Share

Bab 231

Author: Lara Aksara
last update Last Updated: 2025-02-22 06:37:51

Chen Peng memastikan sekitar rumahnya aman saat ia pergi meninggalkan Katon dan Liang Zhiyuen di sana. Kurang dari satu jam kemudian, Zhang Wei yang datang menggantikan posisi Chen Peng.

“Ratih bersama Mei Lifen dan Chen Peng. Di luar hotel, masih ada dua orang lagi anak buah Chen Peng yang ikut menjaga.” Zhang Wei menjelaskan pada Katon tanpa diminta. Katon mengangguk, setidaknya Ratih aman dan itu bisa membuatnya fokus.

“Kita berangkat sekarang.” Katon yang enggan membuang waktu segera berdiri sambil memeriksa revolvernya. Di sisi lain, Liang Zhiyuen memenuhi saku mantelnya dengan amunisi simpanan Chen Peng.

Zhang Wei yang sudah siap, segera mendahului langkah dan memimpin mereka.

Pintu besi di belakang mereka mengeluarkan derit tajam saat Zhang Wei menutupnya perlahan, menutupi cahaya dari ruangan yang sekarang seakan menjadi satu-satunya perlindungan mereka tadi. Katon dan Liang Zhiyuen mengikuti langkah Zhang Wei yang mantap, masuk lebih dalam ke labirin bawah tanah yang penu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 232

    Katon mengabaikan omelan Liang Zhiyuen saat mengetahui dari Zhang Wei kalau Katon mengeksekusi mati Lin Jianhong. “Cari masalah kau, Ton. Anak buah Lin mengetahui pertikaian kalian sebelumnya dan kini bos mereka mati?! Sudah pasti semua prasangka akan tertuju padamu, Ton!” Liang Zhiyuen mengomel sepanjang perahu mereka menyusuri Sungai Yangtze menjauhi area perumahan Lin Jianhong. “Zhang, hubungi Meu Lifen dan tanyakan kondisi istriku,” perintah Katon, membuang begitu saja revolvernya di tengah Sungai Yangtzw saat perahu mereka melaju dalam kemudi Liang Zhiyuen yang cemberut parah. “Nyonya aman,” lapor Zhang Wei “Bawa aku pulang, Liang.” “Muter dulu, kek! Buat alibi, Ton!” seru Liang Zhiyuen sebal. Tetapi gestur Katon akan merebut kemudi. “Oke! Oke! Dasar gila!” Liang Zhiyuen memutar kemudi dan bergerak lurus menuju International Raffles City hotel melalui jalur sungai. Katon boleh saja perkasa di luar sana. Tetapi Katon tetap saja suami yang takut istri. Sudah tiga hari, kelew

    Last Updated : 2025-02-22
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 233

    Katon keluar dari kamar tidur sambil menggandeng tangan Ratih. Keduanya melangkah ke ruang tamu, di mana layar televisi menampilkan breaking news yang terus diulang-ulang di salah satu channel berita lokal. Semua tulisan di layar itu dalam huruf Mandarin, dan pembawa beritanya berbicara dalam bahasa yang sama. Meskipun tak mengerti bahasanya, Katon langsung mengenali rumah yang disorot di dalam berita tersebut. Lampu-lampu rotator dari mobil polisi berputar cepat, memancarkan warna merah, biru, dan kuning yang seolah berputar dalam irama tak teratur, membuat suasana semakin menegangkan. Sebuah ambulans tampak menunggu di depan rumah, sementara satu jenazah dibawa keluar dengan kantong mayat berwarna kuning. “Apa yang terjadi?” tanya Katon, sok polos, kepada Mei Lifen, yang berdiri di dekatnya. Ratih, yang menatap layar dengan dahi mengernyit, juga mengalihkan pandangannya ke arah Mei, tidak menyadari bahwa Liang Zhiyuen sedang mendengus sebal di dekat meja makan. “Perampokan yang g

    Last Updated : 2025-02-22
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 234

