelson harus segera menikahi Alice.“Kau membuat istriku sekarat. Dia sekarang seperti ma

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 96 | Kebaikan Dokter Nelson

    Glock diturunkan perlahan, dengan tatapan dingin Luis melurus ke dada wanita di depannya, yang kini telah benar-benar tersungkur jatuh dengan dada berlumuran darah. “Katakan pada suamimu, dan juga putra doktermu itu, kalau dia tak akan bisa mengeluarkan peluru khususku yang sebentar lagi akan menghancurkan dadamu.” “A-APA?! I-INI TIDAK MUNGKIN. KA-KAMU SANGAT KEJAM, LUIS PIETRO!” *** Satu minggu berlalu. Keadaan bukan bertambah baik, kota Berlin justru sedang dilanda kekhawatiran. Para pebisnis mengalami kemunduran serta kekalahan telak atas kekejaman Luis, yang terus mendapatkan proyek besar serta mengalahkan para rival perusahaan raksasa. Termasuk mendapatkan tender besar yang tengah diperebutkan perusahaan di bawah naungan keluarga besar Delano. Tak hanya orang luar yang kelimpungan, tapi karyawan perusahaan induk dan para pelayan rumah Luis sudah kelelahan dengan sistem kerja gila Luis. Luis tak tidur dan tak makan teratur hanya demi mencari keberadaan Alice dan Gerald yang

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 95 | Membayar Satu Peluru

    “Gerald, ini Daddy! Gerald!” “... kau di mana, Gerald?” “GERALD!” Sejauh apa pun Luis bergerak menghancurkan seisi rumah tua terbengkalai ini dan berteriak sekencang apa pun, nyatanya sang putra kandung tak ada di mana pun. Para anak buah Tuan Hendrick sudah lebih dulu mengamankan Gerald dan Aline, setelah mendapat laporan jikalau salah satu anak buah yang diperintah memata-matai Luis telah ditangkap. “Gerald, ... Ini Daddy, kau ada di mana? Daddy, mohon jawab Daddy!” ulang Luis yang berteriak kian lemah, penuh nada kefrustrasian. Ia merasa tak berdaya sebagai seorang ayah, yang lagi dan lagi, harus gagal menyelamatkan darah dagingnya. “Tuan Luis, saya menemukan ini ... pensil elektrik milik Tuan Kecil!” Kepala tertunduk Luis langsung terangkat saat mendengar suara sang asisten pribadi, “sepertinya Tuan Kecil sengaja menjatuhkan pensil ini untuk memberitahu kita, kalau Tuan Kecil memang sempat disekap di tempat ini.” Frans berhenti tepat di depan Luis. Lelaki itu menyerahkan pe

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 94 | Para Teman Wanita Kakek Levon

    Luis juga melepaskan tali yang mengikat tangan dua bocah yang sepertinya memang seumuran dengan sang putra.Tangan lelaki tampan itu mengusap lembut puncak kepala keduanya, yang seketika langsung menangis kencang.“Hiksss ... terima kasih, Paman Baik. Aku sangat takut pada paman-paman jahat tadi.”“Bokong kami terus dipukul oleh paman jahat tadi kalau kami sampai menangis dan bersuara. Jadi kami tidak berani menangis. Hiksss! Mamaaaa!”“Ya sama-sama, kalian sekarang sudah aman, sebentar lagi kalian akan bertemu orang tua kalian.”“... bawa dua anak ini ke mobil. Dan antar ke kantor polisi. Frans, seret tubuh anak buah Hendrick untuk menemui putraku. Pastikan dia tidak boleh mati, kalau mati aku akan membunuh seluruh keluarganya.” Lanjut Luis langsung membalik tubuh, dan berjalan tergesa ke arah mobil setelah Frans kembali mengangguk paham akan tugasnya.“Doa anti bujang lapuk apanya, kalian saja sudah jadi daging panggang!” cibir Frans sebelum meninggalkan tempat itu. Dia me

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 93 | Ledakan Hebat

    Dua penculik tadi telah bangkit berdiri, dan berjalan sembari sesekali mengerang bercampur desisan mendekati keberadaan para koper uang. Satu persatu koper uang mulai diperiksa dengan sorot mata penuh keserakahan. Begitu pun dengan tumpukan uang dolar dari atas ke tumpukan paling bawah, yang tanpa sadar mereka tengah berada dalam rencana Luis. Setelah lamanya memastikan seluruh uang-uang di sana, dua orang itu bangkit berdiri lantas kembali berjalan mendekati sang ketua. “Kita bisa segera pergi, Bos. Mereka ternyata menuruti perintah kita,” bisik salah satu dari dua orang itu. Tambahan anggukan dari mereka berdua membawa senyum sumringah sang ketua. Sebuah tepuk tangan tunggal membawa seorang dari komplotan mereka muncul dari sebuah mobil dengan memanggul dua tubuh anak kecil dengan kepala yang ditutupi kain hitam. “Katamu kau hanya tiga orang, hah?!” sengit Frans ingin maju mengayun kepalan tangan, tapi dengan cepat ditahan Luis, yang membuat Frans mau tak mau kembali melangkah

  • PUTRA sang PEWARIS   Bab 92 | Siapa Kakekmu?

    “Tuan Luis, mereka datang.” “Cepat keluar sesuai rencana.” Luis membalas dengan mata tajam tak berpindah sedikit pun dari kaca mobil sisi tubuhnya. Langit telah gelap, angin mendadak begitu kencang. Tiba-tiba hati Luis tak tenang. Entah karena apa, tapi fokusnya benar-benar sedang sedikit kacau saat ini. Frans menoleh cemas pada sang tuan yang mendadak terdengar menggeram dengan tangan menekan dada. “Apa yang terjadi pada, Tuan Muda? Apa perlu saya bawa Tuan ke rumah sakit?” “Bodoh! Istri dan putraku sekarang berada di bawah ancaman, dan kau memintaku bersantai di rumah sakit? Ingin kupenggal kepalamu?” “... dadaku tiba-tiba sesak. Kau keluarlah dulu. Aku akan menyusulmu sebentar lagi.” Perkataan dan omelan Luis membawa anggukan kepala takut-takut Frans yang bergerak patuh. Sebelum benar-benar dipenggal, lebih baik Frans memilih jalan aman. Kabur. Empat koper hitam sudah terlihat dibawa keluar oleh anak buah keluarga Pietro dari mobil lain. Frans pun ikut bergegas keluar. Lela

DMCA.com Protection Status