Bab 115 – Luka dan Keputusan
Darah menetes dari pelipis Kenta, memburamkan sebagian penglihatannya. Napasnya tersengal, tubuhnya penuh luka, dan setiap gerakan yang ia lakukan terasa seperti menyayat otot-ototnya sendiri.
Di hadapannya, lawannya masih berdiri tegap—bayangan gelap dari sistem lama yang baru saja ia hadapi. Sosok itu telah kehilangan bentuknya yang jelas, tetapi keberadaannya masih terasa menekan, mengintai dari dalam pusaran energi yang kacau di sekitar mereka.
"Kau sudah kehabisan tenaga."
Suara berat bergema dari dalam kabut hitam. Sosok itu masih ada, meskipun sebagian tubuhnya telah terkoyak oleh energi Kenta sebelumnya.
Kenta mengangkat tangannya, mencoba mempertahankan kuda-kudanya. Namun, sekujur tubuhnya gemetar hebat.
Dari kejauhan, Maya menyaksikan dengan ekspresi penuh kekhawatiran.
"Kenta, ini sudah cukup! Kau tidak akan bisa menang dalam kondisimu sekarang!"
Namun, seperti biasa, Kenta m
Bab 116 – Langkah Terakhir Menuju LegendaDunia di sekitar Kenta mulai berputar. Pandangannya kabur, tubuhnya tak lagi merasakan sakit seperti sebelumnya mungkin karena ia sudah hampir mati rasa. Darah yang mengalir dari luka-lukanya perlahan menggenangi tanah di bawahnya, sementara suara peperangan semakin jauh di telinganya. Napasnya tersengal. Pikirannya kacau. Tapi, di tengah segalanya, satu hal tetap jelas di kepalanya: Ia tidak bisa berhenti di sini.Tidak sebelum semua ini berakhir. Kaisar masih di atas sana, duduk di singgasananya, memegang pecahan sistem utama yang bisa menjadi jawaban dari semua pertanyaannya. Tentang dunia ini. Tentang kenapa ia dipilih. Tentang kemungkinan kembali ke dunia asalnya. Tapi bagaimana? Bagaimana ia bisa mencapai titik itu jika dirinya sendiri sekarang berada di ujung kehancuran?"Kenta, cukup! Kau akan mati jika memaksa diri lebih jauh!"Suara Maya terdengar di kejauhan, tetapi Kenta bahkan tidak bisa melihat
Bab 117 – Langkah Terakhir Menuju KaisarHening menyelimuti medan pertempuran. Sisa-sisa kehancuran yang ditinggalkan oleh pertempuran sebelumnya masih mengepul di udara, bercampur dengan aroma darah dan tanah yang terbakar. Di tengah semua itu, Kenta berdiri dengan tubuh yang masih diliputi cahaya samar. Energi dari tingkat Legendaris yang baru saja ia capai perlahan-lahan mulai stabil di dalam tubuhnya. Napasnya berat, dadanya naik turun, tetapi tatapan matanya sudah tak lagi goyah.Dia telah mencapai apa yang selama ini mustahil. Dia telah menembus batas dunia ini. Namun, semuanya belum selesai. Masih ada satu pecahan terakhir. Masih ada satu musuh terakhir yang harus dia hadapi. Kaisar Kekaisaran.Maya berdiri tak jauh darinya, menatapnya dengan ekspresi yang sulit dibaca. "Kau akhirnya melakukannya," ucapnya pelan. "Tapi ini bukan akhir, Kenta. Ini adalah awal dari ujian sebenarnya."Kenta mengangguk. "Aku tahu."
