Share

Chapter 27

Author: ann peonysue
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ruangan itu terasa begitu sepi, hanya bersuarakan tabung oksigen dan mesin pendeteksi jantung di sampingnya. Wanita itu masih setia memejamkan matanya, menyembunyikan mata coklat indahnya kepada semua orang.

Pasangan suami istri yang sudah berumur itu kemudian masuk untuk membuat kehidupan di dalam ruangan tersebut. Sang isri tak henti-hentinya menitihkan air mata. Ia tak tega melihat sang putri terbaring tak berdaya di sana. Hatinya begitu terluka. Sedangkan sang suami hanya mampu menguatkan sang istri dengan terus mendekap di sampingnya.

Anak itu tak seperti ini. Anak itu selalu penuh dengan ceria, selalu penuh dengan semangat yang menggebuh-gebuh, namun dalam satu waktu, anak itu berubah menjadi pemurung, tanpa semangat, sampai pada akhirnya melakukan hal tak terduga yang membuatnya terbaring tak berdaya seperti ini.

“Sayang,” ucap sang istri pada sang suami “Apa yang harus kita lakukan?”

Entah.

Mereka hanya harus bersaba

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 28

    Lynelle memilih untuk tetap berada di sana tanpa ada niat beranjak sedetikpun. Matanya tak pernah bosan menatap wanita yang sudah mulai berumur itu dan tangan kecilnya setia menggenggam tangan keriput wanita di hadapannya.Madam Altha masih memejamkan matanya sejak di pindahkan dari ruang ICU tadi. Lynelle memilih untuk tetap berada di sana sampai madam Altha kembali membuka matanya.Dalam kamar inap yang cukup besar—atas pintah Matthew—ini hanya ada dirinya dan madam Altha. Bibi Zoe kembali ke rumahnya yang sangat kebetulan tak cukup jauh dari rumah sakit untuk mengambil beberapa keperluan menginap, sedangkan Matthew keluar sebentar untuk berbincang dengan doker Agler.Sejam kemudian, pintu kamar inap madam Altha terbuka dan menampakkan Matthew di sana. Pria itu tersenyum kepada Lynelle yang berbalik melihatnya sejenak lalu kembali ke posisinya semula.“Akan ku antar kau pulang begitu bibi Zoe telah tiba” ucap Matthew lembut dan b

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 29

    Belva benar-benar tak bisa membuat Matthew melangkah dengan bebas. Kemarin dirinya tak menampakkan diri seharian sebab harus kembali ke Edensor untuk acara perpisahan, yang berujung membuat Belva kembali mengamuk dan membabi buta seperti orang kesurupan. Ya, Matthew bersama dengan timnya resmi menyelesaikan tugas dan kembali di rumah sakit. Ini lebih cepat dari dugaannya.Dengan bujukan tuan Brams, Matthew dengan terpaksa kembali melangkahkan kakinya menuju ruangan Belva dan berakhir kembali terkurung disana.“Apa ponselmu lebih menarik dari pada aku?” tanya Belva dengan nada kesalnya.Matthew kembali menyimpan ponselnya di saku celananya, ia hanya terdiam tanpa ada niatan menjawab pertanyaan Belva yang membuat wanita itu kembali mendengus tak senang.“Kau pasti tengah menghubungi gadis itu bukan?”Hening dari Matthew.“Bahkan dengan keadaanku yang seperti ini kau tetap tak berpaling kepadaku?”&ldquo

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 30

    “Kejar! Cepat”Matthew merasa linglung saat ini. Ia bingung harus membawa dirinya kemana. kembali menolong Lynelle yang terjatuh atau kembali mengejar Belva yang sudah hilang dari jangkauan pandangannya.BRAK!!!Matthew terlambat.Perasaannya kembali berkecamuk saat mendengar suara tabrakan itu dan mendengar jeritan syok orang-orang di sekitarnya.Oh tidak.Matthew bergerak cepat dan menuju ke tempat kejadian dan benar saja. Sial!(.)Lynelle hanya mampu terdiam dan duduk tak berdaya di sana. Ia merasa asing dan canggung juga ketakutan. Lalu masalah apa yang akan ia hadapi setelah ini? Lynelle tak banyak bergerak, hanya mampu menunduk dan mengandalkan pendengarannya untuk memahami pergerakan di sekitarnya. Bahkan saat dokter keluar dari ruang darurat, Lynelle masih tetap berada di sana.“Ly..” panggil Matthew

