Karena hari sudah menunjukkan jam lima kurang lima belas menit, Endrea dan Kevin setuju untuk menunggu sampi jam lima sore, Endrea berjalan ke arah kamar dan mengambil foto milik Arya, kemudian memasukannya ke dalam tas.
"Kevin kita pulang sekarang?" tanya Endrea dengan melihat ke arah jam yang ada dipergelangan tangannya sudah menunjukkan puluh lima sore lebih.
"Iya ayo Bi," ajak Kevin kemudian mereka keluar dari ruangan Endrea, saat sampai dilift bersamaan dengan Yuana juga berada di dalam.
"Sore Bu, Pak," sapa Yuana, Endrea mengangguk, tidak lama kemudian pintu lift terbuka.
Endrea berpamitan kepada Yuana untuk pulang terlebih dahulu, saat melewati apotik Endrea meminta Kevin untuk berhenti, Endrea beralasan dirinya ingin membeli obat agar datang bulannya tidak terlalu nyeri.
Kevin hanya menurut kemudian meminggirkan mobilnya ke tepi jalan, Endrea turun sebenarnya Endrea bukan mau beli obat pereda nyeri, melainkan Endrea i
Endrea bernafas lega akhirnya dirinya bisa berbohong kepada Kevin, maaf Vin bukan maksud aku mau menyembunyikan kebahagiaan ini tapi aku belum siap untuk memeritahukan kepada kalian pikir Endrea.Endrea menyusul Kevin ke meja makan, Endrea duduk disana dan makan dengan diam, Endrea melihat ke arah Kevin yang sedang menikmati makannya."Vin mungkin kita ke polsek besok jam sepuluh an ya, pagi sekali Bibi ada acara," ujar Endrea ketika mereka sudah selesai makan."Oke Bi, apa perlu Kevin antar besok pagi?" tanya Kevin kepada Endrea."Tidak susah, Bibi bisa sendiri," jawab Endrea dengan cepat."Bibi mau kemana?" tanya Kevin, Endrea terdiam memikirkan jawaban apa yang akan dirinya berikan kepada Kevin, tidak mungkin juga dirinya jujur akan pergi ke dokter kandungan."Bibi mau belanja," jawab Endrea kembali berbohong kepada Kevin.Selesai makan malam mereka menghabiskan malam dengan menonton televisi, Endrea melihat
"Tidak apa-apa Bu, silahkan Ibu berbaring disini ya," perintah Dokter Riri dengan menunjuk brangkar yang sudah disiapkan, Dokter Riri membuka baju Endrea dan mulai mengoleskan jel diperut Endrea."Selesai," ujar Dokter Riri kemudian memerintahkan Endrea untuk kembali duduk di kursi yang berada di depannya."Selamat ya Ibu Endrea, kandungan Ibu sudah memasuki minggu ke enam," ucap Dokter Riri dengan mengulurkan tangannya ke arah Endrea."Jadi benar saya sedang hamil Dok?" tanya Endrea dengan mata berkaca-kaca."Iya betul Bu, dijaga dengan baik ya kandungannya dan sering-sering makan buah biar sehat," saran Dokter Riri untuk Endrea."Ya tuhan," Endrea tidak tahu lagi harus berkata apa, dirinya sangat bahagia mengetahui bahwa dirinya sedang mengandung saat ini.Endrea akan menjaga anaknya sampai besar, Endrea mengusap perutnya yang masih rata."Oh iya Ibu kalau boleh tau kemana suaminya, kenapa Ibu datang sendiri?" tany
