Share

Perdebatan

Penulis: anggikartika93
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-09 09:25:29

"Terus aku harus bagaimana?" pinta Mas Rian. "Apa aku harus ceraikan Sekar?"

Ceraikan Sekar katanya? Untuk apa? Sedangkan hati Mas Rian saja sudah tidak ada untukku.

"Kamu mau menceraikan Sekar, Mas? Sedangkan kalian baru saja rujuk. Pernikahan bukan buat permainan, Mas!" Aku menampik.

"Tidak semudah itu Mas menceraikan seseorang. Sekar juga wanita sama sepertiku. Buat apa kau melukai lagi hatinya dengan main cerai, rujuk lagi, kemudian rujuk lagi," sambungku dengan kesal.

"Tapi Hil. Jujur Mas menyesal telah menyesal membiarkanmu tadi malam pergi. Mas juga sedang tersulut emosi. Mas nggak mau berpisah sama kamu. Makanya Mas dan Mama menyusulmu kemari dan ingin menjemputmu pulang."

Kulirik Mama sedang menangis dan menyeka air matanya dengan tisu. Mungkin beliau juga tidak menyangka anak laki-laki yang begitu di banggakan malah berkhianat.

"Mama nggak menyangka kamu akan bersikap seperti ini, Yan! Kalau begini Mama sudah gagal mendidikmu. Sudah Mama bilang jangan rujuk dengan Sekar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PETAKA STATUS WA   Tak terduga

    Hari ini seharusnya menjadi hari yang paling membahagiakan dalam hidupku namun mengetahui kenyataan bahwa Mas Rian telah mengkhianati pernikahan kami."Sudah, Sayang. Nggak usah bersedih ya. Kamu harus tetap bahagia hari ini," hibur Bunda. Aku hari ini tetap mengenakan gaun sederhana berwarna putih tulang yang sudah kujahit sendiri, Yuni menambahkan payet di beberapa bagian gaun. Katanya agar terlihat lebih manis. Tak lupa kugunakan hijab segi empat yang menutup dada dengan warna yang senada.Polesan makeup tipis oleh Mbak perias menambah segar penampilanku hari ini. Meskipun kulihat awan mendung di wajahku. Aku harus tetap terlihat tegar.Lani dan Wenda, sahabatku semenjak SMA datang dan langsung memelukku."Kamu yang sabar ya, Hil," kata Lani sambil mengusap kepalaku."Insya Allah, Allah akan menggantikan dengan pria yang lebih baik." Wenda menimpali."Aamiin, Allahumma Aamiin," jawabku terharu atas sikap mereka yang penuh dengan ketulusan."Aku harus banyak-banyak bersyukur aja. A

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • PETAKA STATUS WA   Apakah Hilda hamil?

    Mataku mengerjap beberapa kali. Cahaya lampu berwarna putih menyilaukan mataku. Aku pun membuka mata. Ah aku dimana? Kurasakan perih di bawah perutku, tanganku pun aku karena tertancap selang infus, dan di hidungku juga di pasang selang oksigen.Ya Allah aku kenapa? Aku mencoba mengingat deretan kejadian sebelum aku berada di sini. Ketika mencoba mengingatnya, kepalaku malah pusing."Bunda, Ayah. Aku dimana?" tanyaku secara tiba-tiba."Alhamdulillah kamu sudah sadar,Nak." Bunda menghampiri dan mengelus tanganku."Kamu sekarang sedang di rumah sakit, Nak. Kamu sedang di rawat. Tadi kamu pingsan," jawab Ayah dengan lembut.Aku menatap Ayah dan Bunda bergantian."Bun, kenapa bagian bawah perut Hilda sakit?"Mereka berdua saling berpandangan. Kemudian Bunda menangis. Ayah langsung memeluk dan menenangkan Bunda."Yah, kenapa kalian menangis? Hilda sudah membuat kesalahan ya kepada Ayah dan Bunda?" balasku heran."Enggak. Hilda enggak ada salah sama Ayah dan Bunda," jawab Bunda menangis pil

