DrrtDrrtPonsel Rindy bergetar saat sedang berbicara serius dengan orang tuanya."Maaf pa,ma Rindy jawab telfon dulu.?"Ucap Rindy berpamitan untuk menerima panggilan seluler miliknya."Zydan.?"monolog Rindy."Halo Zy ?"sapa Rindy."Kamu dimana Ndy ? Aku sudah dirumah."tanya Zydan."Aku dan anak-anak lagi dirumah papa Zy,sebentar lagi kita pulang ya.?""Oke, aku tunggu dirumah atau mau aku jemput.?"tawar Zydan."Nggak usah Zy, biar aku dan anak-anak naik taksi aja. kamu istirahat aja dulu pasti kamu juga masih capek kan.?"tolak halus Rindy."Ouh ya udah, aku tunggu di rumah ya ?Bye""Bye ?"balas Rindy lalu memutus sambungan telepon."Zydan ya Ndy.?"tanya bu Rina dari arah belakang Rindy."Eh iya maa. Zydan sudah dirumah.""Rindy pulang dulu ya ma. Nanti Rindy kesini lagi jenguk papa dan mama."Iya nak ,pulanglah biar suamimu tidak khawatir.?"tukas sang ibu bijaksana."Papa gimana ma.?"tanya Rindy cemas kalau papanya akan melarangnya pulang."Papa lagi terima telfon di ruang kerjanya.
40 hari setelah kepergian Pak Bagas untuk selamanya masih menyisakan duka yang mendalam bagi bu Rina dan Rindy.Selama 40 hari itu juga Rindy dan putri kembarnya menginap di rumah mamanya untuk menemani beliau. Sementara Zydan tetap sibuk dengan aktifitasnya yang masih menjadi teka-teki bagi Rindy."Kamu jadi pulang hari ini Ndy.?" tanya Zydan melalui sambungan telfon."Aku masih berat ninggalin mama sendiri di rumah Zy , meski pun ada mbak Sri dan Pak Darto yang nemenin mama. Tetap aja aku masih belum yakin ninggalin mama." jawab Rindy menjelaskan alasannya yang menunda untuk pulang."Ya sudah nggak apa-apa,kamu disitu aja dulu sampai mama benar-benar stabil.""Hari ini aku ada pekerjaan ke Bandung Ndy, kemungkinan selama 2 hari aja." ucap Zydan bertujuan pamit."Iya Zy, makasih atas pengertianmu" ucap Rindy."Nanti aku transfer uang ke rekening kamu." ucap Zydan sebelum mengakhiri pembicaraan."Apa yang menelfon itu Zydan.?" tanya bu Rina yang sudah berdiri di depan pintu kamar Rindy
Aku Rindy seorang ibu rumah tangga yang mempunyai 2 orang putri kembar bernama Sabira dan Nabira. Mereka baru saja merayakan ulang tahun yang ke 5 beberapa hari yang lalu. Dan di moment ulang tahun itu juga aku baru mengetahui pekerjaan suamiku yang selama ini dia tutupi.Suamiku bernama Zydan Al Farizi,aku biasa memanggil nya Zydan. Bukan bermaksud tidak sopan menyebut namanya mungkin karena usia kami yang tidak terpaut jauh. Zydan yang tahun ini genap berusia 25 tahun dan aku 24 tahun."Sayang ?" Aku pergi dulu ya mendadak bosku menyuruhku menemuinya di cafe Kemang." ucap Zydan suami dari Rindy."Lho masa kamu mau ninggalin acara ulang tahun anak anak yang bahkan belum di mulai? Nanti mereka pasti sedih kalau kamu nggak nemenin mereka Zy""Kamu bilang aja ke mereka nanti sepulang menemui bosku,aku akan membawakan mereka hadiah yang istimewa. Sudah yaa aku harus berangkat sekarang ! Seru Zydan berpamitan."Sebenarnya pekerjaan apa yang sedang kamu tekuni Zy? Tiap kali aku tanya kamu s
