Share

Hilda kabur

last update Last Updated: 2023-05-09 10:08:57

Hilda membolak-balik CV dari Ustadz Hasan. Tak ada yang menarik. Tetap hatinya tertuju pada Bobby.

"Hilda, Ayah harap kamu jangan mengecewakan Ayah," ungkap Pak Ferdinan kepada putri tunggalnya itu.

Hilda sebenarnya mengerti maksud Ayahnya. Tetapi dia hanya diam saja.

"Di dunia ini, semua orangtua menginginkan yang terbaik untuk putrinya," jelas Pak Ferdinan lagi.

Hilda ingin membalas perkataannya Ayahnya tetapi tamu yang mereka tunggu dari tadi rupanya sudah datang.

"Assalammu alaikum," sapa ustadz Hasan sesopan mungkin.

"Wa alaikum salam. Silakan masuk ustadz, dari tadi kami sudah menunggu," jawab Pak Ferdinan dengan sumringah.

"Begini, mungkin Pak Ferdinan dan Hilda sudah mengetahui tujuan saya kemari. Saya ingin tahu bagaimana jawaban Hilda atas lamaran saya. Bila Hilda menerima lamaran saya, maka tiga hari lagi saya dan keluarga akan datang kemari secara resmi melamar Hilda."

Dari dapur Bu Alika datang membawakan secangkir teh hangat dan juga kue putri salju sebagai cemilan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PETAKA STATUS WA   Rian lagi!

    Rian sudah menerima uang dari Papanya, namun ia bingung ingin menjalankan usaha apa karena pada dasarnya Rian adalah pemalas. Dia lebih suka bekerja dengan orang lain daripada berusaha. Padahal Rian masih belum ada melakukan usaha apapun. Yang ada di pikirannyasekarang adalah usaha itu ribet, susah, dan tidak bisa kerja santai seperti di kantor.Sudah dua minggu Rian di pecat dari kantornya, seperti biasa pagi hari dia pura-pura berangkat untuk bekerja.“Gimana usaha kamu? Lancar aja kan?” tanya Bu Ersi ketika sarapan pagi.“Alhamdulillah lancar Ma, doain ya,” jawab Rian berpura-pura.“Kamu usaha apa Yan?” tanya Pak Wira menimpali.Rian terdiam. Dia selama ini belum menyiapkan jawaban jika ada yang bertanya tentang usahanya.“Anu Pa, Rian usaha street food semacam makanan jalanan yang langsung bungkus gitu. Sekarang kan lagi ngetrend lho Ma, apalagi di kalangan anak muda yang sukanya unik dan instan. Akhirnya Rian memilih usaha Korean Street Food, jajanan Korea yang isinya semacam nu

    Last Updated : 2023-05-09
  • PETAKA STATUS WA   Ternyata Arini?

    Hilda pergi tanpa arah dan tujuan. Sebenarnya dia juga menyayangkan sikap Ayahnya yang terlalu keras terhadap dirinya. Hanya karena Hilda tidak bisa menerima Ustadz Hasan, Sang Ayah tidak terima hingga membuat Hilda harus kabur. Hilda masih mengendarai sepeda motornya. Sekarang dia sedang bingung akan pergi kemana karena malam pun sudah beranjak larut. Dingin mulai menyergap Hilda. Dia tadi terburu-buru sehingga lupa memakai jaket. "Ayah, kenapa Ayah malah membela dia ketimbang Hilda anak Ayah sendiri?" gumam Hilda sambil menangis. Kata orang naik motor sambil menangis adalah cara yang paling enak untuk meluapkan kesedihan. Setelah emosinya agak mereda, karena tak tahu akan kemana. Hilda memutuskan untuk menghubungi Bobby. Lama Bobby tak mengangkat panggilan dari Hilda. Wajar, karena sudah jam sebelas malam. Hingga panggilan keempat, Bobby baru mengangkat panggilannya. [Halo, siapa?] jawab Bobby seperti orang yang baru bangun tidur. Hilda merasa bersalah karena telah menelepon