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • PETAKA STATUS WA   Talak

    PoV AuthorSementara Pak Wira tertawa terbahak-bahak. Rian menatap Hilda dengan tajam."Papa, benar apa yang di katakan Mas Rian. Yang anak Papa kan Mas Rian, kenapa malah Hilda yang akan Papa berikan warisan?" sela Hilda dengan perasaan tak enak."Hilda, Papa memberikan warisan kepadamu karena Papa yakin kamu dapat mengelola harta Papa dengan baik. Papa berharap setelah nanti Papa tiada, harta Papa yang kamu kelola bisa bermanfaat terhadap sesama juga," sahut Pak Wira dengan bijak."Papa jahat! Kenapa Papa nggak percaya dengan Rian? Papa malah percaya dengan orang yang baru Papa kenal beberapa bulan ini." balas Rian dengan kesal."Lho kenapa kamu harus marah-marah begitu Rian? Bukannya kalau Papa serahkan pada Hilda, dia bisa memperbesar usaha menjahitnya bukan?" "Tapi Hilda kan nggak mau kembali sama Rian, Pa. Kalau Papa serahkan sama Hilda, Rian jadi nggak kebagian apa-apa dong?" sungut Rian. "Karena Papa dan Mama sudah berulang kali menasehatimu agar jangan rujuk dengan Sekar! T

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • PETAKA STATUS WA   Apakah itu Sekar?

    Hilda melihat Rian keluar dari ruangan dokter Laila dan begitu kaget melihat Rian berjalan dengan seorang wanita yang sedang hamil tujuh bulan?Rian yang tidak menyadari kehadiran Hilda di ruang tunggu. Sedangkan Hilda sendiri gusar. Apakah wanita itu Sekar? Dia memang tidak pernah bertemu dengan Sekar secara langsung tapi dia pernah melihat foto Sekar di aplikasi facebook. Sedangkan wanita yang sedang bersama Rian ini tidak mirip sama sekali dengan foto Sekar. Hilda menghela nafas. Siapa lagi wanita yang sedang bersama Rian ini? Bukankah ketika dia membaca chat dari Sekar beberapa waktu lalu, Sekar bilang baru saja hamil. Kenapa sekarang Mas Rian bersama wanita lain yang sedang hamil besar?Begitu banyak pertanyaan-pertanyaan yang berputar di kepalanya. Tanpa sengaja mata Rian bertemu dengan Hilda. Padahal Hilda tidak ingin bertegur sapa dengan Rian tapi takdir malah berkata lain."Hilda?" Rian kaget bukan main. Dia sampai melepaskan tangannya yang sedang menggandeng wanita itu. Hi

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • PETAKA STATUS WA   Buaya darat

    “Sakit tahu tadi kamu injak kakiku pas di rumah sakit, Mas!” protesArini yang kakinya masih nyu-nyutan karena di injak Rian.“Aduh maaf sayang! Kamu juga tadi harusnya diem aja, nggak usah banyak berbicara,” jawab Rian menenangkan Arini.“Tapi aku tadi gemes banget, Mas. Masa itu cewek mulutnya lemes banget. Emang dia itu siapa?”“Dia itu…” Rian bingung harus jujur atau tidak. Apalagi menghadapiArini yang kepo dan luar biasa cerewetnya.“Oh, aku tahu! Pasti mantan pacar kamu kan, yang nggak jadi kamu nikahin?”Huft. Syukurlah Arini mengira kalau Hilda tadi adalah mantan pacar Rian, kalau dia curiga mantan istri kan bisa gawat urusannya.“Yuk, sekarang aku antar kamu pulang ya. Aku masih banyak kerjaan di kantor,” sahut Rian yang sedang mengelus perut besar Arini.“Sehat-sehat ya jagoan Papa,” Rian kemudian mengecup perut dan kening Arini.“Mas, tapi aku laper nih. Kita makan dulu ya,” Arini merajuk.Rian melirik jam tangannya yang bermerk apel di gigit.“Maaf sayang, Mas nggak bisa.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • PETAKA STATUS WA   Sekar melabrak Rian