40 hari setelah kepergian Pak Bagas untuk selamanya masih menyisakan duka yang mendalam bagi bu Rina dan Rindy.Selama 40 hari itu juga Rindy dan putri kembarnya menginap di rumah mamanya untuk menemani beliau. Sementara Zydan tetap sibuk dengan aktifitasnya yang masih menjadi teka-teki bagi Rindy."Kamu jadi pulang hari ini Ndy.?" tanya Zydan melalui sambungan telfon."Aku masih berat ninggalin mama sendiri di rumah Zy , meski pun ada mbak Sri dan Pak Darto yang nemenin mama. Tetap aja aku masih belum yakin ninggalin mama." jawab Rindy menjelaskan alasannya yang menunda untuk pulang."Ya sudah nggak apa-apa,kamu disitu aja dulu sampai mama benar-benar stabil.""Hari ini aku ada pekerjaan ke Bandung Ndy, kemungkinan selama 2 hari aja." ucap Zydan bertujuan pamit."Iya Zy, makasih atas pengertianmu" ucap Rindy."Nanti aku transfer uang ke rekening kamu." ucap Zydan sebelum mengakhiri pembicaraan."Apa yang menelfon itu Zydan.?" tanya bu Rina yang sudah berdiri di depan pintu kamar Rindy
DrrtDrrtPonsel Rindy bergetar saat sedang berbicara serius dengan orang tuanya."Maaf pa,ma Rindy jawab telfon dulu.?"Ucap Rindy berpamitan untuk menerima panggilan seluler miliknya."Zydan.?"monolog Rindy."Halo Zy ?"sapa Rindy."Kamu dimana Ndy ? Aku sudah dirumah."tanya Zydan."Aku dan anak-anak lagi dirumah papa Zy,sebentar lagi kita pulang ya.?""Oke, aku tunggu dirumah atau mau aku jemput.?"tawar Zydan."Nggak usah Zy, biar aku dan anak-anak naik taksi aja. kamu istirahat aja dulu pasti kamu juga masih capek kan.?"tolak halus Rindy."Ouh ya udah, aku tunggu di rumah ya ?Bye""Bye ?"balas Rindy lalu memutus sambungan telepon."Zydan ya Ndy.?"tanya bu Rina dari arah belakang Rindy."Eh iya maa. Zydan sudah dirumah.""Rindy pulang dulu ya ma. Nanti Rindy kesini lagi jenguk papa dan mama."Iya nak ,pulanglah biar suamimu tidak khawatir.?"tukas sang ibu bijaksana."Papa gimana ma.?"tanya Rindy cemas kalau papanya akan melarangnya pulang."Papa lagi terima telfon di ruang kerjanya.
Setahun berlalu begitu cepat setelah kepergian pak Bagas untuk selamanya.Bu Rina yang memilih untuk melanjutkan perjuangan almarhum suaminya mengurus perusahaan yang sedang berkembang pesat , pun semakin banyak mendapat keuntungan.Sampai pada suatu hari perusahaan batu bara peninggalan almarhum suaminya melakukan kerjasama dengan sebuah perusahaan ekspor impor milik suami Shakila kekasih gelap Zydan yang tak lain adalah menantunya."Bagaimana pak Suseno, apa bisa kita bertemu siang ini untuk membicarakan lanjutan kerjasama yang akan kita jalani.?" tanya bu Rina melalui sambungan telfon."Boleh bu , dengan senang hati saya akan menemui bu Rina.!" sahut Suseno."Oke terimakasih pak Suseno,nanti saya share lokasi pertemuan kita pak.!" jawab bu Rina dan memutus sambungan telfon.Ini bukan pengalaman baru bagi bu Rina menemui klien sebab sebelum menikah dengan almarhum suaminya, bu Rina juga merupakan seorang wanita karir yang memilih berhenti untuk mengurus keluarganya sesuai permintaan
Aku Rindy seorang ibu rumah tangga yang mempunyai 2 orang putri kembar bernama Sabira dan Nabira. Mereka baru saja merayakan ulang tahun yang ke 5 beberapa hari yang lalu. Dan di moment ulang tahun itu juga aku baru mengetahui pekerjaan suamiku yang selama ini dia tutupi.Suamiku bernama Zydan Al Farizi,aku biasa memanggil nya Zydan. Bukan bermaksud tidak sopan menyebut namanya mungkin karena usia kami yang tidak terpaut jauh. Zydan yang tahun ini genap berusia 25 tahun dan aku 24 tahun."Sayang ?" Aku pergi dulu ya mendadak bosku menyuruhku menemuinya di cafe Kemang." ucap Zydan suami dari Rindy."Lho masa kamu mau ninggalin acara ulang tahun anak anak yang bahkan belum di mulai? Nanti mereka pasti sedih kalau kamu nggak nemenin mereka Zy""Kamu bilang aja ke mereka nanti sepulang menemui bosku,aku akan membawakan mereka hadiah yang istimewa. Sudah yaa aku harus berangkat sekarang ! Seru Zydan berpamitan."Sebenarnya pekerjaan apa yang sedang kamu tekuni Zy? Tiap kali aku tanya kamu s