Share

45

Author: Semesta
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Mobil sedan hitam yang biasa dikendarai Gin, terlihat berhenti di depan mansion. Tak berapa lama, Maeera dan Gin keluar dari mobil itu bersamaan. Keduanya terlihat lelah sepulang dari kantor.

"Suamiku sini aku bantu," ucap Maeera. Ia ambil tas kerja suaminya kemudian ia gandeng tangan pria buta itu untuk masuk ke dalam mansion.

Baru saja melangkahkan kaki memasuki pintu mansion, seorang asisten rumah tangga tiba-tiba datang menghampiri Maeera, sembari membawa sebuah paper bag kecil berwarna putih.

"Tuan muda Kai Yuta tadi datang kemari, dia menitipkan ini untuk diberikan kepada anda nyonya," kata asisten rumah tangga itu sembari menyerahkan paper bag putih kecil di tangannya pada Maeera.

Maeera menerima paper bag itu, lalu mengintip isi di dalamnya. Ternyata sebuah ponsel berwarna putih seperti ponsel pemberian Ayla. Maeera cukup terkejut, ia tak mengira pria tengil itu akan benar-benar membelikannya sebuah ponsel.

"Terimakasih," ucap Maeera begitu tau apa isi tas tersebut.

Asist
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PERNIKAHAN yang TERTUKAR    46

    Di ruangan baca Sango Side Manor yang mirip perpustakaan tua. Duduk di meja kerja sembari menatap laptop, Rin Leung terlihat berkonsentrasi penuh dengan pekerjaannya. Setumpuk buku tebal, terlihat berada di sampingnya dengan jari-jemarinya tiada henti mengetikan sesuatu. Dengan dahi berkerut dan mata fokus melihat ke layar laptop, ia terlihat beberapa kali membetulkan kacamata baca yang ia pakai. Konsentrasinya terlihat mulai terganggu saat seorang pria berjalan tergesa-gesa masuk ke ruangannya. Pria itu terlihat datang sembari membawa sesuatu di tangannya. "Bos, ada kabar terbaru dari luar pulau," ucap pria itu. Mendengar kata luar pulau, Rin langsung menghentikan aktifitasnya kemudian mendongakkan kepalanya, menatap tajam pria setengah baya yang berdiri tegap di seberang meja, di depannya. "Katakan!!!" ucap Rin dengan tatapan datar dan dingin. Tanpa basa-basi, pria berkemeja kasual berwarna abu-abu itu segera menyerahkan lembaran koran yang ia bawa pada bosnya. Selintas t

  • PERNIKAHAN yang TERTUKAR    47

    Maeera bangun dan terkejut, saat melihat selang infus terpasang di tangannya, tapi ia lebih terkejut lagi saat melihat suami palsunya, Gin Yuta, tertidur lelap di sampingnya dalam posisi duduk sembari memegang tangan kirinya yang terpasang infus. Ia tatap pria itu dalam-dalam. "Ternyata benar-benar tampan," gumamnya dengan senyum kecil terkembang di wajahnya, menertawakan kata-kata naif itu di pikirannya.Dia hampir lupa siapa dirinya, dan bagaimana posisinya. Dia hanyalah sementara, sekedar pengganti saja. Saat Avani kembali, maka ia harus menyerahkan posisinya saat ini kepada sang pemilik asli. Tak lama, tiba-tiba salah satu ponsel yang ada di atas meja nakas, berdering, terlihat satu panggilan masuk. Mendengar suara ponsel berdering, Gin segera terbangun dari tidurnya lalu mulai meraba nakas dan mengambil ponsel yang menyala. "Wei?" sapa Gin begitu panggilan tersambung. "Oh tuan Van. Putrimu masih tertidur," ucapnya. Mendengar kata-kata putrimu, Maeera tersentak lalu bangun da

  • PERNIKAHAN yang TERTUKAR    48

    Seharian ini Maeera menghabiskan waktu untuk menjalani sederet pemeriksaan di rumah sakit terbaik di kota Bulan. Ditemani oleh asisten Eri, Maeera tak mengerti mengapa ia harus menjalani semua pemeriksaan ini.Saat ia bertanya kepada asisten Eri apa tujuan dari pemeriksaan ini, asisten Eri hanya tersenyum dan menyuruh Maeera mengikuti semua prosedur pemeriksaan yang ada tanpa banyak bertanya. Sepulangnya dari rumah sakit, betapa terkejutnya Maeera melihat sofa tempat ia biasa tidur, sudah hilang entah ke mana. Ia geram, ini pasti ulah suami palsunya, Gin Yuta. "Suamiku ... kenapa sofanya hilang?" tanya Maeera dengan suara panik. "Kenapa kau sepanik itu," tanya Gin yang baru saja keluar dari kamar mandi. Tercium bau harum bunga Lavender di tubuhnya. "Tentu saja aku panik, aku menaruh semua barang pentingku di sana," jawab Maeera. Terlihat ia mondar-mandir mengitari ruangan besar itu, mencari sesuatu. "Apa kau melihat ponselku?" tanya Maeera. "Tidak, kenapa?" jawab Gin. Terlihat i

