Share

Discussion

Penulis: Yani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-10 22:32:02

Brian tampak serius mendengarkan seseorang berbicara di seberang sana. Tangannya yang bebas memainkan gelas kaca yang sudah kosong. Tatapannya lurus, sedangkan otaknya berkerja keras mengingat setiap kalimat yang didengarnya.

“Kamu cari tahu tentang lelaki itu. Jangan sampai lengah, saya tidak mau sesuatu yang buruk terjadi,” titahnya pada seseorang di seberang sana.

Setelah mendengar jawaban di seberang sana, Brian menutup panggilannya. Dia kembali meletakkan benda pipih itu di atas meja. Sedangkan tubuhnya bersandar di sofa dengan mata yang terpejam erat.

Beberapa hari ini terlalu sibuk. Bukan hanya karena pekerjaan kantor yang menumpuk, apalagi salah satu cabang perusahaannya akan mengeluarkan brand terbaru. Jelas hal tersebut berhasil menyita waktu dan pikirannya. Dia tidak mau ada cela sedikit pun pada pekerjaannya.

Namun satu masalah juga lancang mendominasi otaknya. Ya, tentang sang asisten yang beberapa hari belakangan tampak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • POISONED LOVE   Something Hot

    Di sebuah ruangan yang temaram dengan pencahayaan yang minim, tampak seseorang lelaki duduk di sebuah kursi goyangnya. Gerakannya stabil, pelan dan nyaman. Di sela jepitan jarinya terdapat sebatang cerutu yang masih menyala. Sesekali dia menghirup dalam-dalam dan memainkan asapnya ke udara. Begitu berulang kali.Tatapannya tak lepas pada sebuah bingkai foto yang terpajang di dinding. Seorang perempuan dengan senyum lebar bermata sayu. Tampak sangat cantik dan menggoda meski dengan gaun seadanya. Tubuhnya ramping dengan wajah cantik tanpa cela. Penamilan sederhana tapi berhasil membangkitkan gairah tersembunyi dalam dirinya.Lagi, lelaki itu menghisap cerutunya. Kali ini asapnya lebih banyak dan mengepul ke udara. Seakan menjadi teman paling setia malam ini.“Lyra,” gumamnya dengan nada berat dan pelan. Ada senyum miring di tarikan kedua bibirnya yang malah memberi kesan mengerikan. Semua tahu, ada makna tersendiri dari senyuman tersebut.&ldqu

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-12
  • POISONED LOVE   Jealousy

    Lyra sadar bahwa sejak tadi dia tidak mengalihkan perhatiannya pada daun pintu yang tertutup rapat. Bahkan sudah berkali-kali dia menghembuskan napas pelan, menghitung dalam hati sampai dia lupa sampai mana hitungannya. Konsentrasinya pecah, bahkan layar komputer hanya menyala, menampilkan layar desktop yang tidak berubah sedikit pun.Niatnya ingin mengerjakan laporan buyar seketika. Pikiran dan hatinya tidak mau bekerja sama. Dia melirik jam dinding, bila dihitung sudah dua jam pintu itu tertutup dan belum ada tanda-tanda akan terbuka. Entah apa yang sebenarnya dipikirannya. Apa benar dia merasa gusar hanya karena pria itu bersama wanita di dalam sana?Apa dirinya cemburu?Lyra lekas menggeleng. Menyangkal pikiran tersebut. Tidak mungkin dirinya cemburu. Dia yakin tidak memiliki perasaan apa pun pada sang atasan. Namun, dia juga tidak bisa menampik rasa tak sukanya saat ini.Melihat Donna yang sering berkunjung akhir-akhir ini berhasil membuat sesuatu se

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-15
  • POISONED LOVE   Ancaman Pertama

    Donna tidak buta untuk melihat binar ketertarikan di kedua netra Brian. Pria itu meski cukup dingin dan datar tapi cukup transparan. Apalagi bagaimana cara pria itu berbicara dengan sang asisten, semuanya sudah cukup memperkuat dugaannya."Serius, Bri. Kamu suka sama asisten itu—perempuan yang bahkan tidak ada apa-apanya dariku," ujar Donna dengan eskpresi tak percayanya. Dia menatap Brian yang masih santai di kursi kebangsaannya.Donna berdecak tak puas. Harga dirinya merasa terluka karena dikalahkan oleh perempuan yang jauh di bawahnya."Kalian memang beda, sangat beda. Lyra tidak seperti wanita di luar sana. Ada banyak hal menarik darinya," kata Brian, lengkap dengan senyum tipisnya. Kepalanya memutar kembali bagaimana tingkah Lyra dalam ingatannya.Donna semakin mengeram marah. Dia mengepalkan tangannya, tatapannya makin tajam. Dengan langkah yang dihentakkan, dia mendekati Brian.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-17
  • POISONED LOVE   Trauma