    Saat transit di Shanghai, Ratih sudah kehabisan tenaga untuk berdebat dengan Katon. Selama menunggu connecting flight schedule berikutnya, ia memilih untuk tiduran di paha Katon dan memasrahkan suaminya yang waspada terhadap panggilan ke penerbangan berikutnya “Neng, bangun. Sudah waktunya berangkat.” Entah berapa lama Ratih tertidur di pangkuan Katon. Suaminya membangunkan dengan lembut, menunggunya dengan sabar sampai semua nyawa terkumpul, masih juga membantu merapikan rambut panjangnya yang awut-awutan. Keunggulan memiliki pasangan jauh lebih tua darinya. Ratih merasa diemong dan dikasihi sepenuh hati. Kini, saat ia masih setengah mengantuk, berjalan dalam gandengan tangan Katon yang sibuk sendiri. Satu tangan menggenggam tangan Ratih, tangan yang lain menyeret bagasi mereka. Untung cuma satu, itu sebabnya Katon memilih membawanya ke kabin. Ratih benar-benar tidak paham dengan sekitarnya. Ia berjalan mengikuti langkah Katon tanpa melihat dengan jelas atau memastikan tujuan me

    Last Updated : 2025-02-22
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 235

    Hening sejenak. “Apa yang kau lakukan pada Lin Jianhong?” tanya Satria pada putera sulungnya. Nadanya dingin tak enak didengar. “Aku membunuhnya. Dia mengancam Ratih dan keluargaku. Aku tidak peduli apa yang akan terjadi pada Papa. Tetapi aku tidak bisa menerima jika sesuatu yang buruk menimpa Mama, Rosie dan Lily. Aku akan mengirimkan laporanku melalui email. Selanjutnya Anda boleh kirimkan pekerjaanku kemari atau ganti saja aku dengan orang lain. Aku tidak peduli. Selamat siang, Pak Satria.” Katon mematikan ponselnya dengan dayanya sekalian lalu membuang barang itu ke atas tempat tidurnya. Wajahnya menyiratkan kemarahan. Ia tidak peduli sudah memantik api perpecahan dengan papanya sendiri. Untuk Katon, Arini jauh lebih penting dari Satria yang baru ia temui saat usia lima tahun. Rosie dan Lily bernilai sama dengan Arini. Satria benar-benar tidak masuk prioritas Katon sama sekali. Ia melakukan semua permintaan Satria hanya demi melihat senyum bangga Arini saja. Katon menarik napa

    Last Updated : 2025-02-22
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 1

    “Bagaimana kalau aku mengantarmu pulang malam ini?” ucap seorang lelaki di sebuah coffeshop kepada salah satu pelayan wanita yang cantik. Wanita itu tersenyum mendengar tawaran yang manis dan mengangguk. Pria itu bahkan bersikap gentleman dengan membantu sang wanita menutup coffeshop karena ini adalah shift terakhir. Mereka menyusuri pedestrian dan menyeberangi beberapa blok menuju apartemen sang wanita sambil mengobrol ringan. Beberapa kali sang wanita tertawa dan memukul bahu sang pria dengan mesra, pertanda obrolan mereka menyenangkan dan sangat intim. Pintu apartemen di lantai tiga, menjeblak terbuka saat didorong dengan paksa. Dua tubuh yang saling berpelukan berputar dan masuk ke dalam apartemen. Kedua manusia ini saling memagut dalam ciuman yang panas dan penuh gairah. Kepala sang wanita mendongak, mengikuti pria yang lebih tinggi darinya. Bibir saling mengecap, lidah melibat. Sang pria mendesak hingga sang wanita terdorong ke dinding tanpa melepas pagutan bibirnya. Meskipun

    Last Updated : 2024-11-24
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 2

    “Eer ... siapa kalian?” tanya Katon keheranan. "Dengar, kau pikir kau bisa mendekati kekasihku begitu saja?" teriak salah satu dari enam pria tersebut sambil menunjuk jari pada Katon yang terkepung. Katon tersadar, ia sedang berhadapan dengan tidak lain dan tidak bukan adalah kekasih Alice dan teman-temannya. Katon berdiri dengan sikap yang berani, menatap tajam ke arah keenam pria yang mengancamnya. Dia tahu betul bahwa situasi ini bisa berujung buruk jika dia tidak berhati-hati. Beruntung Katon memiliki keahlian karate yang luar biasa. Dia terlatih dengan baik, dan dia tidak akan menyerah begitu saja. "Easy, Man!" ujar Katon dengan suara datar tanpa gentar kepada satu pria yang berusaha mengintimidasinya. "Aku tidak berniat mengganggu kekasihmu. Dan aku hanya mampir sesaat di apartemennya." Keenam pria Amerika itu saling pandang, menatap heran pada satu pria keturunan Amerika-Asia yang mereka kepung. Ini aneh. Pria itu tak kelihatan takut walau dikepung, membuat mereka ragu unt

    Last Updated : 2024-11-24
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 3