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 31

    Benneth hampir saja menyemburkan blue ocean-nya saat Lynelle dengan santainya mengatakan bahwa dirinya akan menikah 2 bulan lagi. “Hey, pelan-pelan” Lynelle menyodorkan tisu kepada Benneth yang di ambilnya dan langsung menyeka bibirnya. “Kau?! Yang benar saja” ucapnya tak terima. “Nelle, aku tak tahu apa yang terjadi tapi, bukan kah ini terlalu cepat? Lalu bagaimana dengan Matthew?” “Kenapa dengan dia?”“Dia.. kalian.. ku pikir..” Lynelle hanya menggeleng. “Biarkan dia dengan dunianya. Kita sudah berjalan masing-masing selama 3 bulan terakhir ini. Lagi pula bukannya aku tak menganggapnya, dia tetap seperti kakakku” Saat ini Lynelle tengah berada di mini kafe bersama Benneth yang terletak di Headington dengan pemandangannya yang sangat sejuk. Mereka baru saja mendatangi kampus Benneth sebelumnya untuk melihat-lihat atas perintah Lynelle sebab dalam perjalanan mereka sedikit bingung harus kemana dan Benneth bercerita tentang masa kul

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 32

    “Bagaimana kabarmu Matt?” Lynelle membuka suara terlebih dahulu.“Aku merindukanmu”Jangan..“Kau tak merindukanku Ly?”“Tentu saja. Cukup lama kita tak bertukar kabar dan ini untuk pertama kalinya lagi aku melihatmu setelah setengah tahun lebih lamanya sejak terakhir betemu denganmu”“Kau masih bekerja di toko roti?”“Iya, tapi hari ini toko sedang tutup. Tuan Ethan Noah sedang mengantar Nyonya Alda ke rumah sakit untuk check up”Matthew mengangguk dan keheningan kembali terjadi di antara mereka.“Ly, maafkan aku yang jarang memberimu kabar, aku—““Tak masalah Matt. Lagipula aku juga sempat kehilangan ponsel dan baru menggantinya beberapa hari kemarin, aku juga nomor baru”“Tapi sebelumnya aku sudah jarang memberimu kabar, sangat jarang. Maafkan aku.”“Tak perlu minta maaf. Aku bisa mengerti,

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 33

    Carl dan Belva memutuskan untuk menunggu keadaan Matthew di luar begitu Matthew sudah di tangani oleh Carl dan tengah di infus dalam kamarnya. Mereka juga membersihkan rumah Matthew yang begitu berantakan.“Aku akan turun sebentar untuk membuang ini” ucap Carl pada Belva yang tengah mencuci piring. Belva hanya memberi anggukan tanpa membalikkan badannya.Setelah membereskan piring, Belva beralih menuju pakaian kotor Matthew dan mulai mencucinya, tak banyak, hanya pakaian yang berhamburan tadi dan celana training yang Matthew pakai sebelumnya.Belva menyenderkan dirinya pada tembok kamar mandi sembari berjongkok sedangkan pakaian tadi ia rendam dalam bathtub dan senangaja ia diamkan sesaat. Belva masih terpikirkan akan kejadian sejam yang lalu yang membuatnya menghela napas berat dan menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangan.5 menit dalam keheningan tiba-tiba suara dentuman seperti sesuatu yang jatuh membuatnya terkejut dan langsung beranjak

