Raja Saetan tersadar ketika mendengar beberapa suara ramai, ketika ia menoleh ia mendapati Fang Jianheeng sedang dipeluk seseorang dan ia dengan jelas kenal pemuda itu. "Jian, kamu tidak apa-apa?" tanya Gu Liang, tubuhnya basah karena melindungi Fang Jianheeng dari amukan tamu wanita. "Aku tidak apa-apa, kamu basah Liang! Bagaimana ini?" kata Fang Jianheeng panik. "Siapkan baju ganti untuk Tuan Muda keluarga Gu dan usir tamu ini!" tunjuk Raja Saetan dengan datar. "Beraninya mengusirku? Belum tau aku dari keluarga Xue!!" tamu wanita ini adalah putri sulung keluarga Xue, Xue Lian dan suaminya dari keluarga Chen, Chen Lai. "Apa peduliku kamu dari keluarga mana aku tidak punya urusan dengan keluarga besarmu!! Mao Jihan!!" "Iya Yang Mulia!!" Mao Jihan dengan sigap tunduk di hadapan Raja Saetan, membuat semua yang melihatnya jelas terperangah. "Hentikan urusanmu dengan semua keluarga wanita ini!!" perintah Raja Saetan. "Baik Yang Mulia!!" Meski merasa sayang, Mao Jihan tentun
Raja Saetan begitu menikmati kebersamaannya dengan Fang Jianheeng, baru kali ini pula ia merasakan nafsu yang bergejolak di dalam tubuh. "Hentikan!!" Namun Fang Jianheeng jelas tidak menyukainya, bukan karena ia tidak suka Raja Saetan. Hanya saja ia takut dipermainkan! "Jian ada apa? Kamu tidak suka?"Fang Jianheeng menangis, "kamu mempermainkanku ya? Hanya dalam beberapa hari kamu berubah, awalnya ingin membunuhku, kemudian mengajakku bertunangan, sekarang kamu dengan mudahnya mencumbuku? Kamu kira aku gadis murahan? Dengan seenaknya kamu menciumku!" sahut Fang Jianheeng. Raja Saetan tertegun, apa ia melakukan kesalahan? Sedari awal ia memang salah, tapi semua kelembutan yang ia perlihatkan memang dasar dari hatinya sendiri. Bukan karena dibuat hanya untuk mempermainkan Fang Jianheeng. "Jian, aku tidak mungkin mempermainkanmu, aku serius!""Kalau begitu seharusnya kamu tidak menyentuhku sekarang, seharusnya kamu bisa menahan nafsumu!" "Aku masih sekolah, ini bahkan ciuman pertam
Fang Jianheeng terduduk dengan tenang, bukankah ia sedang diculik? Mengapa para penculik malah memperlakukannya dengan sangat baik? "Nona, ini makananmu. Silahkan disantap..." seorang pelayan mengantarkan Fang Jianheeng makanan. Kini Fang Jianheeng sedang berada di dalam kamar. "Terima kasih..." sahut Fang Jianheeng, pelayan itu mengangguk dan tersenyum. Kemudian keluar dari kamar yang kini ditempati Fang Jianheeng. Beberapa jam yang lalu terjadi sebuah ledakan, ketika lampu mati Fang Jianheeng ditarik dan disekap. Kemudian di sinilah ia berada, sebuah tempat yang tidak kalah mewah dari rumah Raja Saetan namun tidak diketahui di mana kini ia berada. Para penculik memperlakukannya dengan hormat, Fang Jianheeng curiga kalau mereka salah satu dari pasukan alam Jien. "Apa tidak masalah kita menculiknya?" tanya Badara kepada Cacao yang memberi ide penculikan ini. "Sepertinya tidak masalah, kita harus tau mengapa Raja Saetan yang membenci manusia selalu menjaga gadis ini, a