    New York pagi hari. Katon membuka mata perlahan-lahan, ia bangun dari kasur empuk di apartemen mewahnya di Manhattan. Meskipun semalam ia baru saja berkelahi melawan enam orang, tidak ada tanda-tanda luka di tubuhnya. Dengan gerakan lincah, Katon bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas menuju ruang olahraga pribadi. Baginya, latihan karate setiap pagi adalah kebutuhan. Latihan fisik dan mental ini menjadi sumber kekuatannya, memberikan ketenangan dan kesiapan untuk menghadapi segala tantangan yang akan datang. Setelah mengenakan pakaian olahraga yang nyaman, Katon mulai melakukan pemanasan dengan gerakan-gerakan yang lembut namun penuh konsentrasi. Tepat ketika Katon bersiap untuk memulai latihan karate yang intens, telepon genggamnya berdering. Dia mengambil ponsel dan melihat panggilan masuk dari Alice. Tanpa ragu, Katon menerima panggilan itu. "Pagi, Choco Girl! Apakah aku begitu mempesonamu sehingga sepagi ini kau sudah merindukanku?" sapa Katon dengan suara hangat. Alice t

    Last Updated : 2024-11-24
  • PLAYBOY KENA BATUNYA   bab 4

    Sebagai sahabat Katon, Morgan belajar pada kehidupan sahabat semenjak SMP-nya ini, yang entah bagaimana bisa keras dan berbahaya. Ia tidak langsung membuka pintu tapi memeriksa melalui kamera pengawas. “Tentu saja!” gerutu Morgan secepat matanya selesai memindai kamera pengawas. Pada kamera itu terpantul citra seorang wanita. Kulitnya sedikit kecoklatan, entah asli ataukah hasil dari berjemur di bawah matahari. Rambut panjangnya berwarna coklat keemasan. Wanita ini memiliki mata yang cantik yang saat ini memancarkan kekhawatiran. “Siapa?” tanya Morgan setelah memencet tombol interkom. “Uhm, ehm, apakah Katon ada? Dia baik-baik saja?” tanya wanita tersebut tanpa bisa menyembunyikan nada khawatir. “Motherfucker!” maki Morgan dalam hati. “Yea, ada. Dia ada. Dan pria itu baik-baik saja. Boleh aku tahu siapa namamu, Miss?” “Alice. Alice Wellington.” Morgan memastikan wanita itu ‘bersih’ dan dia membuka pintu sambil mengomel keras dalam hati. “Silakan masuk, Miss. Tunggulah di sini se

    Last Updated : 2024-11-24

Latest chapter

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 235

    Hening sejenak. “Apa yang kau lakukan pada Lin Jianhong?” tanya Satria pada putera sulungnya. Nadanya dingin tak enak didengar. “Aku membunuhnya. Dia mengancam Ratih dan keluargaku. Aku tidak peduli apa yang akan terjadi pada Papa. Tetapi aku tidak bisa menerima jika sesuatu yang buruk menimpa Mama, Rosie dan Lily. Aku akan mengirimkan laporanku melalui email. Selanjutnya Anda boleh kirimkan pekerjaanku kemari atau ganti saja aku dengan orang lain. Aku tidak peduli. Selamat siang, Pak Satria.” Katon mematikan ponselnya dengan dayanya sekalian lalu membuang barang itu ke atas tempat tidurnya. Wajahnya menyiratkan kemarahan. Ia tidak peduli sudah memantik api perpecahan dengan papanya sendiri. Untuk Katon, Arini jauh lebih penting dari Satria yang baru ia temui saat usia lima tahun. Rosie dan Lily bernilai sama dengan Arini. Satria benar-benar tidak masuk prioritas Katon sama sekali. Ia melakukan semua permintaan Satria hanya demi melihat senyum bangga Arini saja. Katon menarik napa

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 234

    Saat transit di Shanghai, Ratih sudah kehabisan tenaga untuk berdebat dengan Katon. Selama menunggu connecting flight schedule berikutnya, ia memilih untuk tiduran di paha Katon dan memasrahkan suaminya yang waspada terhadap panggilan ke penerbangan berikutnya “Neng, bangun. Sudah waktunya berangkat.” Entah berapa lama Ratih tertidur di pangkuan Katon. Suaminya membangunkan dengan lembut, menunggunya dengan sabar sampai semua nyawa terkumpul, masih juga membantu merapikan rambut panjangnya yang awut-awutan. Keunggulan memiliki pasangan jauh lebih tua darinya. Ratih merasa diemong dan dikasihi sepenuh hati. Kini, saat ia masih setengah mengantuk, berjalan dalam gandengan tangan Katon yang sibuk sendiri. Satu tangan menggenggam tangan Ratih, tangan yang lain menyeret bagasi mereka. Untung cuma satu, itu sebabnya Katon memilih membawanya ke kabin. Ratih benar-benar tidak paham dengan sekitarnya. Ia berjalan mengikuti langkah Katon tanpa melihat dengan jelas atau memastikan tujuan me