    Entah hanya perasaannya saja, Brian merasa ada yang aneh. Dia tidak bisa berhenti mengkhawatirkan Lyra yang sejak tadi tak kelihatan batang hidungnya. Padahal biasanya perempuan itu selalu berkeliaran di sekitarnya. Namun terhitung sudah sejam lamanya, Lyra hilang begitu saja. Brian keluar dari ruangan, menghampiri meja perempuan itu yang kosong. Keningnya berkerut samar. “Di mana dia?” gumamnya seakan bertanya pada diri sendiri. Saat itu tatapannya menangkap karyawannya yang lewat di sekitarnya. Brian memanggil wanita itu dengan suara beratnya. “Apa kamu melihat Lyra?” tanyanya saat wanita itu sudah berdiri di hadapannya. Karyawan wanita yang tadinya tersenyum senang karena dipanggil, langsung menyurutkan senyumnya saat mendengar pertanyaan tersebut. Dia berusaha bersikap biasa, meski rasa iri menyarang di dadanya. Dia tidak suka bos besar meraka menaruh perhatian lebih pada asisten nerd seperti Lyra. “Maaf, Sir. Sepertinya t

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • POISONED LOVE   Obsesi

    “Dari reaksi tubunya sepertinya Nona Lyra pernah mengalami suatu kekerasan atau hal yang membuatnya mengalami trauma hebat. Jelas ini bukan hal yang remeh, mengingat sampai saat ini luka itu seakan meninggalkan bekas yang mendalam. Luka yang tidak terlihat, tapi cukup menyakitkan bagi mentalnya.”“Trauma?”Dokter itu mengangguk yakin. Dia kembali melihat laporan medis di tangannya. “Mungkin Tuan Brian pernah melihat Nona Lyra tampak aneh di beberapa keadaan? Seperti khawatir dan takut pada sesuatu?” tanya sang dokter berusaha mengulik sedikit informasi. Brian diam. Otaknya berpikir keras sampai dia mengingat kembali kejadian beberapa minggu lalu di club. Di mana pertama kalinya dia melihat Lyra yang meringkuk ketakutan dan gelisah. Sampai saat ini dia belum tahu penyebab pastinya. Brian merasa bodoh karena sempat melupakan hal penting tersebut. Diamnya Brian seakan menjadi jawab

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-02
  • POISONED LOVE   Sadar

    Lyra melenguh. Kelopak matanya perlahan terbuka, sampai dia menangkap cahaya yang masuk ke netranya. Dia kembali terpejam sesaat, berusaha memfokuskan pandangannya kembali.“Nghhhh.”Lyra beralih mengamati sekitar. Ruangan serba putih, ranjang yang terasa asing, dan juga sedikit aroma obat-obatan. Dia juga melihat lengannya yang tertusuk selang infus.'Rumah sakit,' batinnya. Siapa yang membawanya kemari? Saat tengah berpikir bagaimana bisa dirinya berakhir di sini, suara pintu yang terbuka mengalihkan atensinya. Lyra menoleh dengan pelan, menatap seseorang yang masuk dengan wajah terkejut.“Kamu sudah bangun?” pekik Brian tanpa sadar. Dengan langkah lebar, dia menghampiri Lyra dan mengecek keadaan perempuan itu. Tatapannya memindai dengan cermat, seakan tidak ingin melewatkan sejengkal bagian tubuh perempuan itu. Ada desahan lega melihat Lyra yang tampaknya sudah baik-baik saja.“Ada

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • POISONED LOVE   Mulai Goyah