"Maaf Nukud, Raja Saetan lebih dulu datang jadi aku hanya memperhatikan dari kejauhan!" kata murid Nukud yang Larasati perintahkan untuk menjemput Fang Wei. Larasati terlihat kesal kali ini, ia kira ia akan lebih cepat dari Raja Saetan untuk menjemput Fang Wei, meski begitu senyumnya kembali terukir. Ia bisa menghipnotis Fang Wei kapanpun itu, masih banyak waktu. Lagipula beberapa mata-matanya telah ia tempatkan di rumah Raja Saetan sebagai pelayan. ."Tidak masalah, hanya saja pantau terus laki-laki itu!" perintah Larasati. "Baik Nukud!"Sementara itu Fang Wei terlihat kikuk saat ditatap Raja Saetan. Sisu dan Bibo langsung menghubunginya begitu Fang Wei mengaku sebagai ayah Fang Jianheeng. "Kamu ayahnya Jian?" tanya Raja Saetan. Fang Wei mengangguk meski tak nyaman rasanya dipandang oleh seorang pemuda yang bahkan tak ia kenal. "Anak muda, aku adalah ayah Jian. Aku bersalah karena meninggalkannya, bisa kamu beritahu sekarang dimana Jian? Aku akan membayar hutang yang kalian baya
"Apa tidak masalah kita masih menahannya di sini?" tanya Badara kepada Cacao. "Apa boleh buat, sudah terlanjur. Aku akan mencari cara untuk bernegosiasi dengan gadis itu." Cacao menatap Fang Jianheeng yang terlihat sedang menonton TV. "Anak itu sudah kita tahan selama seminggu, ia sudah mulai mengkhawatirkan sekolahnya." Cacao kemudian mendekati Fang Jianheeng, melihat Cacao mendekat. Fang Jianheeng mematikan TV dan menatap Cacao dengan wajah cemas. "Apa kalian akan melepaskanku hari ini?" tanya Fang Jianheeng. "Nona, apa kamu mau membantu kami? Kami akan melepaskanku jika mau membantu." jelas Cacao. "Bantuan seperti apa? Aku harus mendengarnya terlebih dulu sebelum menyetujuinya." Fang Jianheeng jelas tidak ingin tertipu dua kali seperti saat ia membantu Sisu maupun Bibo dulu. "Jadi begini, kami akan memgantarmu pulang. Bisakah kamu tidak memberitahu Raja Saetan kalau kami yang menculikmu, kamu hanya perlu bantu kami untuk mengatakan kepada Raja Saetan kalau kami y
"Ayah, kamu benar-benar akan pergi?" tanya Fang Jianheeng, setelah membayar hutangnya kepada Bao, Fang Wei memutuskan untuk kembali pergi dan bekerja di tempat lain. "Jian, ayah hanya tidak ingin terlena dalam kesedihan, jika ayah masih di sini, kenangan bersama ibumu akan kembali teringat, ayah tidak mau kembali menjadi pencandu minuman lagi." jelas Fang Wei. Fang Wei merasa tenang, terlebih ketika Raja Saetan bisa meyakinkannya kalau ia akan menjaga Fang Jianheeng. Fang Wei percaya, bukankah selama ia menghilang Raja Saetan telah menjaga Fang Jianheeng, bahkan Fang Wei baru kali ini bisa mendapatkan tawa ceria dari Fang Jianheeng. Jadi ia tak ingin mengganggu kehidupan tenang anaknya. Lagipula jaman sudah modern, bisa saling telpon jika rindu. Bahkan sekarang bisa video call. "Ayah, jaga kesehatan. Saat kau ingin pulang, aku akan menyambutmu di rumah kita." jelas Fang Jianheeng. "Baiklah, jaga kesehatanmu anakku, jangan khawatirkan ayah, pemuda itu memberi banyak modal unt
"Nnnggghhh...!!" Fang Jianheeng tersadar dalam keadaan tangan dan kaki terikat, mulutnya juga ditutupi dengan kain. Napas Fang Jianheeng menderu, mencoba menelusuri setiap area kamar, siapa yang menculiknya? Namun ia bisa menebak, siapapun yang menculiknya adalah orang yang berniat jahat kepadanya. Karena jelas berbeda saat Badara dan Cacao yang menculiknya, mereka memperlakukannya dengan baik. (Jian!! Jian kamu mendengarku?) suara Raja Saetan menggema di dalam pikiran Fang Jianheeng. Mendengar