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 34

    Panik menyerang Lynelle. Ia bingung harus berbuat apa, ia bahkan tak tahu sedang berada di mana. Jika sekarang ia berada di rumah Matthew, yang ia perlukan hanya mencari pertolongan di luar dan kembali menuju Edensor.Dengan pelan Lynelle mulai memindahkan tangan Matthew yang melingkar di pinggangnya lalu bergerak dengan pelan untuk keluar dari sana.“Mansion?”Lynelle cukup tahu jika ini bukan hanya sekedar rumah mewah biasa. Dengan desain elegan dan cukup luas dari rumah mewah biasa, membuat Lynelle sedikit kehilangan arah untuk menemukan pintu utama.Lynelle mulai berlari tanpa alas kaki menuruni tangga agar tak membuat kebisingan.Ia harus bergerak cepat sebelumMathew bangun dan menyadari ketidakhadirannya.Setiap pintu dengan model dan ukuran yang hampir sama ia buka.Kolam renang.Taman.Perpustakaan.Ruang pribadi.Namun tepat pada pintu terakhir yang b

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 35

    “Halo? Ini dengan siapa?”Jantung Lynelle mulai berpacu tak karuan tepat saat Noah mengangkat telponnya. Ia sangat ketakutan dan airmatanya kembali turun membasahi pipinya.“Noah, ini aku Lynelle!” ucapnya sambil berbisik dan menahan isakaknya. Ia tak boleh berisik agar Matthew tak menyadarinya.“LYNELLE?”“Noah, hiks.. Noah tolong aku.. aku tak tahu berada di mana sekarang”“Lynelle!! Hah..!! tenang Ly.. ucapkan dengan pelan hal-hal di sekitarmu yang bisa menjadi patokan”“Hiks.. ak-akuu tak tahu di mana ini. Orang-orang disini tak menggunakan bahasa Inggris. Mereka menggunakan bahasa lain yang takaku pahami”“Baiklah, ada lagi?sekitaran rumah, bagaimana?”“A---aku.. rumah ini—bukan, ini mansion. Aku tak bisa melihat apapun sebab lahan hijaunya begitu luas. Lalu… lalu—eum.. gerbangnya cukup&mda

Latest chapter

  • PRISONER of HEAVEN   Epilog

    2 tahun kemudian...Rutinitas Lynelle kembali bertambah setelah menjadi istri dari seorang dokter dan pembisnis ternama, Matthew Flint, membuat dirinya sedikit lebih repot dari biasanya. Jam kecil di atas nakas masih menunjukkan pukul 5 pagi namun Lynelle harus memaksakan dirinya untuk bangun dan mulai menyibukkan dirinya.Dimulai dengan membereskan rumah, mencuci piring dan pakaian. Begitu jam menunjukkan pukul 6 pagi, Lynelle kembali ke kamar dan membangunkan Matthew untuk bersiap-siap berangkat kerja. Begitu Matthew sudah terbangun, Lynelle kembali menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.Bertepatan saat sarapan sudah selesai, Matthew sudah siap dengan pakaian formalnya dan kembali sibuk dengan ponselnya untuk melihat jadwal hari ini.“Kau akan pulang malam lagi?” tanya Lynelle,“Heum”Heum?Lynelle melihat ke arah Matthew yang masih sibuk dengan ponselnya. “Aku harus menunggumu atau tida

  • PRISONER of HEAVEN   Ending ; Chapter 63

    Disinilah Lynelle yang duduk berhadapan dengan Belva yang tengah meneguk cola-nya dengan begitu anggun sedang Matthew tengah memesan makanan untuk dirinya dan Lynelle. Lynelle berusaha mengedalikan ekspresinya namun tak bisa di pungkiri jika sampai detik ini ia masih merasa kesal dengan kehadiran Belva.Cih, perjalanan yang memakan waktu cukup lama apanya? ini tak sampai 30 enit dari apartementku dan lagi, KENAPA HARUS ADA WANITA INI?! Seperti itulah jeritan isi hati Lynelle yang tak bisa ia suarakan.Belva yang tahu jika Lynelle akan memberinya tatapan tajam, bersikap enteng dan tetap memberikan senyum manisnya sekalipun Lynelle tetap tak merubah ekspresinya.“Kenapa kau ada disini?” ucap Lynelle pada akhirnya. Ia sudah tak bisa menahannya dan kalimat itu sudah berada di ujung lidahnya jadi seklaian saja ia keluarkan.Alih-alih langsung menjawab, Belva terlebih dahulu memakan kentang gorengnya dan menyuap 1 gigitan besar burger kedal

