Share

PERUBAHAN DANI

Penulis: Mommy Alkai
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-22 05:37:20

"Lho, kan kamu sendiri yang banyakin aturan? Di rumah Mas nggak mau karena nggak ada AC. Di rumah Mas Gani nggak mau juga. Kenapa nggak nyusul Dani ke kampungnya Zema sekalian?" Aku semakin emosi menghadapi anak perempuan satu-satunya di keluarga kami ini. "Lagipula, Bu Asti ini bukan orang lain. Semenjak menikah dengan Bapak, dia sudah menjadi bagian dari keluarga ini!"

Adel kembali bergeming mendengar ocehanku. Mungkin dia malu menerima tawaran Bu Asti.

Di satu sisi, aku gemas melihat sikap Adel, tapi disisi lain, ingatanku kembali ke masa dia kecil dulu, ketika Ibu meninggalkan kami berempat. Saat itu Adel dan Dani masih sangat kecil. Mereka berdua telah kehilangan sosok seorang ibu sejak dini. Mungkin itu juga yang sedikit banyak mempengaruhi perangai mereka.

"Jadi bagaimana, Del?" Bu Asti kembali memastikan.

"Memang Ibu nggak sibuk?" sahut Adel.

Suaranya kedengaran lebih lembut dari biasanya. Membuatku dan Aina saling melempar pandangan saking keheranan.

"Paling sibuk hitung ua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
Gani Gani jangan" uangnya di habiskan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PESAN YANG DITERUSKAN KE GRUP KELUARGA    ALASAN MAS GANI

    "Masa sih, Mas? Saya sudah transfer beberapa hari yang lalu. Saya pikir Mas Gani langsung mengabari sendiri ke Mas Andra. Kalau saya yang bilang, nanti kan takut dia tersinggung," jelas Dani. Mas Gani memang tidak mengatakan apapun. Bahkan sampai saat ini, menjenguk Adel yang baru kena musibah saja belum. Apakah dia sibuk atau memang kelupaan?Keesokan harinya, aku memutuskan menelepon Mas Gani untuk menanyakan uang yang sudah dikembalikan oleh Dani. Bukannya aku tidak memercayainya, tapi kami memang sudah sepakat untuk menyedekahkan separuh dari uang hasil penjualan mobil itu atas nama Bapak dan Ibu."Mas hanya pinjam, Ndra. Mas bingung karena Mbak Feli marah-marah saat tahu uang tabungannya habis dan jadi barang yang tidak berguna," alasan Mas Gani saat kutanyakan kebenarannya. Ternyata benar kalau Dani sudah membayar hutangnya."Tapi Mas, bukankah kita sudah sepakat sebelumnya untuk apa saja uang itu akan digunakan?" protesku padanya. Kalau memang dia mau pakai, setidaknya dahuluk

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • PESAN YANG DITERUSKAN KE GRUP KELUARGA    MAS GANI MULAI BERULAH

    "Kenapa juga Mbak Mila itu nggak godain Bang Faiz aja, ya? Jelas-jelas masih sendiri!""Mana dia tahu Yang, aku sama Bang Faiz udah nikah atau belum?""Besok-besok aku tempelin kertas di depan kaca itu biar semuanya tahu, siapa yang sebenarnya lagi cari pasangan!"Kami bertiga tergelak dengan ucapan Aina, lalu menyantap makan siang bersama. Sungguh, aku benar-benar menikmati suasana kekeluargaan penuh canda seperti ini. Tidak seperti keluargaku yang bersitegang terus."Mas, pulang dagang, kita jadi ke rumah Adel, kan? Hari ini jadwal dia kontrol jahitan," ujar Aina mengingatkan, setelah kami selesai makan."Eh, iya. Untung kamu ngingetin. Kalau nggak, mungkin Mas lupa, terus goreng ayam baru lagi."Sedari pagi memang banyak pembeli, apalagi mendekati jam makan siang. Ayam yang aku goreng pagi tadi, hanya tersisa beberapa potong lagi.Bang Faiz pun sama. Sejak buka jam sembilan pagi, belum kudengar blendernya berhenti bekerja. Aku bersyukur, Allah memudahkan usaha kami."Tadi juga Ibu

