"Ahhh ahhhh ahhh…” pekik Narnia semakin nyaring dengan kedua benda tumpul di bawahnya yang sedari keluar masuk bersamaan.“Sungguh nikmat,” ucap Adam yang masih semangat mengenjot Narnia dari arah belakang. Sedangkan Yudi mendapatkan pelepasannya duluan, ia mengeluarkan rudalnya dari liang tubuh Narnia dan memasukkan ke kembali ke dalam celana. Kemudian ia berjongkok di inti Narnia yang mengeluarkan ceceran hingga menetes di lantai.Slurrrpppp slurpppp slurppppLidah Yudi menjilati liang inti Narnia dengan rakus, saat tubuh Yudi kembali di ambil ahli oleh Joko.“Ahhh ahhh ahhh…” pekik Narnia yang sudah tidak tahan lagi dengan liangnya di obrak-abrik oleh lidah nakal.Tubuh Narnia mulai mengeliat-ngeliat dan dukun Joko sudah siap menyambut semburan panas tersebut.Crossss….Narnia menyemburkan cairan squirting ke wajah Yudi yang tubuhnya di ambil ahli oleh dukun Joko.Buk Buk Buk Buk Buk Buk Adam masih mengenjot Narnia dengan menaikkan temponya yang membuat Narnia memekik kesakitan men
Sedangkan Herman terlihat frustrasi."Kalian tenang saja, aku akan membereskan semuanya dalam waktu seminggu dan selama itu bersikap wajar. Sekaligus jangan lupa makan bunga melati secara mentah-mentah. Malam jumat mandi kembang bunga di jam 12 malam," jelas dukun Joko yang berusaha mentralkan nafasnya yang masih sesak.Adam masih berdecak kesal. Ia tidak percaya dengan kemampuan dukun Joko yang di anggap sudah menurun. "Lebih baik aku mencari dukun lain," batin Adam yang menarik handuk yang di serahkan oleh Tia padanya."Sekarang kau puaskan, liat aku seperti ini?" maki Adam kepada Tia sebagai perlampiasannya. karena Tia sedari melihat alat vitalnya yang tergantung dan ada bercak hitam setengah.Tia menundukkan kepalanya, ia tidak tahu menahu soal apa yang menimpa Adam. Walau ia Memang pernah menyumpahi Adam saat Adam memberikan tubuhnya di gilir oleh para preman."Aku muak melihat wajahmu," ucap Adam yang melingkarkan handuk di pinggangnya, kemudian pergi dari hadapan Tia.Plankk.P
"Aku menunggu kamu di sekolah besok," ucap Wina yang mencium pipi Ardi.Ardi tidak bersuara, ia menutup pintu rumah dengan wajah datar seperti biasanya.Ahli-ahli untuk tidur, Ardi kembali ke dalam kamar untuk mengambil berapa barang untuk melakukan hubungan intim extream dengan Narnia.Merasakan ada yang memainkan kedua dada, Narnia menggeliatkan tubuh untuk menghindari tangan nakal tersebut. Seperti biasa, hasilnya sia-sia dan membangkitkan gairah pria tersebut."Hmmmmpppp," jeritan tertahan ketika kedua puncak dada di tarik secara bersamaan."Berapa pria yang sudah menikmati tubuh jalang mu," bisik Ardi di sertai dengan cibiran di dekat telinga Narnia.Mendapatkan tidak ada jawaban dari Narnia, Ardi baru sadar. Mulut Narnia masih tersumpal kain sapu tangan."Merepotkan," cibir Ardi yang menarik sapu tangan dari mulut Narnia."Sialan kau Ardi," umpat Narnia yang kesal dengan Ardi yang selalu melecehkan dirinya di setiap ada kesempatan.Umpatan Narnia di balas oleh Ardi dengan memasuk