Bab 118 – Konfrontasi di Gerbang KaisarHawa kematian masih menguar di udara. Ibukota Kekaisaran berdiri megah di depan mereka, dikelilingi tembok batu raksasa yang telah berdiri selama ratusan tahun. Tapi bukan itu yang membuat suasana menjadi begitu mencekam.Di hadapan gerbang utama, Kaisar Kekaisaran berdiri dengan tenang, seolah sudah lama menanti kedatangan mereka. Rambutnya yang perak berkilau di bawah langit senja, sementara jubah emasnya berkibar pelan diterpa angin. Tetapi yang paling mencolok adalah matanya—mata berwarna merah keemasan yang memancarkan aura yang sangat berbeda dari manusia biasa.Kenta bisa merasakannya dengan jelas.Pecahan terakhir dari Wadah Sistem… ada di dalam tubuh pria itu.Dia mengepalkan tangannya, menekan rasa tegang yang mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Maya, yang berdiri di sampingnya, menatap Kaisar dengan ekspresi waspada. Renji dan Mei, meski tak mengatakan ap
Bab 119 – Benturan TakdirBOOM!Udara bergetar hebat ketika tinju Kaisar menghantam perisai energi yang Kenta ciptakan. Retakan segera menjalar, dan dalam hitungan detik, pertahanannya hancur berkeping-keping.Gelombang kejut dari serangan itu mendorong Kenta ke belakang, membuat tubuhnya melayang di tengah ruang kosong merah keemasan yang diciptakan Kaisar. Darah menetes dari sudut bibirnya, dan napasnya mulai berat.Namun, dia tidak bisa berhenti. Tidak sekarang.Dia mengepalkan tinjunya, menyalakan kembali energi dalam tubuhnya, dan menatap lurus ke arah pria yang berdiri di depannya penguasa Kekaisaran, pemilik pecahan terakhir, dan satu-satunya penghalang antara dirinya dan jawaban yang selama ini ia cari."Aku tidak akan mundur," ujar Kenta dengan suara rendah.Kaisar, yang masih berdiri dengan tenang, hanya tersenyum tipis."Aku tahu," balasnya. "Itulah sebabnya kau di sini."
Bab 120 – Bentrokan Takdir: Kenta vs KaisarBOOM!Ledakan energi mengguncang seluruh ruang kosong yang mengelilingi mereka. Cahaya emas dan hitam bertabrakan, menciptakan gelombang kejut yang merobek dimensi, membuat celah dalam ruang waktu berkedip-kedip di sekitar mereka.Dua sosok berdiri di tengahnya.Di satu sisi, Kenta, tubuhnya diselimuti cahaya hitam keunguan, energi dari pecahan sistem yang telah ia kumpulkan selama ini mengalir liar di sekelilingnya. Napasnya berat, tubuhnya penuh luka, tetapi matanya masih membara dengan tekad yang tak tergoyahkan.Di sisi lain, Kaisar, kini telah berubah sepenuhnya. Jubah emasnya berkibar tanpa angin, sementara simbol-simbol kuno berpendar di kulitnya, menghubungkan dirinya dengan inti Wadah Sistem. Dia bukan lagi manusia biasa.Dia adalah manifestasi dari kekuatan tertinggi sistem itu sendiri."Jadi, kau benar-benar berniat melawanku sampai akhir?" K
Bab 121 – Takdir yang BerbenturanBOOOM!!!Benturan energi yang luar biasa mengguncang langit, menciptakan badai qi yang meluas hingga ke ujung cakrawala. Langit berubah merah, seolah-olah dunia itu sendiri bergetar karena pertarungan dua kekuatan tertinggi yang pernah ada.Di satu sisi, Kenta, tubuhnya diselimuti aura hitam keunguan, simbol-simbol kuno berpendar di kulitnya. Napasnya kasar, tetapi tekad di matanya tidak pernah padam.Di sisi lain, Kaisar, kini telah berubah menjadi manifestasi sempurna dari Wadah Sistem. Jubah emasnya berkibar, tubuhnya memancarkan cahaya ilahi, dan di belakangnya, lingkaran runik raksasa berputar dengan perlahan, menandakan bahwa ia telah sepenuhnya menyatu dengan esensi sistem itu sendiri.Mereka saling menatap. Tanpa peringatan. DOR!! Keduanya bergerak dalam waktu yang hampir bersamaan, tinju mereka saling bertabrakan di tengah udara, menciptakan gelombang kejut yang membuat r
