“Lepaskan!” Martha masih menjerit, saat ia dikurung paksa di balik sel kamar sebuah rumah sakit.“Di mana ini?!” Hanya ada satu kasur kecil serta sepaket meja dan kursi, dengan jendela berjeruji besi di depannya yang menampilkan ratusan pohon di sekitarnya. Sedangkan di luar kamar itu, hanya ada lorong dengan ratusan kamar lain dengan penghuni yang terus berteriak, meracau atau berjalan tak tentu arah.Apa ini Rumah Sakit.. Jiwa?!Martha berusaha memahami keadaan, setelah ia dibawa ke tempat asing yang mirip rumah sakit jiwa, bukannya ke kantor polisi.Apa ini lebih baik dari kantor polisi? “HAHAHAHA!” Suara tawa terus memenuhi sepanjang lorong kosong itu dan menyadarkan Martha.Tidak.“BAWA SAJA AKU KE KANTOR POLISI, SIALAN!” jerit Martha, frustasi sambil terus menggedor-gedor teralis pintu yang memisahkannya dari dunia di luar sana.Di kamar sebelahnya, Kevin melakukan hal yang sama. Bahkan ia merusak meja dan kursi dengan melemparnya pada pintu dan jendela yang bergeming.“AAARGH
Beberapa hari kemudian...“Kau tidak apa-apa, Nayra?” tanya Nyonya Milla, saat ia melihat Nayra termenung sendirian di rumah lamanya yang kini ia tempati lagi, setelah diusir Kakek David seminggu lalu.Nayra hanya tersenyum tipis pada wanita tua yang anehnya memperlakukannya sangat baik, setelah semua pertengkaran yang membuat Nayra terpaksa tinggal di rumah keluarga Roland. Ya. Karena tidak hanya saat itu Nayra percaya bahwa ia cucu Kakek David, tapi juga karena ia tidak punya tempat tinggal lain, hingga ia tidak bisa menolak permintaan untuk tinggal di sana.Kini, setelah semua perjalanan sulitnya menjadi bagian dari keluarga Roland, ia kembali diusir dari rumah. Kali ini, karena Nayra dianggap sebagai orang yang membuat Brian terluka parah. Meskipun itu tidak sepenuhnya salah, karena Nayra pun terus menerus menyalahkan dirinya sendiri, atas apa yang menimpa dua orang yang berusaha menolongnya, Rehan dan Brian. Di tempat lain, Brian baru saja terbangun dari koma akibat pendarahan h
Ternyata, tidak hanya Brian dan Nayra yang mendapat kabar mengejutkan mengenai perjodohan mendadak mereka. Tapi juga Rehan!“Kau harus menikah!” perintah Albert, beberapa saat setelah Rehan baru sadar dari komanya.“Apa maksud Kakek?” Rehan masih setengah sadar saat mendengar perintah tidak masuk akal itu.“Kalau kau tidak mau masa lalu Nayra tersebar dan membuat hidupnya sengsara, kau harus segera menikah.. dengan wanita lain!”“APA?!” Rehan sudah sepenuhnya sadar berkat ancaman yang memicu amarahnya lagi.Padahal Rehan baru beberapa jam sadar dari koma yang berlangsung lebih dari sebulan itu dan sekarang ia akan menikah dengan wanita lain?Serena yang juga berdiri di sana, hanya terdiam karena itu yang juga ia harapkan. Sementara Ryan yang baru datang, mulai kebingungan dengan hawa dingin yang meliputi kamar pasien tempat Rehan dirawat.“Apa yang terjadi.. di sini?” tanya Ryan, menyadarkan Rehan dari keterkejutannya.Rehan sudah mengepalkan kedua tangannya yang masih tersisa bekas p
