Kesadaran Rehan yang telah kembali itu, membuatnya segera mendorong keras tubuh Martha dari atas tubuhnya.Tanpa berkata-kata lagi, ia segera mengusir wanita dengan pakaian tidur setipis tisu itu, lalu menyambar telepon untuk menyuruh petugas keamanan datang karena Martha masih belum menyerah.Menyadari bahwa ia akan dalam bahaya lebih besar jika tertangkap petugas keamanan hotel, Martha langsung berlari kabur. Namun, ia bertabrakan dengan seorang petugas hotel yang membuatnya gemetar, karena berpikir bahwa ia benar-benar sudah tamat.“Oh!” Dalam ketakutannya, Martha tiba-tiba menangkap wajah yang tidak asing di balik topi yang dikenakan petugas hotel yang bertabrakan dengannya. “Ke-kevin?”“Syut!” Petugas hotel yang wajahnya mirip dengan kakak Lucy yang menghilang 2 bulan lalu, setelah kejahatannya pada Nayra, menyuruh Martha untuk diam.Saat Martha masih berusaha memahami situasinya, ia melihat petugas keamanan hotel yang dipanggil Rehan sudah berlari untuk menangkapnya. Ia pun refl
Beberapa jam sebelumnya...“Jauhi Brian!” teriak Kakek David beberapa minggu lalu, sebelum ia pergi ke rumah sakit untuk dirawat karena penyakit diabetesnya yang semakin parah. Kakek David sudah mendapatkan laporan dari anak buahnya yang ia perintahkan untuk mengikuti dan mengawasi Nayra selama ini. Laporan bahwa Nayra berkencan dengan Brian dan Rehan sekaligus.Pandangan Kakek David pada Nayra pun semakin berubah drastis. Tidak hanya menipunya dengan berpura-pura sebagai cucunya 2 bulan lalu, kini ia menjadi pemain wanita yang mempermainkan cucunya. Bagi Kakek David, Nayra semakin tidak pantas untuk Brian!“Pastikan bahwa Brian tidak lagi bertemu dengan Nayra, DI MANAPUN!” tegas Kakek David, pada Freddy yang ia tinggalkan di rumah keluarga Roland untuk menjadi CCTV berjalannya.Freddy hanya menunduk patuh sambil melepas Tuan David ke rumah sakit.Dengan perintah dari tuan besarnya, Freddy akhirnya berusaha keras memisahkan Brian dan Nayra, dengan memberi perintah pada sekretaris mer
Tiga puluh menit sebelumnya...Martha dan Kevin baru sampai di bandara internasional Deirdre – Bexley State, setelah 8 jam berada di dalam pesawat dari Republik Shianne. Mereka hendak pergi ke tempat persembunyian Kevin di sana, saat Martha dengan mata elangnya menangkap orang yang sangat akrab dan menjadi alasan keberadaan mereka di sana. Nayra.Disertai senyum yang merekah di wajahnya, Martha mengajak Kevin untuk menghadang Nayra yang terduduk di lobi bandara dengan wajah lesunya.“Hai, Nayra..” desis Martha, ketika akhirnya Nayra menengadah dan melihat mereka dengan mata terbelalak.Seluruh tubuh Nayra bergetar hebat, melihat dua orang yang mengacaukan hidupnya sejak dua bulan lalu, berdiri dengan cerah di depannya. Terlebih, Kevin yang selama ini menyembunyikan dirinya di Republik Shianne setelah ia menyuruh Darwin menculik dan menyetubuhinya.Kevin menjulurkan tubuhnya yang sedang memegang sebuah koper pada Nayra. Dengan mata sipit yang melebar dan mengamati Nayra dari atas hingg
