Share

Tertangkap

Author: Wafa Farha
last update Last Updated: 2023-10-25 08:52:46

"Walaiakumsalam." Naira menjawab salam, dari kehadiran temennya.

Mata Anggara melebar melihat seseorang yang datang.

"Si-siaapa, Nai?" tanya Anggara menunjuk perempuan yang berdiri persis di depan pintu.

"Temen aku, Bos." Naira meringis.

"Aku gak disuruh masuk?" tanya Sinta yang merasa dianggurin.

"Eh, ya. Ayuk masuk!" seru Naira dari atas dipan. Yang membuat tamu itu akhirnya tanpa ragu mendekat. Ia melihat malu-malu pada pria tampan yang kini sedang memperhatikannya.

"Nai, dia siapa?" tanya Sinta berbisik kala sudah dekat pada Naira.

"Bosku," jawab Naira.

"Kenapa di sini? Jagain kamu? Atau kamu jangan-jangan udah jalin hubungan sama dia?" cerocos Sinta. Sambil beberapa kali melirik pada Anggara yang kembali sibuk dengan pekerjaan.

"Ehem. Saya mendengar." Anggara berdehem. Lalu tersenyum bangga tanpa melihat pada dua wanita di seberangnya. Dia memang tampan, dan Anggara sadar itu. Tak heran banyak wanita yang baru mengenalnya gagal fokus kala berhadapan dengan pria itu.

"Oh, ya." S
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • PIL KB MILIK IBU MERTUA    Nggak Peka

    "Rindi pasti sudah gila! Kenapa dia berani lapor polisi? Padahal dia otak pembunuhan Naira!" Dana memukul setir mobil berkali-kali karena kesal. Lalu meletakkannya di mulut sambil memikirkan banyak kemungkinan. Rindi sangat bodoh. Apa dia mau menyerahkan diri? Tidak mungkin. Wanita itu ular berbisa yang tidak mau menagalami kerugian dalam hidupnya. "Atau ... jangan-jangan ...." Teebersit sesuatu dalam kepala Dana. Bahwa Rindi telah curang dan licik. Wanita itu bisa saja hanya melaporkannya sebagai pembunuh sedang dia hanya melaporkan diri sebagai korban dan saksi."Argh! Sial!" teriak Dana lagi. Ia pun teringat sesuatu. Ia segera menepikan mobil. Diraihnya ponsel dalam kantong dan di matikannya. Lalu ke luar mobil dan mencegat taksi untuk mengantarkannya pergi."Polisi pasti akan melacak nomor ponselku dan nomor mobil. Sial! Semua ini gara-gara Rindi. Lihat saja nanti, aku pasti bisa membunuhmu," ucap Dana selagi menunggu mobil taksi yang mau berhenti.____________"Kamu mau ke ma

    Last Updated : 2023-10-26
  • PIL KB MILIK IBU MERTUA    Mengumpulkan Bukti

    "Bosmu dingin?" tanya Sinta. Iya, sih ke Sinta dingin, tapi dia melihat dengan jelas bagaimana cara Anggara memandang Naira. Lelaki itu seperti tengah dimabuk cinta. Apa ini yang namanya mencintai dalam diam."Huum." Naira mengangguk. Tak begitu peduli pada ocehan Sinta."Tapi kenapa kamu terus tampak kesal? Apa kamu berpikir harusnya Anggara bosmu itu untuk tidak membebankan hutang? Tapi kan kalian orang lain dan bukan siapa-siapa. Jadi bukankah wajar jika dia menyebutnya hutang? Atau jangan-jangan kamu maunya Anggara bersikap manis karena kamu jatuh cinta padanya?" Panjang lebar Sinta bicara, tepat di kalimat terakhir membuat Naira merasa tertohok dan menoleh pada wanita itu.'Apa benar begitu? Apa sebenarnya aku jatuh cinta padanya?' batin Naira bertanya-tanya."Ah, gak mungkin!" Naira menggeleng cepat. Anggara tahu persis bahwa dia wanita beristri, dan lagi dalam kekacauan seperti ini setidaknya dia mengatakan alasannya dulu saat mereka masih pacaran, bukan pergi begitu saja, tanp

    Last Updated : 2023-10-27
  • PIL KB MILIK IBU MERTUA    Nikah Yuk, Nai!

