Share

Benarkah Menyesal?

Penulis: Aisyah Ais
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-23 20:26:19

"Biar aku yang buka pintunya."

"Tunggu! Pakai baju!" Kanaya mengambil baju Devan yang berada di dekatnya karena Devan hanya memakai celana pendek. Devan pun memakai baju itu lalu keluar dari kamar.

"Ini salep dan juga obat yang tadi Tuan pesan." Seorang laki-laki memberikan obat pada Devan. Tadi saat mengambil handuk dan es batu, ia juga menghubungi temannya yang menjadi dokter di keluarganya. Ia bertanya tentang obat yang bisa meredakan nyeri pasca berhubungan pada saat malam pertama.

Tentu saja ia digoda terlebih dahulu oleh temannya itu, karena sudah bisa ditebak, ia telah melakukan hubungan dengan seorang gadis. "Serius obat itu yang kamu tanyakan? Sama siapa, Dev? Beneran sama anak gadis, 'kan? Bukan sama anak perjaka."

"Si*lan! Kau pikir aku apa! Tentu saja dengan gadis perawan! Tapi sudah tidak lagi perawan sejak satu jam yang lalu."

"Iya-iya. Sorry. Syukurlah kamu sudah tobat, kukira akan tersesat selamanya," kekeh Aldo.

"Tobat? Tersesat?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Lapar Dua Jenis

    "Iya. Aku sangat menyesal karena baru menyadarinya sekarang. Seharusnya aku menerimamu dari dulu," ucap Kanaya yang cengengesan. "Kau hampir membuat jantungku copot!" Devan mencubit hidung istrinya. "Aku bahagia melihatmu tersenyum dengan manis seperti ini." "Kamu yang membuatku tersenyum." "Kamu siapa?" "Ya, kamu." "Apa tidak ada panggilan sayangmu untukku?" Kanaya terdiam karena memang selama ini ia tidak pernah memanggil Devan dengan sebutan nama ataupun panggilan lain. "Aku harus memanggilmu apa?" "Emm, menurutmu?" "Bagaimana kalau Cinta, atau Honey, Baby, atau Suamiku?" Devan tertawa mendengar semua ucapan istrinya. Terdengar lucu dengan semua panggilan untuk dirinya itu. Ia sudah hampir kepala tiga. Rasanya terlalu lebay dengan panggilan yang biasanya digunakan oleh anak-anak muda. Meski ia sadar jika istrinya itu memang masih sangat belia. "Kau masih ingat saat kita pertama kali bertemu di pos ronda?" Kanaya mengangguk. Te

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-23
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Tanda Kepemilikan

    "Aku suka panggilan itu. Berteriaklah." "Tapi ini masih pagi, ini bukan di apartemen Pak Radit yang kedap suara. Ini rumah kayu, kalau aku berteriak, tetangga bisa mendengarnya." "Aku tidak peduli, Kana. Mau pagi, siang, sore atau malam, tidak jadi masalah." Devan mendudukkan Kanaya di kursi kayu dan mulai membuka bajunya. "Kenapa di sini?" "Aku sudah tidak tahan, Sayang ...." Devan mulai melakukan aksinya. Baju Kanaya sudah dibukanya sebagian. Tok tok tok! "Si*lan! Mengganggu saja!" Devan menghentikan aktifitasnya karena terdengar suara ketukan pintu. Ia memakai kembali bajunya, begitu pun Kanaya. Namun istrinya itu tertawa setelah melihat ada yang menyembul dari balik celananya. "Jangan tertawa, ini membuatku tersiksa!" "Biar aku saja yang buka pintunya, aku tidak mau ada yang melihatmu seperti itu." Kanaya membenahi rambutnya dan menggulungnya ke atas. Ia bergegas membuka pintu rumahnya. "Kak Aya, lama sekali buka pintunya. Ini, da

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-24
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Pura-Pura Tidur

    "Aya!" Kanaya menoleh, "Hai, Lex. Ada apa?" Ia baru saja melambaikan tangan pada suaminya saat Alex memanggil namanya. Sejak tadi Alex melihat semua perlakuan Devan pada Kanaya. Ia berpikir, mungkinkah mereka benar-benar sudah saling jatuh cinta? Ia merasa tidak rela jika Kanaya bersama Devan. Ia ingin Kanaya berpisah dari Devan dan dia yang akan menggantikannya. Namun ia sendiri tidak mau peduli, padahal ia sendiri sudah memiliki Cintia dan calon bayi mereka. Alex menatap heran wajah Kanaya yang terlihat berbeda. Aura ceria yang membuat wajah itu lebih cerah dengan senyum mengembang, yang membuatnya semakin cantik dan memesona. Ia berangan-angan seandainya bisa menikmati paras cantik dan senyum manis itu serta dapat menatapnya setiap saat. Alex mendekat dan tersenyum pada Kanaya. Namun sedetik kemudian, senyum itu pudar kala melihat tanda merah di leher Kanaya yang masih kelihatan meski ditutupi dengan foundation. Meski terlihat samar, tapi ia tahu itu ada