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 62

    Kedua insan itu saling menyalurkan kehangatan melalui dekapan erat mereka dan selimut tebal menutupi tubuh polos mereka tanpa sehelai benang pun. Lynelle mengelus pelan rambut hitam legam milik Matthew yang sudah mulai memanjang. Lynelle terkekeh begitu Matthew mengendus pada dadanya untuk mencari kehangatan.“Kau tidak akan bangun?” tanya Lynelle. Matthew hanya memberikan gumaman tidak sejelas lalu mengeratkan pelukannya.“Matthew, bolehkah aku bertanya?”Tak mendapatkan jawaban apapun dari Matthew, Lynelle kembali melanjutkan pertanyaannya. “Kemarin, saat makan siang dengan ibumu, beliau sempat berkata bahwa dia bukan ibu kandungmu” Lynelle menjilat bibirnya yang kering sembari memainkan rambut Matthew. Matthew sendiri pun masih tak berkomentar apapun membuatnya kembali berbicara, “Boleh aku tahu apa yang terjadi?”“Aku sepertinya belum tahu banyak tentangmu, jadi—““Mau ku cei

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 61

    Matt_ofLy, dimana?myloveLYsedang di belakang panggungnanti kuhubungi lagi“Wah, sepertinya acara peluncurannya sangat ramai sampai-sampai dia sesibuk itu” ucap Matthew sembari menatap ponselnya dengan chat terakhir dari Lynelle di sana.Ia lalu beralih ke menu kontak dan tanpa ragu mencoba menghubungi seseorang disana.“’Allo”“Halo bu, apakah acaranya sudah mulai?”“Eum sebentar lagi, ibu sedang menuju kesana. Ada apa sayangku?”Matthew mengulum senyumnya sebentar. Tiba-tiba saja ia merasa malu tanpa sebab padahal ia sudah membicaraka soal ini dengan Dwyne jauh-jauh hari.“Bu, ingatkan..”“Ahahaha, tentu saja. Kau seantusias itu?”Matthew mengangguk walaupun ia tahu Dwyne tak bisa melihat gerakannya, “Tentu saja. Ini hal yan

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 60

    Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 tengah malam dan Belva baru saja selesai dengan semua pekerjaanya. Rumah sakit sudah sepi pada jam seperti ini tentunya namun sebuah langkah sepatu membuat Belva membeku sejenak menatap pintu ruangannya yang tak tertutup menanti dengan was-was siapa yang berkeliaran di area ruangannya pada jam seperti ini.“Wajahmu tegang sekali” ucap seseorang yang berada di ambang pintu sana membuat Belva menghela napasnya yang sedari tadi ia tahan dengan lega.Jujur saja ia sedikit ketakutan karena banyak cerita-cerita mistis yang beredar akhir-akhir ini membuat bulu kuduknya merinding walaupun ia bisa terbilang sering pulang larut.“Ku pikir siapa, ternyata kau” balas Belva sembari sibuk membereskan barang-barangnya lalu menghampiri pria tersebut yang masih beridiri di posisi yang sama.“Kenapa kau masih ke sini?”“Kau bilang akan pulang lebih telat”“Kau benar-benar me

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 59

    “Ck!”Decihan itu terdengar untuk kesekian kalinya membuat Lynelle akhirnya menyerah dan menatap malas ke arah pria yang sudah menginjak usia kepala 3 di hadapannya. Menampilkan ekpresi cemberut sejak kemarin membuat Lynelle bertanya-tanya apakah pria itu tak lelah memasang ekpresi seperti itu?Bayangkan saja bagaimana lelahnya mengerucutkan bibir selama 2 hari berturut-turut.“Hah!”Lagi, pria itu membuat suara-suara yang di sengaja agar membuat Lynelle peka dan atensi Lynelle tertuju padanya.“Kau tak lelah seperti itu?”“Tak tahu”Jangan lupa dengan balasan yang sama selama 2 hari setiap di ajak berkomunikasi. Lynelle memijat pelipisnya, kelakuan Matthew benar-benar membuatnya pening sejak kejadian dimana ia menggunakan ponsel Carl untuk berkomunikasi sejenak dengan sahabat-sahabatnya sekedar saling berkenalan dan berujung Lynelle mendapat banyak gombalan membuat Matthew merajuk b