  • PERNIKAHAN yang TERTUKAR    49

    Maeera terdiam cukup lama dalam pelukan Gin Yuta. Ia tak bisa menolak tapi juga tak bisa menikmatinya. Bagi Maeera, ini jelas melanggar sila yang di ajarkan oleh sangat Buddha. Selain itu, Neneknya di nirwana juga pasti akan marah jika melihatnya berkelakuan tak senonoh seperti ini. Untuk itu ia harus tetap menjaga kewarasannya. Meskipun di hati kecilnya ada sedikit rasa bahagia, karena selama hidup belum pernah dipeluk oleh seorang pria, namun hati nurani Maeera mengatakan itu bukan perbuatan yang pantas dilakukan. Ia harus segera mengakhirinya jika tidak, hal-hal yang tidak inginkan bisa saja terjadi padanya. "Sekarang ponselku hilang tak tau rimbanya. Sofanya juga kau buang entah ke mana. Lantas, aku tak tau harus tidur di mana malam ini," keluh Maeera mencoba mencairkan suasana yang aneh itu. Gin tersenyum. "Kau akan tidur di sini, di sampingku. Kau istriku, di mana lagi kau akan tidur," ucap Gin dengan posisi masih tetap memeluk erat Maeera. "Di sini?!" Maeera tersentak lalu

  • PERNIKAHAN yang TERTUKAR    50

    Pagi-pagi sekali, Maeera sudah duduk manis di ruang belajar bersiap untuk memulai pelajarannya.Bersama seorang wanita paruh baya berpenampilan rapi, mengenakan setelan blazer hitam dan rok pendek selutut berwarna senada, Maeera hari ini akan belajar mengenai etika.Wanita paruh baya berambut pendek, yang sekarang sedang berdiri di depannya itu, akan menjadi guru pribadinya dalam beberapa bulan kedepan. Ia akan mengajari Maeera mengenai etika dan tata krama, di mana orang-orang kaya menyebutnya manner. "Nona, tegakkan punggungmu saat berjalan," ucap wanita paruh baya itu pada Maeera, sembari memukul pelan punggung Maeera menggunakan rotan panjang. "Seperti ini?" tanya Maeera mencoba menegakkan punggungnya yang sedikit bungkuk. Posisi tegap seperti ini memang sedikit sulit bagi Maeera, ini lantaran ia terbiasa membungkukkan punggungnya untuk menggendong hasil perkebunan yang bisa berkilo-kilo beratnya."Bagus pertahankan," puji wanita paruh baya itu sembari mengangguk-anggukkan kepal

  • PERNIKAHAN yang TERTUKAR    51

    Sebuah motor sport mahal berwarna hitam metalik, terlihat parkir sembarangan di depan mansion. Dengan sebuah helm full face berwarna senada, terlihat tergeletak di atas jok motornya. Tak lama, dari dalam mansion, keluar Kai Yuta yang menggandeng paksa tangan Maeera, berjalan menuju motor mahal tersebut. "Kita mau ke mana?" tanya Maeera dengan penuh tanda tanya. Kai hanya diam lalu mengambil helm full face dari atas jok motornya. "Kau harus memakai ini agar tetap aman," ucapnya sembari merapikan rambut panjang Maeera yang berantakan terkena hembusan angin, kemudian memakaikan helm besar itu ke kepalanya. "Tapi kita—" kata-kata Maeera terputus tertelan helm besar yang masuk ke kepalanya. Kai tersenyum geli saat sura Maeera terdengar sumbang di balik helm besar itu. Sembari membungkukkan badan, Kai mulai mengaitkan pengait helm besar itu agar tak lepas. "Tak apa, kita tak akan keluar mansion menggunakan motor ini. Kau perlu memakainya agar orang-orang tak curiga kau siapa, menge