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • PESAN YANG DITERUSKAN KE GRUP KELUARGA    KEJUTAN DARI NIKO

    "Mbak Feli mau pinjam uang?" tanyaku tak percaya. "Berapa?""Lima juta. Katanya, untuk bayar arisan bulanan. Mas Gani baru bayar gaji karyawan, ada uang juga hanya untuk kebutuhan mereka sehari-hari saja," jelas Adel panjang lebar.Aku dan Dani saling berpandangan. Bukankah Mas Gani bilang, uang yang telah dikembalikan Dani dipegang Mbak Feli? Lalu kenapa sekarang dia malah mau meminjam uang Adel?Belum kelar kami terkejut dengan pernyataannya, Adel kembali histeris dan membuat kami semua kaget. Bahkan, dia sampai melempar ponselnya, hampir mengenai Zema.Aina dengan sigap mengambil benda pipih yang baru saja dibelinya itu. Kami semua kaget, kenapa Adel bisa sampai sebegitunya?"Kenapa, Del?" tanya kami serempak.Kulihat Aina menutup mulut dengan satu tangannya. Dia ikut histeris dan memberikan ponsel Adel padaku.Seorang temannya mengirimkan foto akad nikah Findri dan Niko. Dan yang tidak kalah membuatku tercengang, mertua Adel turut hadir dalam acara itu.Aina langsung memeluk Adel

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-27
  • PESAN YANG DITERUSKAN KE GRUP KELUARGA    KARMA DARI MAS GANI

    "Astaghfirullah, Mas!" Aku dan Dani terperanjat kaget saat mendengar pengakuan Mas Gani yang sangat mengejutkan. Ternyata uang itu digunakan Mas Gani untuk menikahi seorang wanita. Tidak hanya itu, Mas Gani bahkan membeli rumah baru untuk mereka.Pengakuannya, sungguh membuat aku dan Dani tak habis pikir. Bisa-bisanya dia mengkhianati Mbak Feli yang sudah percaya menyerahkan segalanya untuk Mas Gani."Mas tahu tidak? Akibat ulah Mas, Adel yang harus menanggung karmanya. Niko juga menikahi Findri diam-diam. Mas coba pikir, bagaimana perasaan Mbak Feli kalau dia tahu semua ini?" kataku mencoba menyadarkan.Mas Gani kelihatan terkejut mendengar Niko dan Findri sudah menikah. Selama ini, dia terlalu sibuk memikirkan dirinya sendiri sampai melupakan masalah yang menimpa sang adik."Mas hanya ingin punya anak seperti kalian. Apa itu salah? Feli itu sulit untuk hamil. Terlebih setelah operasi, dokter menyarankan untuk menunda kehamilan selanjutnya," jelasnya tanpa rasa bersalah sedikitpun. M

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-27
  • PESAN YANG DITERUSKAN KE GRUP KELUARGA    MENJAGA RAHASIA DARI MBAK FELI

    Assalamualaikum ...!"Suasana ceria tiba-tiba hening saat suara Mbak Feli menyapa kami yang tengah berkumpul bersama di rumah Adel. Kami semua saling melempar tatapan, hingga membuatnya kebingungan."Waalaikumusalam ...," jawab Aina seorang diri. Sesaat kemudian, kami semua lalu tersadar dari lamunan dan mengikuti Aina menjawab salam Mbak Feli."Kalian kenapa, sih? Apa Mbak ganggu, ya?" Mbak Feli kelihatan curiga. Mungkin dia merasa tidak enak karena kami tiba-tiba diam ketika dia datang. Aku hanya bisa berharap, agar salah satu dari kami ada yang mencairkan suasana kaku seperti ini."Mas Gani kemana Mbak, kok sendiri?" tanya Adel basa-basi, memecah kekakuan di antara kami."Dia nganter pesanan ke luar kota, Del!"Jawaban Mbak Feli, lagi-lagi membuat kami saling bertukar pandang. Aku yakin, pikiran kami semua di sini sama. Mas Gani sudah pasti berbohong. Dia pasti sedang bersama perempuan yang baru dinikahinya.Hari ini tepat satu minggu setelah kami semua mengetahui tentang pernikaha