  • PRISONER of HEAVEN   Belong You ; Chapter 58

    “Lynelle..”“Kau tahu. Ia melakukan hal yang fatal sebab tak menerima kenyataan tersebut. Ia menculikku, melukaiku dengan begitu hebatnya sampai rasanya aku ingin mengutuk dunia setiap harinya. Aku ingin mengutuk langit yang terlihat cerah sedangkan aku kesulitan untuk bernapas bebas dalam penjara indah yang ia bangun”“Lynelle maafkan aku. Bukan seperti itu maksudku”“Lalu kau tahu yang paling lucu namun mampu membuatku merasa lebih mati dari sebelumnya saat ia melukaiku? Yaitu saat aku mencoba untuk menerima semua, berdamai dengan semua. Aku kehilangan janinku dan dia membuangku, memulangkanku setelah kejadian itu.” Lynelle memberikan senyum pahit di sela tangisannya, “Bukankah seperti ia sudah tak membutuhkanku lagi?” Matthew menggeleng dengan cepat. Hal itu sudah sangat melenceng, ia tak pernah berpikir untuk seperti itu. Matthew membawa tangan Lynelle pada bibirnya dan mengecupnya berkali-kali. “Jangan berpikir demikian Ly, sedikitpun aku tak pernah ber

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 57

    Matthew memarkirkan mobilnya tepat di seberang butik Lynelle dan menunggu di sana. Sudah setengah jam berlalu namun ia tak mendapatkan apapun di sana. Sosok Lynelle yang ia nanti menampakkan diri masih tak tertangkap netranya barang sekilas saja.Sepertinya ini sia-sia, pikirnya.Namun Matthew mencoba untuk menunggu lebih lama lagi hingga 1 jam lewat ia habiskan dia sana menunggu Lynelle yang masih tak kunjung nampak pada akhirnya membuatnya menyerah dan dengan sedikit lesu berisap untuk meninggalkan tempatnya.Akan tetapi, baru saja Matthew menyalakan mesin mobilnya, seorang wanita keluar yang Matthew kenal sebagai Lynelle, berjalan sedikit terburu-buru di ujung sana dan hendak menyebrangi jalan. Mengetahui itu, Matthew merasa deg-degan tanpa sebab dan sedikit menunduk untuk bersembunyi begitu Lynelle telah menyebrangi jalan untuk menuju café yang berada tak begitu jauh di tempat Matthew memarkirkan mobilnya.Matthew kembali menunggu cuku

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 56

    Selagi Lynelle berperang dengan batinnya, Carl beranjak sebentar dan kembali dengan sebucket besar bunga mawar biru yang lalu ia sodorkan kepada Lynelle. Lynelle menerima bunga tersebut dan menatap Carl yang kembali duduk di posisinya.“Selama ini setiap bucket bunga besar yang kau terima itu bukan dariku melainkan dari Matthew”Kali ini tenggorokan Lynelle terasa tercekik tatkala ia berusaha untuk tidak meneteskan airmata lagi. Namun setiap fakta yang Carl ucapkan membuatnya mengalah dan membiarkan tetes demi tetes airmata itu turun membasahi wajahnya yang berekspresi datar.“Mulai dari aku yang mengajakmu ke wahana bermain saat tahun baru, memberimu bucket bunga pertama di hari uang tahumu 2 tahun yang lalu, setahun yang lalu dan sekarang, mengajakmu berkencan setiap hari sabu dan minggu, hadiah natal yang salah satunya merupakan hadiah dari Matthew, bucket bunga untuk butikmu, bahkan butik milikmu sebenarnya saran dari Matthew. Semua itu, di

DMCA.com Protection Status