    Naira menjatuhkan benda-benda dalam dekapan kala tubuhnya menabrak seseorang yang berada di depan pintu kamar."Ah, Bos. Buat kaget saja," gerutunya pelan.Wanita itu pun berjongkok untuk membereskan. Tangannya bergerak memungut benda-benda berserakan. Anggara yang sedari tadi menatap kesibukan Naira tanpa berbuat apa pun, turut berjongkok. Namun, bukannya ikut membereskan, lelaki itu justru terus menatap serius ke wajah Naira. Wanita itu jadi tak enak sendiri, tapi berusaha tenang dan menyelesaikan pekerjaannya. 'Ck. Dasar si Bos!'Ia hanya melirik sekilas pada Anggara yang menatapnya entah. Tatapan itu sama berarti saat dulu mereka masih bersama, seolah Anggara tengah memasang badan dan mengatakan dia rela berbuat apapun untuk wanita itu. Yah, tapi itu dulu, sebelum Anggara benar-benar kecewa dan meninggalnya."Nai," panggil lelaki itu pelan.Naira tak menghiraukannya dan tetap saja bergerak. Merasa wanita itu tak merespon, Anngara memberanikan diri memegang lengannya hingga Naira

    Last Updated : 2023-10-27
  • PIL KB MILIK IBU MERTUA    Halalin Dulu!

    "Maaf, Anda ditangkap karena menjadi otak pembunuhan Ibu Naira. Namun, nyasar ke suaminya, Pak Huda." Polisi itu dengan santainya mengalungkan borgol ke tangan Rindi.Mata wanita berusia 35 tahun itu membulat sempurna. "Pak, apa-apaan ini? Saya kan pelapor, kenapa ditangkap?"Sementara Rindi kebingungan, Dana tersenyum sinis. Puas melihat Rindi sekarang."Kenapa saya, Pak? Pasti kalian salah paham. Jangan dengarkan dia, Pak! Dia penjahat, kenapa diercaya?!" teriak Rindi tak terima."Bukan Bapak Dana yang melaporkan Ibu Rindi. Tapi dua lelaki yang merasa dirugikan oleh Ibu." Polisi itu menjawab."Siapa?!" Mata Rindi melotot."Bapak Huda dan ...." Ucapan polisi menggantung."Apa?! Huda?!" Rindi kaget bukan main. Dipikir meski diam Huda tak akan melakukan ini. Namun ternyata dia salah.Gila! Huda benar-benar gila! Bagaimana bisa dia yang mengatakan hanya mencintainya, malah melaporkan ke polisi. Pasti ada yang salah! Kenapa bukan Naira saja yang disalahkan? Bukankah harusnya wanita itu y

    Last Updated : 2023-10-27
  • PIL KB MILIK IBU MERTUA    Dihalalkan Mantan

    "Nai, aku ingin kita kembali seperti dulu. Sebelum putusan cerai keluar. Aku janji akan memperbaiki semuanya. Aku gak akan selingkuh lagi dan lebih perhatian ke kamu."Mantan suamiku mengucap memelas.____________"Argh! Sial!" Huda membanting map yang berisi berkas perceraian di tangan."Naira pasti terus dikompori oleh Anggara. Laki-laki bajingan itu memang pandai cari kesempatan. Sudah kuduga selama ini dia belum bisa move on dari Naira." Tangan Huda terkepal menahan gejolak emosi dalam dada. Ia merasa perlu ada seseorang yang bisa disalahkan agar emosinya bisa mereda. Dengan begitu pula ada target pelampiasan "Nggak, Nai! Sebelum aku membatalkan perceraian kita, aku tidak akan berhenti. Kamu harus bisa melihat dari sudutku sebagai seorang lelaki normal. Aku hanya khilaf dan bisa memperbaiki semuanya!" Mata elang itu memicing menyimpan kebencian dan tekad yang kuat sekaligus.Napas Huda naik turun karena emosi. Dia bangkit, berjalan ke arah kulkas untuk mengambil air yang bisa me