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-26
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Berujung Malu

    "Jadi Aya ke Semarang dan kamu juga mau menyusul ke sana?" "Iya, Paman. Tapi sebelum ke sana, saya mau ke makam dulu. Apa Paman bisa mengantar saya ke makam ayah mertua saya?" Devan tengah berkunjung ke rumah Pak Karman saat ini. Sengaja ia membiarkan istrinya berangkat bersama mamanya, agar ia bisa pergi ke makan Pak Ali terlebih dahulu. Sebagai seorang suami, ia ingin tahu lebih banyak tentang sang istri. Terutama tentang ayah dan ibunya. "Tentu saja, saya akan mengantarmu ke sana." "Silakan diminum dulu, Nak Devan." Bu Siti menaruh dua cangkir kopi di meja dan menyuguhkannya. "Aya pergi sama designer yang cantik itu, ya?" Devan hanya mengangguk. "Designer siapa to, Bu?" tanya Pak Karman. "Itu lo, Pak, yang waktu itu menginap di rumah Aya, dia baik dan cantik. Sudah berumur, mungkin seumuran Ibu, tapi badannya masih bagus dan juga cantik. Ibu aja iri melihatnya," jelas Bu Siti. Tentu saja Devan hanya mendengarkan saja. Ia tahu Bu Siti sedang me

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Mempermalukan Diri Sendiri

    Amir diam seribu bahasa, tertunduk dan terlihat ketakutan. "Cepat katakan siapa yang berhak memerintahmu, Amir!" gertak Devan yang sudah mulai terbawa emosi. Ia benar-benar benci pada Amir karena sudah menggunakan identitasnya untuk kepentingan pribadinya. Kalau bukan untuk membungkam mulut tetangga Kanaya yang julid itu, tidak sudi ia mempertahankan Amir. "Anda yang berhak memerintah saya, Tuan Muda," jawab Amir yang masih menunduk. Devan beralih menatap Bu Sumi. "Anda sudah mendengar semuanya, bukan? Dia tidak masalah jika aku memerintahnya. Lalu apa yang anda ributkan?" "Kamu! Siapa kamu sebenarnya!" Berbagai pertanyaan dalam benak Bu Sumi, membuatnya menatap Amir meminta penjelasan pada calon menantunya itu. "Dan, ada hubungan apa Nak Amir dengan tukang ojek itu? Kenapa mau-maunya diperintah?" tanyanya lembut pada Amir. "Aduuh, kelamaan, nih! Aku bisa telat!" Alin berteriak dari dalam mobil. Melihat tatapan Devan, Amir segera masuk ke dalam mobil tanp

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Mengejutkan

    Bu Mirna gelagapan. Rupanya ia tidak sadar akan ucapannya tentang pernikahan dan kehamilan, yang telah membuatnya menahan malu di depan Bu Herlin. Ia terlihat salah tingkah. "Wah, selamat ya, Cin, Lex, kalian akan segera jadi orang tua. Doakan aku cepat menyusul, ya!" Kanaya tersenyum mengucapkan doa tulus untuk mereka. Mengingat dirinya juga sudah memiliki suami, dan bahkan pernikahan mereka sudah berlangsung tiga bulan lamanya. Namun justru mereka telat melakukan unboxing. Tidak ada perasaan sedih atau pun benci kepada Cintia atau pun Alex. Meski dulu ia pernah dekat dengan Alex, Kanaya sudah tidak memiliki perasaan yang sama seperti dulu. Justru ia senang jika seandainya mereka benar-benar saling mencintai. Hatinya sudah terisi sepenuhnya oleh Devan. Lelaki yang sudah menikahinya itu, mampu membuatnya terDevan-Devan. Tapi yang membuatnya heran, suaminya itu belum juga menyusulnya. Membuat hatinya sedikit gelisah. "Terima kasih, Ay." Hanya Alex yang menan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Pengakuan Devan