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-28
  • PESAN YANG DITERUSKAN KE GRUP KELUARGA    MAS GANI SEMAKIN MENJADI-JADI

    Suasana berubah hening sejenak. Ingin kucubit bibir Adel yang lemes itu. Membayangkan bagaimana perasaan Mbak Feli harus mengingat kembali bayinya yang telah meninggal dunia."Aku juga maunya cepet hamil lagi, Del ... tapi kata dokter paling nggak nunggu setahun. Kan, Mbak sempat pendarahan waktu itu."Suasana kembali berubah. Aina menitipkan Abi padaku, lalu pamit ke belakang untuk membuat minuman untuk Mbak Feli. Aku tahu, dia paling sensitif mendengar hal seperti ini. Istriku lebih memilih melipir untuk menghindari orang lain, daripada melihat kakak iparnya menangis. Ya, aku yakin dia sedang menangis di dapur sekarang.***"Omsetnya besar disini ya, Bang?" tanya Dani pada Bang Faiz saat dia sedang meninjau kios tempat kami berjualan. Rencananya, Dani akan memulai usahanya beberapa hari lagi."Lumayan, Dan. Kalau lagi rame, saya sampai nggak sempat makan!" jawab Bang Faiz penuh semangat.Aku senang melihat Bang Faiz mulai bersuara lagi. Beberapa hari sejak mengetahui Findri resmi me

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-29
  • PESAN YANG DITERUSKAN KE GRUP KELUARGA    KECURIGAAN MBAK FELI

    Saat aku masih kesal dengannya, Mas Gani yang datang seorang diri, terus saja mendesak agar aku menyerahkan surat rumah Bapak untuk digadaikan."Mas hanya pinjam, Ndra! Kalau tidak boleh dijual kan, bisa digadai dulu!" kata Mas Gani terus memaksakan kehendaknya."Siapa yang akan menebusnya, Mas? Uang hasil penjualan mobil Bapak yang sudah dikembalikan Dani saja, masih sama Mas Gani semua. Seharusnya Mas nggak dapat bagian kontrakan, tapi Mas tetap memaksa supaya Mbak Feli nggak curiga. Kami terima semua alasan Mas Gani, supaya Mbak Feli tetap percaya. Tapi untuk rumah itu, saya nggak bisa, Mas!"Mas Gani sekarang berbicara denganku sambil berdiri."Ini darurat, Ndra! Mas butuh uang untuk tambahan modal. Mas sudah nggak punya tabungan!" Dia terus saja memaksa. Tidak peduli lagi dengan tetangga sekitar yang kemungkinan mendengar suaranya yang cukup keras."Tidak bisa, Mas. Saya tidak bisa memutuskan sepihak. Harus berunding dulu dengan yang lainnya."Mas Gani mengembuskan napas kasar, l

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-30
  • PESAN YANG DITERUSKAN KE GRUP KELUARGA    KEBAHAGIAAN DIBALIK PENGKHIANATAN

    "Mbak, maaf aku tinggal duluan ya. Tadi sebelum makan, aku sudah proofing adonan roti," pamit Dani. Dia pintar sekali mencari alasan yang tepat untuk menghindari pertanyaan Mbak Feli. "Silahkan saja, Dan. Mbak nggak ingin kalian merasa terganggu!" sahut Mbak Feli.Belajar dari cara Dani, aku juga bergegas membuat adonan tepung untuk ayam goreng. Daripada semakin merasa serba salah di hadapan Mbak Feli, lebih baik menghindar dengan cara menyibukkan diri."Maaf ya Mbak, saya tinggal dulu. Mumpung Aina masih ada di sini. Jadi sewaktu-waktu ada pembeli, saya nggak kerepotan," alasanku."Iya, silahkan aja, Ndra. Mbak main aja di sini sama Dinda. Di rumah dan di pabrik bosan. Mau ke rumah Adel, tapi dia lagi di rumah Bu Asti.""Ya, Mbak. Sudah dua hari ini dia memang nginep di sana."Adel memang semakin dekat dengan Bu Asti. Kalau tidak tahu yang sebenarnya, siapapun akan mengira kalau mereka adalah ibu dan anak sungguhan. Syukurlah ... sedikit banyak Adel mulai berubah sekarang.***Waktu

