Share

Rahim Yang Di Angkat

Pagi hari yang cerah, tapi tidak secerah wajah Dania. Hari ini Dania kembali lagi untuk menjalani serangkaian test di rumah sakit. Hatinya merasa was-was. Ia takut tidak bisa memberikan keturunan pada pria yang sangat dicintainya itu. Berkali-kali Yudistira berusaha membuatnya tenang, tapi semuanya itu sia-sia, sejak semalam Dania terus saja menangis. Walapun ia seorang psikolog, tapi hatinya tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran tentang keadaan rahimnya.

Pagi jam 10, Dania di dampingi Yudistira sudah berada di rumah sakit, Hospital Healty. Dania pun sudah diintruksikan untuk menjalani serangkaian test. Dan Yudistira dengan setia menunggu. Hampir satu jam Dania di dalam bersama dokter. Tidak lama kemudian Dania keluar, bulir bening mengalir di pipinya. Dengan segera Yudistira menghampirinya.

“Dania, ada apa?” tanya Yudistira begitu cemas, melihat Dania menangis.

“Mas, rahimku harus diangkat,” ucap Dania lirih, hampir tak terdengar.

“Apa? separah itukah?”

Dania mengangguk dan menangi
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status