    Kanaya masih menatap tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Devan mengecup pipi Bu Herlin. Ia merasa seperti dipermainkan. "Apa maksudnya ini?" Ia pikir Devan ada main dengan designer idolanya itu. Kalau benar, ia tidak akan pernah mau melihat wajah mereka lagi. Dadanya tiba-tiba sesak melihat pemandangan itu. "Maafin Devan yang lama tidak pulang, Ma. Tapi kali ini, Devan akan pulang dan membawa seorang tuan putri yang akan menemani waktu Mama." Devan merangkul sang mama dan disambut senyuman oleh Bu Herlin. "Hah? Ma-ma? Itu artinya ... mereka ...." "Dasar anak nakal!" Bu Herlin mencubit pipi sang anak. "Tapi Mama sangat senang mendengarnya. Ayo temui istrimu." Bu Herlin turun bersama Devan dan menghampiri Kanaya yang masih tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Devan mendekati Kanaya yang masih menatapnya. Sementara Bu Herlin langsung memeluk sang menantu dengan senyum mengembang. "Apa putra Mama menyusahkanmu?" Kanaya mendongak, mencari jawaban a

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Tetaplah Bersamaku

    Devan menghampiri Kanaya yang masih termangu. Ia menaruh microfon lalu berbisik di telinga sang istri, "Peluk aku jika kau merasa malu." Kanaya mencubit pinggang suaminya lalu menenggelamkan wajahnya dalam dada Devan. Terdengar riuh tepuk tangan dan sorakan dari orang-orang. "Kau benar-benar nekat!" keluhnya. "Apapun. Asal kau bisa percaya lagi padaku." Setelah mengucapkan permintaan maaf kepada para tamu karena sudah mengganggu waktu mereka, Devan menggandeng istrinya lalu turun dari panggung. "Aku masih belum mengerti tentang semuanya. Apa yang kau inginkan dari kebohonganmu itu?" Kanaya sedang bersama Devan di belakang. Ia berdiri di samping kolam renang yang airnya begitu tenang, dan pemandangan lampu yang temaram. "Aku akan menceritakannya padamu nanti. Ceritanya tidak akan selesai kalau aku ceritakan sekarang. Karena ceritanya sangat panjang, bagus dan menarik." Devan memeluk sang istri dari belakang. "Ish! Kau ini! Bisa diringkas, 'kan!"

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02

Bab terbaru

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Kehamilan Beruntun

    "Aya! Kamu kenapa, Sayang?" Bu Herlin menghampiri Kanaya yang berada di kamar mandi dapur. Menantunya itul tampak lemas dan pucat. "Bi, bantu bawa Aya ke kamarnya."Dengan bantuan Bi Karti, Bu Herlin membawa menantunya ke kamar. Sampai di sana, dia semakin terkejut melihat Devan yang juga tampak lemas dan tiduran di ranjang. "Istriku kenapa, Ma?" Dengan tubuh yang lemas, Devan mendekati istrinya yang kini dibaringkan di sampingnya. "Kamu kenapa, Sayang?Kanaya memegang perutnya, sementara Bu Herlin memijat kepala menantunya itu. "Aya muntah di kamar mandi," jawab Bu Herlin. "Kamu sakit juga, Dev?" "Kepalaku pusing, Ma, tapi aku lebih khawatir sama Aya. Biar kutelepon Aldo agar memeriksanya." Devan mengambil ponsel dan melakukan panggilan pada Aldo. "Apa? Lalu kamu tidak bisa ke sini? Ya sudah, tolong suruh Dokter Maria kemari untuk memeriksa istriku.""Gimana, Dev?""Aldo sedang mengurusi istrinya yang juga sakit, Ma. Sama seperti Aya, Resti juga muntah-muntah parah dan harus dirawa

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Setelah Bulan Madu Kedua

    Hari ini Kanaya akan menghadiri pernikahan Tini, setelah mendapatkan undangan yang diberikan Resti dua hari yang lalu. Kanaya sudah bersiap dan sedang menunggu Resti dan Mili. Tak lama kemudian, kedua sahabatnya itu datang bersama pasangannya masing-masing.Setelah ijab kabul yang dilaksanakan berbarengan dengan Mili, Resti akan ikut suaminya ke Jakarta, begitupun Mili yang akan ikut di mana suaminya tinggal. Namun, sebelum itu mereka akan menghabiskan beberapa hari lagi untuk menikmati suasana di kampung mereka. Seperti hari ini, ketiga pasangan itu sudah berada di salah satu gedung yang sedang diadakannya pesta pernikahan Tini dan Pak Iyan, dosen Kanaya dulu. Mereka tidak menyangka jika Pak Iyan yang sikapnya kadang lemah lembut seperti perempuan itu akhirnya menikah. Dan yang tidak disangka juga, Tini, yang dulu selalu mengutamakan ketampanan untuk menjadi pasangannya, kini menjatuhkan pilihan pada Pak Iyan."Hai, Aya, Mas Ganteng, selamat datang!" sapa Tini, setelah melihat kedat

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Menikah Hari Ini Juga!