    Last Updated : 2023-05-09
  • PETAKA STATUS WA   Lamaran yang tak biasa

    "Mas, maafkan aku! Aku telah menyesali perbuatanku!" sahut Arini menghiba. Bobby yang sudah terlanjur sakit hati atas pengkhianatan mantan istrinya itu tak mengindahkannya. Hilda hanya terdiam melihat pemandangan yang terjadi di depannya. Dia bingung. Jadi ternyata mantan istri Bobby itu adalah Arini, sedangkan beberapa bulan lalu dia lihat Rian dengan Arini. Artinya mereka sudah berselingkuh di belakang Hilda dan Bobby."Ini anakmu l, Mas Bobby!" sambung Arini lagi. Hilda sekarang mengerti bahwa ketika bertemu dengan Arini dan Rian di dokter kandungan, Arini sedang mengandung bayi ini. Bobby berhenti berjalan, dia menikah ke belakang menatap bayi perempuan malang yang sedang di gendong Arini. Arini berusaha menenangkan anaknya yang sedang menangis dengan memberikan botol susu formula. Hilda tertegun menyaksikan pemandangan itu. Dia melihat bayi perempuan yang kira-kira berusia empat bulan itu tampak lahap menyusu. Dia perhatikan garis wajah bayi itu, memang mirip sekali dengan Bob

    Last Updated : 2023-05-09
  • PETAKA STATUS WA   Hari bahagia

    Bahas Part Hilda dan Bobby dulu yak. Soalnya Mak Thor lagi laper eh baper dengan adegan romantis mereka. Hihihi. Yang kangen Part Rian, insya Allah next Part ya Mak. 😁* * Sudah dua hari ini Bu Alika dan Pak Ferdinan mencari keberadaan Hilda tetapi belum juga menemui titik terang. "Yah, gimana kalau kita lapor polisi aja? Kita udah cari Hilda kemana-mana tapi kok belum juga ketemu," kata Bu Alika dengan nada putus asa."Bunda tenang dulu ya. Paling juga sebentar lagi Hilda akan pulang. Percaya deh dengan Ayah," jawab Pak Ferdinan mencoba menenangkan Bu Alika, padahal dalam hatinya juga khawatir dan takut terjadi apa-apa terhadap putri semata wayangnya itu. "Ayah gimana sih kok bisa tenang gitu!" "Sudahlah Bun, ini juga sudah tengah malam, besok kita lanjut lagi ya mencari Hilda."* *Hari ini Bu Alika pergi arisan bersama teman-temannya. Walaupun hati Bu Alika masih tak tenang memikirkan anaknya itu. Bu Novi, ibunda Arini baru saja datang. Sedangkan Ibu-ibu anggota arisan lain b

    Last Updated : 2023-05-09
  • PETAKA STATUS WA   Tertipu!

    Rian merasa senang dan lega, akhirnya dia bisa mendapatkan uang tanpa harus bekerja keras. Tanpa berpikir panjang, Rian menyerahkan sebagian uangnya kepada Lusi yang baru saja di kenalnya. "Kamu benar-benar cerdas sayang, tak salah kalau aku memilihmu," kata Rian sambil mengelus-elus kepala Lusi. Tak lama kemudian Rian mencium rambut Lusi yang hitam dan panjang. Tercium aroma sampo wangi segar buah-buahan. Membuat Rian merasa makin bergairah. Rian pun akhirnya memeluk mesra Lusi. Sementara itu, Lusi yang juga membalas pelukan Rian juga tak kalah mesranya. Meskipun dia tersenyum menyeringai. Ternyata mendapatkan harta bisa dengan mudah begini ya, bathin Lusi. "Sayang," panggil Rian kepada Lusi dengan lirih. "Ya sayang," jawab Lusi dengan manja. "Setelah anak kamu lahir, aku berjanji akan menikahimu. Aku sudah terlanjur mencintaimu. Aku berjanji akan selalu menjagamu dan setia kepadamu," ucap Rian yang sudah bucin akut."Tapi Mas...""Kenapa sayang?" "Kamu yakin mau menerima aku a