Di kamar mandi, Ardi mengeluarkan hentakan terbaik. Ketika air shower membasahi tubuh keduanya yang masih menyatu satu sama lain."Ardi... kamu masih mandi?" ujar Wina yang sengaja mencari kesempatan untuk berhubungan intim dengan Ardi.Ardi dan Narnia saling melihat satu sama lain ketika mendengar suara Wina yang semakin dekat.Tubuh bagian bawah Narnia mengetat dan hal ini membuat Ardi tersiksa. Rudalnya seolah di cengkraman dengan tenaga kuat.Kesal dengan ulah Wina yang menganggu kesenangan di pagi hari, wajah Ardi semakin menghitam."SIAPA SURUH KAU MASUK KE SINI?" Wina tersentak kaget dengan suara nyaring Ardi. Ia pun segera keluar dari kamar Ardi dengan perasaan sedih dan marah."Lain kali pasti berhasil," batin Wina yang tidak menyerah untuk bisa berhubungan intim dengan Ardi dan menjadikan Ardi sebagai miliknya.Untuk menghilangkan kecurigaan, Wina kembali ke ruang tamu dengan wajah polos seperti biasanya."Dari mana saja kau?" tanya seorang wanita yang melirik Wina dengan ta
Di kursi untuk para pasien yang menunggu, Adam duduk dengan hati tidak tenang. Karena ia merasakan nyeri pada aset berharganya yang seolah di kuliti dengan pisau tajam sedikit demi sedikit.“Sial,” batin Adam yang melihat antrian masih sisa dua orang lagi.Adam duduk sambil berpikir untuk mencari dukun mana yang bisa mengobati aset berharganya ini. Apakah aku harus bertanya pada berapa jalang untuk mencari tahu.“Pak Ardi.”Seorang perawat memanggil Adam dengan ucapan Ardi. Adam segera berdiri dan berjalan masuk ke dalam ruangan bernuasa putih dan penuh aroma obat.Perawat tersebut langsung keluar untuk mengambil berkas pasien selanjutnya.Di dalam ruangan, Ardi berkonsultasi mengenai rasa sakit dan nyeri di rasakan oleh aset berharganya.“Coba saya periksa,” ucap dokter kelamin yang kebetulan seorang pria.Adam mengeluarkan aset berharganya dari celana dalam yang ia kenakan.Dokter tersebut menyentuh dan memeriksanya dengan teliti. Ia masih binggung dengan apa yang di alami oleh pasie
Perawat tersebut langsung keluar untuk mengambil berkas pasien selanjutnya.Di dalam ruangan, Ardi berkonsultasi mengenai rasa sakit dan nyeri di rasakan oleh aset berharganya.“Coba saya periksa,” ucap dokter kelamin yang kebetulan seorang paria.Adam mengeluarkan aset berharganya dari celana dalam yang ia kenakan.Dokter tersebut menyentuh dan memeriksanya dengan teliti. Ia masih binggung dengan apa yang di alami oleh pasien di depannya.“Sakitnya hanya di daerah yang menghitam kah?” tanya dokter yang menyentuh kulit pen*s Adam yang kelihatan melepuh.“Iya, hanya bagian itu.”“Apakah anda menyuntikan obat tertentu atau menggunakan minyak perlumas?” tanya dokter yang masih penasaran. Karena ia pertama kali melihat pen*s setengah hitam melepuh seperti itu. seperti daging yang sudah masak.“Tidak ada, hanya memakai kondom.”“Saya nuliskan berapa obat antibiotik, lusa datang lagi untuk melakukan pemeriksaan lanjut dan melihat perkembangannya.”Adam masih belum lega, ia mengambil kertas b
Ahli-ahli menjawab, dukun tua itu meminta Adam untuk segera pulang sebelum jam 7 malam untuk mandi bunga 7 jenis.Awalnya Adam ingin menolak tawaran tersebut. Karena hari masih siang, Tapi ia berpikir tidak ada salahnya untuk mencoba daripada berdiam diri.Melihat dukun tua itu masih dengan wajah datar, Adam pamit untuk pulang dan ia tidak lupa menyerahkan uang kepada wanita tua tersebut. Wanita tua yang mengantar Adam keluar dari pagar rumah bambu, ia menatapi uang yang di berikan oleh Adam dengan tatapan kaget bercampur aduk. Pasalnya hawa uang tersebut terasa berbeda dengan uang biasanya.Sesampai di apartemen, Adam memilih untuk mempraktekan apa yang di katakan oleh dukun tersebut. Bahkan ia juga mengambil cuti sekolah dengan alasan sakit cacat air.***Di sekolah swasta, Narnia masuk tergesah-gesah ke dalam grup misteri dan berbaring di lantai dengan nafas ngos-ngosan. Narnia sangat binggung, kenapa ia merasa tentram di dalam ruangan ini yang jelas-jelas sangat kumuh dan jelek. B