Nayra masih dikurung di rumah, karena dianggap mempermainkan perasaan Brian selama ini dan ia tidak bisa menyangkal hal itu. Ia tidak tahu bahwa permainan untuk membalaskan dendamnya pada keluarga Roland dan Carver, berbuah pahit untuk perasaannya sendiri.Kenapa ia baru menyadari semua penyesalan itu sekarang? Apa karena penyesalan memang diciptakan untuk datang terlambat?Nayra mungkin memang dikurung oleh Kakek David di rumah keluarga Roland, hingga ia menyetujui perjodohannya dengan Brian, karena Kakek David tidak mau lagi kehilangan keluarganya akibat kekeraskepalaannya. Tapi sebenarnya, Nayra yang mengurung dirinya sendiri, karena telah dikuasai perasaan dendam yang membuatnya menyakiti banyak orang, termasuk orang-orang yang berharga untuknya.‘Jika saja.. jika saja.. jika saja aku tidak tahu tentang identitasku sebenarnya, atau jika aku tidak melakukan perjanjian itu dengan Rehan.. atau jika saja sejak awal aku tidak pernah bertemu dengan Rehan.. Tapi..’Nayra semakin membenci
Tidak cukup sampai di sana. Rehan dengan wajah paling tenang dibanding semua orang di sana, menarik pinggang Nayra ke dekatnya, membuat wanita itu mengernyit heran seolah tidak memperkirakan hal tersebut.Rehan tersenyum tipis, di tengah keributan semua orang. Lalu ia berteriak dengan suara menggelegar, melebihi suara MC bermikrofon yang berusaha menenangkan semua orang.“Hanya ada satu orang yang akan aku nikahi dan ia adalah Nayra!” teriak Rehan, semakin membuat semua orang tercengang, termasuk Nayra sendiri.“A-apa yang..” bisik Nayra, cemas.Rehan melirik Nayra dengan ekspresi yang tidak pernah ia lihat atau ia sadari selama ini. Ekspresi seolah hanya ada Nayra di matanya. Namun, sesaat setelah Rehan melihat wajah wanita di sampingnya, ia kembali melakukan hal yang tak terduga. Dengan keberanian seperti panglima perang yang berlari ke medan perang sendirian, Rehan mencium Nayra di depan semua orang.“Ah!” semua orang berseru dengan mulut ternganga, melihat pemandangan tidak biasa
Rehan dan Nayra berlari di antara para pengawal dari anak buah Lauren yang tidak dicurigai Albert ataupun Serena. Lauren yang diam-diam memiliki tambatan hatinya sendiri yang tidak direstui keluarganya, menawarkan diri untuk membantu mengacaukan pernikahan mereka, agar Rehan bisa kabur dari sana. Dengan begitu, ia memiliki alasan yang cukup untuk tidak lagi terjebak dalam perjodohan paksa mereka yang membuatnya berpisah dari pemilik hatinya yang sebenarnya.“Masuklah!” seru Rehan setelah membuka pintu mobil yang terparkir di lantai 2, hanya 50 meter dari aula pernikahan yang mereka tinggalkan.“Tapi ini tidak ada dalam perjanjian kita, Rehan!” balas Nayra, masih tidak mengerti dengan semua yang terjadi. Karena ia hanya berjanji untuk membantunya kabur, dengan menyamar menjadi Lauren dan membuat kekacauan di pernikahan mereka. Tapi, deklarasi Rehan serta ciumannya, tidak ada dalam perjanjian mereka. Termasuk dengan mobil yang Rehan pinta untuk ia naiki sekarang.“Sekarang, kita harus
“Apa kau akan benar-benar terus seperti ini?” tanya Nayra, setelah berminggu-minggu mereka tinggal di rumah kecil Kota Lawton, yang entah sejak kapan dan bagaimana dibeli dan direnovasi Rehan.Rehan sedang duduk di sofa, sambil menonton pertandingan sepak bola, tanpa menghiraukan berita-berita tentang mereka yang masih memenuhi stasiun televisi lain.“Aku lebih suka begini.. selama bersamamu..”Nayra tercekat. Sudah berminggu-minggu sejak mereka tinggal bersama dan Rehan juga sudah banyak berubah sejak itu. Ia benar-benar menjadi orang yang penuh kehangatan yang berbeda jauh dari keangkuhan yang selalu ia perlihatkan. Kini, ia bahkan selalu menggoda Nayra dengan kata-kata manisnya yang menempatkan hati Nayra dalam bahaya, karena ia selalu mengatakannya ketika Nayra lengah.Nayra menghela napas singkat, sebelum ia duduk di samping Rehan sambil meletakkan sepiring buah apel yang sudah ia potong-potong kecil untuk pria itu.Rehan mengambil satu potongan apel, ketika Nayra kembali bicar
