Beranda / Romansa / PRAS, and his destiny / Part 35. Alexander

Share

Part 35. Alexander

Penulis: Rianievy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-04 08:54:15

(Percakapan sesungguhnya dengan bahasa inggris) 

"Aw!" jerit Laurent saat ia tak sengaja mengiris jari telunjuknya dengan pisau saat ia memotong bawang bombay untuk membuat masakan. Ia meringis, berjalan bergegas ke bak cuci dan menyiram luka itu dengan air keran. 

"Ada apa, Mom?!" suara dari arah ruang keluarga rumah mewah itu terdengar berjalan mendekat. Laurent hanya tersenyum sambil menunjukan jarinya yang terluka. 

"Tunggu, Mom, aku ambil kotak obat. Jangan beranjak Mom!" perintah remaja enam belas tahun itu. Laurent hanya mengangguk. 

Alexander sudah beranjak remaja, begitu gagah dan tampan. Walau bukan anak kandung Pras dan Laurent, namun, wajah Alex begitu mirip de

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
@gothil
menunggu kisah Alex makasih mba evi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PRAS, and his destiny   Part 36. Cibiran

    Alex duduk di kursi pelataran sekolah, suasana sedang ramai karena ada pertandingan basket dan pemandu sorak nasional. Sekolahnya menjadi tuan rumah dalam kegiatan tersebut. Tatapannya tak lepas mengarah ke Lily yang sedang menjajakan makanan ringan. Murid sekolahnya memang di minta untuk terlibat di kegiatan tersebut, ada yang menjadi panitia bagian penjualan tiket, souvenir hingga makanan ringan seperti Lily, gadis itu memakai seragam panitia berupa kaos kerah warna ungu dan celana jeans hitam. Tak lupa, ia memakai topi juga.Segerombol pemuda datang menghampiri, mereka ingin membeli cemilan tapi sembari menggoda Lily. Wajah Lily tampak ketakutan, ia bahkan begitu risih. Alex segera beranjak, dengan berjalan santai, ia berteriak menegur ke empat pemuda itu. Jaket sekolah yang dikenakan Alex, menunjukan siapa dia.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-11
  • PRAS, and his destiny   Part. 37 Kegalauan

    Laurent berdiri menatap suaminya yang sedang berlari kecil bersama tiga anjing peliharaannya mengelilingi track olahraga dirumah megah mereka. Sejak semalam, Laurent terus memikirkan banyak hal terkait Alexander, putra semata wayang walau berstatus anak angkat. Hatinya sedih seandainya Alex tau jika ia bukan ibu kandungnya.Semakin jelas terlihat seiring usia Alexander yang beranjak diakhir masa remaja. Ia sudah bercerita kepasa adik iparnya -Aira istri dari Galang- yang tinggal di Indonesia, kegalauannya begitu semakin menjadi-jadi."Rent, akan ada masanya Alex tau siapa dia, kalian tidak akan bisa menutupi hal itu. Sebentar lagi, Alex juga akan meniti kehidupannya sendiri bukan? Kau dan Kakakku harus bisa menghadapi itu."Begitu pendapat Aira, yang dijabarkan melalui balasa email. Laurent menatap pemuda yang datang menghampiri Pras, menyusul berlari di udara dingin negara Swiss. Putra dan ayah itu beg

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28
  • PRAS, and his destiny   Part 38. Pil pahit kejujuran

    Laurent begitu terkejut saat melihat Alexander masuk ke dalam kamar sambil menanyak hal yang begitu Laurent dan Pras takutkan. Kini, pemuda itu berdiri di depan ranjang kedua orang tuanya. Wajahnya menahan emosi, entah marah, kecewa, sedih atau apa. Yang jelas, Laurent dan Pras baru melihat hal itu di kedua mata putranya. Laurent beranjak, berjalan mendekat dan memeluk Alex yang justru menagis."Mom, katakan, aku putra siapa? Siapa orang tua kandungku, Mom, Dad, katakan kepadaku!" teriak Alexander. Pras tak bisa menahan air matanya. Ia mendekat dan ikut memeluk pemuda tampan bernama Joseph Alexander Hadilaksmono itu."Kau anakku, Lex, kau putraku. Putra kami, putra ... put--"BRUK. Laurent pingsan, bahkan napasnya tersengal, Alexander dan Pras berteriak kencang. Begitu terkejut dengan wanita dihidup mereka yang tergeletak di atas karpet tebal. Alex bersimpuh, memangku kepala Laurent di atas pahanya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-29
  • PRAS, and his destiny   Bab 39. Tindakan