Beberapa jam sebelumnya...“Brian..” Suara Rehan bisa terdengar di ponsel Brian.“Mengapa kau tiba-tiba meneleponku?” tanya Brian dingin.“Apa kau tidak tahu keberadaan Nayra?” balas Rehan dengan pertanyaan lain.“Kau juga tidak bisa menghubungi Nayra? Nayra meninggalkan ponselnya di kamar..” Terdengar desahan putus asa dalam suara Brian.Sudah lebih dari 2 jam ia tidak bisa menemukan Nayra di rumah mereka dan ia berusaha menghubungi Nayra, tapi tidak juga diangkat. Jadi, ia terus mencari kemanapun dan ia pun baru mengetahui bahwa ternyata ponsel Nayra tertinggal di kamar wanita itu.Setelah Rehan memberitahu apa yang dilihat anak buahnya serta kemungkinan Nayra diculik Martha dan Kevin, dengan geram dan cemas, Brian segera memutar otak.“Gelang! Masih ada gelang itu!” Brian teringat dengan gelang yang pernah ia berikan pada Nayra, setelah ia tahu Nayra diculik Darwin dua bulan lalu. Gelang yang ternyata adalah gelang pelacak, salah satu produk elektronik yang belum dipasarkan dari pe
Serena baru saja meninggalkan Nayra, setelah meninggalkan luka yang lebih besar di hati sang anak kandung, daripada luka dari kejahatan Martha dan Kevin padanya.“Apa mereka sudah sampai?” tanya Serena di telepon, begitu ia berpisah dari Albert yang memilih menunggu di depan ruang operasi Rehan.Serena mengangguk kecil, mendengar jawaban dari orang di ujung telepon.“Pastikan mereka tidak kabur kemanapun!” perintahnya, sebelum ia menutup telepon singkat itu.Kegelisahan masih belum hilang dari wajah Serena. Tapi itu bukan karena sang anak palsu Rehan yang sedang dioperasi selama lebih dari 7 jam, melainkan karena rahasianya yang lain terancam diketahui Albert.***Tujuh jam lalu...“Kemana kita harus pergi?” tanya Martha, terengah-engah di tengah pelarian mereka di bukit tempat ia dan Kevin dikejar polisi.“Tak tahu! Cari tahu sendiri! Dasar tidak berguna!” balas Kevin, masih sempat mencemooh rekan kejahatannya.Martha berusaha menahan diri dari amarah yang memuncak pada semua orang,
“Lepaskan!” Martha masih menjerit, saat ia dikurung paksa di balik sel kamar sebuah rumah sakit.“Di mana ini?!” Hanya ada satu kasur kecil serta sepaket meja dan kursi, dengan jendela berjeruji besi di depannya yang menampilkan ratusan pohon di sekitarnya. Sedangkan di luar kamar itu, hanya ada lorong dengan ratusan kamar lain dengan penghuni yang terus berteriak, meracau atau berjalan tak tentu arah.Apa ini Rumah Sakit.. Jiwa?!Martha berusaha memahami keadaan, setelah ia dibawa ke tempat asing yang mirip rumah sakit jiwa, bukannya ke kantor polisi.Apa ini lebih baik dari kantor polisi? “HAHAHAHA!” Suara tawa terus memenuhi sepanjang lorong kosong itu dan menyadarkan Martha.Tidak.“BAWA SAJA AKU KE KANTOR POLISI, SIALAN!” jerit Martha, frustasi sambil terus menggedor-gedor teralis pintu yang memisahkannya dari dunia di luar sana.Di kamar sebelahnya, Kevin melakukan hal yang sama. Bahkan ia merusak meja dan kursi dengan melemparnya pada pintu dan jendela yang bergeming.“AAARGH
Beberapa hari kemudian...“Kau tidak apa-apa, Nayra?” tanya Nyonya Milla, saat ia melihat Nayra termenung sendirian di rumah lamanya yang kini ia tempati lagi, setelah diusir Kakek David seminggu lalu.Nayra hanya tersenyum tipis pada wanita tua yang anehnya memperlakukannya sangat baik, setelah semua pertengkaran yang membuat Nayra terpaksa tinggal di rumah keluarga Roland. Ya. Karena tidak hanya saat itu Nayra percaya bahwa ia cucu Kakek David, tapi juga karena ia tidak punya tempat tinggal lain, hingga ia tidak bisa menolak permintaan untuk tinggal di sana.Kini, setelah semua perjalanan sulitnya menjadi bagian dari keluarga Roland, ia kembali diusir dari rumah. Kali ini, karena Nayra dianggap sebagai orang yang membuat Brian terluka parah. Meskipun itu tidak sepenuhnya salah, karena Nayra pun terus menerus menyalahkan dirinya sendiri, atas apa yang menimpa dua orang yang berusaha menolongnya, Rehan dan Brian. Di tempat lain, Brian baru saja terbangun dari koma akibat pendarahan h
