Share

Minta Maaf

Author: Nay Azzikra
last update Last Updated: 2022-09-19 15:47:14

Di tengah rasa bimbangnya, ia segera memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Entah mengapa, hati seolah menuntun untuk pergi ke sana.

Dengan mengendarai motor, ia melewati jalan yang naik turun khas pegunungan. Di kiri dan kanan, terdapat deretan kebun cengkeh dan kopi yang membuat suasana tambah dingin. Hatinya tambah berdebar, manakala melihat sepeda motor Isna ada di halaman rumahnya yang luas. Dengan debar takut, ia berjalan masuk ke dalam rumah.

"Kamu seharusnya tidak bekerja dan membiarkan istrimu kesepian datang ke sini. Mana ada pengantin baru keluyuran seperti itu? Desa sudah memberikan cuti. Semua urusan bisa kamu serahkan kepada carik," todong sang ibu.

"Ayo, pulang," ajak Restu halus.

"Aku masih betah di sini," tolak Isna tanpa melihatnya.

"Ibu masak dulu, ya?" pamit wanita bernama Narsih itu.

Kini tinggallah sepasang pengantin yang saling bingung--duduk berdua. Restu memandang terus wajah Isna, mengamati dan mencoba mencari alasan kuat untuk dirinya bisa menjatuhkan hati pada wanita yang telah bergelar istrinya.

"Pergilah ke balai desa. Mungkin, ada pekerjaan yang menunggumu di sana," ucap Isna. "Aku akan pulang sendiri. Jika memang belum bisa tidur dalam satu kasur bersamaku, kau boleh tetap tinggal di sini," sambungnya lagi.

"Isna, ayo kita ke kamar. Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu,” ajak Restu sembari meraih tangan Isna dengan lembut. “Ayolah, tidak baik kita bicara di sini,” ajaknya lagi.

Setelah lama membujuk, akhirnya Isna menurut. Karena bagaimanapun, hubungan yang ia jalani adalah sebuah pernikahan sakral yang tidak mudah untuk hanya dijadikan sebuah permainan. Ia memang harus membahasnya dengan Restu, mencari solusi dari masalah yang dihadapi.

Isna mengikuti Restu masuk ke dalam kamar pribadi sang suami yang memiliki luas dua belas meter Ada sebuah ranjang besar dengan kasur yang empuk. Sebuah lemari berpintu tiga, juga meja rias kayu jati berukir indah.

‘Apakah itu dipersiapkan untuk Marwah?’ Batin Isna berkata.

Segera, Restu menutup dan mengunci pintu, lalu secepat kilat memeluk Isna dari belakang. “Maafkan aku. Maafkan aku. Aku tahu aku bersalah sama kamu. Tapi, percayalah! Aku tidak pernah lagi berhubungan dengan dia sejak kita bertunangan. Aku hanya masih terbayang dia. Itu karena selama ini kita tidak pernah saling dekat. Aku yakin, dengan hadirmu di sisiku, hatiku akan mencintai kamu lebih dari siapapun. Suatu hari nanti. Aku yakin. Jadi, tetaplah di sisiku. Jangan katakan ini pada siapapun. Aku akan mengubur masa laluku dan memulai hidup dengan kamu, ya?” ucapnya lirih. Dagunya menempel pada pundak Isna, mencoba menikmati harum tubuh wanita yang berprofesi sebagai bidan itu. “Bukankah aku sudah bilang? Anggap saja, kita berpacaran setelah menikah. Aku janji, akan menunaikan kewajiban sebagai suami. Lahir dan batin. Mulai besok, ATM-ku, kamu yang pegang, ya? Sebagai awal untuk aku meyakinkan jika aku akan memberikan hakmu sebagai istriku, Arisna Pertiwi ….”

Isna belum mau menjawab permintaan Restu. Sejenak meyakinkan hati untuk bisa berdamai dengan takdirnya. Sedikit mengiyakan apa yang suaminya sampaikan. Perjodohan yang singkat, dan komitmennya untuk tidak sering bertemu dengan calon suaminya itu membuat Isna jarang bertemu. Benih-benih cinta dalam hati Restu barangkali belum tumbuh.