  • PERNIKAHAN yang TERTUKAR    52

    Helikopter airbus seharga 400 miliar itu, akhirnya mendarat di sebuah landasan helipad di pusat kota Bulan. Beberapa pria berjas hitam nampak lari tergopoh-gopoh menghampiri Maeera, begitu gadis manis itu turun dari helikopter."Mari nona, kami antar anda ke mobil. Tuan muda akan menyusul anda nanti," ucap seorang pria berjas hitam yang menjemputnya.Maeera menganggukkan kepala kemudian mengikuti pengaturan pria berjas hitam itu untuk masuk ke mobil sedan hitam yang telah tersedia.Tak dipungkiri, sejak bertemu dengan Kai Yuta, hidupnya di Lotus Mansion menjadi sedikit lebih bahagia. Setidaknya, bersama Kai Yuta, ia tak merasa dikejar-kejar oleh rasa takut dan bersalah karena telah masuk ke pernikahan yang salah. Ia juga bisa menjadi dirinya sendiri, tanpa harus terus berpura-pura menjadi nona muda Avani Lie.Ia juga bisa merasakan bagaimana rasanya di lindungi dan dipercayai oleh seorang pria, yang mana sebagai seorang yatim piatu miskin, ia belum pernah merasakannya.Berbeda saat be

  • PERNIKAHAN yang TERTUKAR    53

    Cinta adalah sebuah kata universal yang bisa menyatukan berbagai perbedaan di dunia. Tapi benarkah demikian adanya? Tentu saja tidak jawabannya. Kau hanya bisa menemukan cinta yang sempurna tanpa celana di dongeng dan drama. Di kehidupan nyata, cinta hanya sebuah ilusi perasaan manusia. Memang banyak hal berbeda bisa bersatu karena cinta, tapi tak jarang pula banyak hal yang sama justru berpisah karena cinta. Seperti halnya semua dualitas di dunia ini, cinta bisa menyatukan tapi juga memisahkan. Kebanyakan manusia hanya terjebak pada cinta romantis atau yang biasa disebut fase jatuh cinta. Biasanya fase jatuh cinta ini sangat memabukkan, tapi umurnya sangat pendek, rata-rata hanya 6-8 bulan saja. Setelah itu rasa di antara keduanya akan berubah menjadi, biasa-biasa saja. Hanya sebuah ketertarikan tak pernah menjadi keterikatan. "Apa kau pernah mendengar kata, jatuh cinta pandangan pertama," tanya Kai Yuta. "Hmm..." Maeera menganggukkan kepalanya, terlihat ia memainkan kelopa

Latest chapter

  • PERNIKAHAN yang TERTUKAR    100

    'Nuuutttttt .... ' suara ponsel berdering memanggil. Tak lama panggilan itu tersambung. "Halo asisten Eri! Apa kau sudah mengurus berkas tanah dan rumah di desa yang kuberikan padamu," tanya Gin pada asistennya itu melalui sambungan telepon. Maeera seketika terperanjat mendengar kata rumah dan tanah di desa. Ia sangat yakin jika yang dibicarakan Gin Yuta dan asisten Eri adalah rumah dan tanahnya di desa. Pria gila itu pasti melakukan ini untuk memberikan tekanan padanya.Sadar rumah dan tanahnya tak lagi aman, Maeera buru-buru menyela pembicaraan Gin Yuta dengan asisten Eri untuk menenangkan keadaan. "Aku tak memiliki hubungan apa pun dengan adik tirimu, sungguh!!!" ucap Maeera dengan suara bergetar. Ia mencoba meyakinkan Gin Yuta bahwa ia benar-benar tak memiliki hubungan apa pun dengan Kai Yuta. Gin berheti berbicara, menutupi separuh teleponnya dengan tangannya, lalu menoleh ke arah Maeera dengan tatapan kecewa. . "Kau bahkan masih terus berbohong. Seberharga itukah hubungan

  • PERNIKAHAN yang TERTUKAR    99

    Setibanya di mansion.Gin menggenggam erat pergelangan tangan Maeera, menarik paksa gadis itu keluar dari dalam mobil, lalu menggelandangnya masuk ke dalam mansion. "Pulangkan semua orang di mansion kecuali penjaga!!" seru Gin pada asisten Eri yang berjalan mengekor di belakangnya dengan wajah penuh kekhawatiran. "Memulangkan mereka semua??" tanya asisten Eri mencoba mengulang perintah bosnya. Gin menghentikan langkahnya. Memutar tubuhnya ke belakang, menatap asistennya itu dengan wajah dingin."Apa ada masalah dengan perintahku?!!" tanya Gin Yuta dengan raut wajah tak senang. Asisten Eri terdiam. Ia bergegas menggelengkan kepala cepat. "Tidak. Tidak ada tuan. Baik akan segera saya laksanakan," jawab pria berkacamata itu. Berjalan cepat, asisten Eri meninggalkan bosnya menuju area lain dari mansion.Sementara itu, di sisi lain, Maeera, hanya bisa diam melihat perangai dingin suami palsunya.Ia tak bisa berbuat apa-apa karena merasa berada dipihak yang salah. Maeera sadar, ia te