"Ibu Endrea, saya minta maaf yang sedalam-dalamnya saya merasa sangat bersalah, seandainya aku tahu kalau akhirnya akan seperti ini saya tidak akan mau bekerja sama dengan Ibu Liana," ucap Eva dengan menunduk tidak berani menatap ke arah Endrea."Aku tahu waktu itu kamu hanya dimanfaatkan oleh Liana, dan saya juga bisa memposisikan diri saya diposisimu," ujsr Endrea membuat Kevin menatap tidak mengerti dengan maksud perkataan Endrea."Saya sudah memaafkanmu dan saya juga akan menarik kembali tuntutan terhadapmu," ujar Endrea membuat Eva memberanikan diri memgangkat kepalanya."Maksud Ibu bagaimana?" tanya Eva mmeberanikan diri untuk bertanya meski dengan nada bergetar."Iya kamu tidak menjadi ditahan, kamu masih memiliki seorang Ibu dan juga adik yang masih membutuhkan banyak biaya, dan aku tahu kamulah tulang punggung dikeluargamu jadi saya tidak setega itu kepada orang," ujar Endrea membuat Eva menangis tersedu-sedu, tidak menyangka Endrea sebaik
Endrea membalikan badannya dan melihat ke arah Yuana kemudian berkata "Baik Yuana bilang kepada mereka, sebentar lagi saya akan kesana,"."Baik Bu," jawab Yuana kemudian berbalik meninggalkan Endrea, Yuana berjalan menuju keruangan meeting dan mengatakan Endrea akan datang sebentar lagi.Endrea masuk ke dalam ruangannya meletakan tasnya dan keluar kembali, Endrea mengintip ruangan Kevin yang sudah kosong Endrea menganggukan kepalanya.Mungkin Kevin sudah ke ruangan meeting pikir Endrea, Endrea membuka pintu ruangan meeting dan semua orang yang berada di dalamnya langsung berdiri dan melihat ke arah Endrea.Endrea memutarkan pandangannya dan semuanya sudah ada disana termasuk Kevin, semua ada delapan orang dua diantara mereka adalah perempuan, Endrea berjalan ke kursi yang berada paling ujung kursi dimana suaminya akan memimpin meeting.Melihat Endrea berjalan ke arahnya Kevin berdiri dan memepersilahkan Endrea untuk duduk, K
"Saya sejutu kalau Pak Kevin yang akan menggantikan Pak Arya, sebelumnya Pak Kevin juga sering kesana kemari dengan Pak Arya dan satu lagi pekerjaan Pak Kevin juga sama dengan Pak Arya," ujar Pak Andra."Iya saya juga setuju dengan anda Pak Andra," sahut Tika yang menyetujui pendapat Pak Andra."Iya itu yang saya pertimbangkan, mungkin hanya itu yang ingin saya sampaikan, setelah itu kalian bisa diskusikan dengan yang lain saya permisi," pamit Endrea kemudian keluar dari ruangan meeting dan berjalan ke arah ruangannya.Endrea langsung menutup pintunya dan bernafas lega, setelah ini kita akan hidup dengan tenang berdua sayang tanpa ada masalah sulit yang akan menghalangi pikir Endrea dengan mengusap perutnya yang masih rata."Bi ini maksudnya bagaimana? kan Bibi yang memiliki hak untuk ini semua," ujar Kevin kemudian duduk di kursi yang berada di depan Endrea."Aku menyerahkan ini semua kepadamu Kevin dan Aku sudah memikirkan ini matang-
"Aku tahu ini tidak benar dan tidak seharusnya aku mengatakan ini, tapi perasaanku kepadamu masih sama seperti dulu, aku masih mencintaimu Endrea," ucap Kevin membuat tubuh Endrea merinding dan bulu kuduknya seketika berdiri."Ke... Kevin...." ucap Endrea dengan nada yang bergetar.Kevin menggelengkan kepalanya kemudian berkata "Aku tahu ini juga salah dan aku hanya ingin kamu tahu, selama ini aku menyimpan rasa yang sama seperti dulu tanpa orang lain ketahui, aku juga tidak meminta kamu membalasnya karena itu mustahil,"."Sebelum kamu pergi, aku hanya ingin mengatakan perasaan yang selama ini aku pendam kepadamu," ucap Kevin kemudian melepaskan pelukannya, Endrea berbalik dan menatap tajam ke arah Kevin."Kamu sudah tahu aku tidak akan membalas cintamu, maka dari itu aku minta satu hal kepadamu setelah aku kembali kamu harus sudah memiliki seorang wanita disampingmu," ujar Endrea penuh harap."Aku tidak tahu bisa atau tidak