    Last Updated : 2023-05-09
  • PETAKA STATUS WA   Pernikahan Hilda dan Bobby

    "Ehmm, asyik berdua aja nih," goda Bu Alika kepada Hilda dan Bobby. "Kapan nih acara pernikahan kalian akan di laksanakan?" "Insya Allah, secepatnya Bu," jawab Bobby dengan mantap. "Ih kamu," Hilda malah tersipu malu."Ehmmm, ya enggak apa-apa. Lebih cepat, lebih baik kan. Apalagi kalian kan sama-sama sudah pernah merasakan manis dan pahitnya berumah tangga. Jadi buat apa di tunda-tunda, enggak baik kan," Pak Ferdinan memberikan saran. "Iya betul kata Ayah, jangan sampai kalian menunda-nunda pernikahan. Apa kata orang," jawab Bunda dengan lembut. "Iya Bun, Yah. Tapi Hilda pengennya acara nikahan yang sederhana aja," imbuh Hilda. "Lho kenapa Hil? Bukankah kamu belum pernah sama sekali mengadakan pesta resepsi pernikahan?" tanya Bobby dengan heran. "Maksudku lebih baik uangnya di tabung Mas. Untuk menambah modal usaha dan tabungan masa depan kita. Kan sayang uangnya jika hanya di hamburkan untuk pesta sehari saja," jawab Hilda dengan santai, dia sebenarnya takut mengemukakan penda

    Last Updated : 2023-05-09
  • PETAKA STATUS WA   Penyesalan yang datang terlambat

    "Sekaaaar, tolong jangan tinggalkan aku!" teriak Rian. Betapa Rian tidak kaget kalau dia menemukan Sekar sudah tergantung tak bernyawa. Mata yang melotot dan lidah yang terjulur. Rian begitu merinding melihat pemandangan mengerikan yang baru pertama kali ia lihat. Rian mendekati Sekar, sepertinya sudah tidak bernyawa. Rian panik, ia takut di tuduh yang tidak-tidak. Kemudian dia keluar rumah Sekar dan meminta pertolongan warga. "Tolooong, tolong. Saya menemukan Sekar gantung diri," kata Rian meminta pertolongan dengan seorang Bapak tetangga di sebelah rumah Sekar. "Apa yang benar Mas?" tanya Bapak itu kaget.Rian yang masih syok hanya menganggukkan kepalanya."Baik kalau begitu saya akan panggil Pak RT dan memanggil pihak kepolisian," sambung Bapak itu lagi.Lima belas menit kemudian, Pak RT, beberapa orang polisi, tenaga medis, dan warga sudah tiba di rumah Sekar. Polisi di bantu tenaga medis menurunkan jenazah Sekar. Mereka langsung membawa jenazah Sekar ke rumah sakit untuk mel

    Last Updated : 2023-05-09
  • PETAKA STATUS WA   Ketika petaka itu datang

    PETAKA STATUS WA Aku dan Mas Rian baru saja menikah tiga bulan lalu. Seperti pengantin baru pada umumnya, kami pasangan yang sangat bahagia. Apalagi kami juga baru saja berbulan madu. Setelah beberapa bulan lalu terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing.Mas Rian bekerja di sebuah perusahaan yang cukup besar. Sedangkan aku mempunyai sebuah usaha konveksi yang masih berkembang.Kami berbulan madu di pulau Bali dengan menyewa hotel yang lumayan mewah. Meski Mas Rian harus merogoh kocek agak dalam, tetapi itu tak masalah demi bisa memiliki waktu berdua yang berkualitas.Senja ini kami menghabiskan waktu di pantai Sanur. Kami duduk berdua beralaskan pasir putih. Kami saling bercerita, sesekali mengungkapkan rasa cinta yang menggema di dada."Kamu bahagia, Dek?" tanya Mas Rian sambil memandangku penuh cinta."Sangat. Mas sendiri?""Enggak bisa diungkapkan dengan kata-kata," sahutnya. "Terima kasih, ya, Dek. Terima kasih sudah melengkapi hidupku."Mas Rian meraih jemariku dan menciumnya