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-30

Bab terbaru

  • PESAN YANG DITERUSKAN KE GRUP KELUARGA    LEMBARAN TERAKHIR

    "Harapan pasti ada. Tapi kami semua tahu seberapa besar kesalahan Mas Gani terhadap Mbak Feli. Jadi, nggak mungkin kami memaksa," jawabku jujur, atas pertanyaan Mbak Feli."Sudah makan siang belum, Mbak?" tanya Aina mengalihkan."Belum." Mbak Feli lalu beralih pada Bang Faiz yang masih saja melamun. "Iz, Mbak ingin nagih janji!"Bang Faiz benar-benar tidak mengindahkan panggilan Mbak Feli. Padahal, dia berteriak cukup keras."Bang!" panggil Aina sedikit lebih keras dari Mbak Feli."Eh, iya, kenapa Ai?" Bang Faiz gelagapan seperti orang bingung."Ditagih janji sama Mbak Feli. Janji traktiran waktu itu!""Sekarang, ya? Saya kan waktu itu janjinya mau traktir sekalian sama Mas Gani ....""Jangan bahas yang lalu, deh!" sungutnya kesal. "Maaf ya, Ndra ....""Santai saja, Mbak. Aku nggak apa-apa."Mau bagaimana lagi? Ini semua memang kesalahan Mas Gani sendiri. Dia yang sudah menyia-nyiakan wanita sebaik Mbak Feli."Iz, pacarmu orang mana?"Duh, Mbak Feli, kenapa harus membahas hal itu?"Sa

  • PESAN YANG DITERUSKAN KE GRUP KELUARGA    NIKO INGIN RUJUK

    Setibanya di rumah Adel, aku melihat mobil Niko terparkir di depan pagar. Entah bagaimana caranya dia bisa membawa kendaraan dalam keadaan mabuk.Sementara Niko sendiri, dia duduk bersandar di depan pintu rumahnya saat masih bersama Adel dulu."Niko, ngapain malam-malam di sini?" tanyaku seraya berusaha membangunkannya.Niko bangkit, lalu duduk di bangku teras. Sementara Aina tetap mengekor di belakangku. Dia memang takut setiap kali melihat orang mabuk."Saya ingin bertemu Adel dan Azka, Mas!""Nggak seperti ini, Niko. Sidang perceraian kalian sedang berjalan. Adel bisa saja lapor RT karena merasa terganggu dengan kedatangan kamu dengan keadaan mabuk begini. Tapi dia nggak mau kamu malu, Niko! Pulang dan kembali lagi besok setelah kamu sadar dari pengaruh minuman!" Niko lalu mengusap-usap wajahnya beberapa kali. Saat dia sedang tidak fokus begitu, Aina mengambil kesempatan untuk membuka pintu dengan kunci cadangan yang pernah diberikan Adel."Saya ingin rujuk dengan Adel, Mas ... sa

  • PESAN YANG DITERUSKAN KE GRUP KELUARGA    KEPUTUSAN BANG FAIZ

    Hari ini, aku dan Bang Faiz kembali membuka kios. Sedangkan Dani tidak bisa berjualan hari ini. Kabar bahagia yang kami terima, Zema kini tengah berbadan dua. Ngidam yang cukup parah membuat Dani memutuskan untuk libur berdagang untuk sementara waktu. Ketika sedang sibuk-sibuknya kami menyiapkan dagangan, seorang pelanggan yang pernah memesan banyak waktu itu, kembali datang. "Mas, saya pesan minuman sama paket nasi ayam untuk besok, bisa?" tanya wanita itu. "Berapa porsi, Mbak?" "Seratus lima puluh porsi. Bisa, kan?" "Insya Allah bisa, Mbak ... kalau boleh tahu, untuk acara apa, ya?" tanyaku penasaran. Jujur saja, aku merasa heran. Melihat penampilannya, kalau untuk acara resmi, bisa saja dia memesan makanan di tempat lain yang lebih mewah. Bukan makanan kaki lima pinggir jalan seperti ini. "Maaf, tapi saya nggak bisa bilang, Mas. Oya, toko rotinya nggak buka hari ini, ya?" Wanita itu melirik kios Dani. "Libur hari ini, Mbak. Memang mau pesan juga? Bisa saya sampaikan nanti. K

