Hi - Hi - Hi ...Suara tertawa perempuan cantik yang sedingin es ini sangat mengerikan dan berkumandang ke seluruh Kota Naga Sakti."Kamu benar-benar tidak mengenalku, Dewi Racun?" tanya perempauan pucat pasi ini."Kenapa sekarang banyak yang merasa kenal denganku, sedangkan aku sama sekali tidak mengenal mereka?" batin Rinjani penuh tanda tanya.Perempuan asing ini mendarat dengan penuh keanggunan dari atas langit tepat di hadapan Rinjani."Aku tidak mengenalmu! Kalau kamu merasa mengenalku, itu urusanmu!" sahut Dewi Racun."Ketus sekali ucapanmu! Rinjani yang aku kenal tidak seperti dirimu!" ujar perempuan pucat pasi ini.Dewi Racun mulai heran dengan namanya disebut oleh perempouan yang bagaikan mayat ini tapi memencarkan hawa dingin yang tajam menusuk tulang."Siapa dirimu? Jangan ikut campur urusanku maka aku tidak akan ikut campur urusanmu! Adil bukan?" ujar Dewi Racun."Aku-Ling Shin, yang lebih dikenal sebagai Naga Utara!" sahut perempuan ini."Pantas! Kamu salah satu naga dar
Naga Utara Ling Shin hanya tersenyum sinis mendengar ancaman Dewi Kematian. "Ternyata Dewi Kematian bisa melucu juga menjelang ajalnya," ujar Naga Utara dengan sindiran tajam. "Bukan aku yang akan mati, tapi kau ... Naga Pucat!" sahut Dewi Kematian. "Kamu tidak pantas melawanku, Dewi Kematian! Aku tidak perlu wujud nagaku untuk menghadapimu!" Ucapan Naga Utara semakin membuat Dewi Kematian ini terhina. "Kurang ajar! Jangan merasa terlalu hebat, Naga Utara!" seru Dewi Kematian. "Tidak panggil aku, Naga Pucat lagi?' tanya Naga Utara yang mengandung sindiran tajam. "Akan kubuat tubuh esmu hancur berantakan, Naga Utara!" "Tapak Lotus Hitam!" Dewi Kematian mengarahkan telapak tangannya yang sudah menghitam ke dada Naga Utara. Telapak tangannya ini mengandung racun tingkat tinggi yang berasal dari bunga Lotus Hitam yang langka. "Wah! Kamu genit juga ya? Menyerang bagian dadaku!" goda Naga Utara sambil tersenyum genit. Hanya dengan berputar ke samping, Naga Utara berhasil menghind
Sementara itu, Dewa Seribu Petaka juga tengah kesulitan dihadang oleh Pendekar Naga Biru yang begitu diinginkan oleh Naga Ashura."Kamu ini tidak ada apa-apanya, Pendekar Naga Biru! Belum menguasai seluruh Kitab Naga Sakti dan tidak bisa berubah menjadi naga! Apa sebenrnya yang bisa dibanggakan dari dirimu yang begitu terkenal?" tanya Dewa Seribu Petaka."Aku tidak pernah menganggap diriku hebat! Aku hanya ingin hidup tenang, tapi kalian terus mengacau di Kamandaria!" sahut Candaka."Naga Ashura begitu ingin bertarung denganmu, tapi bagiku ... kamu ini tidak pantas bertarung dengan Naga Ashura!" ujar Dewa Seribu Petaka."Aku tidak peduli apa katamu! Menyngkir dari Kota Naga Sakti atau aku yang akan memaksamu pergi!" seru Candaka yang mulai kesal dengan hinaan Dewa Seribu Petaka ini."Hahaha! Pendekar murahan seperti dirimu ini tidak pantas untuk memerintahku!" hina Dewa Seribu Petaka lagi.Kesabaran Candaka sudah habis menghadapi penghinaan yang bertubi-tubi dari Dewa Seribu Petaka."