    (Percakapan baku dan dengan bahasa inggris)Bagi Pras, melindungi keluarga itu menjadi hal wajib dan mutlak dijalani, ia akan mencurahkan semua yang dimiliki untuk membahagiakan, melindungi, mencintai dengan begitu baik cenderung sempurna. Seperti saat itu, ia sedang berbicara dengan Galang - adinya - dyang tinggal di Jakarta, Indonesia. Lama mereka tak bersua karena jarak dan waktu. Padahal, keduanya sangat bergantung satu sama lain."Kak, apa kau fikir, rencanamu ini akan berjalan lancar? Apa kau tidak takut jika nanti Alex akan marah, atau bahkan tidak enak hati karena apa yang kau akan lakukan dan berikan?"helaan napas Pras terdengar, "Kekayaanku hanya untuk keluargaku, aku menyerahkan kepada kalian. Salah satunya, putraku itu, walau sekarang ia tau jika ia bukan anak kandung kami, tapi aku tak peduli, aku mau Alex terjamin masa depannya. Juga kalian, Galang. Apa kau sudah memeriksa berapa

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • PRAS, and his destiny   Bab 40. Spy

    Sebagai seorang ayah, Pras tak akan tanggung-tanggung dalam melindungi keluarganya, kali ini ia dan Laurent sibuk menyiapkan kepergian mereka ke Roma, Italy. Tujuannya satu, mencari tahu kehidupan ibu kandung Alexander selama tinggal di sana san apa yang sebenarnya terjadi hingga wanita itu bisa di rampok lalu di culik kemudian menghilang. Laurent menyiapkan berkas-berkas adopsi Alex, sementar Pras sibuk menghubungi orang-orang yang bisa ia percayai untuk menyelidi di sana. Dengan bahasa Jerman yang begitu fasih - karena di Swiss bahasa yang dominan memang Jerman - Pras berjalan mondar mandir di ruang kerjanya yang ada di gedung pusat kota Zurich, terus berbicara dengan seseorang.Laurent sesekali menatap suaminya yang tampak putus asa, atau kecewa, jelas sorot matanya saat bertemu dengan mata Laurent, begitu sendu. Laurent beranjak, mendekat ke meja kerja suaminya, menatap lekat Pras yang sudah selesai melakukan pembicaraan di telepon."Ada a

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • PRAS, and his destiny   Bab 41. Kado terbaik

    (Percakapan sesungguhnya menggunakan bahasa Italy)Roma-Italy."Jangan bergerak!" tubuh itu menegang sempurna seraya napas yang mencoba lebih santai. Pria itu menatap langit yang berubah menajdi gelap dengan cepat. Mendengkus karena tangannya dipelintir ke belakang lalu di borgol pergelangan tangannya. Ia meringis, karena cengkraman pada pundaknya terasa menekan bekas luka tembak yang baru saja sembuh."Kau suruhan siapa?" geramnya tertahan, namun tak ada jawaban. Kali ini, kedua matanya di tutup kain hitam. Ia tak bisa berkutik, bahkan sekedar untuk merintih menahan sakitpun ia tak bisa.Pria itu di bawa masuk ke dalam mobil. Harum tembakau jelas tercium dari hidungnya. "Kita bertemu lagi, Fausto. Tapi kali ini aku tak ada urusannya denganmu, aku di bayar mahal untuk membawamu ke suatu tempat. Setelah kalian bertemu, baru aku akan memberikanmu misi baru yang cukup berbahaya. Ak

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • PRAS, and his destiny   Bab 42. Mulai menyelidiki