  • PESAN YANG DITERUSKAN KE GRUP KELUARGA    PENYESALAN

    "Karena Azka sudah lahir, aku mau minta dukungan kalian untuk mengajukan gugatan perceraian di pengadilan," ungkap Adel hari itu, saat kami semua berkumpul di rumah Bapak yang kini dihuni Mas Gani bersama Siska. Sejak dia kehilangan salah satu kakinya, rumah ini memang menjadi tempat berkumpul kami. Selain karena kondisi Mas Gani, Siska juga sedang mengandung."Pikirkan lagi baik-baik, Del. Kasihan Azka. Bukankah bayi ini adalah bayi yang kalian nantikan selama ini?" kata Bu Asti sambil menimang bayi mungil berjenis kelamin laki-laki itu."Iya, Del. Nggak mudah menjalani hidup sendiri. Lagipula, bukannya Niko sudah berjanji akan menceraikan Findri?" sambungku.Niko memang berjanji akan menceraikan Findri. Setelah Azka lahir, barulah timbul perasaan bersalah yang begitu dalam. Niko menyesal dan ingin kembali pada Adel."Nggak semudah itu untuk aku bisa menerima dia lagi, Mas. Coba lihat Mbak Feli, dia juga melakukan hal yang sama saat tahu Mas Gani selingkuh." Ucapan Adel sangat lanca

  • PESAN YANG DITERUSKAN KE GRUP KELUARGA    KARMA UNTUK MAS GANI

    "Mas sendiri yang bermain api, kenapa harus menyalahkan kami?" protes Dani yang gemas. Dia mau buka suara juga ternyata."Istri baru Mas sedang hamil sekarang. Kalau Mbak Feli menarik semua asetnya bagaimana? Kalian mau bertanggung jawab?" katanya tanpa rasa malu. Sudah tahu bergantung sama Mbak Feli, kenapa malah banyak tingkah?"Mas nggak malu, menafkahi dia dengan uang hasil dari usaha milik Mbak Feli? Aku saja dengarnya malu, Mas!" kataku mengingatkan."Mas kerja di sana, Ndra. Selama ini Mas yang jatuh bangun mengurus pabrik. Jadi memang sudah semestinya Mas berhak mendapatkan bagian. Orang lain saja kerja dibayar! Kalau begini, Mas bisa nggak dapat apa-apa!"Aku semakin tak habis pikir dengan cara berpikir Mas Gani yang terbilang kuno. Pikiranku berkecamuk.Gemas rasanya punya kakak seperti Mas Gani."Bahkan, uang hasil jual kontrakan, Mas serahkan sama Feli supaya dia nggak curiga. Kenapa kamu sama yang lain malah menusuk Mas dari belakang? Kalian sengaja, lihat saudara kalian

  • PESAN YANG DITERUSKAN KE GRUP KELUARGA    KEPUTUSAN MBAK FELI

    Hari ini, aku datang bersama Aina dan Abidzar berkunjung ke rumah Adel. Di sana, nantinya akan ada Dani dan Zema juga. Sengaja kami berkumpul untuk membahas perihal pernikahan kedua Mas Gani yang belum diketahui Mbak Feli."Memang seharusnya diberitahukan sejak awal. Mas-nya aja yang ngotot ingin menyembunyikan semuanya dari Mbak Feli!" kata Adel menyalahkanku. "Alih-alih mau melindungi perasaannya, kita itu malah semakin menyakiti dia!"Meski Adel bicara dengan gaya khasnya yang frontal, aku terima. Aku memng salah karena telah membiarkan masalah ini terus berlarut-larut. Walau awalnya hnya niat baik, ternyata pilihanku untuk merahasiakannya dari Mbak Feli adalah keputusan yang salah."Aku sendiri ngerasain, Mas. Waktu keluarganya Niko ada di acara pernikahannya dengan Findri, itu rasanya sakit sekali! Mereka yang kuanggap berpihak padaku, malah mendukung pernikahan itu. Jangan sampai nih, ya, Mbak Feli justru tahu lebih dulu dari orang lain." tambahnya lagi."Iya, Mas menyesal ...,