"Jadi, kamu biarkan saja Dewi Kematian ini pergi setelah menolak bergabung denganmu?" tanya Rinjani setelah mendengarkan dengan seksama cerita Naga Utara."Sudah kubilang kan dari awal kalau aku tidak ingin ikut campur urusan di Kota Naga Sakti ini. Aku hanya ingin jalan-jalan saja menikmati kota ini, jadi setelah urusanku dengan Dewi Kematian ini selesai, aku pergi saja!" sahut Naga Utara."Ada keperluan apa kamu menemui Elder Long Hu? Apa dia meminta bantuanmu untuk mengatasi pemberontakan kecil dari kepala distrik Kota Naga Sakti ini?" tanya Rinjani."Kamu tidak tahu ya, Dewi Racun?" tanya Naga Utara."Apa yang tidak aku ketahui?" Rinjani menjadi bingung ditanya oleh Naga Utara. "Elder Long Hu itu tadinya anggota kesepuluh dari negeri kami yang tadinya disebut Negeri Sepuluh Dewa Naga, tapi perginya Long Hu membuat Naga Kaisar mengubah negeri kami menjadi Negeri Sembilan Naga Langit!" ujar Naga Utara."Pantas Elder Long Hu sangat misterius? Ternyata dia saudara kalian!" Tiba-tib
"Xarvis! Bawa aku dan Ratu menuju Desa Kabut Hitam!" perintah Candaka pada Naga Xarvis setelah mereka keluar di dalam Kuil Naga. "Apa kita lalui saja Gurun Terkutuk ini, Kanda? Aku sudah lama juga tidak berlatih!" ujar Rinjani. Ucapan Rinjani membuat Candaka menjadi tidak mengerti keinginan Dewi Racun ini yang memintanya melalui jalan darat saja."Kamu ini ... sebelumnya kamu mendesakku untuk segera ke Lembah Terlarang, tapi sekarang kamu mengabaikan jalan udara dan memilih jalan darat yang berbahaya! Apasih maksudnya?""Aku penasaran dengan kawanan zombie yang Kanda ceritakan ini, apakah masih ada di dalam Gurun Terkutuk ini atau tidak!" kata Rinjani memberikan alasannya. "Apa Rinjani sedang hamil ya? Kenapa keinginannya sangat aneh? Kalau aku tanyakan sekarang, nanti dia minta pulang! Lebih baik diam saja dan turuti saja kemauannya!" batin Candaka yang amssih penuh perasaan bingung."Terlalu berbahaya, Adinda! Zombie ini bisa menarikmu masuk ke dalam gurun pasir dan tidak akan bi
Naga Xarvis berhasil mendarat dengan mulus di halaman Kuil Naga yang sempit."Apa zombie gurun ini berbahaya, Kanda?" tanya Rinjani.Ratu Kamandaria ini tampak tenang-tenang saja, padahal sebentar lagi dia akan melewati gurun dengan banyak zombie-zombie kelaparan di bawah padang pasir gurun ini."Berbahaya sekali tidak ... asal jangan sampai ditarik masuk ke dalam pasir gurun ini. Kita tidak akan bisa selamat. Buat apa sih kamu ingin sekali melawan zombi eini?' tanya Candaka."Bukan keinginanku, Kanda!" sahut Rinjani."Terus ... kalau bukan keinginan kamu, jadinya keinginan siapa?" tanya Candaka berpura-pura."Ada deh! Ayuk, kita coba lewati zombie-zombie ini!" seru Rinjani penuh semangat.Tiba-tiba angin bertiup kencang membawa banyak debu padang pasir ke arah mereka."Hati-hati, Adinda Rin!" seru Candaka.Rinjani nekad melangkah ke dalam padang gurun pasi di tengah badai padang pasir yang menerpa mereka.“Adinda Rin ... Tunggu dulu!" teriak Candaka yang sepertinya merasakan sesuatu
Dewi Racun yang tidak bisa mengerahkan tenaganya sama sekali merasakan ancaman terhadap nyawanya dengan banyaknya zombie tengkorak yang mendekatinya.Rinjani hanya bisa memejamkan matanya karena kakinya juga tidak kuasa bergerak. Entah apa yang telah terjadi pada dirinya sehingga seluruh tenaga dalamnya menghilang saat berada di dalam Gurun Terkutuk ini.BLAAASSST!ROOOAAARR!Rinjani mendengar pukulan sinar blaster dan juga semburan api di dekatnya saat matanya terpejam.Begitu matanya terbuka, yang terlihat adalah zombie tengkorak yang habis tidak bersisa lagi di hadapannya.Candaka tepat berada di sampingnya yang mengeluarkan serangan jarak jauh dengan jurus Tapak Sakti Naga, sementara Naga Xarvis dalam posisi terbang di atasnya mengeluarkan semburan api.“Kalian datang tepat pada waktunya!” ujar Rinjani.Hati Dewi Racun ini sangat lega mengetahui anak yang dikandungnya ini selamat dari serangan zombie tengkorak.“Jangan sembunyikan kehamilanmu lagi yai, Adinda Rin!” kata Candaka de