    Last Updated : 2023-10-27
  • PIL KB MILIK IBU MERTUA    Antara Suami dan Mantan

    Dari kejauhan, Anggara menyipitkan mata. Menajamkan pandangannya ke arah wanita yang telah sah menjadi istrinya dan seorang pria yang membuatnya marah. Mantan Naira. Meski suara Huda tidak begitu jelas, ia bisa mendengar samar –samar pria itu telah membicarakan tentangnya. “Apa yang pria itu fitnahkan?” tanya Anggara penasaran. Ia sangat ingin mendekat dan mendengarnya dengan jelas apa yang mereka bicarakan sebenarnya. Tak ingin Naira terpengaruh dan membuat hubungannya yang baru saja berhasil kembali rusak karena fitnah dan tuduhan tak jelas terhadap Anggara. Namun, lagi –lagi … langkahnya tertahan karena ingat ucapan Naira, bahwa cukup dia saja yang menghdadapi Huda –mantannya. Lagi pula, Anggara sendiri juga ingin menunjukkan ke pada Naira, dia percaya sepenuhnya ke pada wanita yang sangat dicintainya itu. Bahwa Naira adalah perempuan yang setia, meski yang menggodanya seorang pangeran sekali pun. Apalagi lelaki yang kini berdiri di depan istrinya itu adalah mantan brengsek yang

    Last Updated : 2023-10-27
  • PIL KB MILIK IBU MERTUA    Mantu dan Mertua

    Huda telah kembali membawa seseorang bersamanya. Orang –orang masih tak mengerti apa maksud pria itu datang dengan membawa perempuan? Begitu juga Naira. Apa iya mantannya yang tukang selingkuh itu akan membalas memanas –manasinya dengan membawa istri baru yang seksi, bahkan tidak mengenakan kerudung seperti Naira.Memikirkan itu saja, Naira mau muntah. Walau bidadari dari surga yang Huda bawa, semua itu tidak akan membuatnya cemburu sama sekali dan membuat cintanya ke pada Anggara yang sudah kembali menggunung akan goyah. Level ke duanya terlalu jauh disandingkan apalagi untuk dibanding –bandingkan.Jika semua orang yang melihat wanita bersama Huda dengan tatapan bingung, berbeda dengan Anggara. Pria itu benar –benar terkejut melihatnya. Wanita berpenampilan genit itu sungguh bukan seseorang yang asing di matanya. Lelaki tampan itu bahkan tak bisa lupa bagaimana pertemuannya dengan perempuan bernama Sherly itu. Wajah CEO itu pias seketika.“Kenalin ini Sherly.” Huda mengenalkannya per

    Last Updated : 2023-10-27
  • PIL KB MILIK IBU MERTUA    Penculikan Mempelai Wanita

    Saat melihat kea rah layar, rupanya nomor baru. Itu kenapa Anggara memilih untuk mengabaikannya saja. Namun, belum lagi ia sempat mematikan layar ponsel, sebuah notif pesan muncul di layar.[Mas, ini Sherly, kamu kenapa pura –pura tak mengenaliku? Sudah setahun tak bertemu, dan kamu masih tetap tampan.]Pesan itu membuat Anggara membeku. Wanita itu datang rupanya memang dengan tujuan yang ia sejak awal ia cemaskan. Naira merasa ada yang salah. Anggara yang berjalan bersamanya dan akan bergabung dengan tamu –tamu di dalam sana, tidak ada di sampingnya. Padahal, dia masih butuh pria itu untuk menguatkannya saat nanti ada pandangan sinis diarahkan ke padanya, atau cemoohan yang orang lain alamatkan karena kesalahannya tadi. “Mas!” panggil Naira ke pada sang suami yang mematung menatap layar ponsel. Dahi wanita itu mengerut, ada apa sampai pria mantan bosnya itu begitu seirus melihat apa yang terlihat di layar. Mungkinkah ini soal pekerjaan? Atau ada masalah datang yang membuat pria it