“Kita menginap di sini, ya? Di kamarku dan sebentar kini menjadi kamar kita. Ya, Bu Lurah-ku?” rayu Restu. “Nanti Tyas akan aku suruh ambil baju kamu sama temannya,” ucapnya lagi menyebut nama sang adik.

Isna mengangguk lirih.

“Lupakan Marwah! Pernikahan antara kamu dan Isna sudah terjadi. Berpikirlah waras, Restu! Kamu mau mencari pasangan hidup seperti dia dimana lagi? Jaga martabat keluarga! Ibu tidak mau, jika kamu sampai membahas Marwah lagi di hadapan istrimu. Bahkan, menyebut namanya sekalipun. Bukankah kamu yang sudah berjanji sendiri saat meminta Ibu dan Bapak membiayai dan merestui kamu mendaftar kepala desa? Kami sudah memberi pilihan. Putuskan Marwah dan kami turuti keinginan kamu, atau kamu menikahi dia tapi pergi dari rumah ini? Semua konsekuensi sudah kamu ambil. Dan jangan libatkan Isna, jangan sakiti dia yang tidak tahu apapun tentang cinta butamu itu. Jika sampai terjadi lagi, Isna menangis karena perempuan itu, maka, Ibu akan memberi ancaman pada keluarga Marwah untuk ikut angkat kaki dari desa ini!” Wanita bernama Winarsih, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Narsih itu berkata dengan penuh ancaman.

Hal yang ditakutkannya terjadi. Isna mengadu pada ibunya.

“Untung saja, Isna wanita berpendidikan. Dia seorang pagawai yang bermartabat. Memiliki perilaku yang terpuji. Sehingga memilih berkeluh kesah pada ibu mertuanya. Coba saja kalau Isna menceritakan hal ini pada keluarganya. Habislah harga diri kita, Restu!” Narsih terlihat benar-benar kesal pada anak sulungnya.

Restu diam. Ia membenarkan semua ucapan Narsih. Keinginannya untuk memimpin desa, membuatnya rela membuat sebuah perjanjian. Meski sadar, bila konsekuensinya adalah menderita berpisah dengan pujaan hatinya.

Related chapters

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Malam Pertama

    “Sudah mandi?” tanya Restu tatkala melihat Isna yang masih memegang handuk di depan kamar mandi yang ada di dalam kamar. Ia memang sudah merancang kamar yang nyaman. Dulunya berpikir jika orang tuanya akan luluh merestui hubungan dengan Marwah, sehingga segalanya telah dipersiapkan jauh hari. Ia yang lulusan arsitek bangunan paham sekali bagaimana membuat kamarnya nyaman.“Sudah,” jawab Isna lalu tersenyum sedikit. Hatinya memang belum bisa pulih. Namun, mencoba bersikap dewasa dan berusaha menerima masa lalu Restu. ‘Lelaki yang menjadi suamiku adalah jodoh yang dipilihkan Allah. Aku telah menjaga kesucianku dan juga perasaanku sejak dulu dengan tidak berpacaran. Maka, apa yang terjadi hari ini adalah sudah diatur oleh penulis skenario terbaik. Marwah sudah pergi jauh. Mas Restu juga sudah menjadi suamiku. Dia memilih menikah dengan jodoh pilihan orang tuanya. Maka, itu artinya, Mas Restu memang tercipta untukku. Bismillah, semoga seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta akan tumb

    Last Updated : 2022-09-19
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Gagal