    Last Updated : 2023-03-10

Latest chapter

  • PETAKA STATUS WA   Penyesalan yang datang terlambat

    "Sekaaaar, tolong jangan tinggalkan aku!" teriak Rian. Betapa Rian tidak kaget kalau dia menemukan Sekar sudah tergantung tak bernyawa. Mata yang melotot dan lidah yang terjulur. Rian begitu merinding melihat pemandangan mengerikan yang baru pertama kali ia lihat. Rian mendekati Sekar, sepertinya sudah tidak bernyawa. Rian panik, ia takut di tuduh yang tidak-tidak. Kemudian dia keluar rumah Sekar dan meminta pertolongan warga. "Tolooong, tolong. Saya menemukan Sekar gantung diri," kata Rian meminta pertolongan dengan seorang Bapak tetangga di sebelah rumah Sekar. "Apa yang benar Mas?" tanya Bapak itu kaget.Rian yang masih syok hanya menganggukkan kepalanya."Baik kalau begitu saya akan panggil Pak RT dan memanggil pihak kepolisian," sambung Bapak itu lagi.Lima belas menit kemudian, Pak RT, beberapa orang polisi, tenaga medis, dan warga sudah tiba di rumah Sekar. Polisi di bantu tenaga medis menurunkan jenazah Sekar. Mereka langsung membawa jenazah Sekar ke rumah sakit untuk mel

  • PETAKA STATUS WA   Pernikahan Hilda dan Bobby

    "Ehmm, asyik berdua aja nih," goda Bu Alika kepada Hilda dan Bobby. "Kapan nih acara pernikahan kalian akan di laksanakan?" "Insya Allah, secepatnya Bu," jawab Bobby dengan mantap. "Ih kamu," Hilda malah tersipu malu."Ehmmm, ya enggak apa-apa. Lebih cepat, lebih baik kan. Apalagi kalian kan sama-sama sudah pernah merasakan manis dan pahitnya berumah tangga. Jadi buat apa di tunda-tunda, enggak baik kan," Pak Ferdinan memberikan saran. "Iya betul kata Ayah, jangan sampai kalian menunda-nunda pernikahan. Apa kata orang," jawab Bunda dengan lembut. "Iya Bun, Yah. Tapi Hilda pengennya acara nikahan yang sederhana aja," imbuh Hilda. "Lho kenapa Hil? Bukankah kamu belum pernah sama sekali mengadakan pesta resepsi pernikahan?" tanya Bobby dengan heran. "Maksudku lebih baik uangnya di tabung Mas. Untuk menambah modal usaha dan tabungan masa depan kita. Kan sayang uangnya jika hanya di hamburkan untuk pesta sehari saja," jawab Hilda dengan santai, dia sebenarnya takut mengemukakan penda

  • PETAKA STATUS WA   Tertipu!

    Rian merasa senang dan lega, akhirnya dia bisa mendapatkan uang tanpa harus bekerja keras. Tanpa berpikir panjang, Rian menyerahkan sebagian uangnya kepada Lusi yang baru saja di kenalnya. "Kamu benar-benar cerdas sayang, tak salah kalau aku memilihmu," kata Rian sambil mengelus-elus kepala Lusi. Tak lama kemudian Rian mencium rambut Lusi yang hitam dan panjang. Tercium aroma sampo wangi segar buah-buahan. Membuat Rian merasa makin bergairah. Rian pun akhirnya memeluk mesra Lusi. Sementara itu, Lusi yang juga membalas pelukan Rian juga tak kalah mesranya. Meskipun dia tersenyum menyeringai. Ternyata mendapatkan harta bisa dengan mudah begini ya, bathin Lusi. "Sayang," panggil Rian kepada Lusi dengan lirih. "Ya sayang," jawab Lusi dengan manja. "Setelah anak kamu lahir, aku berjanji akan menikahimu. Aku sudah terlanjur mencintaimu. Aku berjanji akan selalu menjagamu dan setia kepadamu," ucap Rian yang sudah bucin akut."Tapi Mas...""Kenapa sayang?" "Kamu yakin mau menerima aku a