Endrea kembali fokus dalam perjalanannya, satu setengah jam kemudian mereka sudah sampai dibandara, setelah membayar ongkos taksi dan memberikan tip kepada supirnya Endrea turun.Jam penerbangan akan dilakukan jam dua siang, sekarang masih jam satu Endrea mencari kedai yang menjual makanan disekitar bandara, meski dirinya tidak lapar tapi sekarang dirinya tidak boleh egois ada nyawa di dalam perutnya.Endrea langsung memesan nasi dan ayam dan unutk minum Endrea mengambil air putih, selesai makan Endrea melihat ke arah jam dipergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul setengah dua.Endrea kembali ke bandara dan duduk di kursi tunggu, Endrea mengambil ponselnya tapi tidak ada pesan yang dikirimkan selain dari operator, tidak lama kemudian pesawat yang akan ditumpangi Endrea akak segera terbang.Sore harinya Endrea sudah sampai dibandara tujuan, Endrea menunggu barangnya yang sedang diperiksa.Setelah itu Endrea memakai taksi yang ada di
"Saya Endrea, Bu," jawab Endrea dengan menyambut uluran tangan Bu Siti, awalnya Bu Siti mengira Endrea adalah orang yang sombong dan tidak mau bersalaman dengannya tapi pikirannya salah."Ya sudah kalau begitu saya pamit dulu," pamit Pak Amin, Endrea memberikan dua lembar uang merah kepada Pak Amin kemudian berkata."Bagi rata sama temannya ya Pak, Saya memgucapkan banyak terimakasih karena sudah mau mengantarkan saya kesini," ucap Endrea."Sama-sama tapi ini kebanyakan Neng," ucap Pak Amin dengan berusaha untuk mengembalikan uang merah yang satu lembar kepada Endrea."Buat Bapak makan," ucap Endrea malah memberikan kembali uang dua lembar lagi kepada Pak Amin."Alhamdulilah Terimakasih Neng, ini Bapak terima ya," ujar Pak Amin kemudian Pak Amin pergi meninggalkan Endrea dan Bu Siti disana."Oh iya mari saya tunjukan rumah yang mau dikontakan siapa tahu suka, kalau tidak saya akan memberitahu tempat yang lain," ajak Bu Siti dengan membantu E
Endrea dan Semuel duduk berdampingan, Tuan Wu memerintahkan mereka untuk makan Endrea sedikit ragu saat ingin memasukan makanannya ke dalam mulut takutnya makanan itu sudah diberi racun."Makanlah," perintah Tuan Wu kembali. Kemudian mereka mulai menikmati makan malam dengan diam, setelah makan malam Tuan Wu mengajak Endrea dan Semuel untuk ke ruang keluarga ada sesuatu yang ingin Tuan Wu sampaikan."Sem...." panggil Tuan Wu."Iya Kek," jawab Semuel kemudian membenarkan duduknya melihat ke arah Kakeknya."Intan sudah lama meninggalkan kita bersama disini, apa kamu belum bisa muve on darinya?" tanya Tuan Wu."Maksud Kakek apa?" tanya Semuel."Hehe... Kakek tahu kamu sudah bisa melupakan Intan dan kamu juga sudah menemukan calon penggantinya, jangan kira Kakek tidak tahu dengan apa yang kalian lakukan," Tuan Wu menghentikkan ucapannya."Jadi kapan kali