    Meski saat ini, tangannya memeluk dan membelai Isna, meski bibirnya sesekali mencium mesra wajah serta anggota tubuh lain Isna, tapi itu hanyalah sebuah kepalsuan belaka. Bohong! Ia telah membohongi Isna juga hatinya sendiri. Batinnya seolah berontak untuk tidak melakukan semua itu. Setiap gerakan yang ia sentuhkan terhadap sang istri, di sana seolah ada seulas senyum Marwah yang mencegahnya melakukan semuanya.Sementara wanita yang berada dalam belaiannya justru berpikir lain. Isna merasa jika saat ini, Restu benar-benar sedang menikmati malam kemesraan mereka dan mulai menerimanya sebagai seorang istri. Imajinasi yang berbeda dirasakan oleh kedua insan yang kini sudah saling menyatu.Isna memejamkan mata sembari mengucapkan sebuah doa dalam hati. ‘Bismillah ya Allah, aku lepaskan sesuatu yang berharga untuk dia suamiku, lelaki yang sudah halal, dan insya Allah akan menjadi imamku seumur hidup.’Sedangkan Restu pun ikut memejamkan mata, tapi di hatinya tidak terucap doa apapun, melai

    Last Updated : 2022-09-19
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 8

    Tidak banyak yang dibicarakan Isna dan Restu di hari kedua mereka menjalani hidup bersama. Peristiwa semalam membuat keduanya canggung. Narsih tersenyum senang, manakala melihat Isna dan Restu berambut basah saat pagi. Berpikir jika anak lelakinya sudah bisa menerima perempuan pilihan mereka.“Aku mau pulang ke rumah,” ucap Isna saat keduanya di kamar.“Kenapa?”“Kita menikah belum ada satu minggu. Seharusnya aku belum ke rumah ini.”“Baiklah, ku antar,”“Tidak usah ….” Isna menolak. “Aku mau ambil sesuatu di rumah Bu Ika,”“Bu Ika bidan desa sebelah?”Isna mengangguk.“Baiklah. Hati-hati! Aku mau ke balai desa. Jangan cerita tentang apa yang kita alami pada orang lain, ya?”“Sementara ini belum, Mas. Karena aku juga menjaga harga diriku. Tidak lucu pastinya, aku yang dulu disukai banyak cowok, harus mengalami pernikahan yang tragis.” Isna langsung pergi keluar kamar. Membuat Restu kembali memikirkan peristiwa semalam.‘Nanti malam, aku harus bisa melakukannya. Tolong aku, Marwah, iji

    Last Updated : 2022-09-22
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 9

    Tanpa sadar, keduanya saling berhadapan, saling memandang. Dan tak lama, Restu menarik wanita yang kini memakai piyama panjang naik ke peraduan. Agak ragu buat Isna untuk menyambut kemesraan dari lelaki yang kini hanya berjarak beberapa senti saja dari tubuhnya. Ia masih teringat peristiwa semalam. Namun, melihat Restu yang begitu gigih, akhirnya ia luluh. “Siapa tahu, saat anak saya kembali, dia bisa berjodoh dengan lelaki yang dicintainya ….” Kata-kata yang disampaikan Ruslam, terngiang kembali di telinga Restu. Terus menerus, seolah menjadi sebuah bisikan yang menghantui. Bayangan Marwah yang sedang menangis meratapi nasib, hadir kembali dalam pikiran Restu. Hingga membuat hasrat yang sudah membuncah, kembali surut. Dan dia, lagi-lagi harus membuat Isna yang sudah bersiap menutup mata--kecewa. Restu duduk kebingungan. Dipandangnya wanita cantik yang sudah siap untuk menyerahkan raga untuknya tengah menunggu. Hingga satu menit berlalu, Isna membuka mata dan menyadari, kejadian yan

    Last Updated : 2022-09-22
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 10

    Kokok ayam berbunyi sahut menyahut, menandakan sang surya hendak turun dari peraduan, memberikan hangat pada seluruh makhluk yang ada di bumi. Isna masih terpekur dengan berbalut selimut. Matanya terpejam, tapi hati masih terjaga. Hendak bangun, rasanya enggan. Semalam, ia urung sholat, karena merasa tidak mampu berdiri.“Isna, bangunlah!” Restu selalu memperlakukannya dengan lembut. Pun saat ini, tangan kekarnya menepuk bahu Isna.Tak ada jawaban atau respon apapun dari pemilik tubuh yang tengah merasakan lara hati itu. Saat ternyaman bagi mereka yang terluka batinnya adalah dengan diam dan memeluk semua seorang diri. Percuma pun mengadu, tidak ada stupun orang yag bisa menyembuhkan sakit yang dirasa.“Ayo, bangun! Kita mandi dan sholat,” ajak restu lagi.“Jangan ganggu aku!” sahut Isna pelan, tetapi tegas.“Kamu masih marah dengan kejadian tdai malam? Aku janji, nanti malam, tidak akan lagi ada kegagalan---““Jauhkan dagumu dari tubuhku! Jangan bersikap manis lagi. Aku benci sandiw