    Sepeninggal Pras dan Laurent yang berkata kepada Alexander jika mereka pergi ke Turki - padahal ke Roma, Italy - membuat pemuda itu merayakan hari ulang tahunnya di rumah dengan para pelayan beserta keluarga, juga anak-anak dari yayasan yang Laurent miliki. Harum bau kue tercium dari arah dapur. Gadis cantik dengan rambut di kuncir kuda itu sibuk mengeluarkan bolu rasa lemon dari dalam oven. Ia meletakkan dengan hati-hati di atas meja dapur besar yang terbuat dari marmer. Alex berdiri di ambang pintu sambil bersedekap, melihat sibuknya Lily yang berniat membuatkan dirinya kue ulang tahun besar untuknya."Ada yang bisa aku bantu?" ucap Alex seraya tersenyum menatap gadis itu."Tidak, Lex, kau yang berulang tahun, duduk dan nikmati hari spesialmu ini." Lily melanjutkan dengan mixer dan krim yang ia campur gula bubuk dan perasan lemon. Harumnya begitu menggoda hidung Alex. Pemuda itu mendekat, mencolek krim dengan ibu jarinya lalu ia cicipi. Lily menatap Alex.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-16
  • PRAS, and his destiny   Bab 43. 24/7

    Roma, Italy.Pras berdiri menatap tajam ke pria yang dari wajahnya saja sudah mirip dengan Alexander, hatinya sakit seperti di remas. Pria yang kehadirannya tak diharapkan oleh Pras kini ada di hadapannya, bahkan Laurent, tak sudi ikut menemui pria yang merupakan ayah kandung putranya. Ia tak kuat jika Fausto meminta Alex kembali kepadanya."Katakan, di mana, wanita itu, Fausto. Apa kau tau menyembunyikannya?" Pras masih bertanya dengan nada biasa dan tanpa emosi. Baginya, rugi juga jika ia melakukan cara kasar, walai rasanya, pria di hadapannya memang wajar jika di hajar olehnya. Fausto diam, ia hanya menatap Pras tanpa mau menjawab. Kedua tangannya di borgol, mereka berada di markas seseorang bernama Felipe. Salah satu kawan lama Pras yang dulu tergabung di The Red Dragon, Hongkong. Felipe berhutang kepada Pras soal keselamatan keluarga di masa lalu. Di sisi lain, Felipe adalah bos dari Fausto, pengedar narkotika dan mafia pasar gelap.Kekeha

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17

Bab terbaru

  • PRAS, and his destiny   Bab 85. Takdir yang berakhir penuh kebahagian.

    “Bagaimana kondisinya?” tampak Pras dan Alex berbicara dengan tatapan serius. Suami Lily itu mengusap kasar wajahnya, lalu menatap ke satu titik yang sejak awal kedua pria itu berada di sana, menjadi pusat perhatiannya. “Entahlah, Dad, bagaimana menurutmu. Aku harus apa menghadapi ini semua?” Alex justru balik bertanya. Pras terus berpikir keras, hingga pintu itu terbuka, menampakkan Laurent yang menatap penuh rasa bahagia. “KETIGANYA SUDAH LAHIR! Cucu kita sudah lahir, Pras!” teriak Laurent yang menemani Lily menjalani operasi sesar. Alex menunduk, perlahan terdengar isakan tangis penuh rasa haru juga bahagia. Pras memeluk putranya itu. “Aku sudah menjadi Ayah, Dad!” teriak Alex begitu bangga dengan dirinya. Laurent kembali masuk ke dalam ruang operasi. Derap langkah Fausto dan Belinda terdengar. “Sudah lahir?” tanya Belinda sembari menggendong putra keduanya. Alex beranjak. “Ayah! Ibu!” Alex berjalan mendekat, memeluk Fausto erat, berganti k

  • PRAS, and his destiny   84. Dunia baru Pras dan takdirnya

    Satu bulan berlalu. Alex dan Lily sudah tinggal di apartemen yang mereka sewa di tengah kota Roma. Mereka tak henti saling meluapkan rasa cinta dan sayang. Lily tak mau menikmati fasilitas yang ditawarkan Fausto, seperti mencuci pakaian di laundry, makanan selalu dikirim oleh pelayan dari rumah utama Fausto di Roma yang jaraknya tak jauh dari apartemen mereka, juga mobil mewah yang disediakan juga. Keduanya menolak kompak. Tapi, jelas, Fausto tak menuruti begitu saja. Para pengawal terus berjaga walau dengan jarak yang cukup jauh, bagaimana pun, keduanya adalah keluarga Fausto, siapa yang tak tau.Kehamilan Belinda sudah menginjak bulan ke tujuh, jenis kelamin bayi dikandungnya, laki-laki. Alex loncat-loncat saking senangnya akan mendapatkan adik laki-laki. Kado ulang tahun Alexander terbaik dari kedua orang tua kandungnya, sementara Pras dan Laurent, sibuk mengelola perkebunan anggur mereka, Edmon ikut repot karena Pras meminta dibuatkan system keamanan juga mengatur para pe