Bab 121 – Bentrokan Terakhir: Takdir Sang PenguasaLangit bergetar. Ruang berderak. Udara dipenuhi dengan percikan energi, membentuk celah-celah dimensi yang berkilauan seperti kaca retak. Di tengah kekacauan itu, dua sosok berdiri berhadapan, hanya beberapa meter terpisah. Kenta, tubuhnya diliputi aura hitam keunguan, retakan energi berdenyut di kulitnya, simbol bahwa tubuhnya sedang menanggung beban kekuatan yang belum pernah ia gunakan sebelumnya. Matanya bersinar tajam, dipenuhi dengan tekad yang membara.Kaisar, wujudnya kini bukan lagi manusia biasa. Jubah emasnya berkibar dalam kekosongan, tubuhnya dilapisi cahaya suci yang menyatu dengan simbol kuno yang mengelilinginya. Dia adalah manifestasi dari sistem itu sendiri, kepingan terakhir yang telah berevolusi ke bentuk sempurna."Kau sudah mengambil keputusanmu?" suara Kaisar bergema, menggetarkan dimensi seolah-olah ia berbicara langsung ke dalam kesadaran dunia itu sendiri.Kenta menarik nap
Bab 123 – Bentrokan dan Ingatan yang TerkoyakLangit bergemuruh seolah hendak runtuh. Ruang bergetar, membentuk distorsi yang menelan segala sesuatu di sekitarnya. Setiap langkah, setiap gerakan, setiap bentrokan antara Kenta dan Kaisar menghasilkan gelombang kejut yang merobek batas dimensi.Di udara, Kenta melayang dengan aura hitam dan ungu yang membara di sekeliling tubuhnya. Napasnya terengah, tetapi tatapannya tetap tajam, penuh determinasi. Di seberang sana, Kaisar, pemilik kepingan terakhir Wadah Sistem, berdiri tegap dalam jubah emasnya yang berkibar, memegang pedang suci yang bercahaya seolah-olah menggenggam kehendak dunia itu sendiri."Jadi ini batas kekuatan yang kau capai?" Kaisar mengangkat pedangnya ke depan, tatapannya tak menunjukkan emosi. "Jika hanya ini, maka kau tidak akan pernah bisa mengalahkanku."Kenta meng
Bab 140 – Sampai JumpaKenta menatap langit malam yang dipenuhi bintang. Angin sepoi-sepoi bertiup melewati wajahnya, membawa ketenangan yang aneh. Dunia ini… dunia nyata… terasa begitu berbeda dari dunia sistem yang selama ini ia jalani.Ia sudah kembali. Segalanya sudah berakhir. Namun, entah kenapa hatinya masih terasa berat. Maya… Apakah ia benar-benar pergi? Apakah tidak ada cara lain untuk bertemu dengannya lagi? Kenta mengepalkan tangannya, lalu menghela napas panjang.“Kau terlihat seperti orang yang kehilangan sesuatu.”Sebuah suara yang familiar terdengar dari belakangnya. Kenta menoleh dan mendapati seseorang berdiri di sana, seseorang yang seharusnya tidak mungkin ada di dunia ini.Matanya melebar. “…Maya?”Maya berdiri di sana, mengenakan pakaian serba putih yang bercahaya samar di bawah sinar bulan. Wajahnya tetap seperti yang Kenta ingat, tenang, lembut, dan penuh teka-