    Last Updated : 2022-09-22
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 11

    Kamu dari mana?" tanya Restu kaget saat melihat Isna masuk ke kamar."Habis dari laundry ...." jawab Isna tanpa memandang suaminya."Seharusnya tidak perlu kau cuci bajuku ....""Aku harusnya yang mencuci, Mas. Seharusnya. Aku istrimu. Tapi maaf, aku memilih membawanya ke tempat laundry karena ...." Suara Isna memelan. Tenggorokannya terasa sakit karena harus menahan air mata, juga lara hatinya. Meski masih gadis, ia paham, basah yang ada di celana Restu berasal dari mana. "Karena itu bukan milikku. Bukan milik kita." Dengan sebuah bahasa kiasan, ia melanjutkan.“Isna, apa kamu tahu sesuatu hal?” tanya Restu terlihat bodoh.“Menurut kamu?” Isna balik bertanya. “Aku kira kamu im*otent, ternyata kamu bisa mendesah dan gerakan kamu itu, terlihat menikmati meski hanya sekadar mimpi.”Wajah Restu bak kepiting rebus. Merah menahan malu. "Isna maafkan aku ... semuanya terjadi begitu saja ...."“Tidak ada sesuatu yang tiba-tiba terjadi tanpa sebuah sebab. Itu lebih baik sepertinya, daripada

    Last Updated : 2022-09-22
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 12

    “Pak, belum pulang? Sudah sore lho, ini ….”Perkataan dari seseorang membuat Restu kaget dan mengangkat kepala dari atas meja. Dilirknya jam dinding sudah menunjukkan pukul lima. Rupanya, ia tertidur beberapa jam. “Aku ketiduran. Pak Kadus kok masih di sini?” tanyanya balik.“Iya, hape saya ketinggalan. Pak Lurah kenapa tidur di sana? Sudah sore lagi. Tidak pulang, Pak? Nanti istrinya nyariin, lho. Pengantin baru lagi,” goda bawahan Restu.Restu hanya tersenyum kecut. Kasak-kusuk tentang ia yang terpaksa menjalani pernikahan tanpa cinta, sudah bukan menjadi rahasia lagi. Seluruh warga bahkan tahu, tentang kisah cintanya dengan Marwah, Si Kembang Desa.beberapa pegawai desa bahkan ada yang mengira jika pernikahannya tidak akan berjalan lama, karena tahu, Restu benar-benar tidak bisa berpaling kepada wanita lain.“Ah, iya. Anda pulang dulu saja. Nanti, kantor biar aku yang kunci,” sahut Restu tidak ingin memperpanjang pembicaraan.Ia lalu berkemas untuk pulang ke rumah Isna. Seharusnya,

    Last Updated : 2022-09-24
  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   Part 13

    “Maaf, aku terlambat pulang,” ucap Restu saat masuk kamar dan melihat Isna sedang berkutat dengan tumpukan kertas.Isna melirik sekilas wajah yang tersenyum kaku padanya. Lalu kembali pada kertas-kertas yang beberapa berserakan di atas lantai. “Mandilah, aku sudah menyiapkan handuk di kamar mandi. Setelah ini, sholat dan makan bersama orang tuaku,” sahutnya dengan ekspresi serius menatap kertas yang ada di tangan.“Kamu sedang apa? Sudah mulai bekerja, ya?” tanya Restu untuk mencairkan suasana.Isna diam. Ia merasa tidak perlu memberitahukan perihal pekerjaan pada lelaki yang ia sudah menganggap sebagai orang lain.“Kenapa tidak menjawab? Aku bertanya padamu.” Restu protes. Ia kini sudah duduk di tepi ranjang, memperhatikan wanita yang rambutnya terurai setengah basah.Isna menghentikan aktivitas, lalu menatap sejenak Restu yang berada lurus dengan posisinya saat ini. Kepala ia angkat, karena tubuh Restu berada di atas ranjang. “Sepertinya itu tidak perlu kamu tahu, Mas. Urusan kita h