suara Raja Saetan, Fang Jianheeng langsung meneteskan air mata. Entah mengapa mendengarnya membuat Fang Jianheeng bersyukur kali ini. (Raja Sae, aku tidak tau ada dimana! Mereka mengurungku di dalam kamar, tidak ada jendela di sini!) Raja Saetan langsung berbinar begitu mendengar jawaban Fang Jianheeng, sedari Fang Jianheeng menghilang Raja Saetan selalu mencoba mengontaknya lewat pikiran. Setelah mendengar suara Fang Jianheeng di dalam pikirannya, Raja Saetan terduduk di sisi kasur,
"Plak!!" Bunga Wijaya berkilat marah, matanya berubah menjadi merah. Tanda kalau di dalam tubuh itu bukanlah manusia, melainkan siluman. "Apa yang terjadi?! Mengapa kamu kasar seperti itu?! Ia hanya ingin minum!!" "Manusia bodoh!! Dia bukan ingin minum, dia akan memberitahukan tempat ini kepada pasangannya, Raja Saetan!! Cepat tutupi mata dan mulutnya, pasti tidak lama lagi Raja Saetan dan pasukannya akan datang!!" kata Bunga Wijaya dengan geramnya. "Apa yang kamu bicarakan!! Bagaimana bisa seseorang mengetahui tempat ini begitu mudah! Tempat ini sangat tersembunyi!" sahut Davish kesal, kliennya Bunga Wijaya sangat terlihat arogan. Ia tidak menyukai itu. "Mungkin kamu akan berkata begitu kalau Raja Saetan adalah manusia, tapi dia adalah Raja dari alam Jien!! Ah, dasar manusia bodoh!!" Bunga kemudian menggunakan kekuatannya untuk menghipnotis Davish, Davish yang tadi melawan kemudian mulai terlihat berbeda, tatapan yang tadinya hidup mulai terlihat kosong. "Bunga, mengapa kamu
Sudah beberapa hari ini secara diam-diam Siblis mengurus Fang Jianheeng yang berada di ruang tahanan yang gelap dan kotor. Meski ingin menyelamatkan Fang Jianheeng, Siblis juga tak berani melawan perintah Rajanya. Tak ada yang tau seperti apa perasaan Raja Saetan saat ini, yang pasti semenjak ia menempatkan pelayan bisu itu di dalam tahanan, semenjak itu pula hatinya dilanda kegelisahan. Raja Saetan tidak mengerti, apa perasaannya kepada Fang Jianheeng luntur begitu sampai di alam Jien, mengapa ia tidak merasakan perasaan saat bersama di alam Manusia? Bahkan ia kini lebih memperhatikan pelayan bisu ketimbang Fang Jianheeng yang sedang bersamanya. "Yang Mulia, ada apa? Mengapa kamu memasang wajah muram?" tanya Ratu Nadita, ia tersenyum dengan manis memakai wajah Fang Jianheeng. Raja Saetan terhanyut dalam senyum itu, namun hatinya tetap merasa gelisah. Tak ingin membuat Fang Jianheeng yang kini berada di hadapannya merasa sedih Raja Saetan hanya bisa beralasan. "Aku hanya
Fang Jianheeng duduk di pembaringannya, masih teringat dengan kata-kata Siblis saat menemuinya tadi, bukan hanya memikirkan Raja Saetan, Fang Jianheeng juga memikirkan bagaimana nasibnya kini. Kini ia berada di alam Jien, bagaimana dengan sekolahnya. Tapi Fang Jianheeng yakin Siblis sudah mengatur hal baik untuknya di sana. Ia jadi merindukan banyak hal, ia merindukan rumahnya, merindukan Sisu maupun Bibo, juga teman-teman barunya. Namun yang paling Fang Jianheeng rindukan adalah tatapan lembut Raja Saetan kepadanya. Kini Fang Jianheeng hanya mendapati tatapan tajam dan menyeramkan dari Raja Saetan, membuat Fang Jianheeng teringat seperti apa pertemuan pertama mereka. "Haaah..." Fang Jianheeng hanya bisa menghembuskan napas yang berat, ia ingin keluar dari alam Jien, namun ia juga tidak tau bagaimana caranya. Berada di sini dan melihat Ratu Nadita bermesraan bersama Raja Saetan menggunakan tubuhnya membuat Fang Jianheeng merasa sedih. Terkadang bahkan ia harus menangis secara