Ternyata, tidak hanya Brian dan Nayra yang mendapat kabar mengejutkan mengenai perjodohan mendadak mereka. Tapi juga Rehan!“Kau harus menikah!” perintah Albert, beberapa saat setelah Rehan baru sadar dari komanya.“Apa maksud Kakek?” Rehan masih setengah sadar saat mendengar perintah tidak masuk akal itu.“Kalau kau tidak mau masa lalu Nayra tersebar dan membuat hidupnya sengsara, kau harus segera menikah.. dengan wanita lain!”“APA?!” Rehan sudah sepenuhnya sadar berkat ancaman yang memicu amarahnya lagi.Padahal Rehan baru beberapa jam sadar dari koma yang berlangsung lebih dari sebulan itu dan sekarang ia akan menikah dengan wanita lain?Serena yang juga berdiri di sana, hanya terdiam karena itu yang juga ia harapkan. Sementara Ryan yang baru datang, mulai kebingungan dengan hawa dingin yang meliputi kamar pasien tempat Rehan dirawat.“Apa yang terjadi.. di sini?” tanya Ryan, menyadarkan Rehan dari keterkejutannya.Rehan sudah mengepalkan kedua tangannya yang masih tersisa bekas p
“Kalung ini.. darimana kau mendapatkannya?” tanya Nyonya Milla, ketika pertama kali bertemu dengan Nayra yang ingin menyewa salah satu rumahnya.Nayra melihat kalung berliontin lumba-lumba hitam yang ia kenakan, “Hmm.. ibuku.. Nyonya..”Wajah Nyonya Milla seketika membeku, dengan firasat bahwa kalung itu mungkin adalah kalung yang pernah ia berikan pada anaknya sebelum anaknya itu diusir dari rumah. Sesaat kemudian, Nyonya Milla kembali bertanya. “Dan nama ibumu..?”Nayra sedikit memiringkan kepalanya, karena tidak mengerti maksud pertanyaan wanita tua berusia kisaran 60-an hanya dari penampilannya itu. “Lea.. Lea Leigh..”Setelah mendengar itu, Nyonya Milla hanya tersenyum tipis. Tanpa Nayra tahu, Nyonya Milla adalah ibu dari ibu yang merawat Nayra itu, yang berarti Nayra adalah cucunya. Namun, Nyonya Milla harus menyembunyikan identitasnya, karena rasa bersalahnya telah menjadi penyebab sahabatnya Miley yang ia pikir meninggal 32 tahun lalu.“Tinggalah di sini.. Anakku..” ucap Nyon
“Apa kau baik-baik saja, Tuan..?” tanya wanita yang selalu memenuhi kepala Rehan selama belasan tahun, hingga ketika ia berada dalam bahaya dari penyerangan Alger Roland padanya tujuh bulan lalu.Matanya yang kabur karena pengaruh dari terus kehilangan darah, tidak mengaburkan pandangannya pada wanita yang tanpa banyak bertanya lagi, langsung membantunya. Nayra.Rehan sadar, bahkan tubuhnya tidak bisa menolak perasaan yang sudah terbentuk lama pada wanita itu. Perasaan cinta yang harus ia sembunyikan karena hubungan keluarga mereka.Namun, begitu Rehan pergi dari rumah Nayra agar tidak melibatkannya dalam bahaya karena membantunya, Rehan menyadari bahwa ia tidak bisa melepas wanita itu. Jadi, ia kembali menemui Nayra dengan membawa sebuket bunga mawar Juliet berwarna persik dan beberapa tas Hermes, karena ia tidak tahu mana yang akan disukai Nayra.Awalnya, Rehan hanya ingin memberikan itu untuk berterima kasih pada Nayra yang menolongnya. Tapi, begitu ia menatap wajah yang selalu men