  • PETAKA STATUS WA   Hari bahagia

    Bahas Part Hilda dan Bobby dulu yak. Soalnya Mak Thor lagi laper eh baper dengan adegan romantis mereka. Hihihi. Yang kangen Part Rian, insya Allah next Part ya Mak. 😁* * Sudah dua hari ini Bu Alika dan Pak Ferdinan mencari keberadaan Hilda tetapi belum juga menemui titik terang. "Yah, gimana kalau kita lapor polisi aja? Kita udah cari Hilda kemana-mana tapi kok belum juga ketemu," kata Bu Alika dengan nada putus asa."Bunda tenang dulu ya. Paling juga sebentar lagi Hilda akan pulang. Percaya deh dengan Ayah," jawab Pak Ferdinan mencoba menenangkan Bu Alika, padahal dalam hatinya juga khawatir dan takut terjadi apa-apa terhadap putri semata wayangnya itu. "Ayah gimana sih kok bisa tenang gitu!" "Sudahlah Bun, ini juga sudah tengah malam, besok kita lanjut lagi ya mencari Hilda."* *Hari ini Bu Alika pergi arisan bersama teman-temannya. Walaupun hati Bu Alika masih tak tenang memikirkan anaknya itu. Bu Novi, ibunda Arini baru saja datang. Sedangkan Ibu-ibu anggota arisan lain b

  • PETAKA STATUS WA   Lamaran yang tak biasa

    "Mas, maafkan aku! Aku telah menyesali perbuatanku!" sahut Arini menghiba. Bobby yang sudah terlanjur sakit hati atas pengkhianatan mantan istrinya itu tak mengindahkannya. Hilda hanya terdiam melihat pemandangan yang terjadi di depannya. Dia bingung. Jadi ternyata mantan istri Bobby itu adalah Arini, sedangkan beberapa bulan lalu dia lihat Rian dengan Arini. Artinya mereka sudah berselingkuh di belakang Hilda dan Bobby."Ini anakmu l, Mas Bobby!" sambung Arini lagi. Hilda sekarang mengerti bahwa ketika bertemu dengan Arini dan Rian di dokter kandungan, Arini sedang mengandung bayi ini. Bobby berhenti berjalan, dia menikah ke belakang menatap bayi perempuan malang yang sedang di gendong Arini. Arini berusaha menenangkan anaknya yang sedang menangis dengan memberikan botol susu formula. Hilda tertegun menyaksikan pemandangan itu. Dia melihat bayi perempuan yang kira-kira berusia empat bulan itu tampak lahap menyusu. Dia perhatikan garis wajah bayi itu, memang mirip sekali dengan Bob

  • PETAKA STATUS WA   Ternyata Arini?

    Hilda pergi tanpa arah dan tujuan. Sebenarnya dia juga menyayangkan sikap Ayahnya yang terlalu keras terhadap dirinya. Hanya karena Hilda tidak bisa menerima Ustadz Hasan, Sang Ayah tidak terima hingga membuat Hilda harus kabur. Hilda masih mengendarai sepeda motornya. Sekarang dia sedang bingung akan pergi kemana karena malam pun sudah beranjak larut. Dingin mulai menyergap Hilda. Dia tadi terburu-buru sehingga lupa memakai jaket. "Ayah, kenapa Ayah malah membela dia ketimbang Hilda anak Ayah sendiri?" gumam Hilda sambil menangis. Kata orang naik motor sambil menangis adalah cara yang paling enak untuk meluapkan kesedihan. Setelah emosinya agak mereda, karena tak tahu akan kemana. Hilda memutuskan untuk menghubungi Bobby. Lama Bobby tak mengangkat panggilan dari Hilda. Wajar, karena sudah jam sebelas malam. Hingga panggilan keempat, Bobby baru mengangkat panggilannya. [Halo, siapa?] jawab Bobby seperti orang yang baru bangun tidur. Hilda merasa bersalah karena telah menelepon

  • PETAKA STATUS WA   Rian lagi!