Komodo Naga ini sudah bersiap menyerang Candaka dengan sabetan ekornya.“Hati-hati, Kanda!” seru Rinjani.“Bagaimana cara membujuk naga ini?” tanya Candaka.“Kanda harus mengalahkannya dahulu biar aku bisa bicara dengannya!” sahut Rinjani.“Aku tidak boleh melukainya?” tanya Candaka lagi.Rinjani hanya mengangukan kepalanya.“Bagaimana bisa mengalahkannya tanpa melukainya?” Giliran Candaka yang kebingungan.“Cukup hindari saja serangannya sampai dia kelelahan, maka itu tandanya dia sudah kalah! Kalau Kanda melukainya maka serangan Komoido Naga ini akan semakin ganas!” pesan Rinjani.“Pertarungan yang aneh ... makhluk mitos yang aneh juga!” gumam Candaka.Beberapa kali Candka berhasil menghindari berbagai serangan yang dilakukan oleh Komodo Naga ini yang membuat naga ini akhirnya kelelahan.“Sekarang dia merasa kalau kita ini tidak berbahaya. Aku bisa mendekatinya perlahan-lahan,” ujar Rinjani.“Hati-hati, Adinda Rin!” kata Candaka memperingatkan Dewi Racun ini.Mereka masih belum tahu
Pertempuran di Kota Naga Biru Laut yang tadinya dikhawatirkan akan berlangsung sengit, ternyata selesai dengan lebih cepat.Gandar akhirnya memutuskan untuk menyerang armada kapal Benua Timur untuk memberi efek jera kepada Kaisar Xian Ming agar tidak lagi berambisi untuk menguasai Benua Kamandaria dan juga terutama Kerajaan Malaka.Seluruh kapal tempur Kerajaan Malaka menyerang habis-habisan kapal-kapal Benua Timur. Bunyi dentuman dan ledakan serta terlihat kobaran api di mana-mana menunjukkan betapa dasyat dan kejamnya sebuah pertempuran yang harus mengorbankan banyak nyawa.Sementara itu pertarungan antara Rinjani dan Jayanti juga selesai dengan perginya Iblis Naga Biru meninggalkan pertarungan mereka begitu melihat kehancuran kapal-kapal tempur Benua Timur."Selamat tinggal, Rinjani! Semoga kamu bisa membahagiakan Kanda Candaka! Aku akan pergi dari Kamandaria untuk selama-lamanya!" ucap Jayanti sambil lenyap begitu saja dari hadapan Rinjani.Rinjani juga tidak memiliki niat lagi be
Naga Emas Gandar meluncur di dalam air dengan kecepatan tinggi menerjang Naga Long Wan yang sedang mengejar Naga Air Rinjani hingga terpental beberapa meter.Naga Long Wan yang merasa terganggu oleh Gandar langsung berbali dan mulai menerjang balik Naga Emas Gandar yang telah menerjangnya tadi.Tubuh Naga Emas Gandar terdorong oleh terjangan Naga Long Wan ini tapi Naga Emas tidak menyerah begitu saja.Dia berbalik dengan cepat menerjang tubuh Naga Long Wan yang besar sampai terjatuh ke dasar samudra.Naga Long Wan yang terjatuh langsung bangkit kembali dan menerjang dengan cepat ke arah Naga Emas Gandar tanpa bisa dihindarinya. Tubuhnya langsung terpental lagi dengan sedikit luka akibat kuku tajam dari Naga Long Wan.Pertarungan antara Naga Long Wan melawan Naga Emas Gandar masih berlangsung sengit. Belum tampak siapa yang akan menjadi pemenangnya.Naga Long Wan yang bertubuh besar dengan ekor panjangnya yang tajam bergerak berusaha menusuk tubuh Naga Emas Gandar. Tapi kulit dan sisi