Narnia kembali berpikir dengan penjelasan Darwin yang tentang persugihan.“Selain dengan dua cara tersebut, apakah ada cara lain lagi untuk persugihan makanan?” tanya Narnia tetiba, karena ia teringat berapa kali Ardi atau Adam menguras lendirnya dan di tampung di salah satu wadah plastik. Saat persetubuhan mereka semakin panas hingga berapa ronde.“Banyak cara, seperti mengunakan darah haid untuk mie ayam. Kuah dengan celana dalam yang sudah di pakai dan lendir dari persetubuhan hubungan intim. Semua itu bisa di pakai untuk perlaris makanan dan tidak ada yang tahu, jika di olah dengan benar oleh yang melakukan persugihan tersebut,” jelas Darwin dengan mata menyipitnya, ketika tubuh Narnia bergetar hebat dan hampir menangis dengan kedua tangan memeluk tubuh sendiri."Aku..... aku... aku.." ucap Narnia berbata-bata ketakutan.Darwin mengenggam tangan Narnia dengan lembut."Semua itu bisa lepas, asal kamu kembali ke jalan Tuhan walau berat. hidup di jalan Tuhan lebih menyenangkan dan seb
Kedua pria masih saling tatapan penuh kebencian mau pun persaingan.Smith yang sejak tadi diam dengan rasa penasaran tinggi. Kini ia memilih bersuara untuk mendamaikan kedua pria tersebut sebelum terjadi tumpah darah.Bukannya damai, Ardi dan pria itu langsung menyerang secara dadakan.Smith yang terkejut berhasil menghindar dari keduanya. Sehingga ia selamat dari tendangan mau si pria berpakaian formal tersebut."Duhh... sial," umpat Smit yang hampir saja jadi Samsat tinju oleh kedua pria tersebut.Ardi berulang kali menghindari tendangan kaki pria tersebut yang mengarah ke arah kepala."Ternyata sekarang kau sudah bisa ilmu beladiri," Ardi yang masih menghindari tendangan dari pria itu mulai mencibir.Kesal dengan kemampuan Ardi yang meningkat tajam. Pria itu mengubah teknik berkelahi secara mendadak.Ardi yang sudah malas bermain-main. Ia segera mengayunkan salah satu kaki ke arah dada pria itu.Tubuh pria itu terpental mengenai Smith.Smith yang mencoba kabur berakhir na'as di tim
Bartender bar itu tidak bertanya lagi setelah pria itu memilih diam. Ardi yang tidak sabaran, ia berjalan ke arah pria itu dengan sikap percaya diri dan berwibawa. "Vodka satu gelas," ucap Ardi yang memesan minuman keras di saat suasana perutnya tidak baik. Pria itu menatapi Ardi sejenak di saat Ardi tidak sadar. "Anak sialan ini ternyata lebih tampan dari aku, termasuk tubuhnya juga kekar. Benar-benar tipe yang aku inginkan. Kapan aku bisa mendapatkan tubuh seperti itu," batin pria itu menatapi Ardi dari atas hingga bawah tanpa melewatkan sedikitpun. Pria itu menelan saliva dengan susah payah. Ia terobsesi untuk mendapatkan tubuh Ardi yang sempurna seperti yang di inginkan selama ini. Ardi menoleh ke arah pria itu dengan tatapan mencibir. "Ada yang salah dengan penampilan aku?" ucap Ardi dengan kata sinis. Pria itu menurunkan tatapan matanya, kemudian menghabiskan semua minuman di gelas dengan tergesa-gesa. Sejujurnya pria itu sangat takut dengan Ardi yang bisa membokar inden