    Lyra benar-benar pusing menghadapi Brian yang bersikap over protective padanya. Pria itu bahkan tidak membiarkan dirinya melakukan gerakan sedikitpun. Bahkan tugas seorang perawat digantikan dengan mudah. Brian seakan cekatan dan terampil merawat orang sakit.Pria itu akan bersikap manis dengan menyuapinya makan, menanyakan keadaannya setiap menit yang jelas dijawab dengan malas. Beruntung Lyra bisa menolak saat pria itu ingin membersihkan tubuhnya. Lyra masih cukup waras untuk meminta bantuan perawat."Sir, Anda tidak ke kantor?" tanya Lyra, berharap pria itu akan ingat pekerjaannya dan segera pergi.Brian langsung menggeleng. "Aku cuti sampai kamu sembuh."Lyra membulatkan matanya. Dia menatap pria itu dengan ngeri. "Anda bercanda?""Sejak kapan aku bercanda? Memangnya ada ekspresi bercanda di wajahku?"Lyra menggeleng kaku."Bagus. Lagipula aku yang punya perusahaan," sambung Brian dengan nada sombongnya.Ekspresi Lyra berubah m

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-05
  • POISONED LOVE   Malam Panas 1

    Brian tidak menjawab. Melainkan langsung memagut bibir itu dengan kasar. Bibirnya menggigit bibir tebal itu dengan ganas. Tidak peduli akan bengkak atau terluka. Dia seakan melampiaskan sesuatu yang sejak kemarin ditahannya. Sedangkan tangannya pun tak tinggal diam. Meremas bagian-bagian yang bisa digapainya. Berusaha merangsang wanita itu agar mendesah lebih keras.Wanita yang tak lain adalah Donna menyambut hal itu dengan suka cita. Dia makin menekan tengkuk Brian, berusaha memperdalam ciuman yang memabukkan itu. Brian Dan foreplay-nya adalah hal yang paling Donna sukai. Dia sudah kecanduan dengan sentuhan pria kasar itu.Tidak ada pria sehebat Brian di ranjang. Hanya Brian yang bisa memuaskannya dan membuatnya mendesah keras.Lumatan itu makin kasar dan bernafsu. Lidahnya saling membelit, menyalurkan saliva masing-masing yang terasa manis.“Shhhhh,” desah Donna tanpa berniat menahannya. Dia tahu Brian akan semakin terangsang

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-06

Bab terbaru

  • POISONED LOVE   Perdebatan Berakhir Kecupan

    Setelah merasa lebih baik, Lyra memaksa untuk pulang. Dia tidak pernah betah berada di rumah sakit, apalagi dengan bau obat-obatan yang menyiksa hidung. Beruntung kali ini Brian menyetujui permintaannya dengan mudah. Namun ternyata lelaki itu menyiapkan hal lain yang lagi-lagi membuat Lyra menarik napas lelah. Bagaimana tidak? Jika setelah dia pulang dan kembali ke mansion itu, Brian langsung membacakan surat perjanjian di mana semua pointnya sangat memberatkan baginya. Secara tidak langsung, Brian seakan ingin mengurungnya dalam sangkar emas yang lelaki itu buat.“Tapi aku pengen kerja, Brian!” tegas Lyra dengan tatapan kesalnya. Kedua tangannya terlipat di depan dada, Lyra memberikan tatapan menantang pada lelaki itu.Namun bukannya kesal, Brian malah merasa gemas sendiri. Dia mati-matian menahan diri untuk tidak mencium perempuan itu dan membawanya ke atas ranjang. Otaknya masih berpikir dengan waras. Dia tidak mau Lyra sampai takut karenanya. Apalagi dari laporan yang Athes berika

  • POISONED LOVE   Tempat Berlindung

    Sudah beberapa jam yang dilakukan Brian hanya duduk dengan tatapan terus tertuju pada Lyra, seakan semenit saja dia mengalihkan pandangan, perempuan itu akan musnah. Rasa khawatirnya belumlah reda sejak tadi. Perasaan asing yang tidak menyenangkan. Brian tidak pernah memiliki kepedulian sebesar ini sebelumnya. Dia bukan orang yang memiliki empati besar. Namun saat berhubungan dengan Lyra, dia seakan menjadi orang baru.Tatapannya tertuju pada kening perempuan itu yang mengerut. Dalam keadaan tidak sadar saja, Lyra masih saja resah. Brian mengulurkan tangan, mengelus kening perempuan itu dengan lembut. Dia seakan ingin menghilangkan segala keresahan atau mimpi buruk yang Lyra alami. "Seberapa buruk mimpimu, huh?" tanyanya dengan suara yang hampir berbisik. "Sangat buruk." Lyra tiba-tiba menjawab. Kelopak matanya yang tadi tertutup, perlahan terbuka. Perempuan itu mengerjap pelan, menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk ke retina matanya. Merasakan keberadaan seseorang di sekitarnya