    Beberapa hari kemudian.Jam di dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tetapi Hilda belum bisa memejamkan matanya. Rupanya Hilda masih memikirkan tentang rentetan kejadian yang begitu cepat membalikkan keadaannya. Mulai dari Rian yang tiba-tiba berkhianat padanya, kemunculan Rian dengan wanita lain yg bernama Arini, dan Sekar yang tiba-tiba mengirim pesan padanya. Serta yang tak kalah hebohnya adalah maksud Rian memberinya pil KB. Hilda belum pernah meminum pil KB makanya dia tidak menyangka sama sekali kalau Rian memberikannya pil itu.Selama ini Hilda tidak tahu kalau dia hanya di jadikan pelarian saja oleh Rian. Padahal Rian hanya setengah hati saja mencintainya. Timbul ide jahat Hilda untuk mengerjai Rian dan Sekar. Bukankah mereka berdua sudah bersenang-senang di balik penderitaan Hilda? Hilda membuka galeri ponselnya. Untung dia kemarin sempat memotret Rian dan Arini bergandengan tangan ketika keluar dari ruangan praktek dokter Laila. Hilda berpikir, dia tidak mungkin m

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • PETAKA STATUS WA   Ada apa dengan Rian

    PoV Rian Aku begitu panik ketika mengetahui Sekar berani datang ke kantorku ketika aku bersama dengan Arini.Aku membawa Arini ke rumah sakit karena dia kesakitan perut akibat di pukul oleh Sekar. Kami langsung menuju IGD. "Suster, tolong. Istri saya kesakitan," teriakku pada salah satu suster. "Baik, Pak. Kami akan mengecek istri anda dulu," jawab suster itu. "Bapak tunggu di luar saja dulu." Beberapa menit kemudian, aku melihat Arini di bawa keluar dari ruang IGD. "Pak Rian, kami akan membawa Bu Arini ke ruang bersalin karena beliau sudah mengalami pecah ketuban dan pembukaan." "Baik, Sus. Lakukan yang terbaik untuk istri saya." Aku mengikuti suster yang membawa Arini ke ruang bersalin. Dia begitu kesakitan dan tak memperhatikanku. Aku menunggu di luar.Setelah hampir sepuluh menit, aku mendengar suara tangisan bayi. Alhamdulillah. Akhirnya anakku lahir."Selamat Pak, anaknya perempuan," kata suster. "Beratnya tiga kilogram. Panjangnya empat puluh delapan sentimeter." "Alham

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • PETAKA STATUS WA   Licin seperti belut

    Pak Wira baru saja pulang. Hilda gemetar setelah menerima sertifikat tanah dari Pak Wira. Dia bingung apakah lebih baik tanah ini segera di jual saja daripada terjadi sengketa? Sedangkan di sertifikat tanah itu atas nama Hilda.Hilda pulang ke rumah, dia butuh istirahat karena hari ini tadi dia dan Yuni sudah menyebarkan lowongan kerja lewat sosial media. Mereka berharap besok akan ada yang datang melamar pekerjaan. * * "Kak, ada dua orang yang mencari Kakak. Katanya mereka mau melamar pekerjaan," kata Yuni kepada Hilda yang sedang asyik menggambar pola baju tunik. "Ya, suruh tunggu sebentar, Yun," jawabku sambil meletakkan pensilnya.Hilda segera menemui mereka di ruang depan."Permisi, Mbak. Kami ke sini ingin melamar pekerjaan," kata seorang laki-laki yang bertubuh sedang dan berkulit putih itu. "Iya, Mbak. Apakah masih ada lowongan untuk kami," kata seorang perempuan yang berhijab segiempat. "Kalian saling kenal?" Hilda malah melontarkan pertanyaan yang tak penting. "Belum M