Saat ini Fang Jianheeng menjalani hidupnya sebagai pelayan tubuhnya sendiri yang saat ini dikuasai oleh Ratu Nadita.Terkadang ia berjumpa dengan Raja Saetan yang mengunjungi tubuhnya, membuat Fang Jianheeng bersedih. (Mengapa Raja Sae tidak mengenali ku?) "Hei, mengapa kamu berani menatapku seperti itu? Apa kamu tidak diajari aturan istana, pelayan sepertimu dilarang mengangkat wajahmu itu!" kata Raja Saetan ketika Fang Jianheeng kepergok menatapnya. Fang Jianheeng hanya bisa menunduk sedih, ia belum bisa menemukan cara berkomunikasi dengan Raja Saetan saat ini, hanya saja Siblis yang saat ini berada di sekitar Raja Saetan tak bisa membantu Fang Jianheeng. Ratu Nadita mengancam, jika Siblis membongkar rencananya. Maka ia akan langsung membunuh tubuh Fang Jianheeng. "Aku merasa aneh dengan pelayan itu!" kata Raja Saetan sesampainya di ruangannya sendiri. Siblis hanya menjadi pendengar saat ini sebelum Raja Saetan kembali melanjutkan kata-katanya. "Dia menatapku, membuatku serba
Fang Jianheeng terbangun di sebuah kamar, ia menatap sekitarnya, ada pelayan wanita yang melayaninya dengan baik. Namun hal aneh terjadi kepadanya. Fang Jianheeng tidak bisa mengeluarkan suaranya. (Dimana aku?) Fang Jianheeng bertanya-tanya, terakhir kali ia ingat kalau seorang Ratu yang merasuki Nukud Larasati membuatnya tidak sadarkan diri. Entah apa yang telah ia lakukan kepada Fang Jianheeng, bahkan Fang Jianheeng tidak bisa bicara kali ini. Ia menggerakkan bibirnya namun suara tetap tidak keluar. Melihat Fang Jianheeng bangun, pelayan itu mendekat. Pelayan wanita itu memberikan Fang Jianheeng baju seragam yang sama dengan yang ia kenakan dan tersenyum. "Yang Mulia Ratu Nadita memintaku untuk memakai kanmu baju ini, ia ingin kamu melihat sendiri ketulusan yang kamu maksud," kata pelayan wanita itu, namanya Arin, salah satu Jien yang kini menyerupai manusia. Fang Jianheeng menurut dan mengangguk, ia tak bisa menyahut namun ia tau kalau kini ia berada di alam Jien. Fang
Siblis menerima buku catatan kuno itu, terdapat informasi lengkap mengenai penyegelan Raja Saetan saat di gunung yang berada tidak jauh dari hutan larangan. Di buku itu tertulis jika kutukan terjadi dari 2 pihak, pihak penyegel dan penjaga gunung kristal hitam. Ular kepala 3 mengutuk Wang Bingwen dan keturunannya. Siblis terlihat murka, karena segel kutukan dari leluhur siluman ular, membuat salah satu dari yang dikutuk harus mengorbankan nyawanya. "Nona, pulanglah... Raja Saetan berada dalam bahaya!" kata Siblis lagi. Baru saja ia mendapatkan laporan dari Jinfriet, kalau Raja Saetan berubah menjadi bayi dan dalam keadaan lemah. Mendengar itu jelas Fang Jianheeng luruh ke lantai, tak menduga apa yang ia lakukan akan membuat Raja Saetan melemah. "Siblis, Nona Jian tidak akan kemana-mana." Larasati datang membawa beberapa murid Nukudnya, terlihat kalau ia takkan membiarkan Fang Jianheeng keluar. "Nona Laras, Raja Saetan sedang sakit... Kalau Jian tidak kembali maka! Akh...