  • POISONED LOVE   Tell about Xero Albertus

    Beberapa saat menunggu, Brian mulai heran karena Lyra belum juga kembali. Dia melihat ke arah jalannya toilet, tapi belum ada tanda-tanda kehadiran perempuan itu. Saat dia ingin menghubungi Lyra, perempuan itu malah meninggalkan ponselnya di atas meja.Brian menghembuskan napasnya dengan lelah. Dia mulai khawatir dengan perempuan itu. Tidak mau semakin menduga sesuatu yang buruk, Brian berdiri dan beranjak menuju toilet wanita.Semakin mendekati pintu, telinganya malah menangkap suara aneh. Keningnya berkerut samar. Dia mendengar teriakan frustasi yang tak asing di pendengarannya. Brian semakin mempercepat langkah kakinya dan mendobrak pintu sampai menghasilkan suara benturan yang keras.Tatapannya langsung membola saat menangkap pemandangan Lyra yang meringkuk di depan wastafel. Tanpa membuang waktu, Brian segera menghampiri perempuan itu. Membawa tubuh Lyra ke dalam pelukannya. Dia menepuk pipi chubby Lyra,

  • POISONED LOVE   Mysterious People 2

    Setelah hampir dua jam lamanya berbelanja, akhirnya Lyra bisa menarik napas lega. Semua belanjaan sudah dibawa oleh suruhan Brian, sementara dirinya kembali dengan tangan kosong. Memang dia tidak perlu kesusahan menenteng belanjanya, tapi tetap saja kaki dan tangannya lelah karena harus mondar-mandir mencoba dan mencari pakaian seperti keinginan Brian.Apalagi dengan keberadaan Brian yang membuat kepalanya makin pusing. Brian dengan otak mesumnya kadang membuatnya ingin melempar lelaki itu ke luar angkasa. Namun jelas hal itu tidak mungkin terjadi. Jangankan melempar Brian, mendorong lelaki itu saja tenaganya tidak kuat.Lyra hanya memasang wajah kesal dan mengatupkan bibirnya rapat. Bahkan mengabaikan Brian yang sejak tadi memancingnya bicara."Kita makan dulu?" Tawaran lelaki itu seperti sebuah perintah mutlak yang tidak bisa ditolak.Lyra memberikan tatapan sinisnya. Dia masih kesal ka

  • POISONED LOVE   mysterious people 1

    Setelah lolos dari godaan Brian, Lyra kembali melanjutkan menghidangkan masakannya di meja makan. Sementara Brian sudah berlalu ke kamarnya untuk membersihkan diri. Lyra memegang dadanya yang sejak tadi berdetak tak normal. Sentuhan dan segala tentang Brian memang patut diwaspadai mulai saat ini. Lelaki itu cukup membawa pengaruh untuknya.Suara langkah kaki yang mendekat berhasil menarik kembali atensinya. Lyra menoleh dan mendapati Brian yang sudah segar dengan penampilan santainya. Lyrra segera mengalihkan tatapannya, merasakan pipinya yang memerah hanya karena melihat penampilan lelaki dan mengingat kegiatan mereka barusan.“Ayo makan,” katanya, sembari mengambilkan nasi dan diletakkan pada piring lelaki itu. Lyra seakan tak sadar bahwa tindakannya membuat Brian menaruh perhatian penuh. Tatapan lelaki itu sangat lekat, mengikuti setiap pergerakan kecil yang dilakukan Lyra. Bahkan tanpa disadari siapapun, ada senyum tipis yang terbit di bibirnya.