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09

Bab terbaru

  • PETAKA STATUS WA   Penyesalan yang datang terlambat

    "Sekaaaar, tolong jangan tinggalkan aku!" teriak Rian. Betapa Rian tidak kaget kalau dia menemukan Sekar sudah tergantung tak bernyawa. Mata yang melotot dan lidah yang terjulur. Rian begitu merinding melihat pemandangan mengerikan yang baru pertama kali ia lihat. Rian mendekati Sekar, sepertinya sudah tidak bernyawa. Rian panik, ia takut di tuduh yang tidak-tidak. Kemudian dia keluar rumah Sekar dan meminta pertolongan warga. "Tolooong, tolong. Saya menemukan Sekar gantung diri," kata Rian meminta pertolongan dengan seorang Bapak tetangga di sebelah rumah Sekar. "Apa yang benar Mas?" tanya Bapak itu kaget.Rian yang masih syok hanya menganggukkan kepalanya."Baik kalau begitu saya akan panggil Pak RT dan memanggil pihak kepolisian," sambung Bapak itu lagi.Lima belas menit kemudian, Pak RT, beberapa orang polisi, tenaga medis, dan warga sudah tiba di rumah Sekar. Polisi di bantu tenaga medis menurunkan jenazah Sekar. Mereka langsung membawa jenazah Sekar ke rumah sakit untuk mel

  • PETAKA STATUS WA   Pernikahan Hilda dan Bobby

    "Ehmm, asyik berdua aja nih," goda Bu Alika kepada Hilda dan Bobby. "Kapan nih acara pernikahan kalian akan di laksanakan?" "Insya Allah, secepatnya Bu," jawab Bobby dengan mantap. "Ih kamu," Hilda malah tersipu malu."Ehmmm, ya enggak apa-apa. Lebih cepat, lebih baik kan. Apalagi kalian kan sama-sama sudah pernah merasakan manis dan pahitnya berumah tangga. Jadi buat apa di tunda-tunda, enggak baik kan," Pak Ferdinan memberikan saran. "Iya betul kata Ayah, jangan sampai kalian menunda-nunda pernikahan. Apa kata orang," jawab Bunda dengan lembut. "Iya Bun, Yah. Tapi Hilda pengennya acara nikahan yang sederhana aja," imbuh Hilda. "Lho kenapa Hil? Bukankah kamu belum pernah sama sekali mengadakan pesta resepsi pernikahan?" tanya Bobby dengan heran. "Maksudku lebih baik uangnya di tabung Mas. Untuk menambah modal usaha dan tabungan masa depan kita. Kan sayang uangnya jika hanya di hamburkan untuk pesta sehari saja," jawab Hilda dengan santai, dia sebenarnya takut mengemukakan penda

  • PETAKA STATUS WA   Tertipu!

    Rian merasa senang dan lega, akhirnya dia bisa mendapatkan uang tanpa harus bekerja keras. Tanpa berpikir panjang, Rian menyerahkan sebagian uangnya kepada Lusi yang baru saja di kenalnya. "Kamu benar-benar cerdas sayang, tak salah kalau aku memilihmu," kata Rian sambil mengelus-elus kepala Lusi. Tak lama kemudian Rian mencium rambut Lusi yang hitam dan panjang. Tercium aroma sampo wangi segar buah-buahan. Membuat Rian merasa makin bergairah. Rian pun akhirnya memeluk mesra Lusi. Sementara itu, Lusi yang juga membalas pelukan Rian juga tak kalah mesranya. Meskipun dia tersenyum menyeringai. Ternyata mendapatkan harta bisa dengan mudah begini ya, bathin Lusi. "Sayang," panggil Rian kepada Lusi dengan lirih. "Ya sayang," jawab Lusi dengan manja. "Setelah anak kamu lahir, aku berjanji akan menikahimu. Aku sudah terlanjur mencintaimu. Aku berjanji akan selalu menjagamu dan setia kepadamu," ucap Rian yang sudah bucin akut."Tapi Mas...""Kenapa sayang?" "Kamu yakin mau menerima aku a