    Last Updated : 2023-10-27

Latest chapter

  • PIL KB MILIK IBU MERTUA    Ending

    "Bagaimana kalau terbukti bayi dalam kandungan Sherly adalah anakmu?"Anggara tercenung, hanya sesaat. Kemudian menatap Naira lekat-lekat."Kalau itu memang anakku, aku akan bertanggung jawab penuh atas hidup anak itu. Tapi, tidak akan ada siapa pun yang bisa memaksaku untuk menikahi Sherly. Dan...."Anggara tidak melanjutkkan kalimatnya, dia berdiri dan duduk satu sofa dengan Naira. Keseriusannya membuat jantung Naira berdebar-debar cepat. Jari-jemari Naira digenggam erat Anggara."Dan, kalau memang itu anakku, aku berharap kebesaran hatimu untuk mau tetap menerimaku sebagai suamimu, dan meminta kebaikan hatimu untuk anak yang tidka berdosa itu."Anggara menahan napas, menunggu apa reaksi dan jawaban Naira. Ditengah perasaan khawatirnya, Naira justru mengulurkan tangan dan membelai lembut pipi Anggara."Aku memang memiliki keraguanku padamu sampai tadi sebelum masuk ke ruanganmu ini. Tapi, kemudian aku tahu, bahwa suamiku berkata benar."Kernyitan di kening Anggara melekuk-lekuk dala

  • PIL KB MILIK IBU MERTUA    Bagaimana Kalau Dia Anakmu?

    Huda menunggu dengan gelisah kedatangan Sherly. Perasaannya tidak enak. Suara kemarahan Sherly ditelepon, membuat pikiran Huda menjadi kalut. Dia merasa kalau situasinya berantakan."Brengsek kamu, Huda!"Sebuah hentakan di meja, menyadarkan Huda dari lamunannya. Sherly sudah datang, dengan setumpuk kekesallannya, hingga melempar tasnya ke atas meja, sebelum kemudian duduk. Dirogohnya isi tas dengan kalap, lalu mengeluarkan sebungkus rokok. Namun, saat melihat rokok itu, dia kemudian teringat bagaimana Anggara membentaknya kasar. Akhirya, Sherly meremas bungkus rokok beserta isi-isinya.Huda yang melihat itu, semakin penasaran sekaligus was-was. Dia merasa kalau yang akan dihadapinya bukan hanya tentang kekesalan si Sherly juga, tapi tentang rencana penghancuran pernikahan Anggara dan Naira."Gimana? Gimana tadi di sana? Si kunyuk Anggara itu, tidak bisa berkutik, 'kan? Dia mau menuruti maumu, 'kan?" Huda memajukan tubuhnya, menggeser kursinya, agar lebih dekat dengan Sherly.Sherly y

  • PIL KB MILIK IBU MERTUA    Aku Sabar

    Pintu ruang kerja Anggara ditutup Sherly dari luar dengan bantingan yang amat sangat keras. Itu membuat sekretaris Anggara tersentak dan menatap Sherly dengan melongo. Dalam hati ada si sekretaris, ada kekaguman dengan kekuatan Sherly membanting pintu daun jati yang cukup tebal itu.Sherly tak langsung melangkah. Dia tetap berdiri di depan pintu yang tertutup, dengan napas naik turun yang tidak teratur. Satu dua kali, dia menyisir rambutnya dari depan ke belakang dengan kasar, hingga membuat si sekreatris khawatir rambut itu akan jebol dari akar kepala.Setelah dia bisa menguasai diri, Sherly melangkah menjauhi ruang kerja, menuju lift. Ekspresi wajahnya menyiratkan sesuatu yang buruk. Dia tidak menyapa apalagi menoleh ke meja sekreatris, melainkan menghubungi Huda.Di depan lift, barulah telepon Sherly diterima Huda."Brengsek kamu Huda! Ternyata deskripsimu tentang perempuan itu, salah! Sekarang, aku yang terjebak. Kalau ngomong itu yang bener!" cerocos Sherly tanpa menekan tombol a