"Dasar pria lemah," cibir Smith yang melihat ke arah Ardi yang muntah berulang kali. Daripada mendengar cibiran Smith yang seperti anak bebek yang berisik, Ardi memilih untuk mengeluarkan isi perut yang masih tersangkut. "Sudah aku nasehati untuk bawa kantong untuk berjaga-jaga, Kau ini kenapa bandel sih?" Smith masih tiada henti-hentinya mencibir Ardi. Kemudian bersedekap dada melihat Ardi yang mengalami penderitaan. Ardi ingin memaki-maki Smith dengan sumpah serapah, Tapi niat tersebut tidak bisa di lakukan sekarang. Melihat Ardi masih muntah, Smith berinsiatif membawa Ardi keluar dari dalam ruangan. Sedangkan para pekerja masih mengumpulkan bukti yang ada di TKP untuk menemukan siapa pelaku pembunuhan dan indentitas korban. Di dalam mobil, Smith menyerahkan satu tablet obat mual dan satu botol air mineral untuk Ardi. Ardi menatapi kebaikkan Smith dengan tatapan curiga. Tahu apa maksud tatapan Ardi yang menyebalkan itu. Smith menghela nafas panjang. Kemudian memperlihatkan w
Narnia yang sedang makan roti panggang, ia menaikkan sebelah alis dengan memperlihatkan wajah binggung atas perkataan Ardi barusan."Jangan sok polos, kita bukan anak kecil lagi. Apa kau lupa dengan apa yang kita lalui bersama," ucap Ardi yang berjalan mendekati Narnia. Kemudian menaikkan dagu Narnia dengan jemari.Narnia menatapi pria di depan dengan tatapan benci,marah, jijik dan sebagainya. "Bagaimana aku bisa lupa sikap bejadmu itu," batin Narnia yang asli marah kepada Ardi.Melihat Narnia yang hanya diam diri tanpa perlawanan, Ardi semakin semangat untuk bisa mencicipi tubuh Narnia di pagi hari."Bagaimana jika kita olahraga pagi sebentar," bisik Ardi secara sensual dengan jemari menjempol menyentuh bibir merah Narnia."Amit-amit deh," seru Narnia mengempis tangan Ardi secara kasar."Wah... kau masih seperti dulu," goda Ardi yang semakin bernafsu akan perlawanan Narnia."Jangan sentuh aku," pekik Narnia merontah-rontah ketika tubuh mungil di himpit oleh Ardi.Ardi memperlihatkan
Desa xxx. Seorang pria menatapi sosok tampan yang terpantul di air sungai yang mengalir. Pria itu tersenyum lebar. Apa yang di harapkan dan di korbankan di masa lalu, kini menjadi kenyataan. “Aku kembali untuk mendapatkan apa yang aku inginkan selama ini,” tawa pria itu terbahak-bahak di dalam hutan yang tidak berpenghuni. Berulang kali, pria itu masih menatapi sosok tampan yang masih terpantul di dalam air. Pria itu seakan terhipnotis akan sosok tampan yang kini menjadi wadah. “Inilah yang aku harapkan, wajah tampan, tubuh seperti atletik. Kedepan akan sangat menyenangkan,” seru pria itu yang sudah puas menatapi sosok yang kini di dapatkan. Pria itu berjalan santai tanpa busana menuju ke arah tempat dirinya pernah di korbankan 10 tahun lalu. Kedua mata pria itu melihat segala sisi tempat yang sudah di tutupi rumput tinggi. “Tidak terasa sudah 10 tahun berlalu sejak kejadian itu,” gumam pria itu menyentuh rahang yang di tumbuhi jambang tipis. Kedua mata pria itu menatapi bekas
Ardi kembali diam dan tidak tahu harus bagaimana, tetiba Ardi merasa tangisan Narnia menghilang dan tubuh Narnia lemas. "Nar, apa yang terjadi padamu?" seru Ardi yang cemas, ia berusaha mengendong Narnia ke arah ruang perawatan dan beruntungnya masih ada dokter di sana. Dokter yang kebetulan di ruangan adalah dokter spesialis tulang. "Aku tidak tahu pasien ini sakit apa, lebih baik di bawa ke rumah sakit untuk di periksa!" perintah dokter yang menyarankan Ardi membawa Narnia kerumah sakit. Ardi yang panik, segera menghubungi Andi. karena hanya Andi yang membawa mobil. Andi yang sedang makan di kagetkan oleh pangilan ponsel dari Ardi. "Iya... aku segera ke sana," ucap Andi yang meraih gelas berisi cocacola dan sempat meraih kentang goreng. Andi berjalan cepat ke arah pakiran dan ia melihat Ardi sudah mengumpat kepadanya. "Aduh.... apa yang kau lakukan padanya?" tanya Andi yang membuka pintu penumpang untuk Ardi.