“Aku sudah melukaimu.. Aku bahkan menolakmu.. Tapi, kenapa kau masih tidak membenciku, Lucy?” Brian tersedu, menahan air matanya yang tidak bisa lagi ia sembunyikan.Lucy masih tersenyum dengan badan terbaring lemah di kasur pasien, karena ia baru bangun dari koma yang berlangsung selama beberapa hari ini.“Kau sudah tahu.. jawabannya.. Brian..” Lucy menjawab lirih, sambil terus menatap kedua mata Brian yang penuh air mata.Brian memalingkan wajah, tidak sanggup melihat wajah Lucy yang sempat mengganggunya dan membuatnya merasa terjebak di dua hati bersama Nayra. Brian sudah memutuskan untuk hanya mencintai Nayra, walau Nayra tidak mencintainya. Jadi jika sekarang Lucy yang membuatnya hatinya gundah beberapa bulan lalu, kembali menggoyahkannya, apa Brian masih pantas untuk membalas hati yang sudah ia tolak itu?“Aku akan mencintaimu.. dan selalu mencintaimu.. seperti ini.. Brian..” Lucy berhasil membuat Brian kembali menatapnya, dengan mata yang tertahan pada mata cerah Lucy yang tid
“Kalung ini.. darimana kau mendapatkannya?” tanya Nyonya Milla, ketika pertama kali bertemu dengan Nayra yang ingin menyewa salah satu rumahnya.Nayra melihat kalung berliontin lumba-lumba hitam yang ia kenakan, “Hmm.. ibuku.. Nyonya..”Wajah Nyonya Milla seketika membeku, dengan firasat bahwa kalung itu mungkin adalah kalung yang pernah ia berikan pada anaknya sebelum anaknya itu diusir dari rumah. Sesaat kemudian, Nyonya Milla kembali bertanya. “Dan nama ibumu..?”Nayra sedikit memiringkan kepalanya, karena tidak mengerti maksud pertanyaan wanita tua berusia kisaran 60-an hanya dari penampilannya itu. “Lea.. Lea Leigh..”Setelah mendengar itu, Nyonya Milla hanya tersenyum tipis. Tanpa Nayra tahu, Nyonya Milla adalah ibu dari ibu yang merawat Nayra itu, yang berarti Nayra adalah cucunya. Namun, Nyonya Milla harus menyembunyikan identitasnya, karena rasa bersalahnya telah menjadi penyebab sahabatnya Miley yang ia pikir meninggal 32 tahun lalu.“Tinggalah di sini.. Anakku..” ucap Nyon
“Apa kau baik-baik saja, Tuan..?” tanya wanita yang selalu memenuhi kepala Rehan selama belasan tahun, hingga ketika ia berada dalam bahaya dari penyerangan Alger Roland padanya tujuh bulan lalu.Matanya yang kabur karena pengaruh dari terus kehilangan darah, tidak mengaburkan pandangannya pada wanita yang tanpa banyak bertanya lagi, langsung membantunya. Nayra.Rehan sadar, bahkan tubuhnya tidak bisa menolak perasaan yang sudah terbentuk lama pada wanita itu. Perasaan cinta yang harus ia sembunyikan karena hubungan keluarga mereka.Namun, begitu Rehan pergi dari rumah Nayra agar tidak melibatkannya dalam bahaya karena membantunya, Rehan menyadari bahwa ia tidak bisa melepas wanita itu. Jadi, ia kembali menemui Nayra dengan membawa sebuket bunga mawar Juliet berwarna persik dan beberapa tas Hermes, karena ia tidak tahu mana yang akan disukai Nayra.Awalnya, Rehan hanya ingin memberikan itu untuk berterima kasih pada Nayra yang menolongnya. Tapi, begitu ia menatap wajah yang selalu men