  • PRAS, and his destiny   Bab 83. A thousand years (21+)

    Gaun panjang berwarna putih tulang, dengan bahan satin berpadu lace yang memberikan efek klasik menyesuaikan lekuk tubuh pemakaianya, tampak indah saat dikenakan Lily yang berdiri di ujung pintu gereja, merangkul lengan sang ayah – Edmon – yang tampak beberapa kali harus mengatur napas juga air mata yang beberapa kali keluar dari sudut matanya. Putri cantiknya tampak berdebar mana kala menunggu pintu itu terbuka dan mereka berdua akan berjalan masuk menuju altar dengan karpet merah yang membentang hingga ke hadapan pendeta.Edmon menatap sekali lagi putrinya yang mendongak membals tatapannya, kerudung panjang berwarna senada menjuntai panjang menutupi kepala hingga seluruh bagian tubuh belakang Lily, hanya menyisakan sebagian rambut cokelat indahnya yang di tata begitu rapi tanpa menghilangkan kesan usianya yang sebentar lagi baru tujuh belas tahun.“Aku sudah cantik, Ayah? Tidak buruk riasannya, bukan?” tanya Lily menatap sang sayah.&ld

  • PRAS, and his destiny   Bab 82.Keluarga bagi Pras

    “Lalu… apa Tuan Pras sungguh rela melepaskan apa yang sudah dikerjakan selama puluhan tahun ini dan memilih untuk berada di sini, di negara baru, juga merintis bisnis barunya?” tanya seorang reporter pria saat Pras diundang ke salah satu acara TV Show tentang bisnis dan karir cemerlang para pengusaha, yang ada di kota Roma, Italia.Pras tersenyum sejenak sebelum menjawab pertanyaan itu, ia mencoba merangkai kalimat sesederhana mungkin supaya akan sampai pesan yang ia maksud. Ia melirik ke istri cantiknya yang duduk di kursi penonton, studio itu besar, dan Pras cukup bangga bisa berada di acara TV dengan rating tinggi itu.“Ya, saya tidak perlu meragukan apa pun lagi untuk melepaskan semua yang saya peroleh di Swiss, sudah cukup untuk kami, saya dan istri saya berkutat dengan bisnis yang sangat menyita waktu. Usia kami tak muda lagi, kami pun sadar, ternyata, terlalu giat mencari uang dan mengumpulkan kekayaan, akan percuma jika waktu bersama ke

  • PRAS, and his destiny   Bab 81. Ladies Day

    “Aku lebih suka gaun yang ini, Ly, kau akan kenakan saat resepsi nanti, bukan?” tunjuk Jessie kepada gaun peseta berwarna champange kepada Lily saat keduanya berada di salah satu butik terkenal di kota Zurich. Laurent sudah menghubungi rekannya, jika calon menantunya sedang mencari gaun untuk pesta resepsi pernikahan.“Apa tidak terlalu terang untuk acara malam hari, Jes?” Lily menatap lekat gaun yang masih berada di manekin.“Tidak, warna ini sedang populer. Alex juga akan terlihat tampan dengan warna jas senada dengan gaun ini, lalu dikombinasi kemeja warna putih. Kalian berdua akan shinning di malam hari, Ly.” Tukas Jessie kemudian. Lily menimbang-nimbang, ia masih mencari warna lain.“Bagaimana dengan warna merah terang?” tanyanya. Jessie menggelengkan kepala.“Kau memang akan menjadi pusat perhatian, tapi… entahlah, mengapa aku merasa warna itu pasaran ya,” kelakar Jess

  • PRAS, and his destiny   Bab 80. Back to school

    Suara teriakan bahagia terdengar di kantin mana kala mereka melihat Lily dan Alexander yang berjalan begitu mesra. Mereka kembali ke sekolah setelah Pras dan Laurent mengurus tentang menghilangnya mereka beberapa bulan belakangan. Keduanya di tuntut mengerjakan tugas sekolah yang menumpuk, juga mempelajari materi sebelum ujian kelulusan.“Aku terkejut saat tau Dre meninggal, Lex? Bagaimana bisa ia kecelakaan motor dan terjatuh, Dre pengendara motor yang hebat, bukan?” tanya Jessie yang kini berubah berdandan natural, duduk di hadapan pasangan itu.“Ya, begitulah, musibah,” jawab Alex santai. Jessie mengangguk. Ia menatap Lily, lalu melirik ke cincin yang Alex berikan untuk Lily.“Mmm… kapan kalian akan meresmikannya? Aku tidak sabar untuk hadir di pemberkatan kalian,” ledek Jessie.“Kau tidak cemburu?” celetuk Alex lalu mendapat cubitan kecil di pinggangnya dari Lily. Jessie tertawa.“Lex