  • PERNIKAHAN yang TERTUKAR    98

    "Berandall!!! Berani-beraninya kau menyentuh istriku!!!" umpat Gin Yuta sembari mencengkeram erat kerah baju Kai yang kini terkapar tak berdaya di depannya. Kai tersenyum tipis mengangkat salah satu sudut bibirnya, saat tahu sosok menghajarnya membabi buta itu ternyata adalah kakak tirinya, Gin Yuta.Ia menyipitkan matanya, menatap kakak tirinya yang terlihat kalap itu dengan hina. "Kenapa??!! Kenapa aku tak boleh menyentuhnya. Dia bukan istrimu, kau tahu itu," tanya Kai mencoba mempertanyakan sikap possesif kakaknya. Gin menggeram menatap tajam Kai Yuta. Giginya mengatup erat dan rapat menahan amarah yang membuncah di dada. Ia mencoba menahan emosi, tak ingin kepalan tangannya kembali melayang ke wajah saudara tirinya."Aku sudah memperingatkanmu. Jangan campuri urusanku!!" bentak Gin sembari terus mencengkeram erat kerah baju Kai Yuta. Kai tertawa lirih mendengar perkataan kakak tirinya."Aku tak pernah mencampuri urusanmu!! Aku hanya mengurusi Maeera, karena dia wanitaku!" teg

  • PERNIKAHAN yang TERTUKAR    97

    Di dalam mobil. Gin meremas lembar-lembar foto di tangannya. Foto-foto yang memperlihatkan kemesraan antara adik tirinya, Kai Yuta dan istri palsunya, Maeera, yang baru saja diberikan oleh ibu tirinya, nyonya Isihiika. Geram, wajah tampan Gin berubah menjadi garang, penuh kemarahan. Matanya berkilat-kilat penuh emosi. "Jadwalkan ulang perjalananku ke Singapura!!" perintah Gin pada asisten Eri yang tengah sibuk menyetir mobil. "Tapi tuan, ini ... ??" "Jangan membantah!!" bentak Gin dengan suara keras, memotong kata-kata asisten Eri. Seketika asisten Eri langsung diam dan mengangguk pelan. "Baik tuan muda," jawab asisten Eri dengan gugup. Ini adalah kali pertama, selama lima tahun bekerja sebagai asisten pribadinya, Gin membentak dirinya dengan kasar. Melihat bagaimana reaksi bosnya, asisten Eri sangat yakin, jika pria tampan itu saat ini sedang sangat kalut dan gelisah. "Cepat cari di mana dia berada!!" perintah Gin. Ia mengambil ponsel di dalam saku jasnya dan langsun

  • PERNIKAHAN yang TERTUKAR    96

    Akhir pekan akhirnya tiba. Tuan muda pewaris grup Liong, Gin Yuta, terlihat sudah berpakaian rapi, memakai setelan jas berwarna hitam, berkacamata. Ia berdiri tegak di samping sebuah mobil sedan hitam yang terparkir di depan mansion Lotus Hall. Pintu mobil sudah terbuka, dengan seorang pria berdiri memegangi pintunya. Disamping Gin, berdiri Maeera, yang terlihat masih kumal dan acak-acakan. Gadis itu, terlihat seperti baru bangun tidur dan langsung di seret ke luar untuk berpamitan dengan suaminya. Lebih tepatnya, suami palsunya, yang hendak pergi dinas ke Singapura. "Aku akan pergi selama beberapa hari. Kau! Jangan pergi kemana pun dan jangan buat masalah apa pun selama aku pergi. Mengerti!!!" gertak Rin Gin dengan nada setengah mengancam, pada Maeera yang berdiri di sampingnya. "Hemmm ... Aku mengerti. Kau tak perlu khawatir!" ucap Maeera asal-asalan sembari menggaruk-garuk pelan rambutnya yang masih acak-acakan. Ia terlihat malas mendengar omelan suami palsunya di pagi-pagi