“Kapan kalian akan menikah?” tanya Miley pada cucunya yang sudah ia tahu benar sedang menjalin hubungan serius dengan Rehan, Nayra.Nayra yang baru saja memasukkan marshmallow panggang ke mulutnya, tersedak dengan pertanyaan itu.Semua orang ikut memperhatikan, di perkemahan mewah milik keluarga Allison, tempat keluarga Carver dan keluarga Roland secara resmi menyelesaikan perseteruan mereka selama lebih dari 3 dekade ini. Biasanya, keluarga Roland yang lebih dekat dengan keluarga Allison, melakukan kegiatan kemping bersama setiap setahun sekali untuk mempererat hubungan mereka. Namun, kini setelah semua pengalaman pahit yang menimpa mereka selama lebih dari lima bulan, mereka memutuskan untuk melepas semua perasaan buruk yang tersisa dan menikmati kehidupan mereka yang baru dengan berkemping bersama tiga keluarga.Rehan dan Nayra saling bertatapan selama beberapa saat, hingga mereka memalingkan wajah dengan rona merah menghiasi wajah masing-masing.Semua orang tertawa melihat kegugu
Butuh waktu cukup lama untuk meluruskan semua kesalahpahaman, termasuk menjelaskan semuanya pada orang-orang yang harus mendengar hal itu, yaitu keluarga Carver dan Roland.“Jadi..?” Semua orang di keluarga Carver dan Roland, memiliki ekspresi tercengang yang sama ketika mendengar penjelasan panjang mereka, untuk cerita rumit yang merangkum semua kesalahpahaman sejak 32 tahun lalu itu.Linda Roland yang selama 32 tahun harus hidup tanpa ibu kandungnya yang ia pikir meninggal saat itu, kini bisa melepas semua kesedihannya ketika Lynn atau Nyonya Milla memeluk anak yang ia rindukan juga.Sementara Alger Roland yang baru mengetahui bahwa Rehan yang telah diserangnya empat bulan lalu adalah cucu David sekaligus keponakannya yang sebenarnya, hanya bisa tertunduk dengan perasaan bersalah karena hampir membunuh keluarganya sendiri.Di sisi lain, Ryan Carver akhirnya bertemu dengan anak kandungnya yang ditukar istrinya diam-diam 30 tahun lalu, Nayra. Lebih dari itu, ia juga akhirnya bisa melih
Beberapa jam lalu...“TIDAKKK!!! NAYRAAA!!!” jerit Ibu Ann, meraung karena cucu kandungnya tertinggal di dalam rumah yang terbakar.Bersamaan dengan itu, Nayra yang terhalang plafon yang jatuh di depan pintu satu-satunya rumah tempatnya terjebak, harus mencari jalan keluar lain sebelum ia ikut terbakar bersama rumah yang terbakar dengan cepat.“Nayra!” teriakan lain terdengar, tapi kali ini dari salah satu jendela yang sudah pecah.“A-Ayah..” Nayra terbelalak, melihat kehadiran pria yang menghilang 14 tahun lalu.Pria itu sudah dimakan usia dengan tubuh renta berbalut baju pasien yang Nayra tidak tahu mengapa.Nayra masih tenggelam dalam keterkejutan, ketika pria tua yang ia benci selama 14 tahun ini sudah masuk ke melalui jendela dan menariknya untuk keluar dari jendela yang sama.Dengan susah payah hingga beberapa bagian tubuh mereka tergores pecahan kaca, Nayra dan pria tua itu akhirnya berhasil keluar sebelum kebakaran di rumah itu ikut melahap mereka.“Ba-bagaimana.. bisa?” Nayra
“Apa maksudmu?” Albert sudah berdiri kembali dengan bantuan Freddy, dengan kedua mata terbelalak melebihi semua orang di sana.“Si-siapa.. siapa yang bilang.. kalau dia.. adalah nenek Rehan?” Kali ini, Ibu Ann yang teralihkan oleh berita mengejutkan itu.“I-itu.. pemilik rumah.. yang disewa.. Nona Nayra..” jawab anak buah Albert yang pernah ditugaskan mengawasi Nayra agar tidak dekat dengan Rehan.Ibu Ann tercengang, begitupun dengan Freddy yang langsung menatap wanita tua yang sama-sama hidup dengan identitas tersembunyi selama ini.“Lynn..” lirih Ibu Ann dengan wajah sedih sekaligus senang yang tidak bisa dimengerti Albert dan David. “Kau ternyata memang.. masih hidup..”Albert dan David yang kali ini saling berpandangan. “L-Lynn.. masih.. hidup?”“Char..” Satu kata dari Ibu Ann, membuat Freddy mengangguk mengerti.Freddy atau Charles anak Gilbert, beralih menatap Albert dan David yang masih kebingungan.“Tuan.. sebenarnya.. kedua cucu Anda.. telah saling tertukar..”Albert dan Davi