    Rian sudah menerima uang dari Papanya, namun ia bingung ingin menjalankan usaha apa karena pada dasarnya Rian adalah pemalas. Dia lebih suka bekerja dengan orang lain daripada berusaha. Padahal Rian masih belum ada melakukan usaha apapun. Yang ada di pikirannyasekarang adalah usaha itu ribet, susah, dan tidak bisa kerja santai seperti di kantor.Sudah dua minggu Rian di pecat dari kantornya, seperti biasa pagi hari dia pura-pura berangkat untuk bekerja.“Gimana usaha kamu? Lancar aja kan?” tanya Bu Ersi ketika sarapan pagi.“Alhamdulillah lancar Ma, doain ya,” jawab Rian berpura-pura.“Kamu usaha apa Yan?” tanya Pak Wira menimpali.Rian terdiam. Dia selama ini belum menyiapkan jawaban jika ada yang bertanya tentang usahanya.“Anu Pa, Rian usaha street food semacam makanan jalanan yang langsung bungkus gitu. Sekarang kan lagi ngetrend lho Ma, apalagi di kalangan anak muda yang sukanya unik dan instan. Akhirnya Rian memilih usaha Korean Street Food, jajanan Korea yang isinya semacam nu

  • PETAKA STATUS WA   Hilda kabur

    Hilda membolak-balik CV dari Ustadz Hasan. Tak ada yang menarik. Tetap hatinya tertuju pada Bobby. "Hilda, Ayah harap kamu jangan mengecewakan Ayah," ungkap Pak Ferdinan kepada putri tunggalnya itu. Hilda sebenarnya mengerti maksud Ayahnya. Tetapi dia hanya diam saja. "Di dunia ini, semua orangtua menginginkan yang terbaik untuk putrinya," jelas Pak Ferdinan lagi. Hilda ingin membalas perkataannya Ayahnya tetapi tamu yang mereka tunggu dari tadi rupanya sudah datang. "Assalammu alaikum," sapa ustadz Hasan sesopan mungkin."Wa alaikum salam. Silakan masuk ustadz, dari tadi kami sudah menunggu," jawab Pak Ferdinan dengan sumringah. "Begini, mungkin Pak Ferdinan dan Hilda sudah mengetahui tujuan saya kemari. Saya ingin tahu bagaimana jawaban Hilda atas lamaran saya. Bila Hilda menerima lamaran saya, maka tiga hari lagi saya dan keluarga akan datang kemari secara resmi melamar Hilda."Dari dapur Bu Alika datang membawakan secangkir teh hangat dan juga kue putri salju sebagai cemilan

  • PETAKA STATUS WA   Modal usaha

    Rian sengaja hanya diam saja ketika Sekar mengajaknya berbicara. Dia sebenarnya sudah tidak mencintai Sekar lagi. Sekar sudah meninggalkannya dan pergi dari rumahnya, artinya sudah tiada maaf lagi untuk Sekar. Untungnya, Rian dan Sekar belum sempat untuk rujuk secara resmi di pengadilan. Jadinya urusannya tidak rumit. "Rian? Kamu kenapa? Kok mukaku pucat begitu? Kamu sakit? tanya Sekar dengan pertanyaan yang bertubi-tubi. Rian masih diam saja. "Rian! Kamu tuli ya? Kamu dengar aku kan?" Rian tetap tak bergerak."Riaaaan! Apa kamu sudah gila?" ucap Sekar frustasi sambil mengacak rambutnya. Rian yang sudah tidak ada hati lagi untuk Sekar, akhirnya beranjak dari tempat duduknya. Sekar berusaha mengejar Rian. Tetapi tidak berhasil. Rian langsung masuk ke dalam mobilnya. "Rian! Ku mohon jangan tinggalkan aku!" teriak Sekar. Dengan nafas yang terengah-engah, Sekar berhenti mengejar Rian karena dia khawatir dengan kandungannya. Sudah waktunya pulang kerja, Rian berpura-pura memasang ek

DMCA.com Protection Status