    Kanaya dan Devan mengajak semua tamunya untuk masuk. Mereka duduk bersantai di belakang rumah, yang mana ada dua gazebo yang baru saja dipesan oleh Devan dari meubel Pak Karman. Tempatnya yang rindang, membuat mereka betah berlama-lama di sana. Terlebih ada banyak mangga yang sudah tua dan ada yang sudah masak dari pohonnya. Kemarin setelah menghabiskan waktu di gazebo yang disediakan warga, Devan mempunyai inisiatif untuk membuat gazebo juga di belakang rumah sang istri. Kapan-kapan ia akan mengajak seluruh keluarganya untuk ke sini, sambil membuat tenda dan bermalam di belakang rumah. Sudah lama sekali tidak melakukan kegiatan seperti itu. Tidak masalah meski harus kemah di belakang rumah karena suasananya sudah seperti di hutan, banyak pohon yang rindang. "Ayo ambil lagi! Itu yang atas ada yang sudah masak, My Sweety. Aku mau yang di atas yang warnanya sudah kuning." Mili berteriak pada sang kekasih yang kini naik ke atas pohon mangga. Andre mengambil beberapa mangga muda serta

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Dua Pria Tampan

    "Aku hanya bercanda, Sayang. Aku tahu tidak akan ada yang bisa menandingi pesonaku," kata Devan dengan percaya dirinya."Jadi, kamu mau memberinya pekerjaan?""Iya. Nanti akan kuminta Andre untuk menanyakan posisi yang masih membutuhkan karyawan di kantor cabang yang ada di sini." Kanaya pun tersenyum bahagia.Mereka menikmati jajanan yang tadi dibawanya, ditemani angin sepoi-sepoi dan lucunya Mira yang sesekali merebut makanan Kanaya."Kali ini biar aku yang menggendongnya. Setelah ini kita langsung istirahat," tegas Devan saat melihat istrinya lelah. Dengan membawa payung, Devan menggendong Mira dan menggandeng istrinya. Sungguh pemandangan yang membuat banyak orang merasa iri pada Kanaya. Memiliki suami yang tampan dan juga kaya, serta perhatian dan penuh kasih."Waduh, jadi ngerepotin Nak Devan. Sini Mira, sama Nenek." Bu Sumi langsung menyambut Mira yang berada di gendongan Devan dan Devan pun menyerahkan balita itu setelah sampai di rumah Bu Sumi."Nggak ngerepotin kok, Bu," sa

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Lelaki Pecemburu

    Cintia menatap Devan, yang membuat laki-laki juga menoleh. "Aku minta maaf karena membuatmu digerebek warga. Aku juga minta maaf atas kesalahan yang telah kulakukan pada Aya selama ini."Cintia menangkupkan kedua tangannya, membuat Kanaya memegang tangan itu. "Suamiku sudah memaafkanmu, iya, kan, Honey?" Kanaya lagi-lagi tersenyum, Devan hanya mengangguk."Papa, ayo kita pulang!" Anak kecil berusia dua tahun itu menarik lengan papanya."Iya, Sayang. Sebentar, ya.""Hai, anak manis, siapa namamu?" Kanaya menanyai anaknya Alex."Namaku Altaf, Tante," jawabnya dengan lancar. Meski baru dua tahun, anak itu sudah pandai berbicara dengan lancarnya. Hal itu membuat Kanaya senang karena dia memang sangat menyukai anak kecil."Oh ya, Altaf, Tante ada jajanan, kamu mau nggak?" Kanaya mengambil plastik berisi jajanan miliknya, memberikan pada Altaf.Anak kecil itu memilih-milih dan akhirnya mengambil klepon."Terima kasih, Tante.""Sama-sama, Sayang." Kanaya tersenyum ramah dan mengusap kepala A