  • PRAS, and his destiny   Bab 79. Tatapan

    Jemari tangan Pras membelai lembut punggung mulus istrinya, lalu mencium lama di sana, memeluk erat lalu kembali ia raba dengan jemari tangannya. Laurent berbalik badan, menghadap suaminya yang tak tampak tua di matanya, mengusap rahang tegas Pras lalu menarik wajah itu mendekat ke bibir Laurent. Wanita itu mengecup lama, lalu menatap.“Kali ini, apa yang mau kita lakuin, Pras, aku lelah jika terus mengejar materi dan hidup bergelimang harta.” Jemari Laurent bermain di surai Pras, pria itu tersenyum, memejamkan mata, meresapi buaian Laurent yang selalu menghanyutkannya.“Kita rintis bisnis anggur milik kita sendiri.” Pras mengerlingkan mata. Laurent menganga.“Kerja lagi?! Pras!” protes Laurent. Pras tertawa, ia merangkak ke atas Laurent lagi, keduanya masih bertelanjang bulat setelah perang di atas ranjang sejak tiga jam lalu.Laurent melenguh panjang, bibirnya terbuka dan dadanya membusung. Pras memasukan senjatanya l

  • PRAS, and his destiny   Bab 78. Memulai kembali

    Alex membuka mata, di tatapnya wajah teduh Lily yang masih tertidur di sampingnya. Alex mendekatkan wajahnya, mencium kening Lily yang bergeliat pelan. Perlahan, pemuda itu beranjak, membiarkan Lily yang masih terlelap. Tak lupa ia memakai kembali kaos dan celana jeansnya dengan pelan. Ia merasakan nyeri di kaki kirinya itu. Setelah siap, ia bergegas keluar dari dalam kamar. Tak lupa tersenyum saat kembali menutup pintu kamar kekasihnya itu. “Pagi, Ayah, Ibu…” sapa Alex yang langsung duduk di kursi meja makan.” “Pagi, ‘nak, mandi dulu. Kamarmu sebelah sana,” tunjuk Belinda ke arah Barat lantai dua. “Nanti setelah makan, aku lapar, Bu,” ucap Alex seraya meminum kopi di cangkir. “Jangan manja. Kau akan menjadi Kakak tidak lama lagi,” celoteh Fausto. Alex diam, tak lama setelah mencerna ucapan ayahnya, ia membelalakan mata. “Ibu… hamil? Mengandung Adikku?!” Ibu!” Alex berdiri, ia menganga lalu memeluk Belinda. “Selamat Ibu, aku bahagia me

  • PRAS, and his destiny   Bab 77. Tak Peduli

    Lily bersiap untuk tidur, ia menutup pintu kaca balkon kamarnya, lalu tirai renda putih ia rapatkan juga.“Maaf…” Lily terkejut, lengan kekar itu melingkat di pinggangnya, membuat ia mau tak mau memejamkan kedua matanya. Perlahan, Lily melepaskan pelukan itu, lalu berjalan keluar pintu, ia membuka lebar lalu mengusir Alex dengan tatapan dan tangannya yang meminta Alex keluar. Pemuda itu menggelengkan kepala, ia bersedekap, bersandar di pintu lemari pakaian Lily dengan langkah terpincang. Lily diam, hatinya kembali seperti di remas, namun ia juga marah dengan pemuda tampan itu, walau bekas luka masih tampak di wajahnya. Hanya luka lecet.“Keluar, aku mau tidur.” Ucap Lily ketus. Alex menggeleng lagi. “Terserah.” Ketus Lily sembari beranjak ke atas ranjang, merebahkan tubuhnya ke posisi kanan, menghadap dinding, memunggungi Alex.“Aku merindukanmu, Sayang,” suara itu terdengar, Lily masih diam, ia masa bodoh.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status