“Kapan kalian akan menikah?” tanya Miley pada cucunya yang sudah ia tahu benar sedang menjalin hubungan serius dengan Rehan, Nayra.Nayra yang baru saja memasukkan marshmallow panggang ke mulutnya, tersedak dengan pertanyaan itu.Semua orang ikut memperhatikan, di perkemahan mewah milik keluarga Allison, tempat keluarga Carver dan keluarga Roland secara resmi menyelesaikan perseteruan mereka selama lebih dari 3 dekade ini. Biasanya, keluarga Roland yang lebih dekat dengan keluarga Allison, melakukan kegiatan kemping bersama setiap setahun sekali untuk mempererat hubungan mereka. Namun, kini setelah semua pengalaman pahit yang menimpa mereka selama lebih dari lima bulan, mereka memutuskan untuk melepas semua perasaan buruk yang tersisa dan menikmati kehidupan mereka yang baru dengan berkemping bersama tiga keluarga.Rehan dan Nayra saling bertatapan selama beberapa saat, hingga mereka memalingkan wajah dengan rona merah menghiasi wajah masing-masing.Semua orang tertawa melihat kegugu
Butuh waktu cukup lama untuk meluruskan semua kesalahpahaman, termasuk menjelaskan semuanya pada orang-orang yang harus mendengar hal itu, yaitu keluarga Carver dan Roland.“Jadi..?” Semua orang di keluarga Carver dan Roland, memiliki ekspresi tercengang yang sama ketika mendengar penjelasan panjang mereka, untuk cerita rumit yang merangkum semua kesalahpahaman sejak 32 tahun lalu itu.Linda Roland yang selama 32 tahun harus hidup tanpa ibu kandungnya yang ia pikir meninggal saat itu, kini bisa melepas semua kesedihannya ketika Lynn atau Nyonya Milla memeluk anak yang ia rindukan juga.Sementara Alger Roland yang baru mengetahui bahwa Rehan yang telah diserangnya empat bulan lalu adalah cucu David sekaligus keponakannya yang sebenarnya, hanya bisa tertunduk dengan perasaan bersalah karena hampir membunuh keluarganya sendiri.Di sisi lain, Ryan Carver akhirnya bertemu dengan anak kandungnya yang ditukar istrinya diam-diam 30 tahun lalu, Nayra. Lebih dari itu, ia juga akhirnya bisa melih
Beberapa jam lalu...“TIDAKKK!!! NAYRAAA!!!” jerit Ibu Ann, meraung karena cucu kandungnya tertinggal di dalam rumah yang terbakar.Bersamaan dengan itu, Nayra yang terhalang plafon yang jatuh di depan pintu satu-satunya rumah tempatnya terjebak, harus mencari jalan keluar lain sebelum ia ikut terbakar bersama rumah yang terbakar dengan cepat.“Nayra!” teriakan lain terdengar, tapi kali ini dari salah satu jendela yang sudah pecah.“A-Ayah..” Nayra terbelalak, melihat kehadiran pria yang menghilang 14 tahun lalu.Pria itu sudah dimakan usia dengan tubuh renta berbalut baju pasien yang Nayra tidak tahu mengapa.Nayra masih tenggelam dalam keterkejutan, ketika pria tua yang ia benci selama 14 tahun ini sudah masuk ke melalui jendela dan menariknya untuk keluar dari jendela yang sama.Dengan susah payah hingga beberapa bagian tubuh mereka tergores pecahan kaca, Nayra dan pria tua itu akhirnya berhasil keluar sebelum kebakaran di rumah itu ikut melahap mereka.“Ba-bagaimana.. bisa?” Nayra
“Apa maksudmu?” Albert sudah berdiri kembali dengan bantuan Freddy, dengan kedua mata terbelalak melebihi semua orang di sana.“Si-siapa.. siapa yang bilang.. kalau dia.. adalah nenek Rehan?” Kali ini, Ibu Ann yang teralihkan oleh berita mengejutkan itu.“I-itu.. pemilik rumah.. yang disewa.. Nona Nayra..” jawab anak buah Albert yang pernah ditugaskan mengawasi Nayra agar tidak dekat dengan Rehan.Ibu Ann tercengang, begitupun dengan Freddy yang langsung menatap wanita tua yang sama-sama hidup dengan identitas tersembunyi selama ini.“Lynn..” lirih Ibu Ann dengan wajah sedih sekaligus senang yang tidak bisa dimengerti Albert dan David. “Kau ternyata memang.. masih hidup..”Albert dan David yang kali ini saling berpandangan. “L-Lynn.. masih.. hidup?”“Char..” Satu kata dari Ibu Ann, membuat Freddy mengangguk mengerti.Freddy atau Charles anak Gilbert, beralih menatap Albert dan David yang masih kebingungan.“Tuan.. sebenarnya.. kedua cucu Anda.. telah saling tertukar..”Albert dan Davi