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Pengakuan Cintia

    Alex dan Cintia sama terkejutnya kala melihat kedatangan Kanaya dan Devan. Namun, Alex bersikap ramah dan menyapa Devan serta Kanaya. "Hai, Ay. Bagaimana kabarmu dan suamimu?"Alex yang tadinya tengah duduk di gazebo akhirnya berdiri dan mendekat ke arah Kanaya dan Devan. Devan hanya menatapnya dengan tatapan datar, sementara Kanaya tersenyum ramah. "Baik, Lex, kami sangat baik," ujar Kanaya yang menoleh pada Cintia di samping Alex.Selain bersama Cintia, di sana juga ada Bu Mirna yang duduk di kursi roda. Kanaya sangat penasaran mengapa Bu Mirna berada di kursi roda dan sepertinya tidak begitu sehat. Belum sempat Kanaya bertanya, Cintia akhirnya berdiri sambil menggendong putranya. "Kapan kamu datang, Aya?""Kemarin. Ini anak kalian?" Kanaya menatap anak laki-laki yang matanya mirip dengan Alex."Iya, ini anak kami," sahut Cintia yang kini bersikap ramah, tidak seperti Cintia yang dulu. Ia bahkan memperhatikan balita yang berada di gendongan Kanaya. "Ini, kan, anaknya Lita, kok bisa

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Bertemu Lagi

    Suara jangkrik masih terdengar karena masih terlalu petang. Kanaya bangun pagi-pagi sekali. Sebelum suaminya bangun, ia sudah lebih dahulu berada di dapur setelah membersihkan tubuhnya. Rasanya ia lebih bersemangat pagi ini. Memasak beberapa menu masakan, wanita berambut panjang itu melakukannya dengan gembira.Jendela dan pintu sudah dibuka, Kanaya menghirup udara pagi yang begitu sejuk dan segar. Dirinya berdiri, merenggangkan otot-otot tangan, lalu memperhatikan keadaan di sekitar rumahnya. Beberapa sudah ada rumah baru, juga ada rumah yang sudah direnovasi."Aku mencarimu, Sayang." Devan memeluk Kanaya dari belakang. "Kupikir kamu kabur.""Untuk apa, aku kabur? Memangnya aku buronan?" Devan menghidu aroma istrinya dan menciumi tengkuknya. "Geli, Honey. Jangan menggodaku! Kalau tidak mau aku terkam!" Devan menyernyit, lalu melepaskan tangan yang melingkar di perut istrinya. Ia tertawa mendengar kata-kata istrinya yang seperti mengancam. "Kenapa kamu jadi begini, Sayang? Harusnya

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Agresif

    "Bagaimana keadaan anak-anak asuh? Aku sudah lama tidak ke sana." Radit memulai pembicaraan di tengah perjalanan menuju ruang tamu."Mereka baik-baik saja dan ... mereka menanyakanmu." Zalia menjawab tanpa menoleh.Sejak Bu Herlin memintanya untuk tinggal lagi di rumah, Radit hanya sesekali pergi ke desa Sumber Makmur, tempat di mana ia menghabiskan waktu untuk lebih dekat dengan Ustaz Zaki dan Zalia. Di tempat itu ia sering diajak Ustaz Zaki untuk mengurusi anak-anak asuh yang diambil dari jalanan. Radit yang pernah tinggal di jalanan, merasa sangat tergugah untuk membantu mengurusi mereka. Ia menghabiskan banyak uang untuk membantu pembangunan rumah anak-anak asuh itu."Oh ya? Aku juga sudah rindu pada mereka. Juga, pada kalian semua." Zalia menoleh sekilas, lalu menatap ke depan lagi. Jujur hatinya juga bahagia bisa melihat Radit lagi. Menurutnya, Radit adalah sosok yang baik dan penyayang. Selama di desa Sumber Makmur, Zalia sering melihat Radit membantu pembangunan masjid dan j

  • PESONA SUAMI TUKANG OJEKKU   Calon Mantu Baru

    Gerimis yang tiba-tiba mengguyur, seolah ikut merasakan kesedihan Kanaya. Di samping makam sang ibu yang masih basah, perempuan itu masih duduk berjongkok. Diusapnya pusara yang baru beberapa menit terpasang itu, berkali-kali pula menghapus air mata yang terus mengalir. Rasa sedih di hatinya tak bisa lagi ditahan. Untuk kedua kalinya ia merasakan kehilangan orang terkasih.Biar seperti apa pun, Dewi tetaplah ibu yang pernah mengisi hatinya. Kenangan indah sebelum ia memutuskan meninggalkan dirinya dan sang ayah pun masih ada dalam ingatan. Pun dengan pelukan hangat yang selalu dirindukannya. Kini, harapan untuk bisa mendapatkan pelukan hangat itupun telah sirna. Dewi, telah terbujur kaku di bawah sana. "Ayo kita pulang, Sayang. Di sini dingin," ajak Devan yang memegang bahu sang istri.Kanaya menoleh, menatap wajah teduh sang suami yang tersenyum hangat padanya. Sungguh, ia bersyukur masih memiliki Devan. Suami yang dikirimkan Tuhan, dengan segala kesempurnaan di matanya."Ayo, Sayan

DMCA.com Protection Status