Bab 139 – Tamat: Menerima KenyataanKenta berdiri di depan sebuah gedung tua yang terlihat tak terawat.Alamat yang tertulis di surat membawanya ke sini. Bangunan ini berada di pinggiran kota, jauh dari keramaian. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di sekitarnya, hanya cahaya redup dari lampu jalan yang sesekali berkelap-kelip.Hatinya masih dipenuhi keraguan."Apa ini jebakan?" pikirnya.Namun, jika ini adalah satu-satunya petunjuk untuk menemukan Maya atau mendapatkan jawaban tentang apa yang terjadi, ia tidak bisa mundur sekarang.Ia menarik napas dalam, lalu mendorong pintu kayu besar di hadapannya.Saat Kenta melangkah masuk, suara derit kayu memenuhi ruangan.Bangunan ini tampaknya adalah sebuah gudang lama. Debu memenuhi lantai, dan beberapa rak besi di sudut tampak berkarat.Namun, yang paling menarik perhatiannya adalah sosok seorang pria tua yang duduk di kursi kayu, tepat di tengah ruangan.Pria itu
Bab 128 – Arch Akhir: Tanpa Maya, Kenta Hanya PecundangKenta duduk di tepi tempat tidurnya, menatap kosong pada lantai kamarnya yang berantakan. Kertas-kertas catatan, botol minuman kosong, dan beberapa buku berserakan di sana. Cahaya matahari sore masuk melalui jendela, tetapi ia tidak merasa hangat sedikit pun.Sudah sebulan sejak ia kembali ke dunia nyata. Sudah sebulan sejak ia melihat sosok Maya di gang sempit itu atau lebih tepatnya, sejak ia berhalusinasi melihatnya. Kenta menarik napas panjang, lalu menghembuskannya dengan berat."Bangkitlah sekali lagi, Kenta."Kata-kata itu masih terngiang di benaknya. Tapi bagaimana caranya? Tanpa sistem, tanpa status, tanpa teknik bertarung, tanpa Maya… ia bukan siapa-siapa. Di dunia sistem, ia bisa mengalahkan lawan yang lebih kuat, menerobos batasan dirinya, dan berdiri sebagai pemain terkuat.Di dunia ini? Ia bahkan tidak bisa mendapatkan pekerjaan paruh waktu karena riwayat medisnya. S
Bab 137 – Arch Akhir: Kembali Sebagai Kenta si Pecundang di Dunia NyataBIP. BIP. BIP.Suara mesin monitor berdenting pelan di ruangan yang sunyi. Aroma antiseptik bercampur dengan udara dingin dari pendingin ruangan. Kelopak mata Kenta bergerak sedikit, lalu perlahan membuka.Seketika cahaya putih menyilaukan matanya.Ia merasakan sesuatu yang berat di tubuhnya—seperti ada beban yang tak kasat mata menekannya. Sensasi itu terasa aneh, jauh berbeda dari medan perang yang selama ini ia jalani.Kenta mencoba menggerakkan jarinya.Lambat.Lemah.Seolah-olah tubuhnya adalah milik orang lain."Dimana aku…?" gumamnya dengan suara serak.Matanya perlahan menyesuaikan diri. Ia bisa melihat langit-langit putih, ventilasi udara yang mengeluarkan suara halus, dan… tabung infus yang terhubung ke tangannya.Ini rumah sakit.Aku… kembali?Hatinya berdebar. Ia b
Bab 127 – Arch Akhir: Menempuh Jalan untuk KembaliLangit masih dipenuhi retakan dimensi yang berpendar dalam warna keemasan dan hitam. Sisa-sisa kekuatan yang bertarung di medan perang tadi kini mereda, menyisakan ketegangan yang menggantung di udara.Di tengah-tengahnya, Kenta berdiri dengan tatapan teguh, meski dalam hatinya masih ada goncangan yang tak bisa ia redam.Ia telah membuat keputusannya.Sekarang, ia hanya perlu mencari jalan untuk mewujudkannya.Maya berdiri di hadapannya, matanya yang tajam menelisik ekspresi Kenta. "Kau sudah memutuskan?"Kenta mengangguk. "Ya."Maya menghela napas, lalu melangkah mendekat. "Jika kau benar-benar ingin kembali… maka ada satu cara. Tapi aku tidak yakin kau akan menyukainya."Kenta menajamkan pandangannya. "Apa itu?"Maya terdiam sejenak sebelum akhirnya berbicara. "Sistem yang telah memulihkan dirinya sepenuhnya kini memiliki fungsi otomatis untuk mengembalika