Tahun 2022 – Saat ini...“Tidak..” Martha masih tidak percaya dengan apa yang baru ia dengar dari ibunya, bahwa Rehan yang ia cintai dan incar selama ini adalah cucu dari ibunya.Rehan yang sudah hampir kehilangan kesadarannya, ikut tidak percaya hingga kesadarannya seakan pulih kembali, karena ucapan tidak masuk akal itu.“Ini..” Dengan tangan yang masih bergetar setelah mencoba menghentikan Martha, Nyonya Milla menyerahkan sebuah foto yang ia ambil dari dompetnya.Kedua bola mata Martha yang kali ini bergetar dan bergerak tidak karuan. Sebuah foto lama yang hampir rusak, menampilkan seorang wanita berusia di bawah 40-an dengan pria di atas 40-an beserta kedua anak perempuan berusia belasan tahun. Ada tanda lahir berbentuk bulan sabit cukup besar di punggung tangan wanita di samping pria yang Martha kenali sebagai David Roland.Tanda lahir bulan sabit itu memicu ingatan Martha, tentang tanda lahir yang pernah dimiliki Nyonya Milla yang kini sudah dihilangkan, bersama bekas luka baka
Tahun 1990...“Miley..” Lynn susah payah menelepon sahabatnya di ruang kerja David yang sedang dilahap api.“Lynn.. Apa yang terjadi?” Miley mulai merasa khawatir, mendengar suara Lynn yang lemah dengan batuk di sela-selanya, terutama di tengah malam itu.“Rumah.. rumahku.. terbakar..” Suara Lynn semakin mengecil dan Miley yang mendengar di ujung sana, terkesiap sambil terus bertanya. “Gil-bert..” lirih Lynn sebelum akhirnya kembali roboh, karena semua asap yang merasuk ke dalam tubuh lemahnya.“LYNN.. LYNN!” Panggilan Miley masih tidak terjawab dan ia berusaha menghubunginya lagi, ketika Albert yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka, bergegas pergi ke rumah Lynn, wanita yang pernah dicintainya.Albert sudah sampai di rumah keluarga Roland yang sebagian besar sudah dipenuhi api. “Lynn..” lirihnya, khawatir sekaligus takut, karena bagaimanapun Lynn adalah wanita yang pernah ia cintai atau masih ia cintai hingga sekarang.Tanpa pikir panjang, Albert berlari memasuki rumah yang
Lucy yang masih bergetar dengan kemarahan sekaligus ketakutan yang menguasainya, berjalan pergi sambil mengambil ponselnya untuk menelepon seseorang.“Rehan..” lirih Lucy, berusaha menahan tangisnya yang tidak bisa berhenti.“Lucy? Ada apa? Aku sedang sibuk mencari Nayra. Kalau tidak ada yang penting, kita bicara nanti...” Suara Rehan terhenti ketika Lucy kembali berbicara lirih.“Nayra..”“Apa?” Rehan menghentikan aktivitasnya yang mencari Nayra di berbagai tempat, setelah ia berhasil kabur dari rumahnya karena mendengar hilangnya Nayra dari Brian sebelumnya.“Nayra.. ada.. bersamaku..” Lucy berbohong, tapi Rehan tidak bisa menangkap itu karena keinginan kuatnya untuk segera menemukan Nayra.“Di mana?!” Rehan sudah beranjak pergi ke mobilnya untuk menemui Lucy.Beberapa jam kemudian, Rehan tiba di sebuah motel kecil di Kota Lawton.Rehan mengernyit. Mengapa Nayra dan Lucy ada di tempat seperti ini?Meskipun Rehan merasa aneh dengan semua itu, tapi ia melanjutkan langkahnya ke dalam