  • PERNIKAHAN yang TERTUKAR    95

    Avani terbangun.Bau harum masakan yang menusuk-nusuk hidungnya, membuat gadis cantik itu tak lagi bisa memejamkan mata. Dengan mata yang masih setengah terpejam, ia mencoba mengamati keadaan sekitar.Terkejut!! ia mendapati dirinya kini berada di sebuah ruangan kecil berukuran 3x4 meter dengan dinding batu bata merah yang belum di plester. "Di mana aku?" gumam gadis cantik itu lirih. Ia memegangi kepalanya yang terasa berputar-putar. "Di mana ini?" tanyanya lirih sembari mengamati keadaan sekitar dengan lebih seksama. Terlihat, ia kini berada di sebuah kamar yang cukup kecil dan sempit. Dindingnya masih berupa batu bara merah yang belum di plester, kasar dan bergelombang di sana-sini.Di sudut kamar terlihat sebuah lemari kayu tua berukuran besar dengan kaca berbentuk oval di bagian depannya. Di samping lemari, sebuah pintu yang ditutupi gorden warna merah, terlihat melambai-lambai pelan di tiup angin. Gorden itu terlihat kusam dan kotor, seperti tak pernah di cuci berminggu-ming

  • PERNIKAHAN yang TERTUKAR    94

    Di ruang kerja Rin. Bau alkohol bercampur dengan obat-obatan, berbaur menjadi satu dengan aroma buku-buku lama dan kayu-kayu tua, menciptakan aroma khas yang sulit dijelaskan oleh kata-kata. Bertelanjang dada, Rin duduk di sofa di dekat jendela, menghadap ke arah luar. Mata tajamnya, mengamati sekumpulan burung gereja yang sedang terbang rendah di antara pohon-pohon palem yang di tanam di luar manor. Mereka tampak gembira dan tanpa beban. Matahari, terlihat mulai condong ke arah barat, menyisakan siluet panjang di kaca jendela yang menghadap ke arah luar, menyinari tato naga yang ada bagian atas punggung kanan Rin Leung yang menjalar hingga ke lengan dan dada bagian depan. Weilu, duduk di belakang Rin. Pria muda itulah terlihat sibuk menuangkan cairan infus ke dalam baskom kecil yang di dalamnya terdapat sebuah handuk yang biasa digunakan untuk menyeka tubuh. Dengan penuh ke hati-hatian, pria muda itu mengambil handuk kecil itu, memerasnya, kemudian dengan perlahan dan hati

  • PERNIKAHAN yang TERTUKAR    93

    "Plak .... " Sebuah sabetan rotan, membekas merah di punggung Rin Leung. Ia meringis menahan sakit. "Plak ... Plak ... Plak ... " Tiga buah sabetan rotan kembali mendarat di punggungnya. Terlihat jelas sudah ada lebih dari sepuluh sabetan rotan membekas di punggung mafia muda itu. "Plak .... " sebuah sabetan rotan kembali menyentak punggungnya. Ia menggertakkan giginya dengan keras dan mengepalkan tangannya erat untuk menahan sakit. Para mafia yang ada di alun-alun itu, ikut meringis menahan sakit setiap kali rotan itu menyentuh kulit punggung Rin. Mereka seakan ikut merasakan sakit yang dirasakan oleh sang ketua. "Plak, plak ... " Dua buah sabetan rotan datang bertubi-tubi membuat darah segar, merembes keluar dari dada kanannya yang terluka. Rin membungkuk kesakitan setiap kali rotan itu mengenai punggung kanannya yang segaris dengan luka dadanya. Tak ada yang berani menolongnya. Ini adalah sebuah hukuman, yang harus ia terima. Dan sang ayah sendiri, tuan Koch Leung, yang m

  • PERNIKAHAN yang TERTUKAR    92

    Sore hari di tengah Samudra Hindia yang damai. Laut terlihat tenang, tanpa gelombang. Mirip sebuah cermin raksasa besar yang memantulkan cahaya kuning keemasan, dari hasil pembiasan cahaya matahari yang hampir tenggelam. Di ufuk barat, matahari terlihat seperti bola api raksasa berwarna merah kekuningan yang sedang terbakar dan tenggelam di telan lautan.Bola api raksasa itu, kini sudah separuh perjalanan dan sebentar lagi akan benar-benar tenggelam, menyisakan semburat warna jingga ke emasan di kaki-kaki langit jelang akhir hidupnya. Berdiam seorang diri di atas perahu kecilnya, Avani membiarkan angin laut yang berhembus pelan memainkan rambut panjangnya.Ia hanya duduk meringkuk diam termenung. Kakinya yang panjang, ia tekuk ke belakang, kemudian ia peluk erat dengan kedua tangannya. Perlahan, ia rebahkan kepalanya ke atas lutut, sembari menatap kosong heningnya lautan yang sunyi dan sepi. Ia biarkan perahu kecil itu terombang-ambing dan mengapung tanpa arah dan tujuan, karena s

DMCA.com Protection Status