  • PIL KB MILIK IBU MERTUA    Jangan Mengujiku

    "Tidak, Nai." Cepat-cepat Anggara menanggapi. Khawatir istrinya akan salah tanggap."Aku tidak menyimpan foto-foto itu. Dia yang menunjukkan kepadaku tadi, sebagai bukti," lanjut Anggara."Foto apa?" Kali ini Naira menoleh ke Sherly. "Aku bisa lihat?""Gak perlu dilihat, Nai," cegah Anggara dengan suara lembut."Aku tetap mau melihatnya, Mas.""Aku tidak izinkan.""Kenapa?""Itu hanya akan membuatmu semakin berprasangka buruk terhadapku, sedangkan aku sendiri, tidak meyakini kalau foto itu mewakili apa yang sudah kuperbuat kepadanya," jelas Anggara."Kalau begitu, biarkan aku melihatnya dan menilainya sendiri."Anggara menatap ke dalam mata Naira yang memiliki keteguhan. "Aku tidak mau kamu terluka lebih banyak lagi, Nai.""Aku sudah terluka, Mas. Banyak atau sedikit, aku tetap terluka."Naira kembali menatap serius Sherly. Tangannya terulur dan meminta bukti foto itu."Biar aku melihat foto itu juga."Sherly tersenyum senang. Dengan gerakan gemulai, Sherly menyerahkan ponselnya."Ak

  • PIL KB MILIK IBU MERTUA    Menghadapi Pelakor dengan Elegan

    Naira melotot tak terima. Bagaimana bisa ada perempuan tak tahu malu seperti itu. Tanpa ragu, wanita bergerak maju mendekati Sherly dan menjambak rambutnya hingga kepalanya tertarik ke belakang. "Au! Jalang! Lepaskan! Aku bisa melaporkanmu ke polisi!" ancam Sherly sambil berteriak kesakitan."Kamu pikir aku takut, hah?!" Naira melotot di depan wajah Sherly. Dulu mungkin dia tak bisa melawan fisik Rindi yang merebut Huda, tapi tidak sekarang. Anggara di sini untuknya, dia bukan tukang selingkuh seperti suami pertamanya.Anggara panik, ia tak mau kejadian ini heboh dan menarik perhatian yang lain. Rasanya kesabaran Anggara sudah sampai di batasnya. Ia tak mau diam saja. Naira bisa merasakan bagaimana tangan suaminya yang merangkul pinggangnya terasa mengetat, yang artinya Anggara sedang berada pada kemarahannya yang masih ditahan.Naira tentunya tidak ingin martabat suaminya buruk di mata banyak karyawannya. Itu tidak baik karena juga bisa mempengaruhi nama baik perusahaan. Naira harus

  • PIL KB MILIK IBU MERTUA    Bukan lagi Pengecut

    Di luar ruang kerja Anggara, Naira dan seorang sekretaris, duduk gelisah di tempatnya masing-masing. Si sekretaris, beberapa kali mencuri pandang ke arah Naira dan juga ke pintu ruang kerja bosnya. Ingin sekali dirinya mendekati Naira, lalu mencoba menenangkan.Namun, ia sadar kalau itu pasti tidak akan bisa mengubah perasaan kalut seorang istri yang mengetahui suaminya berdua-duaan dengan wanita lain.Naira sendiri, sebenarnya tidak keberatan dengan kesendiriannya di sofa. Itu membuatnya leluasa berpikir antara tetap di kantor atau pulang, dan antara masuk menerobos ke ruang kerja Anggara atau sabar menunggu sampai tamu wanita bernama Sherly itu keluar.Sebenarnya Naira sangat ingin masuk, dan melabrak wanita itu serta Anggara bersamaan. Rasa kesal, marah, akibat merasa pernikahan ini tidak adil, adalah yang membuat Naira ingin meluapkan pada keduanya sekaligus. Seandai kata Anggara jujur sejak awal, sebelum menikah, atau Sherly datang menemuinya sebelum menikah, pastinya hidup Naira