  • PETAKA STATUS WA   Hari bahagia

    Bahas Part Hilda dan Bobby dulu yak. Soalnya Mak Thor lagi laper eh baper dengan adegan romantis mereka. Hihihi. Yang kangen Part Rian, insya Allah next Part ya Mak. 😁* * Sudah dua hari ini Bu Alika dan Pak Ferdinan mencari keberadaan Hilda tetapi belum juga menemui titik terang. "Yah, gimana kalau kita lapor polisi aja? Kita udah cari Hilda kemana-mana tapi kok belum juga ketemu," kata Bu Alika dengan nada putus asa."Bunda tenang dulu ya. Paling juga sebentar lagi Hilda akan pulang. Percaya deh dengan Ayah," jawab Pak Ferdinan mencoba menenangkan Bu Alika, padahal dalam hatinya juga khawatir dan takut terjadi apa-apa terhadap putri semata wayangnya itu. "Ayah gimana sih kok bisa tenang gitu!" "Sudahlah Bun, ini juga sudah tengah malam, besok kita lanjut lagi ya mencari Hilda."* *Hari ini Bu Alika pergi arisan bersama teman-temannya. Walaupun hati Bu Alika masih tak tenang memikirkan anaknya itu. Bu Novi, ibunda Arini baru saja datang. Sedangkan Ibu-ibu anggota arisan lain b

  • PETAKA STATUS WA   Lamaran yang tak biasa

    "Mas, maafkan aku! Aku telah menyesali perbuatanku!" sahut Arini menghiba. Bobby yang sudah terlanjur sakit hati atas pengkhianatan mantan istrinya itu tak mengindahkannya. Hilda hanya terdiam melihat pemandangan yang terjadi di depannya. Dia bingung. Jadi ternyata mantan istri Bobby itu adalah Arini, sedangkan beberapa bulan lalu dia lihat Rian dengan Arini. Artinya mereka sudah berselingkuh di belakang Hilda dan Bobby."Ini anakmu l, Mas Bobby!" sambung Arini lagi. Hilda sekarang mengerti bahwa ketika bertemu dengan Arini dan Rian di dokter kandungan, Arini sedang mengandung bayi ini. Bobby berhenti berjalan, dia menikah ke belakang menatap bayi perempuan malang yang sedang di gendong Arini. Arini berusaha menenangkan anaknya yang sedang menangis dengan memberikan botol susu formula. Hilda tertegun menyaksikan pemandangan itu. Dia melihat bayi perempuan yang kira-kira berusia empat bulan itu tampak lahap menyusu. Dia perhatikan garis wajah bayi itu, memang mirip sekali dengan Bob

  • PETAKA STATUS WA   Ternyata Arini?

    Hilda pergi tanpa arah dan tujuan. Sebenarnya dia juga menyayangkan sikap Ayahnya yang terlalu keras terhadap dirinya. Hanya karena Hilda tidak bisa menerima Ustadz Hasan, Sang Ayah tidak terima hingga membuat Hilda harus kabur. Hilda masih mengendarai sepeda motornya. Sekarang dia sedang bingung akan pergi kemana karena malam pun sudah beranjak larut. Dingin mulai menyergap Hilda. Dia tadi terburu-buru sehingga lupa memakai jaket. "Ayah, kenapa Ayah malah membela dia ketimbang Hilda anak Ayah sendiri?" gumam Hilda sambil menangis. Kata orang naik motor sambil menangis adalah cara yang paling enak untuk meluapkan kesedihan. Setelah emosinya agak mereda, karena tak tahu akan kemana. Hilda memutuskan untuk menghubungi Bobby. Lama Bobby tak mengangkat panggilan dari Hilda. Wajar, karena sudah jam sebelas malam. Hingga panggilan keempat, Bobby baru mengangkat panggilannya. [Halo, siapa?] jawab Bobby seperti orang yang baru bangun tidur. Hilda merasa bersalah karena telah menelepon

  • PETAKA STATUS WA   Rian lagi!