Tahun 2022 – Saat ini...“Tidak..” Martha masih tidak percaya dengan apa yang baru ia dengar dari ibunya, bahwa Rehan yang ia cintai dan incar selama ini adalah cucu dari ibunya.Rehan yang sudah hampir kehilangan kesadarannya, ikut tidak percaya hingga kesadarannya seakan pulih kembali, karena ucapan tidak masuk akal itu.“Ini..” Dengan tangan yang masih bergetar setelah mencoba menghentikan Martha, Nyonya Milla menyerahkan sebuah foto yang ia ambil dari dompetnya.Kedua bola mata Martha yang kali ini bergetar dan bergerak tidak karuan. Sebuah foto lama yang hampir rusak, menampilkan seorang wanita berusia di bawah 40-an dengan pria di atas 40-an beserta kedua anak perempuan berusia belasan tahun. Ada tanda lahir berbentuk bulan sabit cukup besar di punggung tangan wanita di samping pria yang Martha kenali sebagai David Roland.Tanda lahir bulan sabit itu memicu ingatan Martha, tentang tanda lahir yang pernah dimiliki Nyonya Milla yang kini sudah dihilangkan, bersama bekas luka baka
Tahun 1990...“Miley..” Lynn susah payah menelepon sahabatnya di ruang kerja David yang sedang dilahap api.“Lynn.. Apa yang terjadi?” Miley mulai merasa khawatir, mendengar suara Lynn yang lemah dengan batuk di sela-selanya, terutama di tengah malam itu.“Rumah.. rumahku.. terbakar..” Suara Lynn semakin mengecil dan Miley yang mendengar di ujung sana, terkesiap sambil terus bertanya. “Gil-bert..” lirih Lynn sebelum akhirnya kembali roboh, karena semua asap yang merasuk ke dalam tubuh lemahnya.“LYNN.. LYNN!” Panggilan Miley masih tidak terjawab dan ia berusaha menghubunginya lagi, ketika Albert yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka, bergegas pergi ke rumah Lynn, wanita yang pernah dicintainya.Albert sudah sampai di rumah keluarga Roland yang sebagian besar sudah dipenuhi api. “Lynn..” lirihnya, khawatir sekaligus takut, karena bagaimanapun Lynn adalah wanita yang pernah ia cintai atau masih ia cintai hingga sekarang.Tanpa pikir panjang, Albert berlari memasuki rumah yang
Lucy yang masih bergetar dengan kemarahan sekaligus ketakutan yang menguasainya, berjalan pergi sambil mengambil ponselnya untuk menelepon seseorang.“Rehan..” lirih Lucy, berusaha menahan tangisnya yang tidak bisa berhenti.“Lucy? Ada apa? Aku sedang sibuk mencari Nayra. Kalau tidak ada yang penting, kita bicara nanti...” Suara Rehan terhenti ketika Lucy kembali berbicara lirih.“Nayra..”“Apa?” Rehan menghentikan aktivitasnya yang mencari Nayra di berbagai tempat, setelah ia berhasil kabur dari rumahnya karena mendengar hilangnya Nayra dari Brian sebelumnya.“Nayra.. ada.. bersamaku..” Lucy berbohong, tapi Rehan tidak bisa menangkap itu karena keinginan kuatnya untuk segera menemukan Nayra.“Di mana?!” Rehan sudah beranjak pergi ke mobilnya untuk menemui Lucy.Beberapa jam kemudian, Rehan tiba di sebuah motel kecil di Kota Lawton.Rehan mengernyit. Mengapa Nayra dan Lucy ada di tempat seperti ini?Meskipun Rehan merasa aneh dengan semua itu, tapi ia melanjutkan langkahnya ke dalam