    Last Updated : 2022-09-24

Latest chapter

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART TERAKHIR

    EKSTRA PART 5 Restu menatap sebuah cincin indah yang dibeli dari gajinya. Ia sudah berniat pulang dan akan melamar Isna kembali. Entah mengapa, hati menuntunnya ke rumah dinas Isna. Rumah kecil yang selalu ia tuju beberapa bulan sebelumnya. Ia kaget saat melihat dua sandal di rak yang ada di teras. Namun, tangannya segera mengetuk pintu perlahan. Yakin bahwa perempuan yang sedang dicarinya ada di dalam. “Cari siapa, Mas?” tanya Fahri yang membukakan pintu. Restu mendadak cemas. Jantungnya berdegup kencang. Mencoba menolak persepsi yang masuk dalam pikiran tentang hubungan lelaki di hadapannya dengan mantan istri. “Cari Isna. Anda siapa di sini?” tanya Restu. Menunggu jawaban keluar dari mulut Fahri, Restu merasa takut. “Saya suami Isna.” Dugaannya benar. Tidak lama, Isna keluar dengan memakai jilbab. Sorot tidak suka langsung terpancar kala menatapnya. Rahang Restu mengeras menahan emosi. Ingin rasanya menghajar lelaki yang mengaku sebagai suami Isna itu karena ia terbakar ce

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 4 BAG 2

    Fahri menatap perempuan yang memakai kebaya putih dengan mahkota di atas kepala, khas pengantin Sunda. Meski mereka orang Jawa, Isna memilih adat lain untuk hari spesialnya, karena tidak ingin mengingat busana yang dikenakan saat menikah dengan Restu. segala hal yang dia pilih dari dekorasi, busana, riasan dan pernak-pernik pernikahan dipilih yang berbeda dari pernikahan pertamanya. Mereka memilih ijab qabul dengan cara islami. Isna berada di kamar saat Fahri mengikat janji suci dengan mahar uang sejumlah tanggal, bulan serta tahun pernikahan mereka. Kini ia dipertemukan setelah benar-benar resmi menjadi istri dari lelaki yang berprofesi sebagai tentara itu. Fahri tersenyum bahagia saat Isna berhadap dengannya. Ia lalu mengulurkan tangan untuk dicium takzim oleh perempuan yang sudah sah menjadi miliknya. Sentuhan pertama keduanya, mengawali sebuah hubungan yang halal di mata Allah. Isna ingin menangis, tapi ia tahan. Setiap titik air mata yang jatuh ketika menjadi istri Restu, kini

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 4 BAG 1

    EKSTRA PART 4“Kenapa lama? Aku sudah setengah jam menunggu di sini,” ucap Isna kesal.“Jangan marah-marah. Kamu hanya menungguku setengah jam. Sementara aku, aku sudah bertahun-tahun menunggumu. Saat datang, kamu sudah menjadi milik orang. Bukankah itu lebih mengesalkan?” tanya Fahri sambil tersenyum menggoda. “Jangan marah. Kita impas. Aku mengalah jika waktuku bertahun-tahun hanya kubalas dengan setengah jam saja ….”Isna memasang muka masam.“Aku merindukan kamu,” kata Fahri saat baru saja duduk sambil menyerahkan buket bunga.Isna masih enggan menanggapi.“Kalau kamu ngambek, kita seperti sudah berpacaran.”Isna melirik sekilas saja lalu meletakkan tangan di dagu dan memindahkan bola mata menuju objek lain.“Aku tadi mencari bunga berwarna merah ini. Kamu tahu kenapa lama?”Isna melirik Fahri. Kali ini tatapannya berhenti seperti penasaran.“Karena aku mengecat bunga ini sendiri.”Isna hendak tertawa tapi ditahan.“Kamu mau terima bunga ini atau tidak? Kalau tidak, aku mau mengem