"Ternyata Iblis Naga Biru tidak memiliki pengikut ... hanya sendiri saja membawa prajurit emas yang sudah pernah kami kalahkan!' ejek Rinjani. Kesempatan bagi Rinjani menumpahkan segala kekesalannya. Tadinya dia mendukung Candaka untuk mencari Jayanti dan mengangkatnya menjadi Ratu keempat Kamandaria, tapi begitu melihat sikap Jayanti, tidak ada lagi rasasungkan di hati Rinjani."Tidak perlu pengikut kalau hanya ingin mengalahkanmu! Aku ingin tahu, seberapa hebat Dewi Racun yang berhasil memikat Pendekar Naga Biru!" balas Jayanti.Naga Merah Swantara berukuran lebih besar daripada Iblis Naga Biru, tapi untuk kecepatan masih unggul Iblis Naga Biru."Sudah cukup kekacauan yang kamu timbulkan, Iblis Naga Biru! Bekerja sama dengan bangsa asing untuk menjajah negeri sendiri sangat tidak bisa diampuni!" ujar Rinjani."Masih mending aku daripada dirimu, perebut kekasih orang!" tuduh Jayanti yang langsung menekan Rinjani dengan aura kegelapan miliknya."Cuih! Siapa yang merebut kekasihmu? Kau
TRAAANG!Saat Kanaya yang tidak berdaya pasrah dengan nasibnya, mendadak puluhan anak panah yang turun dari atas langit terpental jauh dan tidak mengenai tubuh Kanaya.Bahkan Kubilai juga terpaksa melepaskan golok emas kembarnya saat dirinya diserang oleh beberapa sosok yang bergerak sangat cepat. AAARRRGGGH!Teriakan Kubilai yang terluka sungguh mengejutkan Kanaya. Bukan hanya dirinya yang lepas dari ancaman maut anak panah tapi Kubilai juga terpaksa melepaskan jepitan golok emas kembar pada Pedang Petir-nya karena tubuhnya terluka oleh sabetan prdang."Siapa yang membantuku? Gerakannya cepat sekali!" batin Kanaya yang merasa bersyukur masih bisa selamat saat nyawanya sudah di ujung tanduk.Saat ketiga bayangan ini menampakkan wujud aslinya barulah Kanaya mengenali beberapa di anataranya. "Isyana? Gayatri?" ujarnya pada kedua gadis yang masing-masing memegang pedang dan tongkat. Kanaya tidak mengenali pria yang bersama mereka. "Aku, Brahmana ... aku datang atas undangan Ratu Rinjan
Kaisar Xian Ming berdiri gagah dengan pakaian bertarungnya setelah melepaskan jubah emas kekaisarannya. "Kamu terlalu lemah, Candaka! Untuk menjadi pemimpin sejati, kita harus mengorbankan semua yang kita kasihi dan sayangi! Tidak boleh ada kelemahan sedikit-pun yang bisa dimanfaatkan oleh lawan kita!" seru Kaisar Xian Ming.Raja Candaka tidak kalah gagahnya berdiri di hadapan Kaisar Xian Ming. "Kamu yang salah, Xian Ming! Pemimpin sejati tidak akan mengorbankan sanak saudara dan sahabatnya. Pemimpin sejati selalu mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri! Kamu menghancurkan satu benua hanya untuk mempermudahmu melintas? Sungguh kaisar yang tidak layak menduduki tahta kerajaan!"Sindiran Candaka membuat marah Kaisar Xian Ming. "Tahu apa kau tentang menjadi pemimpin? Kamu sudah ditakdirkan menjadi Raja bahkan sejak kau terlahir sebagai anak naga! Seharusnya hanya Kaisar yang bisa dianggap sebagai anak naga, penerus tahta kerajaan! Aku berjuang agar mampu menjad
GWAAARRR ...!!! Belasan Naga Wrath terbang di atas kerumunan kapal tempur Benua Timur dan membakar habis beberapa kapal dengan prajurit di dalamnya yang berlarian dengan kondisi tubuh terbakar melompat ke dalam lautan. Terlihat Naga Biru yang terbang meliuk-liuk dengan indahnya turut menyemburkan api ke kapal tempur Benua Timur. Namun, berbeda dengan Naga Wrath yang menyembur tanpa belas kasihan, untuk Naga Biru ini melakukannya dengan raungan terlebih dahulu untuk memberi kesempatan prajurit Benua Timur melompat ke laut barulah dia menyemburkan api membakar kapal tempur mereka. Teriakan menyayat hati terdengar dari ratusan prajurit yang terbakar hidup-hidup oleh semburan api naga Wrath. Suasana di perairan Kota Naga Emas sudah mirip kobaran api dengan banyak kapal yang terbakar. Sepertinya kemenangan akan diraih dengan mudah, tapi Zhu Fei terlalu menganggap remeh Panglima Xian Shung. KWAAAK! Tiba-tiba terdengar teriakan dari beberapa Naga Wrath yang terjatuh ke dasar lautan. Nag