Bab 134 – Arch Akhir: Lalu Bagaimana Caraku Kembali?Langit masih dipenuhi retakan-retakan dimensi. Pusaran energi kekacauan melayang di udara, menciptakan percikan cahaya yang terus menerus menyambar seperti petir abadi. Di tengah kehancuran yang melanda, Kenta berdiri terengah-engah, tubuhnya dipenuhi luka dan pakaiannya compang-camping.Di hadapannya, Maya menatapnya dengan ekspresi yang sulit ditebak. Mereka baru saja mengungkap kebenaran tentang sistem, tentang asal usul dunia ini, dan mengapa Kenta menjadi bagian dari semua ini.Namun, satu pertanyaan besar masih menggantung di benaknya."Lalu… bagaimana caraku kembali?"Suara Kenta terdengar serak, nyaris berbisik. Entah kenapa, setelah semua ini, pertanyaan itu baru benar-benar menghantamnya dengan kesadaran yang menyakitkan.Apa yang akan terjadi setelah semuanya berakhir?Maya menutup matanya sejenak sebelum menjawab."Itu bukan sesuatu yang mudah dijawab
Bab 134 – Pemecahan Misteri Asal Usul Sistem (Bagian 3) – Mengapa Kenta Terpilih sebagai Player?Celah besar yang terbuka di atas mereka memperlihatkan lapisan dimensi lain—cahaya keemasan yang berkilauan bersanding dengan pusaran kegelapan yang meliuk-liuk, seolah mencoba menelan satu sama lain.Kenta masih berdiri diam, mencoba mencerna semua yang baru saja terungkap.Maya adalah bagian dari sistem.Ia adalah keseimbangan, eksistensi yang tidak seharusnya ada.Dan kini, ada satu pertanyaan yang masih belum terjawab.Mengapa dirinya yang terpilih sebagai Player?Dari semua orang di dunia ini—dari sekian banyak individu yang memiliki potensi—mengapa ia, Kenta, yang harus menanggung beban ini?Maya menatapnya dengan tatapan lembut, seakan tahu apa yang sedang dipikirkannya."Kau akhirnya sampai pada pertanyaan itu, ya?" katanya pelan.Kenta mendongak, menatap Maya dengan
Bab 133 – Pemecahan Misteri Asal Usul Sistem (Bagian 2) – Siapa Maya?Langit retak.Sebuah celah menganga di atas mereka, mengungkapkan kilauan cahaya keemasan dan kegelapan pekat yang berputar seperti pusaran tak berujung.Kenta dan Maya berdiri di tengah kekosongan itu. Mereka baru saja kembali dari Gerbang Ingatan, tempat di mana mereka menyaksikan bagaimana dunia dan Wadah Sistem tercipta. Namun, masih ada pertanyaan besar yang belum terjawab.Siapa Maya sebenarnya?Kenta menoleh ke arah Maya, yang berdiri dalam diam, wajahnya sulit dibaca. Sejak awal perjalanannya, Maya selalu berada di sisinya, terkadang sebagai sekutu, terkadang sebagai musuh. Namun, dalam ingatan yang mereka lihat tadi, Maya sama sekali tidak muncul.Itu tidak masuk akal. Jika Maya adalah bagian dari Wadah Sistem, seharusnya ada petunjuk tentang keberadaannya dalam sejarah itu.“Maya…” Kenta akhirnya berbicara, suaranya terdengar
Bab 132 – Pemecahan Misteri Asal Usul Sistem (Bagian 1)Langit yang semula dipenuhi kilatan cahaya akibat pertarungan dahsyat mulai meredup, menyisakan langit kelam yang perlahan kembali tenang. Kenta berdiri di tengah reruntuhan, napasnya terengah-engah sementara tubuhnya dipenuhi luka. Maya, yang berdiri tak jauh darinya, juga dalam kondisi serupa.Keduanya selamat… untuk saat ini.Namun, perasaan ganjil menyelimuti udara. Seakan ada sesuatu yang belum berakhir.Kenta menatap ke langit, dan untuk sesaat, ia merasa seperti dunia ini berbicara padanya.“Warisan yang kau kejar… kini tinggal satu misteri terakhir.”Seketika, kesadaran Kenta terguncang. Suara itu—ia pernah mendengarnya sebelumnya, dalam mimpi-mimpi samar yang terus menghantuinya.Maya berjalan mendekat, matanya menyorot keprihatinan. “Kau merasakannya juga, bukan?”Kenta mengangg