Kevin masuk dan berjalan ke arah Yuana yang sedang bermain dengan Ardan di ruang keluarga, Kevin duduk di depan Ardan dan ikut bermain."Dik, Aku mau ke kantor sebentar setelah itu aku akan kembali lagi kesini," pamit Kevin kepada Yuana."Iya hati-hati di jalan Mas, kamu tenang saja disini ada aku," jawab Yuana.Kemudian Kevin berjalan ke arah kamar yang semalam digunakan oleh Yuana tidur, untung dirinya membawa baju ganti untuk ke kantor.Tiga puluh menit kemudian Kevin keluar dari kamar setelah berbicara dengan Yuana, Kevin keluar dari rumah dan membawa mobilnya menuju ke kantor.Tiga hari berlalu sekarang keadaan Endrea sudah membaik dan sudah bisa bekerja seperti biasa, saat ini Endrea, Kevin dan Yuana sedang menikmati udara segar dilantai atas rumah Endrea."Aku senang akhirnya kamu kembali seperti sedia kala lagi," ujar Kevin."Hanya sakit seperti itu saja, kenapa kalian khawatir sekali," jawan
"Ngga aku mau pulang saja, kasian Ardan di rumah sendirian," ucap Endrea dengan nada lemas"Iya sudah nanti aku antarkan ke rumah ya," ucap Semuel kemudian menyiapkan barang bawaan Endrea dan juga dirinya.Semuel mengeluarkan ponselnya dari saku dan menelepon Kevin, dipanggilan Kedua teleponnya baru diangkat."Halo, Vin kamu tolong jagain Ardan dulu sampai kami pulang ya," perintah Semuel kepada Kevin."Memangnya kalian dimana sih, dari semalam ngga pulang?" tanya Kevin diseberang sana."Nanti juga kamu tahu, sudah dulu ya," ucap Semuel kemudian mematikan sambungan teleponnya.Semuel membantu Endrea memakaikan sendalnya, kemudian memapah Endrea keluar dari kamsr hotel, Semuel mengantar Endrea ke kursi samping kemudi.Tidak lupa Semuel memasangkan sabuk pengaman, setelah itu Semuel menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Endrea."Kamu tidak mau periksa dulu En?" tanya Semuel kepada Endrea,
Selanjutnya mereka melakukan adegan yang seharusnya belum mereka lalukan sekarang, keduanya tenggelam dalam kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Satu jam kemudian Semuel membaringkan tubuhnya disamping Endrea, kemudian memeluk Endrea dengan sangat erat dibalik selimut.Endrea hanya terdiam memadangi langit-langit kamar, memikirkan apa yang baru saja dirinya lalukan bersama Semuel."Bagaimana kalau aku hamil?" celetuk Endrea, Semuel mencium pipi Endrea."Aku akan menikahimu segera, kamu tidak perlu khawatir," bisik Semuel ditelinga Endrea."Sekarang mandi ya setelah itu kita makan malam," perintah Semuel kepada Endrea."Tetapi aku tidak membawa baju ganti," ujar Endrea dengan melihat ke arah Semuel.Semuel keluar dari selimut dan berjalan ke arah sofa, kemudian kembali ke ranjang dan memberikan satu bag kepada Endrea."Ini aku sudah menyiapkannya tadi, tapi aku tidak tahu itu muat atau
"Sudah selesai, sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Semuel ketika sudah berada di depan Endrea, Endrea menatap mata Semuel kemudian menghela nafasnya. "Pulang dulu ya, aku mau ketemu sama Ardan setelah itu baru," jawab Endrea. "Baru apa kenapa tidak dilanjutkan?" tanya Semuel. "Baru kita ke hotel," jawab Endrea dengan berbisik ditelinga Semuel, Semuel tersenyum kemudian mengusap telinganya yang terasa geli. "Cepat buka mobilnya panas ini," perintah Endrea. "Perintahnya yang bener dong sayang," pinta Semuel, Endrea mendengus kemudian memalingkam wajahnya ke arah lain. "Buka mobilnya Mas panas ini," perintah Endrea, dengan tertawa Semuel membuka kunci mobilnya. Jam setengah dua siang Endrea baru sampai di rumah, tadi dirinya sudah makan siang bersama Semuel, tidak lupa Endrea membeli kue untuk Ardan. "Ardan," teriak Endrea saat masuk ke dalam rumah, Endrea melihat Ardan sedang menonton televisi.