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA pART 3 BAG 2

    “Kamu mencium harumnya bunga melati?” tanya Fahri. Isna celingukan. “Enggak,” jawabnya. Ia lalu berpikir jika melati berhubungan dengan hal yang mistis. “Kamu tidak menciumnya karena melati itu ada di lama hatiku.” Dengan wajah datar, fahri menggoda Isna. “Aku pulang, lho!” “Mau pulang sama siapa? Hamam sudah aku suruh pulang lebih dulu.” Isna membelalak. “Terus? Aku nanti pulang sama siapa?” “Aku sudah bilang mau antar kamu pulang, ‘kan?” “Tapi ….” “Jangan takut! Aku bawa sopir. Kita nanti bertiga.” “Kalian laki-laki semua, aku wanita sendirian?” Fahri tersenyum. “Hamam menunggu di luar. Tapi, nanti aku akan mengantarmu pakai mobil.” Isna meneguk es jeruk yang ada di meja. Panas dingin dirasa dalam tubuhnya. “Aku akan berangkat besok. Tunggu aku pulang. Dan aku akan menagih jawaban sama kamu,” Hati yang hangat mendadak sunyi kembali saat mendengar Fahri akan berangkat. “Kapan pulang?” Pertanyaan yang meluncur dari mulut Isna tanpa ia sadar. “Kamu mau ikut?” canda Fahri.

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 3 BAG 1

    EKSTRA PART 3 Isna tidak tahu harus berbuat dan berkata apa. Semuanya terasa tiba-tiba terjadi. Ia sama sekali tidak menyangka jika yang melakukan semua itu adalah Fahri. Pria yang selama beberapa bulan ini tidak ada kabar sama sekali. Seketika hatinya merasa lega. Bayangan Tomi yang menari-nari di pikiran lenyap seketika. Namun, kelegaan itu berganti dengan rasa bimbang dan bingung. Ia tentu tidak bisa memutuskan dalam sekali itu juga. Jika lamaran itu dilakukan oleh seorang pacar, tentu akan sangat membahagiakan. Namun, Fahri hanyalah teman yang tidak pernah menghubunginya selama ini. Meski Isna tahu, lelaki itu memiliki perasaan. Akan tetapi, tetap saja baginya Fahri belum dekat di hati. “Aku bukan lelaki egois yang akan menuntut kamu menjawab saat ini juga. Aku melamar kamu karena memang aku ingin mengutarakan isi hati ini. Aku hanya pulang dalam waktu seminggu saja. Dan ini khusus aku lakukan untuk melamarmu. Kelak, jika aku pulang tiga bulan lagi, aku harap kamu sudah memiliki

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 2 BAG 2

    Tidak lama kemudian lampu menyala. Seorang pria yang memakai kemeja warna abu-abu dipadukan celana jeans hitam. Penampilannya terlihat menawan. Berjalan mendekati Isna dengan satu tangan memegang mic sambil bernyanyi. Sementara tangan lainnya memegang buket bunga. Selesai menyanyikan lagu satu bait, musik kembali berganti dengan alunan biola.Isna menoleh dan menyadari Hamam sudah tidak ada di sana. Sedari tadi ia terpana hingga tidak sadar adik laki-lakinya telah meninggalkannya seorang diri.Isna merasa bingung dengan apa yang akan dilakukannya. Pria itu mendekat menatapnya dengan tatapan kerinduan dan penuh cinta.Ia berlutut di hadapan Isna dan mengulurkan buket seraya berkata, “will you marry me?”Mata Isna berkaca-kaca. Alih-alih menjawab, ia malah menangis dengan posisi tangan menutup wajah.***“Siapa nama kamu?” tanya Hasyim saat kedatangan lelaki muda tampan dan mengatakan ingin meminang Isna dan mengajaknya menikah.“Saya Fahri, Pak. Kakak kelas Isna saat masih SMA. Saya su