"Cuih! Kanda sudah salah terus merindukanmu! Ternyata kamu tidak pantas untuk diharapkan olehnya!' seru Rinjani dengan wajah penuh amarah."Hihihi ... kalian ini wanita yang bodoh! Pria yang bisa mencintai begitu banyak wanita bukanlah pria yang baik! Aku sudah tidak ingin kembali lagi kepada Candaka sejak tahu dia memilih wanita lain, bukan hanya satu wanita tapi tiga wanita sekaligus!"Tawa Jayanti yang agak mengerikan membuat Rinjani agak merinding. Ternyata wanita ini benar-benar iblis yang berwujud naga biru. Semula mereka mengira Jayanti masih bisa disembuhkan, tapi melihat kondisinya sekarang sungguh hal yang mustahil mengharapkan Jayanti kembali seperti dulu."Aku tidak keberatan karena Kanda adil terhadap kami! Ada satu yang kamu lupakan, Iblis Naga Biru!" ujar Rinjani sambil tersenyum sinis."Kamu tidak bisa kabur, Dewi Racun! Seluruh udara telah dijaga oleh pasukan nagaku!" sahut Jayanti dengan pandangan meremehkan Rinjani."Terlalu sombong! Kamu melupakan satu hal yang bis
Zhu Fei yang memegang kendali sebagai panglima tertinggi di Kota Naga Emas benar-benar serius menjalankan tugasnya setelah kepergian Raja Candaka dan Raja Gandar ke Kota Naga Biru.Rapat penting langsung diadakan oleh Zhu Fei untuk membahas strategi terbaik menghadapi Panglima Xian Shung yang diberi waktu tiga jam untuk mundur dari perairan Kota Naga Emas.Masa tiga jam itulah yang dimanfaatkan oleh Zhu Fei untuk menyusun strategi karena kemungkinan besar Panglima Xian Shung tidak akan menyerah. Pendekar Naga Sakti ini juga tidak mengetahui pasti apa Iblis Naga Biru dan Naga Ashura ikut dalam armada laut Panglima Xian Shung."Panglima Zhian, bagaimana situasi perbatasan darat dan udara Kota Naga Emas?" tanya Zhu Fei. Ketegasan Pendekar Naga Sakti ini sungguh jauh berbeda saat dia pergi menemui Zhian. Sekarang, Zhu Fei sudah lebih dewasa dan tidak mempermasalahkan lagi Zhian yang bersama Candaka."Perbatasan udara dijaga oleh kawanan Naga Wrath, Panglima! Untuk perbatasan darat mungkin
Candaka dan Rinjani berhasil tiba dengan cepat di Kota Naga Biru karena Naga Xarvis memiliki kemampuan teleportasi naga yang bisa dalam sekejab membawa Candaka dan Rinjani ke sana. Bahkan Gandar dan Alisha juga belum tiba di sana. Hanya ada Arjani yang menempatkan armada kapalnya menjaga perairan Kota Naga Biru Laut. "Kak Candaka! Kenapa Kakak ke sini?" tanya Arjani saat menemui Candaka. "Salam hormat, Ratu Rinjani!" lanjutnya dengan sopan. Rinjani hanya menganggukan kepalanya saja untuk menjawab penghormatan Arjani. "Arjani! Kamu cantik sekali! Sekarang kamu sudah hebat dengan menjadi panglima Kerajaan Malaka!' sahut Candaka dengan riang gembira. Rinjani agak sedikit cemburu melihat keakraban antara Arjani dan Candaka. "Hahaha ... Kak Candaka bisa saja! Apa yang telah terjadi? Kenapa kakak ke sini, bukannya beerada di Kota Naga Emas?" tanya Arjani. "Bukan hanya aku yang akan ke sini. Gandar juga sedang menuju kemari. Sebentar lagi dia kan tiba! Kami tertipu oleh siasat Kaisar Xia