"Kamu harus bertangung jawab Endrea, kamu sudah berkali-kali membuat kepalaku sakit," gumam Semuel, Endrea melototkan matanya apa maksud yang dipikirkan calon suaminya pikir Endrea."Maksudnya bagaimana daritadi aku diam saja?" tanya Endrea dengan nada kebingungan."Kamu tahu dengan sikapmu yang seperti itu mampu membangunkan sesuatu ditubuhku," celetuk Semuel."Ya terus aku harus apa?" tanya Endrea yang belum tahu apa maksud perkataan calon suaminya."Malam ini aku mau kamu menginap dihotel bersamaku, tapi tidak dengan anak-anak," pinta Semuel."Gila apa ngga aku ngga mau, kita itu baru calon suami istri aku ngga mau melakukan itu," ujar Endrea yang sekarang sudah tahu apa maksud Semuel."Aku tidak akan memaksanya, tapi aku mohon untuk malam ini saja," pinta Semuel dengan nada memohon."Ya sudah, malam ini dihotel tapi jangan macam-macam," ancam Endrea."Iya sayang," jawab Semuel kemudian me
Endrea berbalik ingin memukul Kevin tapi Kevin menghindar, Endrea mengejar Kevin dengan berkata "Bisa diam ngga sih,"."Mami lagi apa?" tanya Ardan yang baru turun dari kamarnya dan melihat Mami dan Omnya sedang berlarian."Ngga sayang, itu si Om nakal," jawab Endrea kemudian menggendong Ardan dan membawanya ke meja makan, Yuana hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah suaminya dan Endrea.Sebentar lagi Kevin sudah mau menjari seorang Ayah tapi tingkahnya masih seperti anak kecil saat bertemu dengan Endrea, tapi Yuana tidak pernah melarangnya selagi itu membuat suaminya bahagia."Makan yuk ini semuanya sudah siap," ajak Yuana kemudian mereka bertiga jalan ke arah meha makan dan mulai menikmati soto ayam buatan Yuana.Selesai sarapan Yuana dan Kevin pamit pulang karena mereka harus berangkat ke kantor, begitu juga Endrea harus bersiap untuk bekerja.Endrea mengantarkan Kevin sampai di depan rumahnya, Endrea kembali
"Lain kali jangan memaksa orang yang sedang hamil, itu tidak baik," gerutu Endrea, Kevin hanya bisa memamerkan giginya yang putih dan tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Jam sebelas malam mereka baru selesai makan malam, Kevin dan Yuan pulang terlebih dahulu malam ini mereka aka menginap di rumah Endrea.Sedangkan Endrea dan Semuel masih ingin menikmati malam berdua, Semuel memerintahkan Endrea untuk menatap ke arahnya."Coba lihat ke arahku dan tatap mataku," perintah Semuel kepada Endrea.Endrea menurut dan langsung menatap mata Kevin, mereka saling bertatap kemudian Semuel memalingkan wajahnya ke arah lain."Kamu cantik, aku tidak menyangka kamu mau menerima cintaku," ujar Semuel dengan menggengam tangan Endrea."Tugas kita masih satu lagi," ujar Semuel.Endrea melihat ke arah Semuel dengan menaikan sebelah alisnya kemudian bertanya "Apa?"."Kita harus mendapatkam restu Kakek, setelah itu kita b
"Seperti anak remaja saja yang mudah tersingung," gumam Endrea kemudian dirinya tersenyum dan mematikan ponselnya dan meletakan kembali ke meja kamar.Siang ini Endrea berencana ingin pergi ke mal untuk berbelanja barang yang sudah habis, karena Ardan baru saja tertidur jadi Endrea menitipkan Ardan kepada Lia, agar dirinya bisa leluasa belanja.Endrea berjalan ke arah garasi dan memgeluarkan mobil pajero putihnya, Endrea membawa dengan perlahan mobil itu ke mal.Semuel yang sedang berada dibalkon kamarnya melihat mobil Endrea keluar, Semuel menghembuskan nafas lega kemudian tersenyum itu artinya Endrea sudah tidak lagi marah dengan ucapan Kakeknya.Hari berganti hari tidak terasa sudah satu minggu sejak pernyataan cinta Semuel waktu itu, sekarang waktunya Endrea memberikan jawaban kepada Semuel.Dan selama satu minggu itu juga hubungan mereka semakim dekat, Ardan dan juga Qila juga terlihat sangat dekat Qila sudah mengangap