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 2 BAG 1

    EKSTRA PART 2Dalam sujud panjang, Isna memohon petunjuk. Tiba-tiba dalam hati memiliki sebuah keyakinan, jika itu bukan Tomi atau Restu, jika orang itu adalah lelaki baik yang pernah ia kenal, maka ia akan membuka hati.Isna yang diliputi rasa kebimbangan menceritakan apa yang terjadi terhadap keluarganya. Di luar dugaan, sang ibu justru mendorongnya untuk berangkat. “Nanti diantar sama adikmu,” ujar Rahayu tanpa memiliki rasa kekhawatiran.“Tapi, kalau orang itu Tomi?” Isna terlihat ragu.“Kamu lari, Hamam yang akan menghadapi.” Rahayu memberi support untuk sang putri.Akhirnya Isna memutuskan berangkat meskipun ragu.“Hati-hati! Bapak selalu merestui setiap jalan yang kamu pilih. Bapak hanya ingin bahagia dengan siapapun nantinya lelaki yang kamu pilih. Bapak tidak mau mengulangi kesalahan yang dulu. Oleh karenanya, kamu harus mencari sendiri calon suami untukku kamu. Cari dan pilihlah dia yang mencintai kamu, Nduk,” ucap Hasyim saat Isna hendak berangkat. Suaranya bergetar. Sepert

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   ESKTRA PART 1 BAG 2

    Ada yang kirim paket, sudah Ibu taruh di atas kasur,” ucap Rahayu saat melihat Isna pulang kerja kelelahan.Isna diam dan langsung masuk kamar. Sebuah paket berbungkus plastik hitam dibukanya. Tanpa ada nama pengirim membuat jantungnya berdegup kencang. Takut bila didalamnya ada sesuatu yang membahayakan. Sejenak ia ragu untuk membuka.“Bismillah ….”Kotak berbentuk kado. Saat membuka tutupnya, ada kotak lagi. Begitu sampai kotak ketiga. Lalu Isna menemukan beberapa batang coklat dan sebuah kartu ucapan.Semoga kamu bahagia selalu.“Siapa yang mengirimnya?” tanya Isna seorang diri.Meski penasaran, ia tidak mengatakan hal itu pada sang ibu.Tiga hari kemudian, Isna mendapatkan lagi paket misterius. Kali ini di dalam kotak ada setangkai bunga mawar plastik. Dengan sebuah kartu ucapan pula.Semoga harimu menyenangkan.Isna mengumpulkan paket yang ia terima dalam satu kardus. Ia tidak mau memakan coklat karena takut ada racunnya.“Apa ini dari Tomi? Hanya Tomi yang gencar mendekatiku. Na

  • PEREMPUAN YANG DISEBUT SUAMIKU   EKSTRA PART 1

    EKSTRA PART 1Restu mengemasi barang-barang miliknya dari kantor kepala desa. Enam bulan sudah ia bercerai, dan perilakunya tidak terkendali. Hobi bermabuk-mabukan menggunakan uang desa. Lama-lama, pegawainya merasa tidak suka dengannya. Dan demo besar-besaran terjadi yang ujungnya adalah pemecatan ia sebagai kepala desa.Dahlan sudah tidak mau ikut campur dengan keadaannya sehingga memilih untuk diam.“Pergilah merantau! Untuk mengembalikan nama baikmu. Hutangmu pada desa akan kami lunasi. Tapi, kamu harus pergi dari sini. Karena aku tidak mau lagi menuntun langkahmu. Kamu sudah dewasa. Kamu harus belajar mencari hidupmu sendiri. Mulai sekarang, kamu mau menikah dengan siapa saja kami benar-benar tidak peduli!” ujar Dahlan dengan muka masam.Restu yang memang sudah kepalang malu, hanya bisa meratapi nasib dengan pergi dari rumah Dahlan dengan tanpa membawa harta benda apapun. Hanya motor butut yang selalu setia menemani sejak kehancuran hidup.Tanpa kekayaan dan kejayaan orang tuanya

DMCA.com Protection Status