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 233

    Katon keluar dari kamar tidur sambil menggandeng tangan Ratih. Keduanya melangkah ke ruang tamu, di mana layar televisi menampilkan breaking news yang terus diulang-ulang di salah satu channel berita lokal. Semua tulisan di layar itu dalam huruf Mandarin, dan pembawa beritanya berbicara dalam bahasa yang sama. Meskipun tak mengerti bahasanya, Katon langsung mengenali rumah yang disorot di dalam berita tersebut. Lampu-lampu rotator dari mobil polisi berputar cepat, memancarkan warna merah, biru, dan kuning yang seolah berputar dalam irama tak teratur, membuat suasana semakin menegangkan. Sebuah ambulans tampak menunggu di depan rumah, sementara satu jenazah dibawa keluar dengan kantong mayat berwarna kuning. “Apa yang terjadi?” tanya Katon, sok polos, kepada Mei Lifen, yang berdiri di dekatnya. Ratih, yang menatap layar dengan dahi mengernyit, juga mengalihkan pandangannya ke arah Mei, tidak menyadari bahwa Liang Zhiyuen sedang mendengus sebal di dekat meja makan. “Perampokan yang g

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 232

    Katon mengabaikan omelan Liang Zhiyuen saat mengetahui dari Zhang Wei kalau Katon mengeksekusi mati Lin Jianhong. “Cari masalah kau, Ton. Anak buah Lin mengetahui pertikaian kalian sebelumnya dan kini bos mereka mati?! Sudah pasti semua prasangka akan tertuju padamu, Ton!” Liang Zhiyuen mengomel sepanjang perahu mereka menyusuri Sungai Yangtze menjauhi area perumahan Lin Jianhong. “Zhang, hubungi Meu Lifen dan tanyakan kondisi istriku,” perintah Katon, membuang begitu saja revolvernya di tengah Sungai Yangtzw saat perahu mereka melaju dalam kemudi Liang Zhiyuen yang cemberut parah. “Nyonya aman,” lapor Zhang Wei “Bawa aku pulang, Liang.” “Muter dulu, kek! Buat alibi, Ton!” seru Liang Zhiyuen sebal. Tetapi gestur Katon akan merebut kemudi. “Oke! Oke! Dasar gila!” Liang Zhiyuen memutar kemudi dan bergerak lurus menuju International Raffles City hotel melalui jalur sungai. Katon boleh saja perkasa di luar sana. Tetapi Katon tetap saja suami yang takut istri. Sudah tiga hari, kelew

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 231

    Chen Peng memastikan sekitar rumahnya aman saat ia pergi meninggalkan Katon dan Liang Zhiyuen di sana. Kurang dari satu jam kemudian, Zhang Wei yang datang menggantikan posisi Chen Peng. “Ratih bersama Mei Lifen dan Chen Peng. Di luar hotel, masih ada dua orang lagi anak buah Chen Peng yang ikut menjaga.” Zhang Wei menjelaskan pada Katon tanpa diminta. Katon mengangguk, setidaknya Ratih aman dan itu bisa membuatnya fokus. “Kita berangkat sekarang.” Katon yang enggan membuang waktu segera berdiri sambil memeriksa revolvernya. Di sisi lain, Liang Zhiyuen memenuhi saku mantelnya dengan amunisi simpanan Chen Peng. Zhang Wei yang sudah siap, segera mendahului langkah dan memimpin mereka. Pintu besi di belakang mereka mengeluarkan derit tajam saat Zhang Wei menutupnya perlahan, menutupi cahaya dari ruangan yang sekarang seakan menjadi satu-satunya perlindungan mereka tadi. Katon dan Liang Zhiyuen mengikuti langkah Zhang Wei yang mantap, masuk lebih dalam ke labirin bawah tanah yang penu