  • POISONED LOVE   Roti Sobek

    Lyra memasukkan irisan bawang merah, bawang putih, dan cabai merah ke dalam wajan. Tangannya yang lentik mulai menumis hingga harumnya tercium tajam dan membuat Lyra memejamkan mata pelan, menikmati aroma masakan sederhana yang dibuatnya saat ini. Hanya nasi goreng dengan telur ceplok yang sudah diirisnya kecil-kecil sebagai hiasan. Kemudian Lyra sibuk menyiapkan makanannya ke meja makan. Menatanya dengan rapi dan juga menuangkan air putih di dua gelas yang berbeda. Lyra berdecak melihat hasilnya. Semua sudah selesai. Kini dia hanya perlu memanggil Brian agar bergabung dengannya. Pria itu pasti masih di ruang fitness pribadinya. Dengan pemikiran itu, Lyra segera melangkah ke lantai atas. Sudah lima hari tinggal di sini, sedikit banyak dia mulai paham seluk beluk setiap ruangannya. Bahkan Brian pernah mengajaknya berkeliling di apartemennya ini. Sungguh luas dan mewah. Bangunan ini seperti dua apartemen yang dijadikan satu bangunan. Dan tebakannya ternyata be

  • POISONED LOVE   Sorry

    Lyra berusaha untuk tidak memukul pria di depannya ini. Sejak keluar dari rumah sakit, sikap Brian sangat menyebalkan. Selain memaksanya menghilangkan sikap formal antara atasan dan bawahan, pria itu dengan seenaknya membawanya tinggal bersama di apartemen mewah pria itu. Demi Tuhan, Lyra memang mengizinkan Brian berada di sekitarnya, tapi bukan berarti lelaki itu harus selalu menempel begini. Lama-lama Lyra yang menjadi risih sendiri. Dia sudah berusaha mengusir Brian dengan cara baik-baik sampai kasar. Namun semua kalimatnya seakan masuk telinga kanan, dan keluar telinga kiri.“Bri, kamu nggak ada kerjaan lain?” tanya Lyra dengan wajah yang sudah menahan kesal. Dia berusaha sabar, memasang senyum lebar yang membuat pria itu kesenangan.Brian yang rebahan dengan paha Lyra sebagai bantalannya malah semakin menikmati posisinya. Matanya terpejam dengan senyum tipis yang terukir di sana. Dia rela tidak ke kantor hanya untuk menemani Lyra di apartemennya.

  • POISONED LOVE   Semakin Dekat

    Setelah menyelesaikan urusannya, Brian kembali ke rumah sakit. Dia seperti enggan meninggalkan Lyra lebih lama. Rasanya berjauhan dengan perempuan itu sudah cukup menyiksa. Anggap saja Brian berlebihan. Nyatanya semua tentang perempuan itu selau berhasil membuatnya gila. Dia sudah menyerahkan urusan Donna pada kedua kawannya. Terserah mau diapakan, bahkan dilenyapkan pun, dia tidak masalah. Malah semakin bagus, artinya berkurang hama di sekitarnya. Tiba di ruang rawat Lyra, dia malah menangkap sosok wanita asing dalam ruangan itu. Wanita yang tengah berbincang dengan sangat akrab dengan Lyra. Tatapan Brian mengerut, dia berusaha menilai wanita asing itu. Setelah tidak menemukan hal yang mencurigakan, Brian bisa mendesah lega. Dia mendekati Lyra yang hanya diam menatapnya. “Kamu sudah makan?” tanyanya dengan tatapan lembut. Berusaha memberi kesan baik pada perempuan sakit itu. Lyra mengangguk sekali. “Obatnya sudah diminum?” Lyra kembali mengan

  • POISONED LOVE   Usulan Mendekat

    Seperti dugaannya, saat Lyra menghubungi Bella dan mengabarkan keadaannya, wanita itu panik dan langsung mendatanginya ke rumah sakit. Bahkan sejak pertama menginjakkan kakinya di ruang rawat, Bella tidak berhenti bicara dan mengomelinya panjang lebar. Wanita itu selalu memiliki tenaga lebih untuk bicara.Lyra sampai berkali-kali memutar bola matanya malas. Dia menatap tingkah Bella yang seperti seorang ibu yang tengah memarahi anaknya. Dia tahu wanita yang merangkap menjadi temannya itu hanya khawatir padanya.“Lain kali kamu jangan lemah. Jika ada yang menindas, langsung lawan!” ujar Bella dengan nada suara yang menggebu-gebu. Dia jelas sangat geram mendengar cerita Lyra yang dibully oleh Donna. Meski tidak pernah bertatapan secara langsung, dia cukup tahu banyak tentang model tersebut.“Cih, dia hanya menjual tubuh untuk mendapatkan ketenaran instan saja sok sekali. Kalo ketemu, aku rontokin rambutnya,” komentarnya penuh ancaman. Wajah

DMCA.com Protection Status