  • PIL KB MILIK IBU MERTUA    Berapa Banyak Pria yang Tidur denganmu

    Di kantornya, Anggara benar-benar tidak bisa konsentrasi. Pikirannya tidak bisa sepenuhnya fokus pada perusahaan yang dia bangun. Bercabang ke mana-mana. Dari memikirkan bagaimana menyelesaikan urusannya dengan Sherly, sampai tentang bagaimana dirinya bisa membuktikan kalau tidak pernah terjadi sesuatu antara mereka ke pada Naira. Lelaki yang mengenakan setelan jas berwarna Dongker itu berdiri mematung, menatap keluar melalui jendela kaca. Kedua tangannya terlipat di dada dengan kedua kaki terbuka. Sikapnya benar-benar seperti seorang ksatria yang sedang menatap ke arah medan perang.Di tengah pikirannya yang semakin kelam dan berkecamuk, Anggara dibuat terkejut dengan pintu yang dibuka dengan hentakan keras. Pria tinggi itu langsung berbalik, yang lalu terhenyak begitu melihat siapa yang berdiri di ambang pintu dengan wajah merengut.Sherly mengenakan pakaian yang membuat Anggara malu. Pakaian itu tidak tepat, begitu juga riasannya, dan semua yang menempel pada tubuh Sherly tidak ad

  • PIL KB MILIK IBU MERTUA    Mertuaku Ternyata Baik

    "Mas Huda!" Naira panik sekaligus gelisah. Kemunculan Huda di rumahnya, bukanlah sesuatu yang diinginkan Naira."Aku ada meeting dengan seseorang di restoran dekat sini. Tapi, aku kepagian dan..., karena dekat dengan rumahmu, aku jadinya mampir dulu."Huda celingukan, melihat-lihat sekitar, seolah-olah sednag mencari-cari."Oh, ya, Anggara ada?" tanya Huda santai.Naira menelan air liurnya. Dia tahu kalau Huda bertanya basa-basi. Naira yakin kalau mantan suaminya itu tahu perginya Anggara ke tempat kerja. Itu karena selisih waktu yang tidak banyak."Suamiku kerja , Mas," jawab dingin Naira. Dengan nyata Naira menekankan kata 'suamiku'."Lho, gak libur? Kalian kan pengantin baru. Kita dulu aja, malah langsung bulan madu, kan," ucap Huda sambil terkekeh geli sendirian.Naira tak menanggapi. Dia tidak mau diseret ke masa lalu yang baginya sudah amat sangat tidak penting lagi."Nai, boleh minta minum, gak? Aku tadi buru-buru. Haus, nih." Huda mengelus tenggorokannya dengan wajah meringis.

  • PIL KB MILIK IBU MERTUA    Tamu Meresahkan

    Bagaikan sebuah alarm yang memang sudha tertanam di dalam tubuh dan pikiran, tak lama setelah adzan subuh selesai berkumandang, Naira bangun dengan tersentak. Tubuhnya langsung bangun duduk dengan napas yang tercekat.Setelah berhasil mengatur napas, Naira pun mulai membangun ingatannya. Dia menunduk menatap kedua tangannya yang masih menggunakan perhiasan dan lukisan hena. Gaun pengantinnya pun belum lepas dari tubuhnya.Apa yang ada di dirinya masihlah sama seperti kemarin. Tak ada satu pun yang terlepas dari dirinya. Naira masihlah seorang yang mengenakan pakaian pengantin.Kini Naira melihat sekitar dirinya. Ingatannya mulai datang. Naira yakin kalau semalam dia duduk di tepian tempat tidur, mengagumi empuk juga lembutnya tempat tidur. Naira juga ingat tentang keinginannya untuk merebah, memastikan kalau tempat tidur itu memang benar-benar empuk.Dan setelahnya Naira tidak ingat apa-apa. Tapi, saat terbangun, dia tidur dengan posisi sangat baik. Seseorang telah memperbaiki posisi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status