    Rian sudah menerima uang dari Papanya, namun ia bingung ingin menjalankan usaha apa karena pada dasarnya Rian adalah pemalas. Dia lebih suka bekerja dengan orang lain daripada berusaha. Padahal Rian masih belum ada melakukan usaha apapun. Yang ada di pikirannyasekarang adalah usaha itu ribet, susah, dan tidak bisa kerja santai seperti di kantor.Sudah dua minggu Rian di pecat dari kantornya, seperti biasa pagi hari dia pura-pura berangkat untuk bekerja.“Gimana usaha kamu? Lancar aja kan?” tanya Bu Ersi ketika sarapan pagi.“Alhamdulillah lancar Ma, doain ya,” jawab Rian berpura-pura.“Kamu usaha apa Yan?” tanya Pak Wira menimpali.Rian terdiam. Dia selama ini belum menyiapkan jawaban jika ada yang bertanya tentang usahanya.“Anu Pa, Rian usaha street food semacam makanan jalanan yang langsung bungkus gitu. Sekarang kan lagi ngetrend lho Ma, apalagi di kalangan anak muda yang sukanya unik dan instan. Akhirnya Rian memilih usaha Korean Street Food, jajanan Korea yang isinya semacam nu

  • PETAKA STATUS WA   Hilda kabur

    Hilda membolak-balik CV dari Ustadz Hasan. Tak ada yang menarik. Tetap hatinya tertuju pada Bobby. "Hilda, Ayah harap kamu jangan mengecewakan Ayah," ungkap Pak Ferdinan kepada putri tunggalnya itu. Hilda sebenarnya mengerti maksud Ayahnya. Tetapi dia hanya diam saja. "Di dunia ini, semua orangtua menginginkan yang terbaik untuk putrinya," jelas Pak Ferdinan lagi. Hilda ingin membalas perkataannya Ayahnya tetapi tamu yang mereka tunggu dari tadi rupanya sudah datang. "Assalammu alaikum," sapa ustadz Hasan sesopan mungkin."Wa alaikum salam. Silakan masuk ustadz, dari tadi kami sudah menunggu," jawab Pak Ferdinan dengan sumringah. "Begini, mungkin Pak Ferdinan dan Hilda sudah mengetahui tujuan saya kemari. Saya ingin tahu bagaimana jawaban Hilda atas lamaran saya. Bila Hilda menerima lamaran saya, maka tiga hari lagi saya dan keluarga akan datang kemari secara resmi melamar Hilda."Dari dapur Bu Alika datang membawakan secangkir teh hangat dan juga kue putri salju sebagai cemilan

  • PETAKA STATUS WA   Modal usaha

    Rian sengaja hanya diam saja ketika Sekar mengajaknya berbicara. Dia sebenarnya sudah tidak mencintai Sekar lagi. Sekar sudah meninggalkannya dan pergi dari rumahnya, artinya sudah tiada maaf lagi untuk Sekar. Untungnya, Rian dan Sekar belum sempat untuk rujuk secara resmi di pengadilan. Jadinya urusannya tidak rumit. "Rian? Kamu kenapa? Kok mukaku pucat begitu? Kamu sakit? tanya Sekar dengan pertanyaan yang bertubi-tubi. Rian masih diam saja. "Rian! Kamu tuli ya? Kamu dengar aku kan?" Rian tetap tak bergerak."Riaaaan! Apa kamu sudah gila?" ucap Sekar frustasi sambil mengacak rambutnya. Rian yang sudah tidak ada hati lagi untuk Sekar, akhirnya beranjak dari tempat duduknya. Sekar berusaha mengejar Rian. Tetapi tidak berhasil. Rian langsung masuk ke dalam mobilnya. "Rian! Ku mohon jangan tinggalkan aku!" teriak Sekar. Dengan nafas yang terengah-engah, Sekar berhenti mengejar Rian karena dia khawatir dengan kandungannya. Sudah waktunya pulang kerja, Rian berpura-pura memasang ek

DMCA.com Protection Status