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 230

    Di ujung dermaga, terdapat gang sempit yang terhubung dengan area perumahan kumuh Chongqing. Gang tersebut dikelilingi oleh tembok tinggi dengan lukisan mural yang memudar, tampak jauh dari kilauan pusat kota. Di tempat yang tak terduga inilah Liang Zhiyuen memimpin Katon menuju ke seseorang yang sudah lama ia percayai. Setelah berlari melewati beberapa lorong sempit, mereka tiba di depan sebuah pintu besi berkarat yang tertutup rapat. Liang Zhiyuen melirik sekeliling, merasa diawasi, sementara Katon menjaga tangan di balik jaketnya, dekat dengan gagang pistol kecil yang ia bawa. Liang Zhiyuen mengetuknya tiga kali, cepat dan teratur, dan dalam beberapa detik, pintu itu terbuka sedikit, memperlihatkan seorang pria bertubuh kekar dengan rambut yang super cepak. " Gē? Apa yang kau lakukan di sini?" Sesosok pria sebaya dengan Liang Zhiyuen membuka pintu dan menampakkan wajah terkejut. Meskipun begitu ia segera menarik Liang Zhiyuen masuk, dengan demikian Katon leluasa mengikutinya. Pn

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 229

    Katon tidak menyadari bahaya yang mengintainya ketika ia meninggalkan restoran. Di dalam mobil hitam yang melaju melintasi jalan-jalan Chongqing yang padat, Katon dan Liang Zhiyuen yang mengemudikan mobil, berbicara tentang langkah selanjutnya. Katon mengendalikan tablet di tangannya, memnampakkan laporan-laporan yang dikirimkan Mei Lifen tentang proyek Lin. Tentu saja Satria tahu bahwa ada hal-hal ilegal di dalamnya, tetapi dia dan Growth Earth Company tidak menyangka bahwa Lin memiliki dampak seluas ini. Setiap bisnis memang memiliki area abu-abu seperti yang Lin katakan. Tak dipungkiri, Growth Earth Company pun sama. Bedanya, mereka masih memiliki sedikit moralitas dengan tidak terlibat pada penjualan manusia maupun wanita dan segala isinya. Senjata? Yea, Katon tidak memungkiri Grand-Mere mungkin melakukan itu. Tetap saja, menjalin bisnis terlalu dalam dengan Lin, bisa memantik resiko lebih besar. "Aku tidak yakin kita bisa keluar dari ini dengan mudah, Liang. Lin punya kekuata

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 228

    Katon duduk di ruang pertemuan gedung pencakar langit milik Lin, menatap layar yang menampilkan rencana proyek infrastruktur raksasa. Sekretaris Lin Jianhong, seorang wanita kurus dan tinggi, menyanggul seluruh rambutnya ke atas kepala dan memakai kacamata runcing seperti mata kucing, sedang melakukan presentasi dengan tingkat kepercayaan diri tinggi. Ia berbicara dengan tenang, menjelaskan betapa besar peluang yang ada. Selama itu Lin Jianghong, terus menatap ke arah Katon dan tim-nya dengan pandangan tertarik. Saat sekretaris wanita Lin Jianhong selesai bicara, ia mengembalikan topik kepada bos-nya. "Katon, proyek ini akan menghubungkan Chongqing dengan dunia. Kita berbicara tentang jalur pengiriman yang bisa mengalahkan pelabuhan Shanghai. Dengan investasi Anda, kita bisa memulai dalam waktu enam bulan," ujar pria tua bersahaja itu dengan penuh percaya diri. Katon mendengarkan, tetapi pikirannya terus bergerak ke arah detail yang Lin sepertinya hindari. Angka-angka terlihat fant

  • PLAYBOY KENA BATUNYA   Bab 227

    Katon kembali menyeberangi lobi InterContinental Raffles City. Posturnya yang gagah dibalut setelan mahal bisa saja menarik perhatian wanita manapun. Tetapi, sejurus kemudian sepasang pria dan anita mendekat lalu berjalan bersama Katon, mengiringi seperti penjaga. Liang Zhiyuan berjalan dengan tegap, posturnya kokoh dan penuh otoritas, seolah setiap langkahnya memiliki tujuan. Otot-ototnya yang tegas menunjukkan kekuatan yang tak perlu dijelaskan. Di sisi lain, Mei Lifen, dengan tubuh ramping dan anggun, bergerak dengan kepercayaan diri yang halus namun memancarkan kecerdasan tajam, auranya tenang tapi berbahaya. “Jelaskan lagi padaku tentang Lin Jianghong,” perintah Katon pada Mei Lifen selama mereka berjalan. Selama mereka berjalan menuju mobil hingga berkendara, Mei Lifen tak henti bicara menjelaskan pada Katon. Lin Jianhong adalah sosok pebisnis yang berwibawa, tetapi di balik citra publiknya yang terhormat sebagai pengusaha sukses, dia sebenarnya adalah seorang tokoh krimina

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status