  • PESAN YANG DITERUSKAN KE GRUP KELUARGA    KEBAHAGIAAN DIBALIK PENGKHIANATAN

    "Mbak, maaf aku tinggal duluan ya. Tadi sebelum makan, aku sudah proofing adonan roti," pamit Dani. Dia pintar sekali mencari alasan yang tepat untuk menghindari pertanyaan Mbak Feli. "Silahkan saja, Dan. Mbak nggak ingin kalian merasa terganggu!" sahut Mbak Feli.Belajar dari cara Dani, aku juga bergegas membuat adonan tepung untuk ayam goreng. Daripada semakin merasa serba salah di hadapan Mbak Feli, lebih baik menghindar dengan cara menyibukkan diri."Maaf ya Mbak, saya tinggal dulu. Mumpung Aina masih ada di sini. Jadi sewaktu-waktu ada pembeli, saya nggak kerepotan," alasanku."Iya, silahkan aja, Ndra. Mbak main aja di sini sama Dinda. Di rumah dan di pabrik bosan. Mau ke rumah Adel, tapi dia lagi di rumah Bu Asti.""Ya, Mbak. Sudah dua hari ini dia memang nginep di sana."Adel memang semakin dekat dengan Bu Asti. Kalau tidak tahu yang sebenarnya, siapapun akan mengira kalau mereka adalah ibu dan anak sungguhan. Syukurlah ... sedikit banyak Adel mulai berubah sekarang.***Waktu

  • PESAN YANG DITERUSKAN KE GRUP KELUARGA    KECURIGAAN MBAK FELI

    Saat aku masih kesal dengannya, Mas Gani yang datang seorang diri, terus saja mendesak agar aku menyerahkan surat rumah Bapak untuk digadaikan."Mas hanya pinjam, Ndra! Kalau tidak boleh dijual kan, bisa digadai dulu!" kata Mas Gani terus memaksakan kehendaknya."Siapa yang akan menebusnya, Mas? Uang hasil penjualan mobil Bapak yang sudah dikembalikan Dani saja, masih sama Mas Gani semua. Seharusnya Mas nggak dapat bagian kontrakan, tapi Mas tetap memaksa supaya Mbak Feli nggak curiga. Kami terima semua alasan Mas Gani, supaya Mbak Feli tetap percaya. Tapi untuk rumah itu, saya nggak bisa, Mas!"Mas Gani sekarang berbicara denganku sambil berdiri."Ini darurat, Ndra! Mas butuh uang untuk tambahan modal. Mas sudah nggak punya tabungan!" Dia terus saja memaksa. Tidak peduli lagi dengan tetangga sekitar yang kemungkinan mendengar suaranya yang cukup keras."Tidak bisa, Mas. Saya tidak bisa memutuskan sepihak. Harus berunding dulu dengan yang lainnya."Mas Gani mengembuskan napas kasar, l

  • PESAN YANG DITERUSKAN KE GRUP KELUARGA    MAS GANI SEMAKIN MENJADI-JADI

    Suasana berubah hening sejenak. Ingin kucubit bibir Adel yang lemes itu. Membayangkan bagaimana perasaan Mbak Feli harus mengingat kembali bayinya yang telah meninggal dunia."Aku juga maunya cepet hamil lagi, Del ... tapi kata dokter paling nggak nunggu setahun. Kan, Mbak sempat pendarahan waktu itu."Suasana kembali berubah. Aina menitipkan Abi padaku, lalu pamit ke belakang untuk membuat minuman untuk Mbak Feli. Aku tahu, dia paling sensitif mendengar hal seperti ini. Istriku lebih memilih melipir untuk menghindari orang lain, daripada melihat kakak iparnya menangis. Ya, aku yakin dia sedang menangis di dapur sekarang.***"Omsetnya besar disini ya, Bang?" tanya Dani pada Bang Faiz saat dia sedang meninjau kios tempat kami berjualan. Rencananya, Dani akan memulai usahanya beberapa hari lagi."Lumayan, Dan. Kalau lagi rame, saya sampai nggak sempat makan!" jawab Bang Faiz penuh semangat.Aku senang melihat Bang Faiz mulai bersuara lagi. Beberapa hari sejak mengetahui Findri resmi me

DMCA.com Protection Status