Narnia yang kesal, langsung mendorong pria itu menjauh dari tubuhnya."Aku akan melaporin kamu atas pelecehan sexual, ini Amerika dan hukum adil di sini?" lanjut Narnia dengan ancamanya kepada pria yang masih duduk terdiam membisu.Andi yang sudah naik darah dan sebentar lagi akan darah tinggi. segera berjalan ke arah pria itu. lalu menarik helm pembalap dari belakang secara mendadak. hingga memperlihatkan wajah pria itu di depan Narnia.Kedua mata Narnia terbelalak besar. menatapi pria yang memiliki wajah seperti anaknya. sekaligus pria yang ia rindukan selama ini."Ardi?" ucap Narnia dengan suara bergetar."Maaf," gumam Ardi yang bergegas berdiri untuk mejauhi Narnia. ia tidak ingin ada maksud memperlihatkan diri kepada Narnia. karena kata terakhir Narnia masih tergiang-giang di telinganya.Andi menepuk dahinya dengan keras.Narnia yang sadar dari keterkejutannya, segera berlari mengejar Ardi yang berjalan menjauh dari hadapannya de
***Butuh waktu untuk Narnia menata perasaan dan segala apa yang ia lalui saat membesarkan Ardiansyah.Narnia kembali menghubungi Darwin, ia mengatakan kepada Darwin tidak bisa menerima perasaan Darwin. karena hatinya tidak ada rasa.Darwin tidak keberatan, ia menghargai keputusan Narnia yang menolaknya. karena ia sadar diri tidak akan bisa memaksa perasaan Narnia untuknya."Kapan-kapan pulang ke sini," ucap Darwin yang kini berpakaian formal yang mengajar di salah satu kampus ternama di indonesia."Iya, kapan-kapan aku akan kembali. sekarang sedang sibuk-sibuknya mendesain mobil pembalap dan bagaimana kabar yang lain?" tanya Narnia yang penasaran."Anton kini menjadi ustad dan sudah berkeluarga, Resti dan wina masih di rumah sakit jiwa. aku dan anton kadang-kadang menjenguk keduanya. tapi ya sepertinya tidak ada perkembangan sama sekali, hanya tahu dari desas desus yang beredar saja. keduanya mencuri sesuatu dari desa Lendir. hingga jadi se
***KKN desa Lendir akhirnya berakhir dengan tragedi menyedihkan dan juga membahagiakan karena banyak yang terselamatkan dan Wina terpaksa di kirim ke rumah sakit jiwa oleh kedua orang tuanya. hal ini tidak membuat Narnia bahagia. karena ia kehilangan Ardi untuk selamanya.Sedangkan Lesti merasakan ketakutan luar biasa, ia takut akan seperti Wina. sehingga selalu mengkonsumsi obat-obatan yang membuatnya mengalami depresi berat dan akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa menyusul Wina.Darwin selalu di sisi Narnia untuk mendapatkan jawaban Narnia yang tak kunjung di jawab oleh Narnia.Berapa bulan kemudian, Pihak kampus mengatakan kepada Narnia untuk melanjutkan kuliah di luar negeri sudah bisa di laksanakan. karena segala biaya sudah di bayar oleh seseorang hingga semester kuliah berakhir.Narnia tahu siapa yang melakukan semua itu, air matanya semakin deras. bersamaan dengan pihak asuransi mendatangi dirinya untuk tanda tangan surat wasiat dar