Raja Saetan memasuki kamar Fang Jianheeng, matanya menyusuri setiap sudut kamar dan mencium aroma Fang Jianheeng yang tertinggal, ia bahkan tidak bisa tidur kalau bukan di kamar Fang Jianheeng. "Yang Mulia, saat ini tubuhmu masih tersegel pada tubuh manusiamu, tolong makanlah Yang Mulia," Siblis mengingatkan Raja Saetan dengan membawa beberapa makanan manusia yang menurutnya nikmat. Namun Raja Saetan hanya menatap makanan itu tanpa menyentuhnya sedikitpun, saat ini ia seperti tidak memiliki nafsu untuk melakukan apapun, membuat Siblis merasa sedih karena belum pernah melihat keadaan Rajanya seperti ini. "Siblis, kami menemukan siapa yang menghalangi hawa keberadaan Pengantin Yang Mulia." Jinfriet memberikan laporan dari alam Jien yang tersambung kepada roh Siblis yang kini memasuki tubuh manusia. Siblis yang mendengar itu kemudian keluar dari tubuh manusianya dan kembali ke alam Jien. Sebelum pergi Siblis menatap Yang Mulianya dengan sedih. "Apa maksudmu?" tanya Siblis begit
"Jangan khawatir, Yang Mulia Raja Saetan tidak akan menemukanmu, aku telah membuat keberadaanmu menghilang." jelas Larasati. Fang Jianheeng menatapnya dengan tatapan tak percaya, tetapi kata Cacao dan Badara hanya Nukud Larasati yang mampu menghilangkan hawa keberadaan Fang Jianheeng agar tidak ditemukan Raja Saetan. "Mengapa kamu membantuku?" tanya Fang Jianheeng. "Tentu saja untuk kebaikan Raja Saetan..." jelas Larasati tanpa basa-basi. "Jangan coba-coba menyakiti Nona Jian, atau aku akan menghabisimu!" ancam Badara. "Nukud sepertimu sangat mudah untuk kami lenyapkan, jadi jangan coba macam-macam!"kali ini Cacao yang memberi ancaman. Membuat Fang Jianheeng tentunya tau kalau kedua siluman itu tidak berniat jahat kepadanya, tetapi Nukud Larasati masih sulit dipercaya. Apa boleh buat, saat ini hanya dia yang bisa membantu Fang Jianheeng bersembunyi dari Raja Saetan, ia takut jika bertemu Raja Saetan perasaannya akan membuncah. Membuatnya menyatakan isi hati kalau ia m
"Jian..." Raja Saetan mengembangkan tangannya, menyambut kedatangan Fang Jianheeng. Ia ingin memeluk gadis itu, rasa rindunya sudah begitu besar. Namun yang terjadi adalah Fang Jianheeng berlari meninggalkan Raja Saetan dan langsung masuk kamar. "Apa yang terjadi? Mengapa Jian menghindariku?" tanya Raja Saetan kepada Siblis. Tentunya Siblis tau kalau Fang Jianheeng sedang merasa malu kepada Raja Saetan. "Hmm... Sepertinya kau harus menemuinya dan menanyakannya langsung Yang Mulia." sahut Siblis dengan senyum di wajahnya. Baru kali ini Siblis tersenyum, membuat pasukan Raja Saetan lainnya bergidik. Mendengar saran Siblis, Raja Saetan menyetujui itu. Jadi ia mendatangi Fang Jianheeng ke kamar. "Jian, apa kamu baik-baik saja?" "Mengapa kamu masuk ke kamar?" "Aku ingin memastikan kalau kamu baik-baik saja..." Raja Saetan berkata dengan lembut. Namun Fang Jianheeng malah menutup wajahnya, saat ini dia begitu malu menatap wajah Raja Saetan, hatinya yang menyadari kalau ia j
Gu Liang menatap telpon di tangannya, ini aneh! Raja Saetan meneleponnya hanya untuk mengatakan itu? Gu Liang menatap ponselnya dengan perasaan tidak nyaman, ia merasa Raja Saetan tidak akan bertanya hal sesepele itu. Terlebih sudah beberapa hari ini Fang Jianheeng tidak masuk sekolah, "apa yang Jian lakukan padahal sebentar lagi ujian kelulusan." gumam Gu Liang, saat Raja Saetan menelponnya ia sedang berada di halaman sekolah. Jadi tidak banyak yang tau apa yang Gu Liang lakukan. Sementara itu Fang Jianheeng selalu menutup pikirannya dari suara Raja Saetan. Entah apa yang sedang Fang Jianheeng lakukan, menguji perasaan Raja Saetan kepadanya? Atau takut pada kenyataan yang ia hadapi nanti, kalau Raja Saetan hanya memanfaatkannya! Jadi Fang Jianheeng benar-benar dilema, saat ini entah mengapa ia merindukan Raja Saetan yang selalu berada di dekatnya. "Jian, wajahmu terlihat murung..." Davish jelas tau alasannya, meski begitu ia terlihat tidak rela jika Raja Saetan berhasil menda